Anda di halaman 1dari 3

A.

Aturan Jam Kerja Bagi Karyawan

Aturan jam kerja di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 13


Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Pemerintah Nomor 35 pasal
21 ayat (2) Tahun 2021 yang mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan
ketentuan jam kerja. Berdasarkan undang-undang tersebut, aturan jam kerja yang
berlaku ialah:

a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk
6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau
b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu
untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.1

Berbeda dengan ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat


(2), peraturan ini tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu. Dalam
pasal 23 dijelaskan bahwa perusahaan pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu
dapat menerapkan waktu kerja yang kurang atau lebih dari ketentuan dalam pasal
21 ayat (2) jika mempunyai karakteristik

a. Penyelesaian pekerjaan kurang dari 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan kurang
dari 35 (tiga puluh lima) jam 1 (satu) minggu;
b. waktu kerja fleksibel; atau
c. pekerjaan dapat dilakukan di luar lokasi kerja2.

Dan Perusahaan pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu yang


menerapkan waktu kerja lebih dari ketentuan, pelaksanaannya sesuai dengan
ketentuan waktu kerja yang telah ditetapkan oleh Menteri. Pelaksanaan jam kerja
bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan
Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama.

1
“UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan [JDIH BPK RI],” diakses pada 28 April 2023,
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/43013.

2
“PP No. 35 Tahun 2021 Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja [JDIH BPK RI],” diakses pada 28 April 2023,
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/161904/pp-no-35-tahun-2021.
Aturan jam kerja juga harus memperhatikan hak-hak karyawan, termasuk
hak untuk beristirahat dan mendapatkan waktu libur. Waktu istirahat tidak
termasuk ke dalam jam kerja. Dalam pasal 79 ayat (2) huruf a Undang – Undang
Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 menegaskan bahwa perusahaan harus
memberikan waktu istirahat antara jam kerja. Waktu istirahat yang diatur dalam
pasal 79 ayat (2) sebagai berikut:

a. Istirahat antara jam kerja, sekurang kurangnya setengah jam setelah


bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut
tidak termasuk jam kerja;
b. Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;3

Daftar Pustaka

3
“UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan [JDIH BPK RI],” diakses pada 28 April 2023,
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/43013.
“UU No. 13 Tahun 203 Tentang Ketenagakerjaan [JDIH BPK RI].” Diakses pada
28 April 2023. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/43013.

“PP No. 35 Tahun 2021 Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya,
Waktu Kerja Dan Waktu Istirahat, Dan Pemutusan Hubungan Kerja [JDIH
BPK RI].” Diakses pada 28 April 2023.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/161904/pp-no-35-tahun-2021.

Galuh Retno Oktavyanti

11210480000049

Anda mungkin juga menyukai