Anda di halaman 1dari 46

PERSPEKTIF TEOLOGIS PAULUS TENTANG KEMERDEKAAN

KRISTEN BERDASARKAN GALATIA 5:1-15

Mersilina Ndruru
Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta
Teologi
2017202016
mersilinanias@gmail.com.
ABSTRAK
Kemerdekaan Kristen merupakan sebuah kemerdekaan yang diperoleh berdasarkan
kasih karunia Allah yang tidak melibatkan campur tangan manusia. Dalam menjalani
kemerdekaan yang diperoleh melalui anugerah Allah kadangkala manusia lalai dan
menyalahgunakan kemerdekaan yang diperolehnya dengan melakukan berbagai hal yang
tidak berdasarkan pada kehendak Allah melainkan berdasarkan kepada kehendaknya
sendiri, sehingga hal ini tentunya menyakiti hati Tuhan. Idealnya kemerdekaan yang
diperoleh melalui anugrah Allah digunakan untuk melayani Allah, hidup dalam cinta kasih
serta semuanya bertujuan untuk memuliakan Dia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan (1) Menjelaskan analisis latar
belakang Galatia 5:1-15 secara keseluruhan, (2) Menjelaskan perspektif teologis Paulus
tentang kemerdekaan Kristen berdasarkan Galatia5:1-15, (3) Menjelaskan pemahaman
orang percaya masa kini tentang kemerdekaan Kristen. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksegesis yang berarti suatu penjelasan, eksposisi, dan
interprestasi Alkitab. Sebagai hasil bahwa orang percaya dapat memahami tentang
kemerdekaan Kristen yang sesungguhnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
pemahaman terhadap kemerdekaan Kristen yang sesungguhnya terhadap kebenaran Firman
Tuhan.

Kata Kunci: Kemerdekaan, iman, kasih.


Dosen Pembimbing: Dr. Yeremia Hia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDU

L
PERSPEKTIF TEOLOGIS PAULUS TENTANG KEMERDEKAAN
KRISTEN BERDASARKAN GALATIA 5:1-15...........................................i
ABSTRAK.........................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................4
BAB II...............................................................................................................5
ANALISA LATAR BELAKANG GALATIA 5:1-15...................................5
SECARA KESELURUHAN...........................................................................5
Latar Belakang Surat Galatia 5:1-15....................................................................................5
BAB III..............................................................................................................5
PERSPEKTIF TEOLOGIS PAULUS TENTANG KEMERDEKAAN
KRISTEN BERDASARKAN GALATIA, 5:1-15.........................................5
A. Analisa Teks Galatia 5:1-15..........................................................................................6
1. Teks dan Relasinya dengan Terjemahan..............................................................6
2. Kesatuan Teks Terkecil.......................................................................................13
B. Analisa Konteks Galatia 5:1-15..................................................................................14
Konteks Dekat...........................................................................................................14
Konteks Jauh.............................................................................................................14
C. Perspektif Teologis Paulus Tentang Kemerdekaan Kristen Berdasarkan Galatia, 5:1-
15 16
1. Makna kemerdekaan bagi orang percaya..........................................................16
2. Relasi Taurat dengan Kemerdekaan Kristen Galatia 5:1-15...............................33
BAB IV............................................................................................................36
IMPLIKASINYA BAGI PEMAHAMAN ORANG PERCAYA MASA
KINI TENTANG KEMERDEKAAN KRISTEN.......................................36
1. Menyadari kemerdekaan Kristen yang sesungguhnya.......................................36
2. Mengakui pembenaran melalui karya Kristus....................................................36

ii
3. Meresponi kemerdekaan yang diberikan oleh Kristus.......................................36

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai orang percaya perlu menyadari bahwa Allah sendiri yang telah
memerdekakan manusia dan sebagai orang merdeka seyogianya menjauhkan diri dari
kesenangan dunia dan hidup benar di hadapan Tuhan, karena telah dimerdekakan dalam
Kristus yang telah mati dikayu salib. Kemerdekaan Kristen hendaknya dipergunakan oleh
orang percaya dengan cara hidup semakin dekat dengan Tuhan. Namun, pada kenyataannya
seperti yang dikemukakan oleh Barclay bahwa “ada yang menyalahgunakan
kemerdekaannya untuk melakukan dosa dan untuk meyelubungi kejahatan-kejahatan
mereka”.1 Zaman sekarang banyak orang yang melakukan perbuatan yang tidak dihendaki
oleh Tuhan, mereka menyalahgunakan kebebasan itu atas nama kemerdekaan yang
diperoleh. Kebebasan yang didapatkan disalahtafsirkan; mereka menggunakan
kemerdekaan untuk kebebasan dan berbuat dosa. Ada keinginan untuk mendapatkan
keuntungan, dan meningkatkan kenikmatan atau reputasi. Banyak orang percaya yang
sudah dimerdekakan tetapi tidak menggunakan kemerdekaan itu untuk bertumbuh atau
menjadi lebih baik.0
Dalam situasi masa kini tidak dapat dipungkiri bahwa, masih banyak orang kristen
yang belum sungguh-sungguh meninggalkan kehidupan yang lama yaitu kehidupan yang
penuh dengan dosa dan tidak mengenakan kehidupan yang baru di dalam Kristus. 0 Dalam
meresponi kemerdekaan yang diperoleh, maka kemerdekaan yang telah manusia terima
jangan diubah menjadi kebebasan bagi daging untuk memuaskan keinginan daging tetapi
sebagai orang percaya pada dasarnya menerapkan kemerdekaan itu untuk malayani seorang
akan yang lain oleh kasih. Namun kenyataanya, masih ada orang Kristen yang tidak
mengaplikasikan kemerdekaan itu dalam kehidupanya hari lepas hari yaitu saling melayani
satu dengan yang lain dalam kasih Kristus. Orang percaya dapat melihat perspektif atau
ajaran Paulus yang membawa mereka keluar dari perbudakan yang didapatkan dari Taurat,
sehingga Paulus mau mereka menerima setiap ajarannya (4:8-20). 0 Jemaat di Galatia tidak
dengan sungguh-sungguh hidup sesuai dengan Injil yang telah Paulus sampaikan dalam
jemaat ini, mereka masih taat pada hukum Taurat, yang dimana hukum Taurat tidak lagi
mereka harus taat sebenarnya karena mereka telah hidup di bawah hukum kasih Allah. Hal
ini menunjukkan orang-orang percaya masih belum memahami dengan benar kemerdekaan
dalam Kristus yang sesungguhnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merasa penting untuk melakukan
penelitian tentang kemerdekaan Kristen. Penelitian ini difokuskan pada perspektif teologis
Paulus terhadap kemerdekaan Kristen berdasarkan Galatia 5:1-15.
B. Rumusan Masalah
1
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari, ed. Yani Miliandi Rengkung (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2010), 329.
0
Nurnilam Sarumaha, “Pengudusan Progresif Orang Percaya Menurut 1 Yohanes 1:9,” Jurnal
Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 5, No.1 Nomer Issue (April 2019): 8.
0
Hengki Wijaya, “Pengenaan Manusia Baru Di Dalam Kristus: Natur, Proses, Dan Fakta Serta
Implikasi Teologis Dan Praktisnya,” JURNAL JAFRAY 14, No 1 Nomer Issue (April 2016): 110.
0
D.A. Carson & Douglas J .Moo, An Introduction To The New Testament (Gandum Mas, 2005),
526.

4
1. Bagaimanakah analisa latar belakang Galatia 5:1-15 secara keseluruhan?
2. Bagaimanakah perspektif teologis Paulus tentang kemerdekaan Kristen berdasarkan
Galatia5:1-15?
3. Bagaimanakah implikasinya bagi pemahaman orang percaya masa kini tentang
kemerdekaan Kristen?

BAB II
ANALISA LATAR BELAKANG GALATIA 5:1-15
SECARA KESELURUHAN

A. Latar Belakang Surat Galatia 5:1-15


1. Penulis dan penerima
Bukti internal menunjukan bahwa surat Galatia ini ditulis oleh Rasul Paulus
(Gal.1:1) yang kemungkinan ditulis sewaktu di Antiokhia. Problem yang muncul adalah
tentang siapa penerima surat ini. Kecenderungan ke suatu waktu penulisan, dengan
sendirinya membawa serta suatu keputusan dalam soal, siapakah penerima surat Galatia ini.
Jika surat ini ditulis sebelum perjalan kedua, maka mustahil dapat dialamatkan kepada
orang-orang Galatia asli di wilayah Asia kecil sebab, Paulus belum sampai ke sana. Jadi,
penerimanya adalah jemaat-jemaat di Galatia antara lain Listra, Derbe, Ikonium (Lih.
Kis.13-14).0
2. Tempat dan tahun penulisan
Paulus menulis surat ini bertempat di Antiokhia, dimana tidak lama sebelum sidang
di Yerusalem kira-kira tahun 48 M sebelum perjalanan kedua dan surat ini termasuk surat
tertua dalam Perjanjian Baru.
3. Tujuan penulisan
Dalam penulisan surat Galatia ini tentunya mempunyai tujuan utama Rasul Paulus
di jemaat Galatia, untuk memberikan pemandangan bagaiamana iman yang sesungguhnya
kepada Tuhan. Paulus menganggap perlu prinsip itu karena, mendengar mereka sedang
diperhadapkan dengan ajaran-ajaran sesat. Paulus segera menyadari bahwa orang yang
bertobat oleh pemberitaannya itu kini sedang melupakan cara hidup Kristen, dan dia segera
menulis untuk memperbaiki situasi tersebut.0

BAB III
0
Duyverman, Pembimbing Ke Dalam Perjanjian Baru, ed. Yani M. Rengkung, 26th ed. (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2018), 119.
0
Adi Putra, “Kajian Biblika Terhadap Makna ‘Ta Stigmata Tou Iesou’ Dalam Galatia 6:17 The
Biblical Study of the Meaning ‘Ta Stigmata Tou Iesou’ in Galatians 6:17,” Jurnal Ilmiah Teologi,
Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan (2020): 3.

5
PERSPEKTIF TEOLOGIS PAULUS TENTANG KEMERDEKAAN
KRISTEN BERDASARKAN GALATIA, 5:1-15

A. ANALISA TEKS GALATIA 5:1-15


Dalam pembahasan analisa teks Galatia 5:1-15 ada beberapa pokok yang akan
dijelaskan; teks dan terjemahan, kesatuan teks terkecil dan struktur teks Galatia 5:1-15.

1. Teks dan Relasinya dengan Terjemahan


Pada bagian ini akan menjelaskan tentang teks Yunani yang dipakai dan juga
perbandingan terjemahan; TB LAI, BIS, King James Version, NIV, RSV. Tujuan dari
uraian ini adalah untuk memberikan perhatian secara lebih mendalam terhadap teks dan
terjemahan Galatia 5:1-15 sehingga mendapatkan gambaran umum tentang teks Yunani dan
terjemahannya.
a. Teks Yunani Galatia 5:1-15
5:1 00
0
 000

 
000
 
0
 (eleutheria) artinya “kebebasan, kemerdekaan” noun dative
feminine singular common from evleuqeri,a
0
(eleutheroό) artinya “membebaskan, memerdekakan” verb
indicative aorist active 3rd person singular from evleuqero,w......
0
(douleia) kata benda datif maskulin tunggal umum dari 
0
(ide) artinya “lihatlah, inilah, itulah, disini, dengarlah”. verb imperative aorist
active 2nd person singular. modus imperatif dari , artinya “melihat, menyadari,
memperhatikan, mempertimbangkan, mengalami, mengujungi, membicarakan” yang
dipakai sebagai interjeksi.
0
 (peritemnό) artinya “menyunatkan” verb subjunctive present
passive 2nd person plural from 
0
 (Khristos) artinya “Kristus, Mesias”. noun nominative masculine
singular from .... kata ini berarti Dia yang telah diurapi. Kata Kristus merupakan
terjemahan Bahasa Yunani untuk kata Mesias di Bahasa Ibrani dan Aram. Kristus adalah
nama diri Tuhan Yesus, sedangkan Mesias adalah sebutan kehormatan.
0
 (holos) artinya “utuh, seluruh, semua, genap, sepanjang”, adjective
accusative masculine singular no degree from 

6
0

 0000

 
0
 0

 0
 0
0
 (nomon) artinya “hukum; kaidah; peraturan;” dalam Galatia 3:24
adalah “paedagogos” artinya sebagai penuntun atau yang mengarahkan.
0
 (poieό) artinya “melakukan, membuat, mencipta, menyebabkan,
menghasilkan, bertindak, berlaku, berbuat, merayakan, mulai, mengadakan, menjadikan,
bekerja, berusaha, mengeluarkan, membawa, menetapkan, memakai, tinggal, berada,
menunjukkan, menganggap, mendapat” verb I nfinitive aorist active from 
0
ca,ritoj (kharis) artinya “anugerah, pemberian, kemurahan hati, senang,
keramahan, syukur, pahala, faedah, tindakan, bersahabat, hal yang patut dipuji” noun
genitive feminine singular from ca,rij
0
pneu,mati (pneuma) artinya “napas, angin, roh, Roh, sikap, semangat” noun dative
neuter singular common from pneu/ma

0
pi,stewj (pistis) artinya “kepercayaan, iman, kesetiaan, agama,ajaran yang diimani,
janji, bukti” noun genitive feminine singular common from pi,stij
0
evlpi,da (elpis) artinya “harapan berarti suatu keyakinan, apa yang diharapkan,
atau alasan untuk berharap” noun accusative feminine singular common from evlpi,j
0
dikaiosu,nhj (dikaiosne) artinya “keadilan, kesalehan, ketentuan Allah,
pembenaran, apa yang benar, (di depan Allah); status atau hubungan yang benar, kewajiban
agama, pendermaan, kebajikan” noun genitive feminine singular from dikaiosu,nh
0
avga,phj (agape) artinya “kasih, perjamuan kasih” noun genitive feminine singular
common from avga,ph

0
avlhqei,a (eletheia) artinya “kebenaran, kejujuran” noun dative feminine singular
common from avlh,qeia kebenaran dapat menunjuk ajaran Kristen, apa yang sebenarnya
sifat yang dapat dipercayai, atau sesuatu yang sungguh-sungguh ada.
0
kalou/ntoj artinya “memanggil, menamai, mengundang, memanggil datang,
memanggil berkumpul, memanggil (seseorang untuk satu tugas)”. kalou/ntoj verb participle
present active genitive masculine singular from kale,w
0
zu,mh artinya ragi. zu,mh noun nominative feminine singular common from zu,mh

7
 
0
 00
0
 
 
00

 
0000

0
kri,ma (krima) artinya “penghakiman, perkara hukum, kuasa untuk menghakimi,
vonis, keputusan, hukuman, pemisahan, kesimpulan” noun accusative neuter singular common
from kri,ma
0
peritomh.n (peritome) artinya “upacara sunat, keadaan bersunat, golongan yang
bersunat tau orang yang bersunat” noun accusative feminine singular common from peritomh,
0
diw,komai (diok`o`) artinya “mengejar, berlari, menganiaya, mengusir, mencari”
verb indicative present passive 1st person singular from diw,kw

0
staurou/ (stauros) artinya “salib” noun genitive masculine singular common from
stauro,j alat hukuman mati zaman itu. Ia menjadi simbol penderitaan dan kematian bagi
orang Kristen. Salib Kristus adalah salah satu butir terpenting dalam iman kekristenan.
0
avformh.n (aphorme) artinya “kesempatan, alasan” noun accusative feminine singular
common from avformh,

0
sarki (sarks) artinya “daging, tubuh, manusia, manusia (yang berdarah dan
berdaging), tubuh (yang di dunia), tubuh (yang dikuasai dosa), jasmani, bangsa, ukuran
manusia” noun dative feminine singular common from sa,rx
0
avgaph,seij (agapao) artinya “mengasihi, menunjukan kasih, menyukai” verb
indicative future active 2nd person singular from avgapa,w
0
plhsi,on (plesion) artinya “dekat, tetangga, sesama, sesama bangsa” adverb from
plhsi,on
0
sou (soa) artinya “engkau, mu, kamu, sendiri” pronoun personal genitive singular from
su, pronomina persona, kategori jumlah singularis, kasus nominatif.
0
seauto,Nå (seautou) artinya “dirimu,dirimu sendiri” pronoun reflexive accusative
masculine singular from seautou/

8
 0000000
0

b. Analisa dan penilaian perbandingan terjemahan Galatia 5:1-15

TB LAI BIS KJV NIV RSV


1 1 1 1 1
Supaya kita Kita sekarang Stand fast It is for For freedom
sungguh- bebas, sebab therefore in the freedom that Christ has set us
Kristus sudah liberty Christ has set free; stand fast
sungguh wherewith
membebaskan us free. Stand therefore, and do
merdeka, kita! Sebab itu Christ hath firm, then, and not submit again
Kristus telah pertahankanlah made us free, do not let to a yoke of
memerdekakan kebebasanmu, and be not yourselves be slavery.
kita. Karena itu dan jangan mau entangled burdened
diperhamba lagi. again with the again by a
berdirilah teguh yoke of yoke of
dan jangan mau bondage. slavery.
lagi dikenakan
kuk
perhambaan.
0
eiv artinya “jika, karena, bahwa, apakah, umpamanya” conjunction subordinating
from eiv

0
avllh,louj artinya “satu sama lain, saling” pronoun reciprocal accusative masculine
plural from avllh,lwn

0
da,knete artinya “menggigit” verb indicative present active 2nd person plural from
da,knw

katesqi,ete artinya “memakan habis, menelan, membinasakan, merampas,


0

mengambil keuntungan” verb indicative present active 2nd person plural from katesqi,w

ble,pete artinya “melihat, dapat melihat, mewaspadai, memperhatikan, merasakan,


0

sadar, ingat, berusaha, menghadap” verb imperative present active 2nd person plural from
ble,pw
0
mh. Artinya “tidak, jangan, supaya jangan, apakah, mungkin, jangan lagi” particle
or disj part other from mh,

u`pV artinya “oleh, karena, di bawah, ke bawah, di (tangan), di bawah (kekuasaan,


0

perintah, dll.), kira-kira” preposition genitive from u`po,

avnalwqh/te artinya “membinasakan” verb subjunctive aorist passive 2nd person plural
0

from avnali,skw

9
2 2 2 2 2
Sesungguhnya, Ingat, kalau Behold, I Paul Mark my Now I, Paul,
aku, Paulus, kalian minta say unto you, words! I, Paul, say to you that if
berkata disunat, itu that if ye be tell you that if you receive
berarti Kristus circumcised, you let circumcision,
kepadamu: tidak ada Christ shall yourselves be Christ will be of
jikalau kamu gunanya bagimu. profit you circumcised, no advantage to
menyunatkan Yang nothing. Christ will be of you.
dirimu, Kristus mengatakan ini no value to you
sama sekali adalah saya at all.
sendiri, Paulus.
tidak akan
berguna
bagimu.
3 3 3 3 3
Sekali lagi aku Sekali lagi saya For I testify Again I I testify again to
katakan kepada memberi again to every declare to every man who
setiap orang peringatan man that is every man who receives
kepada orang circumcised, lets himself be circumcision that
yang yang minta that he is a circumcised he is bound to
menyunatkan disunat, bahwa debtor to do that he is keep the whole
dirinya, bahwa ia wajib the whole law. obligated to law.
ia wajib menjalankan obey the whole
melakukan seluruh hukum law.
agama!
seluruh Hukum
Taurat.
4 4 4 4 4
Kamu lepas Kalau kalian Christ is You who are You are
dari kristus, berusaha berbaik become of no trying to be severed from
dengan Allah effect unto you, justified by law Christ, you who
jikalau kamu whosoever of
melalui hukum have been would be
mengharapkan agama, itu you are alienated from justified by the
kebenaran oleh berarti justified by the Christ; you law; you have
Hukum Taurat; hubunganmu law; ye are have fallen fallen away from
kamu hidup dengan Kristus fallen from away from grace.
sudah putus. grace. grace.
5diluar kasih
Dengan
karunia. demikian kalian
hidup di luar
lingkungan
rahmat Allah.
5 5 5 5 5
Sebab oleh Tetapi bagi For we But by faith For through the
Roh, dan karena kami, kami through the we eagerly Spirit, by faith,
iman, kita berharap bahwa Spirit wait for await through we wait for the
dengan the hope of the Spirit the hope of
menantikan pertolongan Roh righteousness righteousness righteousness.
kebenaran yang Allah dan by faith. for which we
kita harapkan. berdasarkan hope.
percaya kami
kepada Kristus,
Allah
memungkinkan
kami berbaik
dengan Dia.

10
6 6 6 6 6
Sebab bagi Sebab kalau For in Jesus For in Christ For in Christ
orang-orang kita sudah Christ neither Jesus neither Jesus neither
yang ada di bersatu dengan circumcision circumcision circumcision nor
Kristus Yesus, availeth any nor uncircumcision is
dalam Kristus hal menuruti atau thing, nor uncircumcision of any avail, but
Yesus hal tidak menuruti uncircumcision has any value. faith working
bersunat atau peraturan sunat ; but faith The only thing through love.
tidak bersunat tidak menjadi which worketh that counts is
tidak soal lagi. Yang by love. faith
penting hanyalah expressing
mempunyai percaya kepada itself through
sesuatu arti, Kristus, dan itu love.
hanya iman nyata dalam
yang bekerja kasih kita kepada
oleh kasih. orang lain.
7 7 7 7 7
Dahulu kamu Dahulu kalian Ye did run You were You were
berlomba berjuang dengan well; who did running a good running well;
dengan baik. baik! Sekarang hinder you that race. Who cut who hindered
mengapa kalian ye should not in on you and you from
Siapakah yang tidak taat lagi obey the truth? kept you from obeying the
menghalang- kepada kemauan obeying the truth?
halangi kamu, Allah? Siapa truth?
sehingga kamu sudah membujuk
tidak menuruti kalian?
kebenaran lagi?
8 8 8 8 8
Ajakan untuk Pasti yang This That kind of This
tidak melakukan itu persuasion persuasion persuasion is not
menurutinya bukanlah Allah cometh not of does not come from him who
yang sudah him that calleth from the one calls you.
lagi bukan memanggil you who calls you.
datang dari Dia, kalian!
yang
memanggil
kamu.
9 9 9 9 9
Sedikit ragi "Ragi yang A little leaven "A little yeast A little leaven
sudah sedikit akan leaveneth the works through leavens the
mengkhamirkan mengembangkan whole lump. the whole whole lump.
seluruh adonan," batch of
seluruh adonan. kata orang. dough."

10 10 10 10 10
Dalam Tuhan Meskipun I have I am I have
aku yakin begitu saya confidence in confident in the confidence in the
tentang kamu, masih percaya you through Lord that you Lord that you will
bahwa kalian the Lord, that will take no take no other
bahwa kamu tidak akan ye will be none other view. The view than mine;
tidak menganut otherwise one who is and he who is
mempunyai pendirian lain, minded: but he throwing you troubling you will
pendirian lain sebab kita sudah that troubleth into confusion bear his
dari pada bersatu dengan you shall bear will pay the judgment,
Kristus. Dan his judgment, penalty, whoever he is.

11
pendirian ini. saya yakin whosoever he whoever he
Tetapi barang- bahwa siapa pun be. may be.
yang
siapa yang mengacaukan
mengacaukan pikiranmu, akan
kamu, ia akan dihukum Allah.
menanggung
hukumannya,
siapapun dia.
11 11 11 11 11
Dan lagi aku Mengenai And I, Brothers, if I But if I,
ini, saudara- saya, Saudara- brethren, if I am still brethren, still
saudara, jikalau saudara, yet preach preaching preach
mengapa saya circumcision, circumcision, circumcision,
aku masih terus saja why do I yet why am I still why am I still
memberitakan dimusuhi kalau suffer being persecuted? In
sunat, saya masih persecution? persecuted? In that case the
mengapakah memberitakan then is the that case the stumbling block
aku masih bahwa peraturan offence of the offense of the of the cross has
sunat itu perlu? cross ceased. cross has been been removed.
dianiaya juga? Kalau saya abolished
Sebab kalau memang
demikian, salib memberitakan
bukan batu demikian, maka
sandungan lagi. pemberitaan
saya mengenai
salib Kristus
tidak
menimbulkan
persoalan.

12 12 12 12 12
Baiklah Lebih baik I would they As for those I wish those
mereka yang orang-orang were even cut agitators, I who unsettle you
menghasut yang off which wish they would mutilate
mengacaukan trouble you. would go the themselves!
kamu itu pikiranmu itu whole way and
mengebirikan langsung saja emasculate
saja dirinya! keluar sekaligus themselves!
dari jemaat!

13 13 13 13 13
Saudara- Saudara sudah For, You, my For you were
saudara, dipanggil untuk brethren, ye brothers, were called to
memang kamu menjadi orang have been called to be freedom,
yang bebas. called unto free. But do not brethren; only do
telah dipanggil Tetapi janganlah liberty; only use your not use your
untuk merdeka. memakai use not liberty freedom to freedom as an
Tetapi kebebasanmu itu for an occasion indulge the opportunity for
janganlah kamu untuk terus- to the flesh, but sinful nature; the flesh, but
mempergunaka menerus by love serve rather, ser ve through love be
melakukan apa one another. one another in servants of one
n kemerdekaan saja yang kalian love. another.
itu sebagai ingin lakukan.
kesempatan Sebaliknya,

12
untuk kalian harus
kehidupan saling mengasihi
dan saling
dalam dosa, melayani.
melainkan
layanilah
seorang akan
yang lain oleh
kasih.
14 14 14 14 14
Sebab seluruh Seluruh hukum For all the The entire For the whole
Hukum Taurat agama tersimpul law is fulfilled law is summed law is fulfilled in
dalam perintah in one word, up in a single one word, "You
tercakup dalam even in this;
yang satu ini, command: shall love your
satu firman ini, "Hendaklah Thou shalt love "Love your neighbor as
yaitu: engkau thy neighbour neighbor as yourself."
“Kasihilah mengasihi as thyself yourself."
sesamamu sesamamu
manusia seperti manusia seperti
engkau
dirimu sendiri! mengasihi dirimu
sendiri."
15 15 15 15 15
Tetapi jikalau Tetapi kalau But if ye bite If you keep But if you bite
kamu saling kalian saling and devour on biting and and devour one
menggigit dan cakar-mencakar, one another, devouring each another take
awas, nanti take heed that other, watch heed that you
saling menelan, kalian sama- ye be not out or you will are not
awaslah, supaya sama hancur. consumed one be destroyed consumed by
jangan kamu of another. by each other. one another.
saling
membinasakan.

c. Kesimpulan Analisis Perbadingan Tejemahan Teks Galatia 5:1-15


Dalam perbandingan terjemahan ini penulis tidak menemukan hal yang lebih
signifikan tentang perbedaan antara LAI dan KJV yang menunjukkan perbedaan bahasa
“kemerdekaan”, namun Paulus sangat tegas mengatakan di ayat 13,14 dan 15 bahwa
kemerdekaan itu jangan disalahgunakan melainkan dipergunakan untuk berbuat kasih
kepada sesama. Pemakaian kata “kemerdekaan” evleuqeri,a| dengan LAI sama dengan KJV
yang menunjukkan pembebasan. Akan tetapi yang dibutuhkan disini adalah penggunaan
daripada evleuqeri,a| sekaligus implementasinya kepada orang percaya.

2. Kesatuan Teks Terkecil


Kesatuan teks terkecil Galatia 5:1-15, menunjukan ada relasi dengan pasal
sebelumnya yaitu pasal 2:4 “memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang
menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan
kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat
memperhambakan kita”. Juga di surat Paulus lainnya bahwa “tetapi dalam pengharapan,
karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk
ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah” Roma 8:21; 2 Petrus 2:19. Guru-guru

13
itu menjanjikan kemerdekaan, bebas dari kewajiban untuk mengabdi kepada Kristus dan
bertumbuh di dalam-Nya (Bdk. 1:3-11).0

B. ANALISA KONTEKS GALATIA 5:1-15

Konteks Dekat
Galatia 5:1-15 merupakan bagian dari kemerdekaan Kristen. Pada pembahasan
Galatia 5:1-15, konteks dekatnya adalah Galatia 2:4.
a. Galatia 2:4
Kemerdekaan Kristen merupakan bagian penting dari bagian ini. Untuk mengatasi
masalah yang terjadi di jemaat Galatia mengenai sunat serta menerima dan mematuhi
Hukum Taurat, Paulus mengirim suratnya kepada mereka untuk menjelaskan dan
menyelesaikan masalah yang terjadi. Galatia 2:4, kata “kebebasan” ini diterjemahkan dari
kata Yunani (eleutheria), yang artinya “kebebasan, kemerdekaan”.0 Gunning
menambahkan, kebebasan adalah kebebasan dari Hukum Taurat. 0 Disamping itu Paulus
menambahkan kata “bebas” dalam bahasa Yunani berarti ἐλεύθερος (BYZ). “Eleutheros
(“free,” “independent,” “not b ound”) refers to paul’s freedom.” 0 Martinus menyatakan,
“Kemerdekaan adalah kualitas kehidupan yang benar di hadapan Tuhan yang nyata dalam
seluruh aspek dan bidang kehidupan manusia.”0

Konteks Jauh
a. 2 Korintus 3:17
Disini Paulus mengaitkan Roh Allah dengan kemerdekaan itu, atau dengan
perkataan lain, Paulus melihat kemerdekaan itu sebagai suatu hasil karya Roh Allah sendiri,
dari kemerdekaan yang sesungguhnya. Roh Kudus, sebagai inspirator sejati bagi
kemerdekaan sejati. Menurut Paulus, di mana Roh Allah itu hadir di sana akan muncul
inspirasi yang benar tentang kemerdekaan dalam Tuhan.
Penegasan ini lahir dalam jawaban Paulus terhadap keraguan sejumlah pihak dalam
jemaat Korintus mengenai kerasulannya. Mereka menuntut adanya semacam surat
keterangan atau rekomendasi dari para Rasul yang lain tentang kerasulannya. 0 Paulus
menjawab bahwa ia tidak memerlukan surat seperti itu yang ditulis dengan huruf-huruf
yang mati di atas media yang mati. Sebab jemaat Korintus sendiri, yang bertumbuh secara
iman oleh pelayanan Paulus, adalah tak lain “surat Kristus” (epistole kristou) yang mampu
menerangkan tentang kerasulannya secara akurat. Menurut Paulus, kerasulannya tidak
dijamin oleh adanya selembar surat keterangan melainkan oleh kualitas pelayanannya dan
hasilnya. Rupanya Paulus mendapat kritikan yang tajam tentang hak Rasul Paulus dari
orang-orang tertentu di Korintus. Lawan-lawannya malah melemparkan tuduhan bahwa
Paulus bukan utusan yang sejati karena Paulus tidak termasuk kelompok keduabelas murid

0
David H. Wheanton, Tafsiran Alkitab Abad Ke-21 Matius - Wahyu, 683.
0
Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani - Indonesia Dan Konkordansi Perjanjian Baru
(PBIK) Jilid II, 2nd ed. (Jakarta: LAI, 2019), 552.
0
Gunning, Tafsiran Alkitab Surat Galatia, 25.
0
Alan F. Johnson, 1 Corinthians (Zodervan Publishing House, 1973), 143.
0
Marthinus Mawene, Teologi Kemerdekaan, 1st ed. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 72.
0
Marthinus Mawene, Teologi Kemerdekaan, 1st ed. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 66.

14
Yesus.0 Keduabelas murid Yesus hidup pada zaman Yesus melayani dan dipilih serta diutus
langsung. Paulus melayani di zaman yang berbeda. Walaupun demikian Tuhan telah
menampakkan diri-Nya kepada Paulus untuk memberitakan Injil (Kis. 9:3-6). Tetapi jemaat
Korintus mempertanyakan kerasulan Paulus sendiri, juga dipertanyakan oleh orang-orang
Korintus.
Jemaat Korintus yang dipenuhi oleh Roh Allah tidak akan terjebak ke dalam
organisasi yang membelenggu kebebasan rohaninya, melainkan akan tetap bebas
mengekspresikan kebebasan itu sehingga, menjadi kesaksian bagi orang lain Itulah yang
menjadi surat Kristus yang hidup. Kehadiran Roh Allah dalam kehidupan jemaat baik
secara bersama-sama maupun secara perorangan membuahkan kemerdekaan rohani yang
tidak terbelenggu oleh aturan-aturan formalitas organisasi.

b. 1 Petrus 2:16
Nast ini mau menekankan bahwa, banyak orang yang menggunakan kemerdekaan
itu untuk berbuat jahat, melanggar hukum, memperbudak orang lain, dan membuat orang
lain menderita.
Oleh karena itu, Petrus menasihati agar orang Kristen tidak jatuh ke dalam
kesalahan ini. Sebagaimana halnya Paulus, Petrus pun memahami eleutheria itu sebagai
bentuk keterikatan baru dengan Allah sebab itulah yang menjamin kemerdekaan sebagai
hos Theou douloi atau hamba Allah. Petrus seolah-olah ingin melengkapi kalimat Paulus
tentang tes agates douleute dalam Galatia 5:13. Agar dalam kemerdekaan itu orang Kristen
dapat melayani (mengabdi) sesama manusia dengan baik, mereka harus menjadi Theou
douloi (hamba-hamba Allah).0 Ensiklopedia, menekankan bahwa orang percaya telah
dimerdekakan dari kekuasaan dunia yang merusak kehidupan orang percaya, dan yang
memisahkan manusia dari Allah.0
Mawene menyatakan, “Hamba Allah berarti seorang yang mengabdikan diri
sepenuhnya pada Allah, sumber kemerdekaan itu. Hal itu juga berarti ia betul-betul hidup
sebagai orang merdeka yang memperjuangkan terlaksananya seluruh nilai kemerdekaan
itu.”0 Jadi, kemerdekaan Kristen yang sesungguhnya adalah kemerdekaan dari kuasa dosa.
Yesus berkata: “setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa”, kedatangan Tuhan ke
dunia ini adalah untuk memerdekakan manusia dari kuasa dosa dan maut. Jadi,
kemerdekaan itu bukanlah sekadar kemerdekaan politis, tetapi jauh lebih dari itu adalah
kemerdekaan secara teologis. Kata yang dipakai adalah eleutheria yang menunjukan bahwa
kemerdekaan itu berarti bebas dari ikatan perhambaan dosa dan sekaligus berada dalam
ikatan/hubungan yang baru dengan Allah sendiri.
C. PERSPEKTIF TEOLOGIS PAULUS TENTANG KEMERDEKAAN KRISTEN
BERDASARKAN GALATIA, 5:1-15

1. Makna kemerdekaan bagi orang percaya


0
Ellingworth Dan Howard, Pedoman Pernafsir Alkitab Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat
Di Korintus, n.d., 219.
0
Mawene, Teologi Kemerdekaan, 68.
0
Kartosiswoyo MGR. V., Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, 8th ed. (Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih/OMF, 2017), 54.
0
Mawene, Teologi Kemerdekaan, 69.

15
Dalam bagian ini penulis akan membahas tentang hidup di luar Kristus dan hidup di
dalam Kristus.
a. Hidup di luar Kristus
Manusia yang hidup di luar Kristus sama halnya dengan hidup di bawah perhambaan
dan tidak memiliki pengharapan yaknik ditandai oleh gaya hidup masakini, yang
didasarkan pada pandangan secara duniawi. Untuk itu Paulus memberikan suatu daftar
perbuatan-perbuatan jahat atau hidup dalam perhambaan dosa yang disertai gambaran yang
jelas seperti yang dituliskan oleh Willam Barclay:
1) Percabulan: telah berulang kali dikatakan secara benar, bahwa tidak ada sesuatu
kebajikan lain yang begitu lengkap yang dibawa oleh kekristenan ke dalam
dunia ini, kecuali kesucian. Kekristenan datang ke dalam suatu dunia yang tidak
saja memberi tempat dan memberlakukan percabulan, tetapi bahkan
mandangnya sebagai sesuatu yang wajar dalam praktik kehidupan sehari-hari.
2) Hawa nafsu: kata Yunani aselgaia diterjemahkan dengan ‘hawa nafsu’.
3) Sihir: secara harafiah arti kata Bahasa Yunaninya adalah ‘penggunaan obat-
obatan, yang dihubungkan dengan penggunaan obat untuk ilmu sihir.
4) Perseteruan: yang berarti mempunyai sifat memusuhi sesamanya manusia;
suatu sifat yang benar-benar berlawanan dengan asas kekristenan yang
didasarkan pada kasih kepada sesama dan bagi semua orang.
5) Iri hati: arti kata ini merosot nilainya karena cenderung berarti mengingini
sesuatu yang menjadi milik orang lain; menginginkan hal-hal yang bukan milik
kita.
6) Amarah: yang Paulus maksudkan disini adalah amarah yang meledak, dalam
arti amarah yang meluap dengan tiba-tiba, kemudian padam dengan tiba-tiba
pula.0
Seluruh uraian di atas memperlihatkan bahwa kehidupan diluar Kristus merupakan
kehidupan dalam perhambaan dosa yang membuat hubungan manusia dengan Tuhan
semakin jauh.
b. Kemerdekaan didalam Kritus
Kemerdekaan yang terjadi dalam kehidupan orang percaya merupakan karunia
Tuhan, sehingga tidak lagi hidup dalam penjajahan dosa. Kasih karunia atau anugerah
Allah adalah pemberian Allah kepada orang-orang percaya yang sesungguhnya sangat
mulia. Kasih karunia Allah menunjukan betapa kasih Allah itu tidak terbatas. 0 Peter
menyatakan, bahwa “Kemerdekaan merupakan kemenangan yang diperoleh oleh orang
percaya adalah,merdeka dari kehidupan lama.”0 Robert menyatakan, kebebasan atau
kemerdekaan sesudah Kristus adalah kepercayaan orang Kristen terhadap anugerah Allah
(sola gratia), yaitu kemerdekaan dari penguasan dosa melalui kebangkitan-Nya.0
Berdasarkan Yohanes, 3:16 ditegaskan bahwa orang yang telah menerima kasih
karunia Allah sebagai dasar keselamatan, kemudian orang tersebut memberikan tanggapan
yang benar terhadap kasih karunia itu dengan memiliki iman atau percaya, maka di dalam
diri orang tersebut ada akibat yang sangat jelas yaitu: tidak binasa, beroleh hidup yang
0
Barclay William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat Galatia Dan Efesus, 74–76.
0
Selvester M.Tacoy, Kamus Pintar Alkitab (Bandung: kalam hidup, n.d.), 170.
0
Peter Salima, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, n.d., 54.
0
Robert P. Borrong, Etika Politk Kristen, 43.

16
kekal.0 Inilah kebebasan yang diberikan, kebebasan yang tidak dicari atau diusahakan
sendiri oleh manusia. Kebebasan ini diberikan Tuhan sendiri. Jadi, Kemerdekaan yang di
peroleh orang percaya adalah tidak lagi hidup dibawah kuk Hukum Taurat atau tidak
diperhamba oleh keinginan daging tetapi mendapatkan keselamatan dari Kristus. Memberi
hidupnya untuk melayani Tuhan dan mengerjakan yang terbaik bagi sesama manusia dan
melakukan kasih sebagai buah dari kemerdekaan itu.
c. Karya Kristus bagi Orang Kristen
Kasih karunia adalah salah satu kata penting Paulus, untuk menegaskan bahwa kasih
karunia Allah yang menyelamatkan dan harus diterima oleh iman atau percaya kepada
Tuhan. Manusia bukan lagi budak dosa ketika percaya kepada Yesus melainkan mereka
yang menantikan keselamatan dan anugerah Allah, sehingga orang percaya dipulihkan (Lih.
Efe. 2:13)”. Antonius menyatakan, pengertian kasih karunia memiliki rahasia Tuhan yang
sangat mendalam. Kasih karunia itu adalah pemberian Tuhan kepada seseorang yang
sebenarnya tidak layak untuk menerimanya. 0 Harun menyatakan bahwa Karya Kristus
adalah “membebaskan” atau “memerdekakan” manusia daripada perbudakan.0
Kematian Kristus adalah syarat mutlak bagi kehidupan umat-Nya” untuk kembali
dapat berelasi dengan Allah.0 Kritus menjadi penebusan “redemption” bagi manusia
sehingga mendamaikan “reconciliation” manusia dengan Allah serta dibenarkan oleh iman
“Faith”. Carson menyatakan, “Karya penebusan Kristus membawa orang-orang percaya ke
dalam kedewasaan mereka: mereka bertumbuh, sebagaimana mestinya, mencapai
kedewasaan, dan sekarang dapat berfungsi sebagai anak bukan lagi sebagai anak dibawah
umur yang masih teriakat dengan hukum budak rumah tangga”.0 Dalam keterangan Herman
ini “membatalkan” bukan berarti manghapus tetapi Yesus Kristus telah menggenapinya
karena manusia mengenal dosa karena adanya Hukum Taurat dan kasih Allah merupakan
dasar bagi rencana keselamatan-Nya dalam dan melalui Yesus Kristus. 0 Paulus
menegaskan bahwa Kristus datang pada waktu yang telah ditentukannya untuk menebus
orang-orang yang diperbudak oleh dosa dengan menjadi terkutuk.0 Kristus telah
membebaskan manusia dari belenggu dosa melalui pengorbanan-Nya. Menurut Paulus, kita
ini sebenrnya ada dalam keadaan mati.
d. Fungsi Pasal 5:1-15 dalam Surat Galatia
Surat Galatia ini memiliki beberapa bagian pokok penting. Disini Rasul Paulus
memberikan informasi tentang orang-orang Galatia yang baru percaya kepada Yesus
Kristus. Rasul Paulus juga memberikan informasi bahwa orang-orang Galatia telah
dipengaruhi oleh beberapa golongan Yahudi yang telah memutarbalikan Injil, Galatia, 1:7.
Dalam surat ini juga Paulus dengan tegas menegur orang-orang;(Lih. Gal. 5:1). Surat ini
terbagi 6 pasal sebagai berikut:

0
Hutapea Antonius, Keselamatan Yang Hilang, ed. Teruna Jaya Ginting, 1st ed. (Tangerang: Amar
bayith Ministry, 2013), 126.
0
Hutapea Antonius, Keselamatan Yang Hilang, 67.
0
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 210.
0
Herman Ridderbos, PAULUS Pemikiran UtamaTheologianya, 195.
0
D.A. Carson & Douglas J .Moo, An Introduction To The New Testament, 525.
0
Chamblin J. Knox, Paulus Dan Diri: Ajaran Rasuli Bagi Keutuhan Pribadi, ed. Jeane Ch. Obadja,
1st ed. (Surabaya: Momentum, 2006), 58.
0
D.A. Carson & Douglas J .Moo, An Introduction To The New Testament, 547.

17
Dalam pasal 1, Yang dimulai dengan Salam, dan Paulus mengatakan bahwa hanya
satu Injil Kristus yaitu kematian dan kebangkitan Kristus. Dalam pasal ini Rasul Paulus
menjadi rasul. Pasal 2 ini, Paulus diakui oleh para rasul, dibagian ini Paulus bertentangan
dengan Petrus, Yang terutama, juga untuk orang Kristen keturunan Yahudi. Pasal 3 ini,
yang menjadi fokus utama peneltian, dimana manusia dibenarkan oleh karena iman, dan
pembahasan tentang Hukum Taurat atau janji. Pasal 4, Tak ada lagi perhambaan, ingatlah
akan hubungan kita yang semula, Hagar dan Sara. Pasal 5, Kemerdekaan Kristen, hidup
menurut daging atau Roh. Pasal 6, Saling membantulah kamu, peringatan dan salam.
Dari beberapa pasal di atas akan fokus di pasal 5:1-15. Dimana Paulus menekankan
fungsi surat Galatia ini. Dalam surat Roma, 6:18, mengungkapkan bahwa kemerdekaan
yang diperoleh orang percaya adalah kemerdekaan pada kebenaran Allah. Karna
pengorbanan Tuhan hanya dilakukan satu kali untuk selamanya, kematian-Nya telah
menyempurnakan yang menerima Dia melalui iman dan menjadi sempurna di hadapan
Allah.
Ayat 1: Th/| evleuqeri,a| h`ma/j Cristo.j hvleuqe,rwsen\ sth,kete ou=n kai. mh. pa,lin
zugw/| doulei,aj evne,cesqeÅ

evleuqeri,a (eleutheria) artinya “kebebasan, kemerdekaan”. Kalimat Yunani dari


baris pertama ayat 1 di atas berbunyi: tei eleutheriai hemas Kristos ‘eleutheras (RSV: For
freedom Christ has set us free) seharusnya berbunyi secara harafiah sebagai berikut: “Agar
kita merdeka, Kristus telah membuat kita merdeka”. LAI menerjemahkan perkataan tei
eleutherai (bentuk datif) sebagai “supaya kita sungguh-sungguh merdeka”. Disini LAI
mungkin melihat keterhubungan ucapan Paulus ini dengan ucapan Yesus dalam Yohanes,
8:36. Penggunaan kata “sungguh-sungguh” memperlihatkan pemahaman bahwa
kemerdekaan yang Yesus berikan itu menjamin kualitas kemerdekaan yang kita miliki,
yakni kemerdekaan dari berbagai ikatan perhambaan, yang dalam konteks surat-surat
Paulus adalah ikatan Taurat. Martinus menyatakan, “Dengan demikian, menurut Paulus,
kemerdekaan Kristiani itu menyangkut juga pembebasan dari aturan-aturan agama yang
membuat seseorang tidak bebas di hadapan Allah. 0 Kemerdekaan itu bukan untuk
melalaikan hukum Allah, namun sebaliknya kemerdekaan itu dipergunakan untuk semakin
dekat dengan Allah dan semakin taat kepada perintah Tuhan. Ketika manusia telah lama
diperbudak oleh dosa dan terkurung dalam hukum Allah dimana manusia tidak ada yang
bisa taat dan mampu untuk melakukan semua tuntutan Tuhan.
Pengertian kemerdekaan (eleutheria), dalam PB yakni bebas dari segala ikatan dan
hanya berada dalam ikatan yang benar dengan Allah. Ini berarti lepas dari dari ikatan dan
hanya berada dalam ikatan yang baru dengan Allah. Karena itu tidak ada kebebasan yang
sebebas-bebasnya seperti pemikiran kalangan Stoik atas eleuheria itu. William Hendriksen
menyatakan, “bahwa Kristus telah membebaskan manusia dari perhambaan dosa, dan
sekarang didorong untuk mempertahankan kebebasan itu (ayat 1) dan menerapkannya
dengan benar (ayat 13).”0 Karena itu Schnabel menyatakan bahwa,
masalah dosa dalam hidup orang percaya tidak bisa diselesaikan dengan bantuan Hukum
Taurat. Masalah tersebut dapat diselesaikan hanya dalam hubungan orang percaya secara
0
Mawene, Teologi Kemerdekaan, 64.
0
William Hendriksen, New Testament Commentary Galatians, Ephesians, Philipians, Colossians,
and Philemon (United States of America: Baker Academic, 2007), 191.

18
terus-menerus dengan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, dalam pembebasan dari
perbudakan dosa yang diberikan oleh Kristus, melaui kuasa Roh Kudus dalam hiduporang
percaya (Galatia, 5:1-6:16).0
John Calvin menyatakan, “Rasul Paulus mengingatkan mereka bahwa tidak boleh
meremehkan kebebasan yang begitu berharga, karena itu adalah berkah yang tak ternilai.” 0
Kebebasan yang diperoleh orang percaya yaitu melalui kematian Kristus di kayu salib:
buah dan kepemilikannya dianugerahkan kepada orang percaya melalui Injil. Rasul Paulus
mengingatkan orang-orang Galatia, untuk tidak terjerat lagi dengan kuk perbudakan, yaitu
tidak membiarkan jerat dipasang untuk hati nurani mereka.
Ayat 2: :Ide evgw. Pau/loj le,gw u`mi/n o[ti eva.n perite,mnhsqe( Cristo.j u`ma/j
ouvde.n wvfelh,seiÅ

Cristo.j (Khristos) artinya “Kristus, Mesias”. Kata ini berarti Dia yang telah diurapi.
Kata Kristus merupakan terjemahan Bahasa Yunani untuk kata Mesias di Bahasa Ibrani dan
Aram. Kristus adalah nama diri Tuhan Yesus, sedangkan Mesias adalah sebutan
kehormatan. Louis Barkhof menyatakan, “Nama “Kristus” pertama kali dipakai untuk
menunjuk Tuhan dalam bentuk kata benda dengan kata sandang, tetapi lama kelamaan
dipakai sebagai nama diri dan tanpa kata sandang”0
Memang secara teologis Yesus memiliki tiga gelar dalam Alkitab yaitu sebagai
Raja, Imam, dan Nabi. Bahkan ketika Yesus di salib, diatas kepala-Nya terpasang tulisan
yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum: “Inilah Yesus Raja Orang Yahudi.” (Matius,
27:37) itulah sebabnya mengapa Perjanjian Baru menerjemahkan Mesias selain berarti:
yang di urapi; juga memiliki arti: penebus.
Kristus dalam Bahasa Yunani adalah “Kristos” (Mat. 1:16) sama dengan “Mesias”
dalam Bahasa Ibrani (Yoh. 1:1; dan 9:26), artinya “sang terurap” (Kis. 4:26).0 Antonius
menyatakan, “sebuatan Mesias atau kristus dalam Bahasa Yunani ini sebenarnya
merupakan kata kunci untuk gereja atau kekristenan. 0 Karena gereja atau kekristenan pada
hakikatnya adalah kumpulan orang-orang berdosa yang telah ditebus, untuk kemudian
menjadi milik Kristus seutuhnya. Karena salah satu arti nama dari Mesias atau Kristus ialah
“Penebus”.
Sebutan Yesus sebagai “Mesias, Anak Allah yang hidup” lebih menekankan
keteladanan hidup luar biasa. Dimana dalam keberadaan-Nya sebagai manusia, Yesus telah
memberikan keteladanan yang luar biasa yaitu taat kepada Allah sebagai Bapa-Nya.
Penyebutan Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup tidak dapat dilepaskan dari
kesaksian Alkitab tentang adanya dua gelar yang dimiliki Yesus, yaitu sebagai Anak Allah
dan juga sebagai Anak Manusia. Kedua gelar ini ingin menjelaskan tentang kemanusiaan
serta ke-Tuhanan Yesus.
0
Eckhard J. Schnabel, Rasul Paulus Sang Misionaris: Perjalanan, Strategi, Dan Metode Misi Rasul
Paulus, 124.
0
John Calvin, Commentaries On The Epistles Of Paul To The Galatians And Ephesians, 22nd ed.
(Michigan: Banker Book House, 1993), 146.
0
Louis Berkhof, Teologi Sistematika 3 Doktrin Kristus, ed. Hudiyekti P., 8th ed. (surabaya:
Momentum, 2009), 24.
0
Yasperin Witness Lee, Kristus Dan Salib 1, 1st ed. (Jakarta Pusat: Yayasan Perpustakaan Injili
Indonesia, 2019), 73.
0
Hutapea Antonius, Keselamatan Yang Hilang, 160.

19
Ayat 3: martu,romai de. pa,lin panti. avnqrw,pw| peritemnome,nw| o[ti ovfeile,thj
evsti.n o[lon to.n no,mon poih/saiÅ

no,mon (nomos) artinya “hukum; kaidah; peraturan;” no,moj dalam Galatia, 3:24
adalah “paedagogos” artinya sebagai penuntun atau yang mengarahkan. Hukum Taurat
pada dasarnya merupakan hukum moral yaitu suatu hukum yang membahas peraturan-
peraturan Allah untuk menjaga kekudusan hidup (Kel. 10:1-17). Hukum Taurat juga
merupakan hukum perdata kerena sebagian isinya adalah membahas kehidupan hukum dan
sosial Israel sebagai bangsa pilihan Allah (Kel. 21:1-23:33). Hukum Taurat juga merupakan
hukum tata ibadah atau spiritulitas manusia kerena di dalamnya mengandung bagaimana
bentuk dan upacara ibadah Israel kepada Allah termasuk dalam peraturan persembahan
korban Keluaran, 24:12;31:18. Baxter menyatakan, “Taurat itu diberikan berdasarkan tiga
alasan yakni, untuk menjadi ukuran kebenaran Allah, menunjukkan dan menandakan dosa
serta untuk menyatakan kesucian Allah”.
Bagi kaum Yahudi Hukum Taurat berperan sebagai hukum yang harus dilakukan
untuk dapat dibenarkan oleh Allah. Akan tetapi Paulus menegaskan di dalam surat-suratnya
bahwa tidak ada satupun yang dapat dibenarkan oleh karena melakukan Hukum Taurat.
Bukan berarti bahwa Hukum Taurat tidak berguna. Karena berperan sebagai penuntun
manusia sampai Kristus yang dijanjikan itu datang. Kedatangan Kristus adalah penebusan
bagi umat-Nya dari perbudakan Hukum Taurat. Hukum Taurat yang berfungsi sebagai
penjaga kehidupan manusia supaya terkendali sampai janji yang diberikan tergenapi.
Menurut Henry fungsi surat Galatia 3:24-26 sebagai berikut:
a) Hukum Taurat diberikan karena pelanggaran-pelanggaran manusia
b) Hukum itu diberikan untuk meyakinkan dunia tentang perlunya seorang juruselamat
c) Hukum Taurat dimaksudkan untuk menjadi seperti seorang pengajar, untuk
membawa kita kepada Kristus.0
Orang Yahudi dan para ahli Taurat yang telah mempengaruhi orang-orang Kristen
Galatia sehingga mereka berpaling dari iman mereka. “Paulus menunjukkan bahwa perjanji
an Allah kepada Abraham yang diberikan dari empat abad setelah perjanjian-Nya kepada
Abraham ditetapkan yang bersifat ‘kehendak’ atau ‘wasiat’”. 0 Hukum Taurat adalah untuk
menyatakan dosa dan kemudian menunjuk kepada kedatangan Tuhan Yesus Kristus sebagai
Juruselamat. Sebelum Allah memberi manusia Injil, Ia harus menyembelih manusia dengan
Hukum Taurat. Tetapi ketika Ia melakukan demikian, Ia menunjukkan kepada manusia
bahwa Hukum Taurat berisi Injil dan mengarahkan manusia kepada Injil itu
Dalam pandangan Paulus bahwa Hukum Taurat hanya bersifat sementara dan bukan
jaminan untuk dibenarkan oleh Allah ataupun Hukum Taurat hanya bertujuan untuk
menuntun manusia. Kristus datang ke dunia untuk menggenapi Hukum Taurat, karena
manusia pada dasarnya tidak dapat membebaskan dirinya dari tuntutan Hukum Taurat.
Oleh karena itu Allah mengutus anak-Nya untuk menggenapinya dan untuk
menyempurnakan penggenapan itu, Ia telah nyata mati dan sehingga Ia disalibkan untuk
melepaskan manusia dalam Hukum Taurat. Supaya manusia mendapatkan kemerdekaan
dari kuk perhambaan.
0
Henry, Surat Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 Dan 2 Tesalonika, 1 Dan 2 Timotius, Titus, Filemon
(Surabaya: Momentum, 2015), 37.
0
Moises Silva, Tafsiran Alkitab Abad Ke-21 3, 448.

20
Ayat 4: kathrgh,qhte avpo. Cristou/( oi[tinej evn no,mw| dikaiou/sqe( th/j ca,ritoj
evxepe,sateÅ

ca,ritoj (kharis) artinya “anugerah, pemberian, kemurahan hati, senang, keramahan,


syukur, pahala, faedah, tindakan, bersahabat, hal yang patut dipuji”. Lewi menyatakan,
bahwa “kasih karunia adalah tindakan Allah semata. Tidak ada tindakan manusia untuk
memperoleh kasih karunia. Berbagai usaha yang dilakukan manusia untuk mendapatkan
kasih karunia tidak berguna. Allah sendiri yang menentukan siapa yang akan layak
menerima kasih karunia-Nya.”0 Baan menyatakan, “melalui iman, orang berdosa menerima
Kristus dengan segala karunia-Nya sebagai Juruselamatnya secara pribadi”. 0 Paulus
menegaskan bahwa melalui iman manusia dapat dibenarkan dihadapan Allah dan
memperoleh keselamatan.
Dasar keselamatan orang Kristen adalah anugerah atau kasih karunia Allah semata.
Rasul Paulus mengatakan bahwa “karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua
manusia sudah nyata (Titus, 2:11).” Antonius mnyatakan, Kamus Webster juga
menjelaskan “kata “kasih karunia” atau “grace” secara teologis:
1. The influence or spirit of God operating in man to regenerate or strengthen him
(pengaruh atau semangat dari Tuhan yang bekerja dalam diri manusia untuk
memperbaharui atau memperbaiki sifat seseorang atau menguatkannya)
2. A virtue or excellence of divine origin (kemurnian atau kebaikan hati yang luar biasa
dari Tuhan)
3. Kata ini juga disebut sebagai state of grace (pernyataan kasih karunia) untuk
menjelaskan suatu keberadaan dari seseorang yang telah dipilih (the condition one of
the elect).0
Anugerah hanya didapatkan dalam Yesus Kristus, dan pada saat itulah anugerah
Allah mulai bersinar seperti mutiara di dalam kehidupan orang yang sudah diselamatkan
atau dimerdekakan oleh Kristus. Manusia dapat diselamatkan dengan memperoleh iman di
dalam Yesus dan mengaku bahwa melalui pengorbanan dan kematian Yesus Kristuslah
yang telah menyelamatkan manusia dari dosa, sehingga manusia dapat memperoleh
mahkota kehidupan dan didamaikan dengan Allah. Murray menyatakan, “Kristus adalah
penebus yang sempurna dan bukan hanya pembenaran yang bisa dimiliki oleh orang
percaya dari-Nya”.0 Kematian Kristus telah mengalahkan maut dan telah membebaskan
manusia dari belenggu dosa dan oleh kebangkitan-Nya dinyatakan bahwa Yesus adalah
Kristus dan anak Allah Tuhan (Rm 1:4; Kis 2:32).
Ayat 5 dan 6: h`mei/j ga.r pneu,mati evk pi,stewj evlpi,da dikaiosu,nhj
avpekdeco,meqaÅ evn ga.r Cristw/| VIhsou/ ou;te peritomh, ti ivscu,ei ou;te avkrobusti,a
avlla. pi,stij diV avga,phj evnergoume,nhÅ

0
Lewi Nataniel Bora, Kasih Karunia Yesus Kristus, ed. Adi Putra, 1st ed. (Jakarta Selatan: Vieka
Wahana Semesta, 2016), 31.
0
G. J Baan, TULIP Lima Pokok Calvinisme, ed. Irwan Tjulianto, 1st ed. (Surabaya: Momentum,
2009), 130.
0
Hutapea Antonius, Keselamatan Yang Hilang, 50–51.
0
John Murry, Penggenapan Dan Penerapan Penebusan, 1st ed. (surabaya: Momentum, 1999), 162.

21
pi,stewj (pistis) artinya “kepercayaan, iman, kesetiaan, agama jaran yang diimani,
janji, bukti”. Tanpa iman, mustahil orang dapat berkenan kepada Allah (Ibrani, 11:6). Kata
“percaya” (pistis) berasal dari akar kata peitho yang bermakna being persuade (keberadaan
yang meyakinkan). Jadi bukan sekedar beriman atau percaya kepada Tuhan, namun
keberadaan hidup orang percaya tersebut juga harus terbukti “meyakinkan”. Iman
merupakan “karya” luar biasa yang dituntut Allah dari diri manusia. 0 Derek menyatakan,
“Di dalam Alkitab kata “iman” mempunyai dua makna utama yaitu: pertama, “iman”
bersumber pada Firman Allah; kedua, “iman” selalu ada hubungan-nya dengan Firman
Allah.”0
Pistis dipakai dalam pengertian pertama di Galatia, 2:16 (iman); dalam pengertian
kedua di Galatia, 5:22 (kesetiaan); bdk. 5:6, “iman menyatakan dirinya melalui kasih.”
Dalam Bahasa Ibrani, ‘emunah juga meliputi baik “percaya” maupun “kesetiaan”. 0
Menyatakan Antonius, “Kata pistis memiliki arti: faith (iman), trust (mempercayakan
kepada), faitfulness (kesetiaan)”.0 Artinya orang yang menerima kasih karunia sebagai
dasar keselamatan, harus memiliki iman secara pribadi. Dalam ayat 5-6 Paulus menegaskan
bahwa pengalaman kristiani yang sejati bercirikan iman. Silva menyatakan, “iman adalah
iman penuh pengharapan, yang tak sabar menantikan saatnya Allah akhirnya akan
mendemostrasikan kebenaran, ketika yang benar akan dibuktikan benar, dan umat-Nya
akan dinyatakan “tidak bersalah”.0 Ini juga iman yang dibangkitkan dan ditopang oleh
kehadiran Roh Kudus. Paulus juga menekankan peran Roh Kudus dalam kehidupan orang
Kristen. Iman sangat berperan dalam pekerjaan pelayanan kasih (kata kerja Yunani dalam
ayat 6, energo, “bekerja”, yang NIV terjemahkan dengan kesan lemah: pernyataan diri).”
Paulus memberikan ketegasan bahwa pengalaman kristiani yang sejati adalah
bercirikan iman yang penuh pengharapan, yang menantikan saatnya Allah
mendemostrasikan kebenaran sehingga umat-Nya “tidak bersalah”. Iman juga dapat
dibangkitkan dan ditopang oleh kehadiran Roh Kudus dalam diri manusia, manusia.
Ridderbos menyatakan,
Oleh iman yang terarah kepada Kristus dan kasih-Nya yang berkorban, Kristus tinggal dan
memerintah di dalam Paulus menggantikan egonya. Bahwa Paulus menulis semua ini dalam
konteks dimana ia begitu menegaskan pembenaran oleh iman (Gal 2:15) semakin
menunjukkan bahwa hidup oleh iman dan hidup dalam persekutuan dengan Kristus melalui
Roh Kudus tidak mewakili dua dunia pemikiran. Iman adalah cara manusia berbagian
dalam keduanya.0

Karena inti dari kekristenan adalah iman yang bekerja oleh kasih dan memiliki
hubungan pribadi dengan Allah. Barclay menyatakan, “Iman Kristen tidak dibangun di atas
dasar sebuah buku, melainkandi atas dasar seorang pribadi manusia; dinamika iman

0
Anthony A. Hoekema, Diselamatkan Oleh Anugerah, ed. Salomo Yo, 2nd ed. (Surabaya:
Momentum, 2006), 170.
0
Derek Prince, Bertobat Dan Percaya, 2nd ed. (Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil “Imanuel,” 1993),
23.
0
Chamblin J. Knox, Paulus Dan Diri: Ajaran Rasuli Bagi Keutuhan Pribadi, 170.
0
Hutapea Antonius, Keselamatan Yang Hilang, 102.
0
Moises Silva, Tafsiran Alkitab Abad Ke-21 3, 453.
0
Herman Ridderbos, PAULUS Pemikiran UtamaTheologianya, 242.

22
Kristen bukanlah kepatuhan pada hukum manapun, melainkan hanya kasih pada Yesus
Kristus”.0
Eckhard J. Schnabel menyatakan, Paulus berpendapat bahwa hanya iman kepada
Kristuslah yang memberikan kebenaran, pengampunan, keselamatan, dan pengangkatan
kita sebagai anak dalam keluarga Allah dan Roh Kudus.” 0 Inilah pesan, yang berfokus pada
Yesus, Mesias yang disalibkan (Galatia, 3:1) yang ia beritakan di Galatia dan dimana pun.
Antonius menyatakan,
Iman atau percaya yang berasal dari kata Yunani pistis memiliki makna yaitu: “memiliki
keteguhan” atau “mempercayai Tuhan tanpa syarat”. Artinya jika kasih karunia diterima
dengan syarat percaya atau beriman (pistis), maka akan mengakibatkan orang tersebut
mengasihi Tuhan dengan keteguhan hati tanpa syarat.0
Ayat 7: VEtre,cete kalw/j\ ti,j u`ma/j evne,koyen Îth/|Ð avlhqei,a| mh. pei,qesqaiÈ

Eletheia artinya “kebenaran, kejujuran” noun dative feminine singular common


from avlh,qeia Kebenaran bahwa Allah yang membenarkan manusia. Orang Kristen tidak
mampu membenarkan diri sendiri. Pembenaran bukan berarti untuk menjadikan seseorang
benar, baik, suci, atau jujur. 0 Duyverman menyatakan, “keselamatan, kebenaran ialah
anugerah yang diterima melulu dan didalam iman”. 0 Kebenaran dapat menunjuk ajaran
Kristen, apa yang sebenarnya sifat yang dapat dipercayai, atau sesuatu yang sungguh-
sungguh ada. Pada dasarnya orang Kristen mengajarkan nilai-nilai kejujuran karena
kejujuran salah satu sifat yang dijunjung tingggi oleh setiap orang. Jujur adalah perbuatan
yang didasarkan pada ketulusan hati, atau lurus hati atau keiklasan hati, atau
pengakuan/perbuatan yang dilakukan berdasarkan apa adanya. Berlaku jujur juga artinya
tidak berbohong atau tidak mengambil milik orang lain. Kejujuran adalah lurus hati, tidak
mengingkari. Orang yang jujur adalah orang yang cinta akan kebenaran. Rasul Paulus juga
menyatakan “agar menjadi teladan dalam perkataan, tingkah laku, kesetiaan dan kesucian”
(1 Timotius, 4:12).
Allah selalu melihat hati seseorang untuk berlaku jujur. Sebagai orang Kristen yang
sudah di merdekakan oleh Kristus melalui pengorbanannya di kayu salib, orang Kristen
perlu menunjukan hati Allah; hati yang murni dan jujur dalam segala hal. Dalam hal apa
saja orang Kristen berlaku jujur? Menurut Yeakley, “ada beberapa aspek tentang kejujuran,
yakni: kejujuran dalam pembicaraan, jujur dalam perbuatan dan ketulusan hati.” 0
Kejujuran adalah perintah Tuhan dan Dia tidak pernah berbohong. Karena itu, sebagai
orang Kristen seharusnya mengikuti teladan-Nya. Dalam kehidupan sehari-hari Tuhan ingin
agar selalu bertindak dengan jujur. Ketidakjujuran adalah perbuatan apapun tidak sesuai
bagi orang Kristen. Dalam hal kejujuran, maka orang percaya dituntut untuk senantiasa

0
Barclay William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat Galatia Dan Efesus, 70.
0
Eckhard J. Schnabel, Rasul Paulus Sang Misionaris: Perjalanan, Strategi, Dan Metode Misi Rasul
Paulus, 124.
0
Hutapea Antonius, Keselamatan Yang Hilang, 52.
0
John Murry, Penggenapan Dan Penerapan Penebusan, 146.
0
M.E. Duyvermen, Pembimbing Ke Dalam Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017),
113.
0
Tom Yeakley, Watak Pekerja Kristus (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1995), 48.

23
berupaya bagaimana ia agar berlaku jujur terhadap sesama manusia terlebih di hadapan
Tuhan.
orang Kristen harus selalu bertindak dengan jujur, selalu menolak godaan untuk
menipu, melakukan korupsi atau berbohong, maka lama kelamaan bertindak secara jujur
menjadi biasa baginya, dan ia akan merasa gampang untuk menolak setiap perbuatan yang
tidak jujur. Karena kejujuran sudah menjadi kodratnya.
Ayat 8: h` peismonh. ouvk evk tou/ kalou/ntoj u`ma/jÅ

kalou/ntoj artinya “memanggil, menamai, mengundang, memanggil datang,


memanggil berkumpul, memanggil (seseorang untuk satu tugas)”. Baan menyatakan,
“Panggilan orang percaya diberikan dengan maksud baik. Tuhan tidak memanggil tanpa
alasan atau tujuan, juga bukan untuk membuat manusia tidak dapat berdalih jika ia tidak
bertobat.”0 Karena Allah sudah mengetahui sebelumnya bagaimana manusia akan memberi
tanggapan ketika mereka dipanggil untuk beriman dan bertobat, Allah akan menetapkan
keputusannya untuk memilih (Yohanes, 15:16). Keyakinan akan pemilihan ini tidak dapat
dipisahkan dari iman yang hidup di dalam Kristus. Sparoul menyatakan, “panggilan
menunjuk pada kuasa penciptaan Allah, dimana manusia dibawa pada kehiupan rohani.” 0
Orang-orang yang dipanggil kepada keselamatan adalah sama dengan orang-orang yang
telah dipilih oleh Allah; tidak kurang dan tidak lebih. Merekalah yang akan menerima
segala macam karunia rohani di dalam hidup mereka. 0 Leon Morris menyatan, “bahwa
orang percaya dipanggil untuk menjalani seluruh hidupnya dalam ketaatan pada kehendak
Allah”.0
Makna pertama dari panggilan Allah adalah memiliki permulaan baru dengan
manusia. Panggilan Allah adalah permulaan yang lebih tinggi dari penciptan-Nya. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, kata panggilan diartikan dengan, imbauan, ajakan, dan
undangan; hal, (perbuatan atau cara), memanggil, orang. 0 Dipanggil oleh Tuhan berarti
dikenali, dipanggil dengan nama dan dipilih oleh Tuhan. Ada beberapa definisi panggilan
yaitu:
a) Dalam Bahasa Ibrani, kata ‘memanggil’ adalah qara, yang artinya memanggil,
dengan jelas menyebutkan nama orang yang ditunggu dan dipanggil. Dipanggil juga
berarti berseru kepada seseorang atau membuatnya terkenal.
b) Dalam Bahasa Yunani, kata ‘memanggil’ adalah kletos, yang artinya diundang atau
ditunjuk.0
Allah sebagai sumber dari panggilan manusia menuju keselamatan. John
menyatakan, “Allah yang memanggil manusia kepada persekutuan dengan Anak-Nya
Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia, (1 Kor. 1:9).”0 Panggilan adalah sebagai suatu

0
G. J Baan, TULIP Lima Pokok Calvinisme, 108.
0
Sproul, Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen, 4th ed. (Malang: Departemen Literatur SAAT,
2002), 224.
0
G. J Baan, TULIP Lima Pokok Calvinisme, 92.
0
Leon Morris, Galatians Paul’s Chaters Of Christian Freedom (America: Inter Varsity Press, 1996),
151.
0
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
0
Dag Heward-Mills, Banyak Yang Dipanggil, 1st ed. (Jakarta Barat: Paerchment House, 2010), 30.
0
John Murry, Penggenapan Dan Penerapan Penebusan, 108.

24
respon yang datang dari hati manusia, pikiran dan kehendak pribadi yang dipanggil. Bart
menyatakan, “dalam Kristus Allah memilih manusia dalam kemerdekaan ilahi yang penuh
kasih.”0 Paulus merasa heran karena mereka cepat dihapus dari-Nya yang memanggil
merka ke dalam kasih karunia Kristus kepada Injil yang lain. Orang-orang percaya di
Galatia initelah memulai dengan baik. Meraka telah diselamatkan oleh kasih karunia
melalui iman dan bersukacita di dalamnya, sampai para Yudais tiba dan mengajarkan
orang-orang Galatia, bahwa kecuali meraka disunat menurut cara musa, mereka tidak dapat
diselamatkan.
ayat 9: mikra. zu,mh o[lon to. fu,rama zumoi/Å zu,mh artinya ragi.

Yesus mempergunakan kata ragi dalam memberikan pengajaran tentang


kemunafikan orang Farisi dan Saduki seperti “biar roti atau ragi yang mempengaruhi dan
merusak masyarakat karena kemunafikannya.0 Yesus mencela kemunafikan dan
memperingatkan agar berhati-hati supaya dosa tidak merasuki kehidupan dan pelayanan
meraka dimana sikap dan tindakan yang tidak sesuai dengan perbuatan.
Makna ragi tidak dapat dilepaskan dari makna khamir. Kedua istilah tersebut
memang berbeda definisi menurut mikrobiologi. Namun dalam penggunaan sehari-hari
maupun dalam teologi kedua istilah tersebut sering diperturkan. Hal ini dapat dimengerti
karena penggunaan ragi sudah ada jauh sebelum berkembangnya ilmu mikrobiologi,
demikian pula penulisan Alkitab dan kanonisasinya telah dilakukan sebelum para ahli
menyelidiki mikro-organisme.0
Ragi, dalam Bahasa Inggris disebut starter, merupakan inokulum yang ditambahkan
ke dalam suatu substrat sehingga substrat tersebut akan berubah, atau mengalami
fermentasi. Khamir, atau yeast dalam Bahasa Inggris, adalah mikrooganisme uniseluler
yang masuk ke dalam kingdom fungi.
Secara sederhana ragi dan khamir dapat dibedakan sebagai berikut: khamir
merupakan mikrooganisme bersel tunggal, biasanya berperan dalam proses fermentasi.
Ragi merupakan bahan yang mengandung mikrooganisme hidup (jamur, kapang, khamir,
atau bakteri) yang di tambahkan ke dalam bahan pangan sehingga bahan pangan tersebut
mengalami proses fermentasi. Everett menyatakan, sedikit ragi akan menghamirkan seluruh
adonan, artinya orang Kristen yang terpengaruh oleh musuh-musuh yang memutarbalikkan
kebenaran Injil. Paulus menyatakan bahwa orang percaya harus waspada terhadap
legalisme, supaya mereka tidak tergoyahkan terhadap kebenaran yang mereka percayai. 0
Bagi orang Yahudi ragi selalu berarti pengaruh jahat. Dan yang sebenarnya hendak Paulus
katakana adalah: “gerakan keagamaan yang legalistis itu mungkin belum terlalu jauh; tetapi
saudara harus segera menumpasnya sebelum gerakan itu merusak seluruh iman saudara.”0
Ayat 10: evgw. pe,poiqa eivj u`ma/j evn kuri,w| o[ti ouvde.n a;llo fronh,sete\ o` de.
tara,sswn u`ma/j basta,sei to. kri,ma( o[stij eva.n h=|Å

0
Karl Barth, Teolog Kemerdekaan, 30.
0
A. Simanjutak, Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, n.d.), 154.
0
Joseph Christ Santo, “Makna Ragi Dalam Ajaran Tuhan Yesus Tentang Kewaspadaan,” Jurnal
Fidei 1 (2018): 76–77.
0
Everett F. Harrison, The Wycliffe Bible Commentary Tafsiran Alkitab Wycliffe 3, 946.
0
Barclay William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat Galatia Dan Efesus, 70.

25
kri,ma (krima) artinya “penghakiman, perkara hukum, kuasa untuk menghakimi,
vonis, keputusan, hukuman, pemisahan, kesimpulan” noun accusative neuter singular
common from kri,ma
pengertian kata “penghakiman” dan “pengadilan” memiliki kata dasar hakim.
Hakim adalah jabatan formal dalam suatu pemerintah secara resmi dengan kekuatan hukum
memimpin persidangan dalam pengadilan untuk investigasi, menilai dan menyataka salah
atau benar, serta menghukum. Penghakiman adalah tindakan untuk menyelidiki sesuatu
untuk menyatakan salah atau benar, kemudian memberi atau menjatuhkan hukuman.
Penghakiman bukan saja dapat dilakukan oleh hakim secara formal, tetapi juga bisa
dilakukan oleh siapa saja secara atau dalam pengertian hukum, artinya penghakiman bisa
saja dilakukan oleh setiap orang tanpa dasar hukum. Tindakan atau praktik penghakiman
ini dapat dilakukan oleh setiap orang terhadap sesamanya, seakan-akan mereka memiliki
hak untuk menghakimi. Tuhan Yesus mengatakan: jangan kamu menghakimi, supaya kamu
tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu
akan dihakimi dan ukuran yang kamupakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu
(Matius, 7:2).
Erastur menyatakan, “Ada beberapa kata dalam Alkitab Bahasa Yunani yang
diterjemahkan dalam Alkitab Bahasa Indonesia dengan kata “penghakiman” dan
“pengadilan”. Kata pertama adalah krisno adapun kata bendanya adalah krisma (kri,ma)”.0
Kata ini biasanya digunakan untuk pengertian penghakiman secara umum seperti yang
digunanakan dalam Matius, 7:2. Kata ini juga dapat diterjemahkan sebagai penghakiman,
tetapi memiliki pengertian penghukuman atau pemisahan antara orang benar dan orang
yang tidak benar, (Mat. 10:15).
Ayat 11: VEgw. de,( avdelfoi,( eiv peritomh.n e;ti khru,ssw( ti, e;ti diw,komaiÈ a;ra
kath,rghtai to. ska,ndalon tou/ staurou/Å

staurou/ (stauros) artinya “salib” noun genitive masculine singular common from
stauro,j alat hukuman mati zaman itu. Ia menjadi simbol penderitaan dan kematian bagi
orang Kristen. Salib Kristus adalah salah satu butir terpenting dalam iman kekristenan.
Salib dalam Bahasa Yunani adalah Staturos yang dapat dimengerti kayu sulaan atau
balok kayu palang yang akan menggantungkan Yesus itu dinamai patibulum harus dipikul
oleh terhukum sampai kepada tempat dimana penghukuman salib untuk dieksekusi. 0
Penyaliban Kristus adalah kerelaan diri-Nya sendiri untuk menggantikan tempat orang
berdosa yang harus dihukum. Dalam konsep keselamatan, manusia yang seharusnya mati
oleh karena dosa, tidak jadi binasa karena ada yang menggantikannya. Kematian Yesus
dipahami sebagai pengganti hukuman yang harus ditanggung oleh manusia karena dosa.
Dalam hal ini penyaliban Yesus memiliki makna bahwa Dia yang seharusnya tidak
dihukum karena tidak berdosa, harus menanggung hukuman untuk menggantikan posisi
manusia yang berdosa.
Menurut wahyu Alkitab, salib Kristus mengacu kepada kematian Kristus. (Lih. Efe.
1:7), Ayat ini mengatakan bahwa menurut kekayaan anugerah-Nya, Allah membuat
0
Erastus Sabdono, Penghakiman Dipandang Dari Kebenaran Alkitab, 1st ed. (Jakarta Utara:
Rehobot Literature, 2019), 1–2.
0
Yonatan Alex Arifianto, “Memehami Hukuman Salib Dalam Perspektif Interstamental Sampai
Dengan Perjanjian Baru,” Jurnal Teologi Dan Pelayanan Kristiani 3 (2020): 51.

26
manusia mengenal (Bdk. Efe. 8-9). Di kayu salib dan oleh darah-Nya, Kristus
merampungkan penebusan yang direncanakan sesuai dengan rencana kerelaan Allah.
Mengenal salib memampukan manusia untuk mengenal rahasia kehendak Allah.
Selain Kristus sendiri, dalam rencana Allah tidak ada yang menduduki tempat yang
lebih besar daripada salib. Kristus dan salib berada dalam sentral rencana Allah. Kristus
adalah sentral tujuan Allah, dan salib adalah sentral prosedur rencana Allah. Karena salib
adalah bagian dari rencana Allah, salib telah ada pada kekekalan, bukan baru ada dalam
waktu, salib memiliki unsur kekal. Watchman menyatakan, “ketika Tuhan disalibkan di
atas salib, Dia bukan hanya mati bagi orang-orang berdosa, tetapi juga membuka jalan yang
hidup bagi orang-orang berdosa untuk memperoleh hayat yang kekal dan untuk datang
kepada Allah.”0 Ketikan Tuhan Yesus mati bagi orang-orang berdosa di kayu salib, Dia
membebaskan manusia dari penghukuman dosa, manusia lama dimatikan, tidak lagi
menjadi hamba dosa dan terbebas dari api kekal neraka.
Witness Lee menuliskan beberapa fungsi salib sebagai berikut:
a) Salib mengakhiri iblis. Iblis adalah masalah pertama yang dihadapi Allah dalam
merampungkan kehendak-Nya. Karena itu, iblis adalah butir pertama yang harus
Allah tanggulangi dan akhiri oleh kasih.
b) Salib mengakhiri kuasa kegelapan. Ketika Kristus menghancurkan iblis di kayu
salib, Dia menghancurkan pemerintah kegelapan. Kata Yunani untuk melucuti
berarti “merusak, mengusir, atau menanggalkan,” yaitu, “menyingkirkan atau
mengakhiri.”
c) Salib mengakhiri dosa. Dosa berasal dari iblis, yang memberontak terhadap Allah.
Ketika ia memperdaya manusia untuk tidak menaati Allah, sifat dosa iblis
disuntikkan ke dalam manusia, merusak manusia yang telah Allah ciptakan untuk
merampungkan rencana kekekalan-Nya. Karena itu, tanpa salib Kristus, kasus dosa-
dosa manusia tidak bisa disingkirkan, dan dosa dalam diri manusia tidak mungkin
ditanggulangi tanpa salib Kristus, kuasa dosa tidak bisa diakhiri.
d) Salib mengakhiri dunia. Salib Kristus tidak hanya menanggulangi dosa yang
berhuni dalam diri manusia, tetapi juga dunia yang mengelilingi manusia. Salib
membebaskan manusia tidak hanya dari dosa yang merusak, tetapi juga dari
perampasan dunia (Galatia, 1:4).
e) Salib mengakhiri daging dengan keinginan dan hawa nafsunya, yang menghalangi
kebebabasan manusia dan membuat manusia melakukan apa yang tidak ingin
manusia lakukan (Roma, 7:14-15). Oleh karena itu, salib Kristus telah mengakhiri
daging dan segala sesuatu milik daging.
f) Salib mengakhiri manusia lama. Karena itu, melalui salib Kristus manusia lama kita
harus ditanggulangi supaya manusia dibebaskan dari perbudakan dosa.0
Salib menjadi simbol Kristen yang sangat khas bagi kekristenan, dan salib adalah
kebanggaan orang percaya akan karya penebusan dan keselamatan yang dikerjakan oleh
Yesus di kayu salib. Salib juga memberikan makna yang besar bagi orang percaya sebagai
simbol cinta Tuhan terhadap manusia. Oswald Chamber menuliskan, dampak salib adalah
0
Watchman Nee, Perkataan Salib (Jakarta Pusat: Yayasan Perpustakaan Injili Indonesia (Yasperin),
2019), 1.
0
Witness Lee, Kristus Dan Salib 2, 2nd ed. (Jakarta Pusat: Yayasan Perpustakaan Injili Indonesia,
2019), 15–20.

27
keselamatan, pengudusan, penyembuhan, dan masih banyak lagi dampak salib bagi umat
manusia.0 Karena itu Rasul Paulus sangat menghormti dan bangga atas apa yang
dikerjakan Yesus Kristus dalam penyelamatan melalui karya salib (Gal. 6:14).
Ayat 12: :Ofelon kai. avpoko,yontai oi` avnastatou/ntej u`ma/jÅ

dalam ayat 12 menjelaskan bahwa, Paulus tidak tersandung karena salib tetapi
karena orang-orang yang menghasut orang-orang yang telah dimenangkannya.
Kejengkelannya membuat dia mengeluarkan sebuah pernyataan kuat: baiklah mereka
mengebirikan saja dirinya. Sebagaimana dikebiri orang yang telah kehilangan kesempatan
untuk memperoleh keturunan, demikian pula para pengacau tersebut akan tidak berdaya
untuk menyebarkan ajaran salah mereka. Itulah keinginan mendalam yang diungkapkan
Rasul Paulus di dalam ayat ini.0

Donald Guthrie mengatakan, “Paulus jelas melihat bahwa isu yang dikobarkan para
penganut Yudaisme ini memiliki implikasi lebih luas daripada yang disadari oleh unsur
Kristen Yahudi, dan cepatnya jemaat Galatia meninggalkan kemerdekan Injil mendorong
Paulus untuk bertindak”.0 Dengan demikian, bagi Paulus tuntutan agar orang-orang bukan
Yahudi yang telah bertobat tidak perlu lagi tunduk terhadap Taurat membuat Paulus emosi.
Besar kemungkinan Paulus sangat marah dengan orang-orang Kristen Yahudi yang
mengajarkan ajaran yang sesat dalam jemaat Galatia telah merusak pesannya bahwa
manusia dibenarkan hanya karena imannya di dalam Kristus.
Selain itu, Paulus juga merasa kecewa karena jemaat Galatia begitu mudah dan
cepat berpaling dari Kristus. Itulah sebabnya sikap emosional Paulus ini cukup beralasan.
Orang-orang percaya di Galatia ini telah memulai dengan baik. Meraka telah diselamatkan
oleh kasih karunia melalui iman dan bersukacita di dalamnya, sampai para Yuhudi tiba dan
mengajarkan orang-orang Galatia, bahwa kecuali mereka disunat menurut cara musa,
mereka tidak dapat diselamatkan.
Duyverman menyatakan, “sesudah Paulus memberitakan Injil di antara meraka,
maka jemaat dimasuki oleh orang-orang yang mengajarkan bahwa orang-orang Kristen,
untuk menjadi selamat, harus menerima sunat selaku tuntutan keselamatan, dan bukan
selaku tambahan saja.0 Penyesat-penyesat itu bukan beragama Yahudi; meraka beragama
Kristen, tetapi berasal dari kalangan Yahudi; dan karena latar belakang itu mereka dididik
sejak kecil dengan keyakinan bahwa Taurat adalah Firman Allah yang abadi. Sehingga
tidak masuk di akal mereka bahwa dengan kedatangan Mesias Tuntutan Taurat itu tidak
menjadi dasar keselamatan lagi. Menurut mereka, Paulus merombak, atau membatalkan
Firman Allah. Wiliam menyatakan,
“Paulus mengakhiri perkataannya dengan sebuah ucapan yang sangat tajam. Galatia terletak
dekat dengan Prigia. Ibadah besar di Prigia adalah penyembahan dewa Sibele. Dalam
penyembahan atau ibadah kepada Sibele itu terdapat kebiasaan bahwa para imam dan para

0
Yonatan Alex Arifianto, “Memehami Hukuman Salib Dalam Perspektif Interstamental Sampai
Dengan Perjanjian Baru,” 87.
0
Everett F. Harrison, The Wycliffe Bible Commentary Tafsiran Alkitab Wycliffe 3, 947.
0
Putra, “Kajian Biblika Terhadap Makna ‘Ta Stigmata Tou Iesou’ Dalam Galatia 6:17 The Biblical
Study of the Meaning ‘Ta Stigmata Tou Iesou’ in Galatians 6:17,” 2.
0
M.E. Duyvermen, Pembimbing Ke Dalam Perjanjian Baru, 113.

28
imam dan para penyembah melakukan mengebirikan diri. Dalam hubungan itu Paulus
menagatakan: “kalau kamu meneruskan perbuatanmu yang kamu mulai dengan bersunat,
maka boleh jadi kamu pun akan sampai pada pengebirian diri seperti yang dilakukan oleh
para imam kafir itu.”0

A yat 13: u`mei/j ga.r evpV evleuqeri,a| evklh,qhte( avdelfoi,\ mo,non mh. th.n
evleuqeri,an eivj avformh.n th/| sarki,( avlla. dia. th/j avga,phj douleu,ete avllh,loijÅ

sarki (sarks) artinya “daging, tubuh, manusia, manusia (yang berdarah dan
berdaging), tubuh (yang di dunia), tubuh (yang dikuasai dosa), jasmani, bangsa, ukuran
manusia” noun dative feminine singular common from sa,rx.
sarki di dalam Kitab Suci, khususnya menurut Paulus. Istilah ini pertama-tama
menunjukkan substansi material tubuh manusia (1 Kor. 15:39); kedua, tubuh itu sendiri
yang terdiri dari materi yang dikontras dengan roh (pneuma), pikiran (nous), dan hati
(kardia) (Rom. 2:28; 2 Kor. 7:5; Kol. 2:5); selain itu, dalam pengertian Perjanjian Lama
tentang manusia sebagai keberadaan yang bumiah, lemah, dan rapuh, sementara; dan yang
terakhir menurut paulus adalah orientasi hidup yang berdosa dari manusia. Oleh karena itu,
Paulus berbicara tentang “bersifat daging,” “dalam daging,” “keinginan daging”. Dalam
pengertian ini “daging” dikontraskan dengan “roh” meskipun bukan dengan pneuma
manusia, yang juga berdosa dan memerlukan pengudusan , tetapi dengan “Roh Kudus”
(pneuma hagion) Allah yang memperbaharui roh manusia dan juga mengonsekrasi tubuh
dan menjadikannya alat bagi kebenaran, sehingga memasukkan ke dalam diri orang-orang
sebuah “pribadi (manusia) baru” (kainos antropos) yang kontras dengan orientasi hidup
lama, “daging” (sarks) dari manusia lama (palaios Anthropos).0
sarki menunjukan orientasi hidup berdosa manusia yang di dalam jiwa dan
tubuhnya berpaling dari Allah dan mengarah kepada ciptaan. Pemakaian Paulus atas kata
“daging” menjadi jelas bagi kita ketika manusia melepaskan kontras Yunani yang familiar
antara yang material dan yang inmaterial, dan menggantikannya dengan kontras biblikal
antara yang duniawi dan yang surgawi, yang ilahi dan manusiawi, antara apa yang di bawah
dan apa yang di atas. Yesus berbicara tentang daging di dalam Yohanes, 3:6. Daging
menjadi “penyebutan yang tepat bagi umat (manusia) sebagai yang berevolusi pada dirinya
sendiri dan yang berkesinambungan pada dirinya sendiri.
Ikatan dengan Allah menuntut suatu kualitas moral yang baru dan bertanggung
jawab di hadapan Allah. Hal itu di ingatkan Paulus dalam ayat 13. Jadi, kemerdekaan
dalam teks ini lebih menunjuk pada kemerdekaan dari pasung-pasung kebebasan yang
diciptakan dala hukum-hukum agama, termasuk juga hukum sipil. Menurut Martinus,
“Manusia yang benar-benar merdeka adalah manusia yang hidup tanpa dibelenggu oleh
berbagai jenis aturan, namun tanpa aturan pun ia dapat mengekspresikan tanggung
jawabnya secara moral”.0 Setiap bentuk aturan ataupun hukum yang memberatkan hidup
manusia, dan bukan mempermudah kehidupannya, adalah tidak lain merupakan suatu
bentuk perbudakan terhadap manusia itu sendiri. Prinsip hukum yang dikemukakan Yesus,
0
Barclay William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat Galatia Dan Efesus, 70.
0
Herman Bavinck, Dogmatika Reformed, 55.
0
Mawene, Teologi Kemerdekaan, 65.

29
yaknik “hukum diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hukum”, 0 adalah prinsip
penting untuk menciptakan hukum yang menjaga kemerdekaan manusia dan bukan
membelenggunya atau memberangusnya.
Penting sekali untuk memperhatikan tekanan Paulus di sini pada soal tanggung
jawab untuk melayani seorang akan yang lain, sebagai wujud kemerdekaan itu. Kalimat
Yunani: “tes agotes douleute allelous” dapat berarti “saling mengabdi seorang akan yang
lain dengan baik” (RSV: “trough love servants one onother”). Di sini kemerdekaan yang
diberika Yesus menjadi kesempatan untuk mengabdi dengan baik dan bertanggung jawab
bagi kepetingan sesama manusia.
Ayat 14: o` ga.r pa/j no,moj evn e`ni. lo,gw| peplh,rwtai( evn tw/|\ avgaph,seij to.n
plhsi,on sou w`j seauto,nÅ

avgaph,seij (agapao) artinya “mengasihi, menunjukan kasih, menyukai” . Kasih


(agapao) adalah bentuk kata kerja. Dalam Perjanjian Baru pemakaiannya 143 kali. Dalam
(Septuaginta = Perjanjian Baru yang ditulis dalam Bahasa Ibrani), kata kasih diterjemahkan
aheb, yang memiliki makna kebaikan hati atau nilai yang tertinggi yang dimiliki satu
pribadi (dalam hal ini Allah). Dalam Perjanjian Baru, kasih adalah milik Allah yang
bersifat absolut yang mutlak (bnd. I Yohanes 4:8). Antonius menyatakan, “kasih Allah
tersebut bukanlah belas kasihan yang bersifat murahan. Karena kasih Allah tidaklah
meniadakan penghukuman atas dosa”. 0 1 Korintus, 9:19 orang yang telah menyerahkan
hati seutuhnya kepada Kristus adalah mereka yang dapat mengasihi sesamanya dengan
paling bebas dan mendalam.0 Seseorang yang masih terikat dan diperbudak orang lain tidak
bebas untuk sungguh-sungguh mengasihi sesamanya ketika seseorang bebas dari kendali
sasama, maka dia sanggup menaati Allah dengan sepenuh hati.
Dalam kekristenan seseorang yang mengalami cinta kasih tampaknya menciptakan
dalam diri dorongan untuk saling mengasihi. Matheus dan Tony menyatakan, “Kasih dalam
kekristenan merupakan karakter Allah yang telah ada dalam kekekalan yang dinyatakan
dalam banyak cara dalam sejarah. Karena Allah adalah kasih maka sumber kasih dalam
setiap manusia hanya berasal dari Allah sejati dalam Alkitab.” 0 Kemerdekaan adalah suatu
gagasan yang berkaitan dengan banyak segi kehidupan masyarakat. Kemerdekaan atau
kebebasan adalah suatu keadaan yang berhubungan erat, bahkan bersumber pada Allah
sendiri. William menyatakan, “sebagai orang yang sudah dimerdekakan memiliki
kewajiban terhadap sesama. Manusia memang bebas, tetapi dalam suatu kebebasan untuk
mengasihi sesama, seperti kita mengasihi diri sendiri.” 0 Bart menyatakan, “Allah mengasihi

0
Dalam Markus 2:27 kalimat itu secara harafiah berbunyi: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan
bukanmanusia untuk hari Sabat”. Hari Sabat adalah satu kasus hukum, sering disebut hukum Sabat, yang
dalam banyak hal secara dominan mewakili seluruh aturan hukum Yahudi. Dengan demikian hukum Sabat
dapat dilihat sebagai hukum itu sendiri, sehingga tidak salah bilaman prinsip dasar pengadaan hukum adalah
“hukum diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hukum”.
0
Barclay William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat Galatia Dan Efesus, 72.
0
Chamblin J. Knox, Paulus Dan Diri: Ajaran Rasuli Bagi Keutuhan Pribadi, 161.
0
Matheus Mangentang dan Tony Salurante, “Membaca Konsep Kasih Dalam Injil Yohanes
Menggunakan Lensa Hermeneutik Misional,” jurnal teologi dan Misi 4 No.1, Nomer Issue (2021): 1.
0
Barclay William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat Galatia Dan Efesus, 72.

30
manusia dalam kemerdekaan-Nya yang sempurna. Kasih yag dikerjakan-Nya secara
sukarela dan kemerdekaan-Nya yang penuh dengan kasih karunia.”0
Ayat 15 : eiv de. avllh,louj da,knete kai. katesqi,ete( ble,pete mh. u`pV avllh,lwn
avnalwqh/teÅ
Pada Galatia, 5:15 John Calvin menyatakan “Dari sifat sabjek, serta dari Bahasa
yang digunakan, dapat menduga bahwa orang-orang Galatia memiliki perselisihan di antara
mereka sendiri; karena mereka berbeda tentang doktrin.” 0 Sekarang menunjukan, hasilnya,
betapa destruktifnya proses semacam itu di gereja pada akhirnya harus terbukti. Ajaran
palsu mungkin merupakan penghakiman dari surga atas ambisi, kesombongan, dan
pelanggaran lainnya. Hal ini dapat disimpulkan dari apa yang sering terjadi dalam
dispensasi ilahi, serta dari pernyataan tegas oleh tangan Musa. Jangankan kamu
mendengarkan kata-kata nabi itu, ataupun pemimpin yang memimpin kamu, untuk
mengetahui apakah kamu mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan
segenap jiwamu.”
Dalam ayat 15 menjelaskan bahwa, ada pertentangan tajam yang terjadi dia antara
orang-orang yang terpengaruh oleh propaganda para penganut legalisme dengan orang-
orang yang tidak terpengaruh. Paulus mendukung kelompok kedua, tetapi dia sadar bahwa
tanpa kasih mereka tidak akan mampu menenangkan pihak yang lain. Argumentasi tanpa
kasih mengakibatkan perpecahan yang berkesinambungan.0 Moises Silva menyatakan,
“dalam ayat 15, Paulus berbicara tentang bahaya bahwa mereka dapat saling membinasakan
dengan saling menggigit dan saling menelan. Dan pada ayat 26, Paulus menambahkan
peringatan terakhir agar jangan gila hormat, jangan saling menantang dan mendengki”. 0
Karena dampak dari perbuatan itu, Paulus mengingatkan mereka bahwa siapa saja yang
melakukan hal-hl demikian tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah. Sangat
ironis bahwa orang-orang Kristen ini, yang digoda oleh ajaran mematuhi Hukum Taurat,
terjatuh ke dalam perilaku yang begitu bertentang dengan iman mereka.
Paulus juga memperjelas penggunaan kemerdekaan yang benar: layanilah (yakni
menjadi hamba) seorang akan yang lain oleh kasih. Sebab seluruh Hukum Taurat tercakup
dalam satu firman ini, yaitu: “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!”. Ayat
ini mengajarkan, bahwa sebagai orang yang sudah dimerdekakan oleh Kristus, harus
menerapkan kasih itu kepada sesama, bukan untuk saling membinasakan. William Barclay
menyatakan, “Paulus menambahkan satu nasehat yang cukup keras, yaitu: jika kamu
meninggalkan kehidupan persekutuan sebagai jalan keluar untuk mengatasi segala kemelut,
maka kamu akan membuat hidupmu memasuki suatu kemelut yang lebih parah lagi. Hidup
yang mementingkan diri sendiri pada akhirnya bukanlah hidup yang terpuji, melainkan
akan saling merusak”.0
e. Kemerdekaan menurut Paulus
Pada masa itu kemerdekaan berarti secara konkret bahwa petunjuk-petunjuk Hukum
Taurat tidak berlaku lagi buat orang-orang Kristen Yahudi.

0
Karl Barth, Teolog Kemerdekaan, 29.
0
John Calvin, Commentaries On The Epistles Of Paul To The Galatians And Ephesians, 161.
0
Everett F. Harrison, The Wycliffe Bible Commentary Tafsiran Alkitab Wycliffe 3, 948.
0
Moises Silva, Tafsiran Alkitab Abad Ke-21 3, 454.
0
Barclay William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat Galatia Dan Efesus, 73.

31
Dua kutipan surat Paulus di bawah ini, yaknik Galatia 5:1, 13 dan 2 Korintus 3:17,
memaksudkan kemerdekaan itu sebagai kelepasan dari kungkungan Hukum Taurat.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam pelayananannya Paulus selalu berhadapan dengan dua
paham besar, yaknik paham legalisme dari agama Yahudi dan filsafat Yunani-
Gnostikisme.0
Bahwa orang Kristen tidak wajib untuk melaksanakan Hukum Taurat, sebab
Kristus telah membebaskan mereka dari kutuk Taurat itu. Hukum Taurat yang dikecam
Paulus di sini bukanlah sepuluh hukum Tuhan (Dasa Titah), melainkan sejumlah besar
aturan atau hukum agama Yuhudi yang dikembangkan sesudah pembuangan sebagai
interpretasi atau reinterpretasi atas Taurat Yahweh. Hukum Taurat yang mengatur berbagai
hal dalam kehidupan sesungguhnya memberatkan kehidupan manusia ketimbang
meringankan. Orang Kristen tidak wajib lagi tunduk pada seluruh aturan agama Yahudi itu.
Karena dengan kematian dan kebangkitan Kristus mereka juga telah dibebaskan dari
kewajiban Taurat. Menurut Paulus kemerdekaan yang sebenarnya adalah kemerdekaan di
dalam Kristus, yang memerdekakan kita dengan jalan menyerahkan dirinya bagi manusia. 0
“Paulus jelas mengajarkan kemerdekaan dari perhambaan: (yaitu sunat, Hukum Taurat).
(Lih. Gal. 5:1).0 Dalam Galatia 5:13, Paulus mengatakan kemerdekaan merupakan
anugerah Allah untuk hidup kudus dan saling melayani. Carson menjelaskan bahwa Paulus
mengatakan kepada orang-orang Galatia, bahwa kita memperoleh kasih karunia dari Yesus
Kristus bukan oleh karena melakukan Hukum Taurat tetapi karena iman di dalam Kristus. 0
Menurut Godet bahwa keselamatan diperoleh hanya melalui iman akan kristus Yesus,
sebagai penebus dunia.0 Karya penebusan kristus membawa orang-orang percaya kedalam
kedewasaan mereka: mereka bertumbuh, sebagaimana mestinya, mencapai kedewasaan. 0

2. Relasi Taurat dengan Kemerdekaan Kristen Galatia 5:1-15


Seluruh Hukum Ilahi, seperti yang ditafsirkan dan dicontohkan oleh Kristus sendiri,
tetap merupakan ukuran yang mengungkapkan kehendak Kristus bagi hamba-hamba-Nya
yang dibebaskan-Nya sendiri (1 Kor. 7:22). Dengan demikian orang Kristen berada ‘di
bawah hukum bagi Kristus’ (1 Kor. 9:19-23). Hukum Kristus (Gal. 6:2) menurut Yakobus,
‘hukum kemerdekaan’ (Yak. 1:25; 2:12) – adalah hukum kasih (Gal. 5:13; Mrk 12:28; Yoh
13:34). Relasi Taurat dengan kemerdekaan Kristen adalah “kasih”. Paulus menjelaskan
bahwa Hukum Taurat diberikan agar manusia bisa melihat keberdosaannya. Hukum Taurat
adalah penuntun manusia kepada kasih karunia Allah sebab kesimpulan Hukum Taurat
adalah kasih. Kasih Kristus yang telah memerdekakan atau membebaskan manusia dari
perhambaan dosa. Hal ini menunjukan bahwa Hukum Taurat tidak berkuasa lagi atas orang
percaya, melainkan Kristus sendiri yang berkuasa atas orang percaya
a. Iman kepada Kristus
Beberapa tokoh Alkitab diceritakan mereka dibenarkan karena iman, salah satunya
adalah Abraham. Abraham dibenarkan oleh Allah karena iman yang sungguh-sungguh

0
Mawene, Teologi Kemerdekaan, 63.
0
Gunning, Tafsiran Alkitab Surat Galatia, 108.
0
Chamblin J. Knox, Paulus Dan Diri: Ajaran Rasuli Bagi Keutuhan Pribadi, 139.
0
D.A. Carson & Douglas J .Moo, An Introduction To The New Testament, 523.
0
Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru, 78.
0
D.A. Carson & Douglas J .Moo, An Introduction To The New Testament, 526.

32
tanpa meragukan janji-Nya itu. Di dalam Injil Matius, 9:22 “imanmu telah menyelamatkan
engkau” yang artinya bahwa dengan percaya kepada Yesus Kristus maka kehidupan kekal
itu diperoleh orang percaya tanpa ada kebimbangan dan keraguan hati. Manusia dapat
dibenarkan dihadapan Allah dan memperoleh keselamatan yang kekal, bukan karena
perbuatan manusia. Orang-orang Yahudi diselamatkan selama masa Perjanjian Lama dan
diselamatkan pada masa kini persis seperti orang-orang bukan-Yahudi diselamatkan, yaitu
oleh anugerah pemilihan Allah yang berpusat pada karya Kristus di Kalvari”. Paulus juga
menerapkan bahwa manusia diselamatkan oleh anugerah Allah, bukan karena perbuatan-
perbuatan apa pun, manusia diselamatkan karena Kristus yang telah mati dan rela
menyerahkan hidup-Nya demi manusia (Lih. Ibr.12:2).
Allah telah menyediakan keselamatan bagi manusia sejak kekekalan (rencana
Allah). Yesus Kristus yang telah mati dan memerdekan manusia dari perbudakan dosa
sehingga manusia dapat memperolehnya melalui iman dan mendamaikan manusia dengan
Allah. Mulyono menyatakan, “percaya dengan iman, bahwa percaya kepada Yesus akan
selamat dan memperoleh hidup kekal. Namun, sering sikap percaya tersebut tidak
diimbangi dengan sikap tanggung jawab, sehingga banyak orang Kristen dalam praktik
hidupnya tidak berbeda dengan orang non-Kristen”.0 Seyogianya kehidupan orang beriman
harus berdasarkan apa yang Yesus ajarkan, karena hanya melalui iman kepada Yesus
manusia dapat dibenarkan dihadapan Allah. Bavinck menyatakan, “Iman dikonsentrasikan
pada realitas-realitas historis penebusan dan menghasilkan kepercayaan bahwa tindakan-
tindakan historis tersebut adalah tindakan penyelamatan Allah bagi manusia”.0
Orang percaya telah menjadi ahli waris penuh yang mengerti akan pertolongan
Allah karena orang percaya dibenarkan oleh iman dalam Kristus sehingga mereka tidak
tunduk di bawah Hukum Taurat. Secara tidak langsung Allah telah menyelamatkan
manusia dari perbudakan dosa dan telah bebas dari kutukkan itu, Yesus yang telah rela
disalibkan dan mati untuk menebus umat yang dikasihi-Nya.
b. Kasih kepada Sesama
Berbicara tentang kasih ada banyak terdapat dalam Alkitab. Alkitab mengajarkan
bahwa kasih merupakan sesuatu yang harus kita kembangkan. Kasih bukan sekedar
keinginan berbuat baik, melainkan keputusan dan sikap melakukannya karena Allah
mengasihi kita, maka kita yang sudah mengalami kasih, yaitu anugerah, belas kasihan,
kebaikan dan pertolongan Tuhan. Rencana menyatakan bahwa dalam kekristenan istilah
“kasih” adalah yang bersumber dari Allah itu sendiri dan biasa disebut kasih Agape. Agape
adalah istilah Yunani (avga,phj) yang berarti cinta yang tidak mementingkan diri sendiri,
atau cinta tanpa batas, atau cinta tanpa syarat. 0 Dalam segala aspeknya, kemerdekaan ini
adalah pemberian Kristus, yang oleh kematian-Nya telah membayar lunas pembebasan
umat-Nya dari perhambaan. Jawaban manusia terhadap anugerah kemerdekaan
(eleutheria), dan sesungguhnya caranya menerima ikatan perhambaan (douleia) kepada
Allah, kepada kebenaran, dan terhadap semua orang karena Injil dan karena Juruselamat.
Barclay menyatakan, “Kemerdekaan Kristen bukanlah merupakan penghapusan tanggung

0
Yohanes Bambang Mulyono, Firman Hidup, 1st ed. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993), 161.
0
Herman Bavinck, Dogmatika Reformed, 736.
0
Rencan Carisma Marbun, “Kasih Dan Kuasa Ditinjau Dari Perspektif Etika Kristen,” Jurnal teologi
“Cultivation” 3 (2019): 664.

33
jawab, tetapi sebagai orang yang sudah dimemerdekakan oleh Kristus memiliki kewajiban
terhadap sesama manusia.”0
Kebebasan Kristen adalah kebebasan yang didasarkan pada sebab-sebab yang
sederhana tetapi menakjubkan. Kebebasan orang Kristen bukanlah jalan untuk dapat
berbuat dosa; melainkan kebebasan karena anugerah Allah. Groome menyatakan, “Menjadi
bebas bersatu dengan Allah berarti menjadi bebas untuk mengadakan persekutuan bersama
orang-orang lain dalam hubungan kasih dan pelayanan satu sama lain.” 0 Kasih kepada
Allah dan kasih kepada sesama manusia sangat mempunyai hubungan yang tak dapat
dibatalkan. Sebagaimana dikatakan oleh Dodd: “Jika Allah mengasi kita, maka kita terikat
untuk mengasihi satu sama lain, karena sudah merupakan nasib kita untuk mengreproduksi
kehidupan Allah di dalam kemanusiaan dan kehidupan kekekalan di dalam waktu.” 0 Kasih
mempunyai asal-usulnya dan sumber kasih itu adalah Allah sendiri (1 Yoh 4:7-21),
terdapat apa yang barangkali merupakan satu-satunya pernyataan yang terbesar mengenai
Allah di dalam seluruh Alkitab, yaitu bahwa Allah adalah kasih. Orang yang sudah
dimerdekakan oleh Kristus, akan selalu berusaha menunjukan kasih. Kasih yang dimaksud
adalah “tetapi buah-bah Roha adalah Kasih, Sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan pengusaan diri” (Gal. 5:22-23).
Karena kasih itu adalah ikatan sempurna yang dimiliki oleh manusia, yang bisa membantu
seseorang menjadi pribadi yang lebih baik, karena menunjukan kasih tersebut. Menurut
Borrong: “kemerdekaan atau kebebasan yang hakiki adalah kemerdekaan atau kebebasan
untuk berbuat sesuatu yang membuat kita bermakna dan berguna bagi sesama.” 0 Karena
kemerdekaan yang digunakan untuk melayani sesama akan membawa kemerdekaan sejati
dalam jiwa dan roh kita.

0
Barclay William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat Galatia Dan Efesus, 72.
0
Thomas H. Groome, Christian Religious Education - Pendidikan Agama Kristen: Berbagi Cerita
Dan Visi Kita, 129.
0
Barclay William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat-Surat Yohanes Dan Yudas, 9th ed.
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), 165.
0
Robert P. Borrong, Etika Politk Kristen, 44.

34
BAB IV
IMPLIKASINYA BAGI PEMAHAMAN ORANG PERCAYA MASA
KINI TENTANG KEMERDEKAAN KRISTEN
Teologis
1. Menyadari kemerdekaan Kristen yang sesungguhnya
Kemerdekaan adalah kualitas kehidupan yang benar di hadapan Allah yang nyata
dalam seluruh aspek dan bidang kehidupan. Kualitas kehidupan yang benar dihadapan
Allah menjadi faktor penting dari kemerdekaan itu. Paulus menjelaskan bahwa kedatangan
Yesus Kristus membawa era baru ketika “seseorang tidak dibenarkan oleh karena
melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus” (Galatia,
2:16). Iman digambarkan sebagai objek yang kini telah muncul yakni Yesus Kristus. Iman
yang dimaksudkan Paulus adalah iman yang setia kepada Yesus Kristus karena dengan
kedatangan Kristus, suatu zaman baru telah tiba di mana iman kepada Kristus telah menjadi
kenyataan. Berkhof menyatakan, Orang kristen harus menyadari kemerdekaan yang telah
Tuhan berikan, yaitu tidak berada di bawah hukum taurat, tetapi di bawah kasih karunia
(anugerah). (Yoh. 1:17; band. Efe. 2:7)”.0

2. Mengakui pembenaran melalui karya Kristus


Pembebasan atau kemerdekaan yang diperoleh merupakan karya Tuhan bagi orang
percaya. Pemebenaran oleh iman dalam Kristus adalah penekanan pembebasan orang
Kristen, supaya orang percaya sungguh-sungguh merdeka karena Kristus telah
memerdekakan manusia dan bebas dari perbudakan dosa. Kematian dan kebangkitan
Kristus yang diwariskan kepada mereka yang percaya dan diterima melalui iman yang
digerakan oleh Roh Kudus. Watchman menyatakan, “pembenaran adalah tindakan Allah
dalam memperkenan umat-Nya menurut standar kebenaran-Nya.”0

3. Meresponi kemerdekaan yang diberikan oleh Kristus


Untuk meresponi kemerdekaan yang telah diterima, maka manusia harus percaya,
taat, berusaha melepaskan diri dari cara hidup manusia yang lama dan mengenakan
manusia baru yang selalu memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus, memiliki hubungan
pribadi dengan Tuhan, penegasan akan kebenaran Alkitab. Tujuannya adalah untuk
mengenal Tuhan dan untuk mencerminkan karakter-Nya dalam hidup sehari-hari. Matheus
mengatakan, bahwa “kemerdekaan Kristen adalah kemerdekaan dalam kasih yang
berolentasi membawa kebenaran kepada kekekalan yang bersumber dari Allah karena Allah
adalah kasih itu sendiri.”0
Karena itu, hanya manusia yang menerima dan menghayati kasih Allah, mampu
mengasihi Tuhan dan mengasihi sesamanya manusia tanpa pamrih. Respon orang percaya
0
Louis Berkhof, Teologi Sistematika 4, 1st ed. (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1997),
33.
0
Watchman Nee & Witness Lee, Keselamatan Penuh Allah, 2nd ed. (Bandung: Living Stream
Ministry, 1995), 63.
0
Matheus Mangentang dan Tony Salurante, “Membaca Konsep Kasih Dalam Injil Yohanes
Menggunakan Lensa Hermeneutik Misional,” jurnal teologi dan Misi 4 (2 021): 8.

35
secara positif terhadap kasih Allah, sebagai “cinta kasih”. Jadi, cinta kasih di satu pihak
merupakan reaksi terhadap kasih Allah, namun di pihak lain ia merupakan prakarsa
terhadap sesama manusia. Karena Tuhan Yesus telah mengasihi manusia terlebih dahulu.
Kasih-Nya Ia telah memberikan seluruh dirin-Nya untuk menebus orang percaya.

DAFTAR PUSTAKA
A. Simanjutak. Tafsiran Alkitab Masa Kini 3. Jakarta: BPK Gunung Mulia, n.d.
Adina Chapman. Pengantar Perjanjian Baru. 8th ed. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004.
Alan F. Johnson. 1 Corinthians. Zodervan Publishing House, 1973.
Andar Ismail. Ajarlah Mereka Melakukan. Edited by Rika Uli Napitupulu. 7th ed. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2010.
Andi Andi. “Kemerdekaan Dan Kedaulatan Rakyat Dalam Perspektif Mohammad Hatta Dan Islam.”
Jurnal Filsafat dan Pemikiran Islam 2 (2017): 138.
Anthony A. Hoekema. Diselamatkan Oleh Anugerah. Edited by Salomo Yo. 2nd ed. Surabaya:
Momentum, 2006.
Antonius Atosokhi Gea. Relasi Dengan Tuhan. Jakarta: Gramedia, 2006.
Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari. Edited by Yani Miliandi Rengkung. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2010.
Barclay William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat-Surat Yohanes Dan Yudas. 9th ed. Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2015.
———. Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat Galatia Dan Efesus. Edited by Staf Redaksi BPK
Gunung Mulia. 14th ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017.
Boby Utley. Anda Dapat Memahami Alkitab Surat-Surat Pertama Paulus Galatia Dan I & II
Tesalonika. Bible Lesson Internasional: Texas, 2010.
C. Groenen Ofm. Pengantar Ke Dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius, 1995.
Chamblin J. Knox. Paulus Dan Diri: Ajaran Rasuli Bagi Keutuhan Pribadi. Edited by Jeane Ch.
Obadja. 1st ed. Surabaya: Momentum, 2006.
D. A. Carson & Douglas J. Moo. An Introduction ToThe New Testament. Malang: Gandum Mas,
2000.
D.A. Carson & Douglas J .Moo. An Introduction To The New Testament. Gandum Mas, 2005.
Dag Heward-Mills. Banyak Yang Dipanggil. 1st ed. Jakarta Barat: Paerchment House, 2010.
David H. Wheanton. Tafsiran Alkitab Abad Ke-21 Matius - Wahyu. Edited by Chrisostomus
Sihotang. 1st ed. Jakarta: Komunikasi Bina Kasih, 2017.
Derek Prince. Bertobat Dan Percaya. 2nd ed. Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil “Imanuel,” 1993.
Duyverman. Pembimbing Ke Dalam Perjanjian Baru. Edited by Yani M. Rengkung. 26th ed. Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2018.
Eckhard J. Schnabel. Rasul Paulus Sang Misionaris: Perjalanan, Strategi, Dan Metode Misi Rasul
Paulus. 5th ed. Yogyakarta: ANDI, 2010.
Erastus Sabdono. Penghakiman Dipandang Dari Kebenaran Alkitab. 1st ed. Jakarta Utara: Rehobot
Literature, 2019.
Everett F. Harrison. The Wycliffe Bible Commentary Tafsiran Alkitab Wycliffe 3. Edited by Charrles
F.Pfeiff. 4th ed. Malang: Gandum Mas, 2013.
Everett Ferguson. Backgrounds of Early Christianity. Malang: Gandum Mas, 2017.
Fereddy Siagian. “Penyalahgunaan Seks Dikalangan Pemuda Dalam Perspektif Alkitab Menurut I

36
Korintus 6:12-20.” Jurnal Ilmiah Indonesia 4 (2019).
Ferguson Everett. Sejarah Teologi : Backgrounds Of Early Christianity. 1st ed. Malang: Gandum
Mas, 2017.
G. J Baan. TULIP Lima Pokok Calvinisme. Edited by Irwan Tjulianto. 1st ed. Surabaya: Momentum,
2009.
Gunning. Tafsiran Alkitab Surat Galatia. 8th ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003.
Harun Hadiwijono. Iman Kristen. 16th ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005.
haryono Rinardi. “Proklamasi17 Agustus 1945: Revolusi Politik Bangsa Indonesia.” Jurnal Sejarah
Citra Lekha 2 (2017): 143.
Hasan Susanto. Perjanjian Baru Interlinear Yunani - Indonesia Dan Konkordansi Perjanjian Baru
(PBIK) Jilid II. 2nd ed. Jakarta: LAI, 2019.
Hengki Wijaya. “Pengenaan Manusia Baru Di Dalam Kristus: Natur, Proses, Dan Fakta Serta
Implikasi Teologis Dan Praktisnya.” JURNAL JAFRAY 14 (2016): 110.
Henry. Surat Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 Dan 2 Tesalonika, 1 Dan 2 Timotius, Titus, Filemon.
Surabaya: Momentum, 2015.
Herman Bavinck. Dogmatika Reformed. Edited by Solomon Yo. 1st ed. Surabaya: Momentum,
2016.
Herman Ridderbos. Paulus: Pemikiran Utama. Edited by Steve Hendra. Surabaya: Momentum,
2008.
———. PAULUS Pemikiran UtamaTheologianya. Edited by Solomon Yo. surabaya: Momentum,
2015.
Howard, Ellingworth Dan. Pedoman Pernafsir Alkitab Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat
Di Korintus, n.d.
Hutapea Antonius. Keselamatan Yang Hilang. Edited by Teruna Jaya Ginting. 1st ed. Tangerang:
Amar bayith Ministry, 2013.
Hutri Limah, Cahyo Budi Utomo, Andy Suryadi. “Poster Dan Upaya Mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia Di Yogyakarta Tahun 1945-1949.” Journal Of Indonesia History 7
(2018): 36.
Inter-Varsity Press. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini. 4th ed. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 1999.
Jan A. Boersema. Etika Kristen Sebuah Pengantar. Edited by Stenly R. Paparang. 1st ed. Jakarta:
Departeman Literatur dan Media Arastamar, 2014.
Jerry Bridges. Berserah Kepada Tuhan. 2nd ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.
John Calvin. Commentaries On The Epistles Of Paul To The Galatians And Ephesians. 22nd ed.
Michigan: Banker Book House, 1993.
John Murry. Penggenapan Dan Penerapan Penebusan. 1st ed. surabaya: Momentum, 1999.
Joseph Christ Santo. “Makna Ragi Dalam Ajaran Tuhan Yesus Tentang Kewaspadaan.” Jurnal Fidei 1
(2018).
Karl Barth. Teolog Kemerdekaan. 3rd ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003.
Kartosiswoyo MGR. V. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini. 8th ed. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 2017.
Kooiman. Doktor Dalam Kitab Suci Reformator Gereja Martin Luther. Edited by Asima Siregar. 7th
ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.
Leon Morris. Galatians Paul’s Chaters Of Christian Freedom. America: Inter Varsity Press, 1996.
Lesta Sembiring. “Martyria Sebagai Wujud Kebebasan Moral.” Jurnal Filsafat Teologi 11 (2014): 19.
Lewi Nataniel Bora. Kasih Karunia Yesus Kristus. Edited by Adi Putra. 1st ed. Jakarta Selatan: Vieka

37
Wahana Semesta, 2016.
Louis Berkhof. Teologi Sistematika 3 Doktrin Kristus. Edited by Hudiyekti P. 8th ed. surabaya:
Momentum, 2009.
———. Teologi Sistematika 4. 1st ed. Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1997.
M.E. Duyvermen. Pembimbing Ke Dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017.
Matheus Mangentang dan Tony Salurante. “Membaca Konsep Kasih Dalam Injil Yohanes
Menggunakan Lensa Hermeneutik Misional.” jurnal teologi dan Misi 4 (2021): 1.
Mawene, Marthinus. Teologi Kemerdekaan. 1st ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.
Merrill C. Tenney. Survei Perjanjian Baru. 2nd ed. Malang: Gandum Mas, 2000.
Moises Silva. Tafsiran Alkitab Abad Ke-21 3. Edited by dan Leatha Humes H.A. Opussunggu,
Crisostomus Sihotang. 3rd ed. Jakarta, 2017.
Mulyono, Yohanes Bambang. Firman Hidup. 1st ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993.
Neil turnbull. Bengkel Ilmu Filsafat. Edited by Daniel P. Purba. 9th ed. Jakarta: Erlangga, 2005.
Nurnilam Sarumaha. “Pengudusan Progresif Orang Percaya Menurut 1 Yohanes 1:9.” Jurnal
Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 5 (2019): 8.
Paulus Toni Tantiono. “Pengaruh Rasul Paulus Dalam Sejarah Kekristenan.” Filsafat - Teologi 7
(2009): 89.
Peter Salima. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, n.d.
Putra, Adi. “Kajian Biblika Terhadap Makna ‘Ta Stigmata Tou Iesou’ Dalam Galatia 6:17 The Biblical
Study of the Meaning ‘Ta Stigmata Tou Iesou’ in Galatians 6:17.” Jurnal Ilmiah Teologi,
Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan (2020): 2.
Rencan Carisma Marbun. “Kasih Dan Kuasa Ditinjau Dari Perspektif Etika Kristen.” Jurnal teologi
“Cultivation” 3 (2019): 663–664.
Robert P. Borrong. Etika Politk Kristen. 1st ed. Jakarta: Unit Publikasi dan Informasi (UPI), 2006.
Scheunemann, Rainer. Panduan Lengkap Penafsiran Alkitab Perjanjian Lama Dan Perjanjian Baru.
5th ed. Yogyakarta: ANDI, 2009.
Selvester M.Tacoy. Kamus Pintar Alkitab. Bandung: kalam hidup, n.d.
Sproul. Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen. 4th ed. Malang: Departemen Literatur SAAT,
2002.
Stanley R. Rambitan. “Pluralitas Agama Dalam Pandangan Kristen Dan Implikasinya Bagi
Pengajaran PAK.” Jurnal pendidikan Agama Kristen 1 (2017).
Thomas H. Groome. Christian Religious Education - Pendidikan Agama Kristen: Berbagi Cerita Dan
Visi Kita. 1st ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010.
———. Cristiani Religious Education. Edited by Kristiana Santi. 1st ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2010.
Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Tom Yeakley. Watak Pekerja Kristus. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1995.
W.R.F. Brown. Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996.
Watchman Nee. Perkataan Salib. Jakarta Pusat: Yayasan Perpustakaan Injili Indonesia (Yasperin),
2019.
Watchman Nee & Witness Lee. Keselamatan Penuh Allah. 2nd ed. Bandung: Living Stream
Ministry, 1995.
Willi Marxsen. Pengantar Perjanjian Baru: Pendekatan Kritis Terhadap Masalah-Masalahnya. 6th
ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005.
William Hendriksen. New Testament Commentary Galatians, Ephesians, Philipians, Colossians, and
Philemon. United States of America: Baker Academic, 2007.

38
Witness Lee. Kristus Dan Salib 2. 2nd ed. Jakarta Pusat: Yayasan Perpustakaan Injili Indonesia,
2019.
Witness Lee, Yasperin. Kristus Dan Salib 1. 1st ed. Jakarta Pusat: Yayasan Perpustakaan Injili
Indonesia, 2019.
Yonatan Alex Arifianto. “Memehami Hukuman Salib Dalam Perspektif Interstamental Sampai
Dengan Perjanjian Baru.” Jurnal Teologi Dan Pelayanan Kristiani 3 (2020).
Yuel Sumarno. Pengetahuan Alkitab Sekolah Menengah Teologi. Edited by Andar Gultom. 4th ed.
Bandung: Bina Media Informasi, 2011.
Alkitab. Jakarta: LAI, 1974.
A. Simanjutak. Tafsiran Alkitab Masa Kini 3. Jakarta: BPK Gunung Mulia, n.d.
Adina Chapman. Pengantar Perjanjian Baru. 8th ed. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004.
Alan F. Johnson. 1 Corinthians. Zodervan Publishing House, 1973.
Andar Ismail. Ajarlah Mereka Melakukan. Edited by Rika Uli Napitupulu. 7th ed. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2010.
Andri Andi. “Kemerdekaan Dan Kedaulatan Rakyat Dalam Perspektif Mohammad Hatta Dan Islam.”
Jurnal Filsafat dan Pemikiran Islam 2 (2017): 138.
Anthony A. Hoekema. Diselamatkan Oleh Anugerah. Edited by Salomo Yo. 2nd ed. Surabaya:
Momentum, 2006.
Antonius Atosokhi Gea. Relasi Dengan Tuhan. Jakarta: Gramedia, 2006.
Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari. Edited by Yani Miliandi Rengkung. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2010.
Barclay William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat-Surat Yohanes Dan Yudas. 9th ed. Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2015.
———. Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat Galatia Dan Efesus. Edited by Staf Redaksi BPK
Gunung Mulia. 14th ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017.
Boby Utley. Anda Dapat Memahami Alkitab Surat-Surat Pertama Paulus Galatia Dan I & II
Tesalonika. Bible Lesson Internasional: Texas, 2010.
C. Groenen Ofm. Pengantar Ke Dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius, 1995.
Chamblin J. Knox. Paulus Dan Diri: Ajaran Rasuli Bagi Keutuhan Pribadi. Edited by Jeane Ch.
Obadja. 1st ed. Surabaya: Momentum, 2006.
D. A. Carson & Douglas J. Moo. An Introduction ToThe New Testament. Malang: Gandum Mas,
2000.
D.A. Carson & Douglas J .Moo. An Introduction To The New Testament. Gandum Mas, 2005.
Dag Heward-Mills. Banyak Yang Dipanggil. 1st ed. Jakarta Barat: Paerchment House, 2010.
David H. Wheanton. Tafsiran Alkitab Abad Ke-21 Matius - Wahyu. Edited by Chrisostomus
Sihotang. 1st ed. Jakarta: Komunikasi Bina Kasih, 2017.
Derek Prince. Bertobat Dan Percaya. 2nd ed. Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil “Imanuel,” 1993.
Duyverman. Pembimbing Ke Dalam Perjanjian Baru. Edited by Yani M. Rengkung. 26th ed. Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2018.
Eckhard J. Schnabel. Rasul Paulus Sang Misionaris: Perjalanan, Strategi, Dan Metode Misi Rasul
Paulus. 5th ed. Yogyakarta: ANDI, 2010.
Erastus Sabdono. Penghakiman Dipandang Dari Kebenaran Alkitab. 1st ed. Jakarta Utara: Rehobot
Literature, 2019.
Everett F. Harrison. The Wycliffe Bible Commentary Tafsiran Alkitab Wycliffe 3. Edited by Charrles
F.Pfeiff. 4th ed. Malang: Gandum Mas, 2013.
Everett Ferguson. Backgrounds of Early Christianity. Malang: Gandum Mas, 2017.

39
Fereddy Siagian. “Penyalahgunaan Seks Dikalangan Pemuda Dalam Perspektif Alkitab Menurut I
Korintus 6:12-20.” Jurnal Ilmiah Indonesia 4 (2019).
Ferguson Everett. Sejarah Teologi : Backgrounds Of Early Christianity. 1st ed. Malang: Gandum
Mas, 2017.
G. J Baan. TULIP Lima Pokok Calvinisme. Edited by Irwan Tjulianto. 1st ed. Surabaya: Momentum,
2009.
Gunning. Tafsiran Alkitab Surat Galatia. 8th ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003.
Harun Hadiwijono. Iman Kristen. 16th ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005.
haryono Rinardi. “Proklamasi17 Agustus 1945: Revolusi Politik Bangsa Indonesia.” Jurnal Sejarah
Citra Lekha 2 (2017): 143.
Hasan Susanto. Perjanjian Baru Interlinear Yunani - Indonesia Dan Konkordansi Perjanjian Baru
(PBIK) Jilid II. 2nd ed. Jakarta: LAI, 2019.
Hengki Wijaya. “Pengenaan Manusia Baru Di Dalam Kristus: Natur, Proses, Dan Fakta Serta
Implikasi Teologis Dan Praktisnya.” JURNAL JAFRAY 14 (2016): 110.
Henry. Surat Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 Dan 2 Tesalonika, 1 Dan 2 Timotius, Titus, Filemon.
Surabaya: Momentum, 2015.
Herman Bavinck. Dogmatika Reformed. Edited by Solomon Yo. 1st ed. Surabaya: Momentum,
2016.
Herman Ridderbos. Paulus: Pemikiran Utama. Edited by Steve Hendra. Surabaya: Momentum,
2008.
———. PAULUS Pemikiran UtamaTheologianya. Edited by Solomon Yo. surabaya: Momentum,
2015.
Howard, Ellingworth Dan. Pedoman Pernafsir Alkitab Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat
Di Korintus, n.d.
Hutapea Antonius. Keselamatan Yang Hilang. Edited by Teruna Jaya Ginting. 1st ed. Tangerang:
Amar bayith Ministry, 2013.
Hutri Limah, Cahyo Budi Utomo, Andy Suryadi. “Poster Dan Upaya Mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia Di Yogyakarta Tahun 1945-1949.” Journal Of Indonesia History 7
(2018): 36.
Inter-Varsity Press. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini. 4th ed. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 1999.
Jan A. Boersema. Etika Kristen Sebuah Pengantar. Edited by Stenly R. Paparang. 1st ed. Jakarta:
Departeman Literatur dan Media Arastamar, 2014.
Jerry Bridges. Berserah Kepada Tuhan. 2nd ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.
John Calvin. Commentaries On The Epistles Of Paul To The Galatians And Ephesians. 22nd ed.
Michigan: Banker Book House, 1993.
John Murry. Penggenapan Dan Penerapan Penebusan. 1st ed. surabaya: Momentum, 1999.
Joseph Christ Santo. “Makna Ragi Dalam Ajaran Tuhan Yesus Tentang Kewaspadaan.” Jurnal Fidei 1
(2018).
Karl Barth. Teolog Kemerdekaan. 3rd ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003.
Kartosiswoyo MGR. V. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini. 8th ed. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 2017.
Kooiman. Doktor Dalam Kitab Suci Reformator Gereja Martin Luther. Edited by Asima Siregar. 7th
ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.
Leon Morris. Galatians Paul’s Chaters Of Christian Freedom. America: Inter Varsity Press, 1996.
Lesta Sembiring. “Martyria Sebagai Wujud Kebebasan Moral.” Jurnal Filsafat Teologi 11 (2014): 19.

40
Lewi Nataniel Bora. Kasih Karunia Yesus Kristus. Edited by Adi Putra. 1st ed. Jakarta Selatan: Vieka
Wahana Semesta, 2016.
Louis Berkhof. Teologi Sistematika 3 Doktrin Kristus. Edited by Hudiyekti P. 8th ed. surabaya:
Momentum, 2009.
———. Teologi Sistematika 4. 1st ed. Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1997.
M.E. Duyvermen. Pembimbing Ke Dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017.
Matheus Mangentang dan Tony Salurante. “Membaca Konsep Kasih Dalam Injil Yohanes
Menggunakan Lensa Hermeneutik Misional.” jurnal teologi dan Misi 4 (2021): 1.
Mawene, Marthinus. Teologi Kemerdekaan. 1st ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.
Merrill C. Tenney. Survei Perjanjian Baru. 2nd ed. Malang: Gandum Mas, 2000.
Moises Silva. Tafsiran Alkitab Abad Ke-21 3. Edited by dan Leatha Humes H.A. Opussunggu,
Crisostomus Sihotang. 3rd ed. Jakarta, 2017.
Mulyono, Yohanes Bambang. Firman Hidup. 1st ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993.
Neil turnbull. Bengkel Ilmu Filsafat. Edited by Daniel P. Purba. 9th ed. Jakarta: Erlangga, 2005.
Nurnilam Sarumaha. “Pengudusan Progresif Orang Percaya Menurut 1 Yohanes 1:9.” Jurnal
Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 5 (2019): 8.
Paulus Toni Tantiono. “Pengaruh Rasul Paulus Dalam Sejarah Kekristenan.” Filsafat - Teologi 7
(2009): 89.
Peter Salima. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, n.d.
Putra, Adi. “Kajian Biblika Terhadap Makna ‘Ta Stigmata Tou Iesou’ Dalam Galatia 6:17 The Biblical
Study of the Meaning ‘Ta Stigmata Tou Iesou’ in Galatians 6:17.” Jurnal Ilmiah Teologi,
Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan (2020): 2.
Rencan Carisma Marbun. “Kasih Dan Kuasa Ditinjau Dari Perspektif Etika Kristen.” Jurnal teologi
“Cultivation” 3 (2019): 663–664.
Robert P. Borrong. Etika Politk Kristen. 1st ed. Jakarta: Unit Publikasi dan Informasi (UPI), 2006.
Scheunemann, Rainer. Panduan Lengkap Penafsiran Alkitab Perjanjian Lama Dan Perjanjian Baru.
5th ed. Yogyakarta: ANDI, 2009.
Selvester M.Tacoy. Kamus Pintar Alkitab. Bandung: kalam hidup, n.d.
Sproul. Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen. 4th ed. Malang: Departemen Literatur SAAT,
2002.
Stanley R. Rambitan. “Pluralitas Agama Dalam Pandangan Kristen Dan Implikasinya Bagi
Pengajaran PAK.” Jurnal pendidikan Agama Kristen 1 (2017).
Thomas H. Groome. Christian Religious Education - Pendidikan Agama Kristen: Berbagi Cerita Dan
Visi Kita. 1st ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010.
———. Cristiani Religious Education. Edited by Kristiana Santi. 1st ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2010.
Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Tom Yeakley. Watak Pekerja Kristus. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1995.
W.R.F. Brown. Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996.
Watchman Nee. Perkataan Salib. Jakarta Pusat: Yayasan Perpustakaan Injili Indonesia (Yasperin),
2019.
Watchman Nee & Witness Lee. Keselamatan Penuh Allah. 2nd ed. Bandung: Living Stream
Ministry, 1995.
Willi Marxsen. Pengantar Perjanjian Baru: Pendekatan Kritis Terhadap Masalah-Masalahnya. 6th
ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005.
William Hendriksen. New Testament Commentary Galatians, Ephesians, Philipians, Colossians, and

41
Philemon. United States of America: Baker Academic, 2007.
Witness Lee. Kristus Dan Salib 2. 2nd ed. Jakarta Pusat: Yayasan Perpustakaan Injili Indonesia,
2019.
Witness Lee, Yasperin. Kristus Dan Salib 1. 1st ed. Jakarta Pusat: Yayasan Perpustakaan Injili
Indonesia, 2019.
Yonatan Alex Arifianto. “Memehami Hukuman Salib Dalam Perspektif Interstamental Sampai
Dengan Perjanjian Baru.” Jurnal Teologi Dan Pelayanan Kristiani 3 (2020).
Yuel Sumarno. Pengetahuan Alkitab Sekolah Menengah Teologi. Edited by Andar Gultom. 4th ed.
Bandung: Bina Media Informasi, 2011.
Alkitab. Jakarta: LAI, 1974.
A. Simanjutak. Tafsiran Alkitab Masa Kini 3. Jakarta: BPK Gunung Mulia, n.d.
Adina Chapman. Pengantar Perjanjian Baru. 8th ed. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004.
Alan F. Johnson. 1 Corinthians. Zodervan Publishing House, 1973.
Andar Ismail. Ajarlah Mereka Melakukan. Edited by Rika Uli Napitupulu. 7th ed. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2010.
Andri Andi. “Kemerdekaan Dan Kedaulatan Rakyat Dalam Perspektif Mohammad Hatta Dan Islam.”
Jurnal Filsafat dan Pemikiran Islam 2 (2017): 138.
Anthony A. Hoekema. Diselamatkan Oleh Anugerah. Edited by Salomo Yo. 2nd ed. Surabaya:
Momentum, 2006.
Antonius Atosokhi Gea. Relasi Dengan Tuhan. Jakarta: Gramedia, 2006.
Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari. Edited by Yani Miliandi Rengkung. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2010.
Barclay William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat-Surat Yohanes Dan Yudas. 9th ed. Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2015.
———. Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat Galatia Dan Efesus. Edited by Staf Redaksi BPK
Gunung Mulia. 14th ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017.
Boby Utley. Anda Dapat Memahami Alkitab Surat-Surat Pertama Paulus Galatia Dan I & II
Tesalonika. Bible Lesson Internasional: Texas, 2010.
C. Groenen Ofm. Pengantar Ke Dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius, 1995.
Chamblin J. Knox. Paulus Dan Diri: Ajaran Rasuli Bagi Keutuhan Pribadi. Edited by Jeane Ch.
Obadja. 1st ed. Surabaya: Momentum, 2006.
D. A. Carson & Douglas J. Moo. An Introduction ToThe New Testament. Malang: Gandum Mas,
2000.
D.A. Carson & Douglas J .Moo. An Introduction To The New Testament. Gandum Mas, 2005.
Dag Heward-Mills. Banyak Yang Dipanggil. 1st ed. Jakarta Barat: Paerchment House, 2010.
David H. Wheanton. Tafsiran Alkitab Abad Ke-21 Matius - Wahyu. Edited by Chrisostomus
Sihotang. 1st ed. Jakarta: Komunikasi Bina Kasih, 2017.
Derek Prince. Bertobat Dan Percaya. 2nd ed. Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil “Imanuel,” 1993.
Duyverman. Pembimbing Ke Dalam Perjanjian Baru. Edited by Yani M. Rengkung. 26th ed. Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2018.
Eckhard J. Schnabel. Rasul Paulus Sang Misionaris: Perjalanan, Strategi, Dan Metode Misi Rasul
Paulus. 5th ed. Yogyakarta: ANDI, 2010.
Erastus Sabdono. Penghakiman Dipandang Dari Kebenaran Alkitab. 1st ed. Jakarta Utara: Rehobot
Literature, 2019.
Everett F. Harrison. The Wycliffe Bible Commentary Tafsiran Alkitab Wycliffe 3. Edited by Charrles
F.Pfeiff. 4th ed. Malang: Gandum Mas, 2013.

42
Everett Ferguson. Backgrounds of Early Christianity. Malang: Gandum Mas, 2017.
Fereddy Siagian. “Penyalahgunaan Seks Dikalangan Pemuda Dalam Perspektif Alkitab Menurut I
Korintus 6:12-20.” Jurnal Ilmiah Indonesia 4 (2019).
Ferguson Everett. Sejarah Teologi : Backgrounds Of Early Christianity. 1st ed. Malang: Gandum
Mas, 2017.
G. J Baan. TULIP Lima Pokok Calvinisme. Edited by Irwan Tjulianto. 1st ed. Surabaya: Momentum,
2009.
Gunning. Tafsiran Alkitab Surat Galatia. 8th ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003.
Harun Hadiwijono. Iman Kristen. 16th ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005.
haryono Rinardi. “Proklamasi17 Agustus 1945: Revolusi Politik Bangsa Indonesia.” Jurnal Sejarah
Citra Lekha 2 (2017): 143.
Hasan Susanto. Perjanjian Baru Interlinear Yunani - Indonesia Dan Konkordansi Perjanjian Baru
(PBIK) Jilid II. 2nd ed. Jakarta: LAI, 2019.
Hengki Wijaya. “Pengenaan Manusia Baru Di Dalam Kristus: Natur, Proses, Dan Fakta Serta
Implikasi Teologis Dan Praktisnya.” JURNAL JAFRAY 14 (2016): 110.
Henry. Surat Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 Dan 2 Tesalonika, 1 Dan 2 Timotius, Titus, Filemon.
Surabaya: Momentum, 2015.
Herman Bavinck. Dogmatika Reformed. Edited by Solomon Yo. 1st ed. Surabaya: Momentum,
2016.
Herman Ridderbos. Paulus: Pemikiran Utama. Edited by Steve Hendra. Surabaya: Momentum,
2008.
———. PAULUS Pemikiran UtamaTheologianya. Edited by Solomon Yo. surabaya: Momentum,
2015.
Howard, Ellingworth Dan. Pedoman Pernafsir Alkitab Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat
Di Korintus, n.d.
Hutapea Antonius. Keselamatan Yang Hilang. Edited by Teruna Jaya Ginting. 1st ed. Tangerang:
Amar bayith Ministry, 2013.
Hutri Limah, Cahyo Budi Utomo, Andy Suryadi. “Poster Dan Upaya Mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia Di Yogyakarta Tahun 1945-1949.” Journal Of Indonesia History 7
(2018): 36.
Inter-Varsity Press. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini. 4th ed. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 1999.
Jan A. Boersema. Etika Kristen Sebuah Pengantar. Edited by Stenly R. Paparang. 1st ed. Jakarta:
Departeman Literatur dan Media Arastamar, 2014.
Jerry Bridges. Berserah Kepada Tuhan. 2nd ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.
John Calvin. Commentaries On The Epistles Of Paul To The Galatians And Ephesians. 22nd ed.
Michigan: Banker Book House, 1993.
John Murry. Penggenapan Dan Penerapan Penebusan. 1st ed. surabaya: Momentum, 1999.
Joseph Christ Santo. “Makna Ragi Dalam Ajaran Tuhan Yesus Tentang Kewaspadaan.” Jurnal Fidei 1
(2018).
Karl Barth. Teolog Kemerdekaan. 3rd ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003.
Kartosiswoyo MGR. V. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini. 8th ed. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 2017.
Kooiman. Doktor Dalam Kitab Suci Reformator Gereja Martin Luther. Edited by Asima Siregar. 7th
ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.
Leon Morris. Galatians Paul’s Chaters Of Christian Freedom. America: Inter Varsity Press, 1996.

43
Lesta Sembiring. “Martyria Sebagai Wujud Kebebasan Moral.” Jurnal Filsafat Teologi 11 (2014): 19.
Lewi Nataniel Bora. Kasih Karunia Yesus Kristus. Edited by Adi Putra. 1st ed. Jakarta Selatan: Vieka
Wahana Semesta, 2016.
Louis Berkhof. Teologi Sistematika 3 Doktrin Kristus. Edited by Hudiyekti P. 8th ed. surabaya:
Momentum, 2009.
———. Teologi Sistematika 4. 1st ed. Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1997.
M.E. Duyvermen. Pembimbing Ke Dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017.
Matheus Mangentang dan Tony Salurante. “Membaca Konsep Kasih Dalam Injil Yohanes
Menggunakan Lensa Hermeneutik Misional.” jurnal teologi dan Misi 4 (2021): 1.
Mawene, Marthinus. Teologi Kemerdekaan. 1st ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.
Merrill C. Tenney. Survei Perjanjian Baru. 2nd ed. Malang: Gandum Mas, 2000.
Moises Silva. Tafsiran Alkitab Abad Ke-21 3. Edited by dan Leatha Humes H.A. Opussunggu,
Crisostomus Sihotang. 3rd ed. Jakarta, 2017.
Mulyono, Yohanes Bambang. Firman Hidup. 1st ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993.
Neil turnbull. Bengkel Ilmu Filsafat. Edited by Daniel P. Purba. 9th ed. Jakarta: Erlangga, 2005.
Nurnilam Sarumaha. “Pengudusan Progresif Orang Percaya Menurut 1 Yohanes 1:9.” Jurnal
Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 5 (2019): 8.
Paulus Toni Tantiono. “Pengaruh Rasul Paulus Dalam Sejarah Kekristenan.” Filsafat - Teologi 7
(2009): 89.
Peter Salima. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, n.d.
Putra, Adi. “Kajian Biblika Terhadap Makna ‘Ta Stigmata Tou Iesou’ Dalam Galatia 6:17 The Biblical
Study of the Meaning ‘Ta Stigmata Tou Iesou’ in Galatians 6:17.” Jurnal Ilmiah Teologi,
Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan (2020): 2.
Rencan Carisma Marbun. “Kasih Dan Kuasa Ditinjau Dari Perspektif Etika Kristen.” Jurnal teologi
“Cultivation” 3 (2019): 663–664.
Robert P. Borrong. Etika Politk Kristen. 1st ed. Jakarta: Unit Publikasi dan Informasi (UPI), 2006.
Scheunemann, Rainer. Panduan Lengkap Penafsiran Alkitab Perjanjian Lama Dan Perjanjian Baru.
5th ed. Yogyakarta: ANDI, 2009.
Selvester M.Tacoy. Kamus Pintar Alkitab. Bandung: kalam hidup, n.d.
Sproul. Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen. 4th ed. Malang: Departemen Literatur SAAT,
2002.
Stanley R. Rambitan. “Pluralitas Agama Dalam Pandangan Kristen Dan Implikasinya Bagi
Pengajaran PAK.” Jurnal pendidikan Agama Kristen 1 (2017).
Thomas H. Groome. Christian Religious Education - Pendidikan Agama Kristen: Berbagi Cerita Dan
Visi Kita. 1st ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010.
———. Cristiani Religious Education. Edited by Kristiana Santi. 1st ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2010.
Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Tom Yeakley. Watak Pekerja Kristus. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1995.
W.R.F. Brown. Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996.
Watchman Nee. Perkataan Salib. Jakarta Pusat: Yayasan Perpustakaan Injili Indonesia (Yasperin),
2019.
Watchman Nee & Witness Lee. Keselamatan Penuh Allah. 2nd ed. Bandung: Living Stream
Ministry, 1995.
Willi Marxsen. Pengantar Perjanjian Baru: Pendekatan Kritis Terhadap Masalah-Masalahnya. 6th
ed. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005.

44
William Hendriksen. New Testament Commentary Galatians, Ephesians, Philipians, Colossians, and
Philemon. United States of America: Baker Academic, 2007.
Witness Lee. Kristus Dan Salib 2. 2nd ed. Jakarta Pusat: Yayasan Perpustakaan Injili Indonesia,
2019.
Witness Lee, Yasperin. Kristus Dan Salib 1. 1st ed. Jakarta Pusat: Yayasan Perpustakaan Injili
Indonesia, 2019.
Yonatan Alex Arifianto. “Memehami Hukuman Salib Dalam Perspektif Interstamental Sampai
Dengan Perjanjian Baru.” Jurnal Teologi Dan Pelayanan Kristiani 3 (2020).
Yuel Sumarno. Pengetahuan Alkitab Sekolah Menengah Teologi. Edited by Andar Gultom. 4th ed.
Bandung: Bina Media Informasi, 2011.
Alkitab. Jakarta: LAI, 1974.

45
46

Anda mungkin juga menyukai