Anda di halaman 1dari 2

1. Mengapa Perundang-Undangan Menjadi Sumber Hukum Formil Utama dalam Administrasi Negara?

Perundang-undangan memegang peran krusial sebagai sumber hukum formil utama dalam administrasi
negara (HAN) di Indonesia karena beberapa alasan berikut:

 Landasan Konstitusional: UUD 1945, khususnya Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 33 ayat (3),
menegaskan peran sentral perundang-undangan dalam mengatur penyelenggaraan
pemerintahan dan pengelolaan sumber daya negara.
 Kepastian Hukum: Perundang-undangan tertulis menyediakan aturan yang jelas, tegas, dan
terstruktur, sehingga memberikan kepastian hukum bagi seluruh pihak yang terlibat dalam
administrasi negara, baik bagi aparatur negara maupun bagi masyarakat.
 Efisiensi dan Efektivitas: Perundang-undangan memungkinkan standarisasi dan harmonisasi
penyelenggaraan administrasi negara di seluruh wilayah Indonesia, sehingga meningkatkan
efisiensi dan efektivitas birokrasi.
 Akuntabilitas dan Transparansi: Perundang-undangan menjadi alat kontrol dan evaluasi kinerja
aparatur negara, sehingga mendorong akuntabilitas dan transparansi dalam penyelenggaraan
administrasi negara.
 Dinamika dan Adaptasi: Perundang-undangan dapat diubah dan diperbaharui sesuai dengan
perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat, sehingga memungkinkan administrasi negara
untuk beradaptasi dengan dinamika sosial, politik, dan ekonomi.

2. Urutan Hirarki Perundang-Undangan di Indonesia

Menurut Pasal 7 ayat (1) dan (2) UUD 1945, hierarki perundang-undangan di Indonesia disusun sebagai
berikut:

1. UUD 1945: Merupakan hukum dasar negara yang memiliki kekuatan hukum tertinggi dan
menjadi sumber hukum bagi semua peraturan perundang-undangan di bawahnya.
2. Ketetapan MPR: Dibuat oleh MPR sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat dan memiliki
kedudukan di bawah UUD 1945.
3. Undang-Undang: Dibuat oleh DPR dan Presiden secara bersama-sama, dan wajib selaras dengan
UUD 1945 dan Ketetapan MPR.
4. Peraturan Pemerintah: Dibuat oleh Presiden atas usul dari menteri-menteri terkait, dan wajib
selaras dengan UUD 1945, Ketetapan MPR, dan UU.
5. Peraturan Menteri: Dibuat oleh menteri dalam ruang lingkup tugasnya, dan wajib selaras
dengan UUD 1945, Ketetapan MPR, UU, dan PP.
6. Peraturan Daerah: Dibuat oleh DPRD provinsi dan kabupaten/kota dalam ruang lingkup
kewenangannya, dan wajib selaras dengan UUD 1945, Ketetapan MPR, UU, PP, dan Permen.
Sumber:

 ADPU4332.207 Hukum Administrasi Negara


 [https://www.hukumonline.com/berita/a/hierarki-peraturan-perundang-undangan-hingga-
proses-pembentukan-undang-undang-di-indonesia-lt6594e522adc20/](https://
www.hukumonline.com/berita/a/hierarki-peraturan-perundang-undangan-hingga-proses-
pembentukan-undang-undang-di-indonesia-lt6594e522adc20/)
 [https://rektorat.ums.ac.id/peraturan-peraturan/](https://rektorat.ums.ac.id/peraturan-
peraturan/)
 [https://repository.ut.ac.id/3974/1/ADPU4332-M1.pdf](https://repository.ut.ac.id/3974/1/
ADPU4332-M1.pdf)

Anda mungkin juga menyukai