Anda di halaman 1dari 2

Nama Kelompok:

Robiatul Adawiyah : 7000235519


Sulthon Naquein : 7000207520
Tulus Priyo Jatmikko : 7000217823
1. Cara melakukan asesmen terhadap keadaan Rika:
Pada kasus Rika, hal pertama yang harus dilakukan Guru dalam melakukan asesmen
ialah mempertimbangkan tahapan perkembangan peserta didik. Jika dilihat dari tahap
perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget,Rika yang berusia 10 tahun
termasuk dalam tahapan perkembangan operasional konkret. Pada tahap ini, peserta didik
sudah mampu memecahkan masalah dan berpikir logis,namun masih perlu bimbingan orang
dewasa. Selain itu, pada tahap ini anak sudah mampu mengingat ukuran, panjang atau
jumlah benda. Sebagai contoh, jika Guru memberikan pertanyaan mengenai penjumlahan
matematika, Guru dapat memberikan soal dengan visualisasi banyaknya buah apel, permen
atau sejenisnya. Adapun contoh lain ketika Guru memberikan pembelajaran IPA pada
materi terkait gaya, guru dapat menunjukkan kegiatan yang berhubungan dengan gaya
seperti mendorong meja, menjatuhkan pensil ataupun lainnya.
Untuk mnegetahui apakah Rika sudah sesuai dengan tahap perkembangannya, maka Guru
dapat melakukan asesmen yaitu asesmen awal diagnostik kognitif dan non-kognitif untuk
mengetahui kebutuhan belajar, kondisi dan karakter Rika. Melalui asesmen kognitif, maka
akan terlihat capaian kompetensi Rika. Sedangkan asesmen non-kognitif bertujuan untuk
mengetahui dan memahami kondisi kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa, aktivitas
siswa selama belajar dirumah, gaya belajar siswa, pergaulan siswa dan juga kondisi keluarga
siswa.
2. Jenis Asesmen yang akan diberikan kepada peserta didik seperti Rika dan alasan
pertimbangannya
Jenis asesmen yang akan Kami berikan pada peserta didik tersebut ialah asesmen formatif.
Mengapa demikian?
1) Karena didalam asesmen formatif terdapat yang namanya asesmen awal atau diagnostik.
Asesmen diagnostik ini bertujuan untuk mengetahui capaian dan kesiapan peserta didik
untuk menerima pembelajaran. Asesmen diagnostik ini juga terbagi menjadi dua yaitu
kognitif dan non-kognitif . Keduanya digunakan untuk mengetahui kebutuhan belajar,
kondisi dan karakter peserta didik seperti yang dialami Rika, Jika Ia diberikan tugas dan
ulangan secara lisan, Ia dapat menjawabnya. Nah, itulah sebenarnya fungsi asesmen
diagnostik ini selain untuk mengetahui kesiapan belajar peserta didik menerima
pembelajaran, asesmen ini juga memperlihatkan kebutuhan belajar peserta didik seperti
Rika yang ternyata gaya belajarnya ialah auditori maka Ia akan mudah menerima dan
menjawab pertanyaan jika diberikan secara lisan.
2) Asesmen formatif digunakan selama proses pembelajaran, jadi bukan hanya
memberikan penilaian kepada peserta didik, tetapi Guru juga melihat dan memonitor
perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu,apakah peserta didik sudah mampu
mencapai kompetensi yang diharapkan dibanding kondisi awal. Selain itu, dengan
adanya asesmen formatif, Guru dapat melakukan evaluasi, refleksi dan memperbaiki
proses pembelajaran. Dengankata lain, asesmen formatif dapat menjadi feed back atau
umpan balik bagi Guru dan peserta didikuntuk mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajaran (Capaian kompetensi yang dimiliki peserta didik).
3. Kesimpulan yang dapat ditarik dari asesmen yang dirancang & dilakukan:
Menurut Kami, adanya asesmen formatif baik di awal maupun selama proses
pembelajaran berlangsung yang telah kami rancang, kami memahami bahwa peserta didik
adalah makhluk yang unik dan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Sehingga dalam
pembelajaran ini, Guru harus mempertimbangkan semua kebutuhan peserta didik tersebut
guna tercapaianya tujuan pembelajaran. Guru juga harus memfasilitasi peserta didik sesuai
dengan minat dan gaya belajar agar peserta didik merasa bahagia, merdeka dan selamat.
Guru juga harus memahami bahwa asesmen bukan hanya memberikan penilaian, tetapi juga
harus melihat proses belajar peserta didik untuk mencapai kompetensi yang harus mereka
kuasai.

Anda mungkin juga menyukai