a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk
6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau
b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu
untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.1
a. Penyelesaian pekerjaan kurang dari 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan kurang
dari 35 (tiga puluh lima) jam 1 (satu) minggu;
b. waktu kerja fleksibel; atau
c. pekerjaan dapat dilakukan di luar lokasi kerja2.
1
“UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan [JDIH BPK RI],” diakses pada 28 April 2023,
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/43013.
2
“PP No. 35 Tahun 2021 Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja [JDIH BPK RI],” diakses pada 28 April 2023,
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/161904/pp-no-35-tahun-2021.
Aturan jam kerja juga harus memperhatikan hak-hak karyawan, termasuk
hak untuk beristirahat dan mendapatkan waktu libur. Waktu istirahat tidak
termasuk ke dalam jam kerja. Dalam pasal 79 ayat (2) huruf a Undang – Undang
Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 menegaskan bahwa perusahaan harus
memberikan waktu istirahat antara jam kerja. Waktu istirahat yang diatur dalam
pasal 79 ayat (2) sebagai berikut:
Daftar Pustaka
3
“UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan [JDIH BPK RI],” diakses pada 28 April 2023,
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/43013.
“UU No. 13 Tahun 203 Tentang Ketenagakerjaan [JDIH BPK RI].” Diakses pada
28 April 2023. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/43013.
“PP No. 35 Tahun 2021 Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya,
Waktu Kerja Dan Waktu Istirahat, Dan Pemutusan Hubungan Kerja [JDIH
BPK RI].” Diakses pada 28 April 2023.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/161904/pp-no-35-tahun-2021.
11210480000049