Anda di halaman 1dari 29

COMPANY NAME

Manasik Haji
Pelaksanaan Ibadah &
Kegiatan Selama Penerbangan
H. HEPNI PUTRA, Lc., M.Ag
Masjid Al-Hadi
Selasa, 23 April 2024
1
Kapan Seseorang Disebut Musafir?
‫أن خيرجَ اإلنسانَ منَ وطنهَ قاصدا مكاان يستغرقَ املسيَ إليه‬
‫مسافةَ مق َّدرةَ عندهم‬
Artinya: Seseorang keluar dari negerinya untuk menuju ke satu tempat
tertentu, yang perjalanan itu menempuh jarak tertentu dalam pandangan
mereka (ahli fiqih).

❖ Dia harus keluar dari wathannya, yaitu wilayah tempat tinggalnya


(wilayah pemukiman, seperti komplek perumahan wilayah RT/RT atau
setidaknya kelurahan
❖ Dia harus punya niat untuk bepergian menuju satu titik yang jaraknya
tertentu. Kalau di hati ada niat, maka dia musafir. Sebaliknya, kalau di
dalam hatinya tidak ada niat, maka dia bukan musafir.
Keringanan Syari’at Untuk Musafir
Keringanan Dalam Thaharah
❖ Apakah Safar Membolehkan Tayammum?
Sebagian kalangan ada yang berpendapat bahwa tayammum dibolehkan bagi orang yang
yang sakit, safar dan tidak ada air. Dasarnya menurut mereka sebagaimana disebutkan di
dalam Al-Quran Surah An-Nisa: 43
ُ َ ََ َ َ ُ ُ َٰ َ ُ
َ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ ٰ َ َ ٰٓ َّ ُ َ
ْ‫النسا ْۤء ْفلمْ ِتجدوا ماۤء‬
ِ ْ
‫م‬ ‫ت‬ ‫س‬ ‫م‬‫ل‬ ‫و‬
ْ ‫ا‬ ْ
‫ِٕط‬
ِ ‫ى‬ ‫ا‬
ۤ ‫غ‬ ‫ال‬ ‫ن‬
ْ ‫م‬ِ ‫م‬
ْ ‫ك‬‫ن‬ ‫م‬ِ ‫د‬
ْ ‫ح‬ ‫ا‬ ْ
‫ۤء‬ ‫ا‬‫ج‬ ‫و‬
ْ ‫ا‬ ‫ر‬
ْ ‫ف‬ ‫س‬ ‫ى‬‫ل‬ ‫ع‬ ‫و‬
ْ ‫ا‬ ‫ى‬‫ض‬‫ر‬‫م‬ ‫م‬
ْ ‫ت‬‫ن‬‫ك‬ ‫ن‬
ْ ِ‫ا‬‫و‬
ُ َ ًّ ُ َ َ َ َ ٰ َّ ُ َ ُ ُ ُ َ َ َ ََ
‫ان عفوا غفورْا‬ ْ ‫اّلل ك‬
ْ ‫ن‬ ْْ‫فت َيَّم ُموا ص ِعيدا ط ِيبا فام َسحوا ِب ُوجو ِهكمْ َواي ِديكم‬
ْ ‫ۗ ِا‬

Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang
air atau kamu telah menyentuh perempuan kemudian kamu tidak mendapat air maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik ; sapulah mukamu dan tanganmu.
sesungguhnya Allah Maha Pema’af lagi Maha Pengampun.
- Para ulama umumnya memahami bahwa yang menjadi ’illat dibolehkannya
tayammum dari ayat di atas hanya dua saja, yaitu sakit dan tidak terdapatnya air.
- Sedangkan safar meskipun disebutkan disitu namun tidak menjadi ’illat kebolehan
tayammum. Penyebutan safar disitu lebih menunjukkan kebiasaan saja, yaitu biasanya di
kala safar seseorang akan kesulitan mendapatkan air. Tetapi ketika dalam safar itu masih
ditemukan air, tidak dibenarkan untuk melakukan tayammum.
Keringanan Dalam Shalat
❖ Mengqashar Shalat dan Menjama’
Sebagaimana disebutkan di dalam Al-Quran Surah An-Nisa: 101
ُ َ ٰ َّ َ ُ َ َ َ ُ ُ ََ َ ََ َ ُ َ َ َ َ
ُ‫ۖ انْ خف ُْتمْ انْ َّيفت َنك ْم‬
ْْ
‫وة‬ ‫ل‬‫الص‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ر‬ُ ‫ص‬ ‫ق‬‫ت‬ ‫ن‬
ْ ‫ا‬ ‫اح‬
ْ ‫ن‬ ‫ج‬ ‫م‬
ْ ‫ك‬‫ي‬‫ل‬‫ع‬ ْ
‫س‬ ‫ي‬ ‫ل‬‫ف‬ ْ
‫ض‬ ‫ر‬ ‫ا‬ ‫ال‬ ‫ى‬‫ف‬ ‫م‬
ْ ‫ت‬‫واِ ذا ضرب‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ُّ ًّ ُ َ ُ َ ُ َ َ ٰ َّ
ُ َ َ َ َّ
‫ن كانوا لكمْ عدوا م ِبينا‬ ْ ‫ن الك ِف ِري‬ ْ ‫ن كفروْاۗ ِا‬ ْ ‫ال ِذي‬
Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa
kamu men-qashar shalat, jika kamu takut diserang orang-orang kafir.
Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.
❖ Gugurnya Kewajiban Shalat Jumat

َ‫ّلل والي ومَ اْلخرَ ف عليهَ الَمعةَ ي ومَ المعةَ إ ََّّل مريضَ أَوَ مسافرَ أوَ امرأة‬
ََّ ‫من كانَ ي ؤمنَ ِب‬
َ‫أوَ ص ي‬
َ‫ب أوَ َملوك‬
Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka wajiblah atas mereka
shalat Jumat, kecuali orang sakit, musafir, wanita, anak-anak dan hamba
sahaya. (HR. Ad-Daruqutny).

4
Keringanan Dalam Shalat
❖ Bolehnya Shalat Sunnah di Atas Kendaraan
Dasarnya karena dahulu Rasulullah SAW pernah melakukan shalat sunnah
nafilah di atas punggung unta ketika dalam safar yang beliau SAW lakukan

ِّ‫حنو‬
َ ‫ «أن النيب صلى هللا عليه وسلم كان يُصلِّي على راحلَته‬:‫عن جابر رضي هللا عنه قال‬
.»‫فاستَقبل القْبلة‬
ْ ‫صل َِّي املكتوبة نَزل‬
َ ُ‫ فإذا أراد أن ي‬،‫امل ْشرق‬
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahuanhu bahwa Nabi SAW shalat di
atas kendaraannya menuju ke arah Timur. Namun ketika beliau ingin shalat
wajib, beliau turun dan shalat menghadap kiblat. (HR. Bukhari)
❖ Keringanan Tidak Berpuasa
ُ َ ٰ َ ُ َ َ َ َ
َْ‫ان ِمنكمْ َّمريضا اوْ َعلى َس َفرْ َفعَّدةْ ِمنْ اَّيامْ ا َخر‬
ْ ‫فمنْ ك‬
ِ ِ

Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa),
(wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari
yang lain. (Q.S. Al-Baqarah: 184)
5
Mengqashar Shalat
❖ Dalil Al-Qur’an
َ َّ ُ ُ َ َّ َ ُ ٰ َّ َ ُ َ َ َ ُ ُ ََ َ ََ َ ُ َ َ
ْ ‫ۖ ِانْ ِخفتمْ انْ يف ِتنك ْم ال ِذي‬
‫ن‬ ْ‫وة‬
ِْ ‫ن الصل‬ ُ
ْ ‫س عليكمْ جناحْ انْ تقصروا ِم‬ ْ ِ ‫َواِ ذا ض َربتمْ ِفى الار‬
ْ ‫ض فلي‬
ُّ ًّ ُ َ ُ َ ُ َ َ ٰ َّ َُ َ
‫ن كانوا لكمْ عدوا م ِبينا‬ ْ ‫ن الك ِف ِري‬
ْ ‫كفروْاۗ ِا‬
Apabila kamu bepergian di bumi, maka tidak dosa bagimu untuk mengqasar salat jika kamu
takut diserang orang-orang yang kufur. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh
yang nyata bagimu (Q.S. An-Nisa: 101)
❖ As-Sunnah
Ya'la bin Umayyah bertanya kepada Umar bin Al-Khattab radhiyallahuanhu,"Kenapa
kita tetap mengqashar shalat, padahal kita sudah berada dalam suasana aman?".
Umar menjawab,"Aku juga pernah menanyakan hal yang serupa kepada Nabi SAW,
dan beliau menjawab :

ُ‫ص َدقَتَِّه‬
َ ‫اّللُ ِبَا َعلَْي ُك ِّْم فَاقْ بَِّلُوا‬ َِّ ‫صد‬
َِّّ ‫َّق‬ َ َ‫ص َدقَةِّ ت‬
َ
"Itu adalah sedekah yang Allah berikan kepada kalian, maka terima lah sedekah itu".
(HR. Muslim)
6
Kriteria Safar Yang Membolehkan Qashar
❑ Niat
Agar berstatus musafir, maka seseorang harus berniat dan menyengaja untuk melakukan
safar. Syarat ini disepakati oleh semua ulama
❑ Jarak
Kriteria kedua dari safar yang membolehkan qashar adalah masalah jarak minimal dari
keseluruhan safar itu. Jumhur Ulama minimal berjarak empat burud (sama dengan 88,704
km)
❑ Mubah
Jumhur Ulama, Safar yang dibolehkan buat kita untuk mengqashar shalat haruslah sebuah
safar yang sejak awal memang diniatkan untuk hal-hal yang mubah atau dibolehkan.
❑ Melewati Batas Tempat Tinggal
Shalat qashar sudah bisa dimulai ketika musafir itu sudah keluar dari kota atau wilayah
tempat tinggal, tetapi belum boleh dilakukan ketika masih di rumahnya.
❑ Punya Tujuan Pasti
Safar itu harus punya tujuan pasti, bukan sekedar berjalan tak tentu arah dan tujuan.
7
Hukum Mengqashar Shalat Dalam Safar
Wajib
Mazhab Abu hanifah mewajibkan qashar bagi orang yang melakukan perjalanan
yang telah terpenuhi syaratnya. Istilah lain yang sering digunakan adalah
azimah.

Sunnah
Yang masyhur berpendapat bahwa mengqashar shalat hukumnya sunnah
adalah mazhab Malikiyah.

Pilihan
Yang berpendapat bahwa mengqashar shalat atau
tidak itu merupakan pilihan adalah mazhab Asy-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah

8
Menjama’ Shalat
Pembagian Shalat Jama’
Berdasarkan Shalat Yang Boleh Dijama’ Shalat yang disyariatkan
untuk bisa dijama’ hanya ada dua, yaitu :
Shalat Zhuhur Dijama’ Dengan Ashar
Shalat Maghrib Dijama’ Dengan Isya’

Berdasarkan Waktu Pengerjaannya


Jama’ taqdim adalah melakukan dua shalat fardhu (Bentuknya ada
dua. Pertama shalat Zhuhur dilakukan langsung berurutan dengan
shalat Ashar, yang dilakukan pada waktu Zhuhur. Dan kedua, shalat
Maghrib dan shalat Isya' dilakukan secara berurutan pada waktu
Maghrib.

9
Ketentuan Menjama’ Shalat

Untuk dibolehkan dan sah-nya jama’ taqdim, paling tidak harus


dipenuhi 4 syarat:
Niat Sejak Shalat Yang Pertama
Misalnya kita menjama’ shalat Zhuhur dengan shalat Ashjar di waktu
Zhuhur, maka sejak berniat shalat Zhuhur kita juga harus sudah
berniat untuk menjama’ dengan Ashar. Niat untuk menjama’ ini masih
dibolehkan selama shalat Zhuhur belum selesai.
Berurutan
Misalnya kita menjama’ shalat Maghrib dengan shalat Isya' dengan
taqdim, yaitu di waktu Maghrib, maka keduanya harus dilakukan
sesuai dengan urutan waktunya.

10
Ketentuan Menjama’ Shalat
Untuk dibolehkan dan sah-nya jama’ taqdim, paling tidak harus
dipenuhi 4 syarat:
Al-Muwalat
Maksudnya antara shalat yang awal dengan shalat kedua tidak boleh
terpaut waktu yang lama. Boleh diselingi sekadar lama waktu orang
melakukan shalat dua rakaat yang ringan. Juga boleh diselingi
dengan mengambil wudhu'. Tapi tidak boleh bila diselingi pekerjaan
lain dalam waktu yang terlalu lama
Masih berlangsungnya safar
Masih berlangsungnya safar hingga takbiratul ihram shalat yang
kedua. Misalnya kita menjama’ taqdim shalat Maghrib dengan Isya' di
waktu Maghrib, maka pada saat Isya' kita harus masih dalam keadaan
safar atau perjalanan. Paling tidak pada saat takbiratul ihram shalat
Isya'. 11
Ketentuan Jama’ Takhir

Niat
Berniat untuk menmaja' ta'khir sebelum habisnya waktu shalat yang
pertama. Misalnya kita berniat untuk menjama’ shalat Maghrib dengan Isya
di waktu Isya', maka sebelum habis waktu Maghrib, kita wajib untuk berniat
untuk menjama’ takhir shalat Maghrib di waktu Isya'. Niat itu harus dilakukan
sebelum habisnya waktu shalat Maghrib.
Safar Harus Masih Berlangsung
Safar masih berlangsung hingga selesainya shalat yang kedua.

12
Shalat Lihurmatil-Waqt
Shalat Lihurmatil-Waqt berarti shalat yang dikerjakan untuk menghormati waktu
shalat, atau tidak mencederai kehormatan waktu shalat yang datang dengan
meninggalkannya begitu saja.
Shalat ini dilakukan ketika datang waktu shalat, namun seorang muslim tidak
memenuhi syarat-syarat sah-nya shalat fardhu. Yang kalau diuraikan, syarat sah
Shalat Fardhu itu sebagai berikut:
1. Muslim 5. Suci dari Hadats Kecil dan Hadats Besar,
2. Berakal 6. Suci Badan, Pakaian dan Tempat
3. Sudah Masuk Waktu Shalat, 7. Menghadap Kiblat.
4. Menutup Aurat,

13
Shalat Lihurmatil-Waqt
Shalat ini dilakukan ketika datang waktu shalat, namun seorang muslim tidak
memenuhi syarat-syarat sah-nya shalat fardhu.
Seperti orang yang tidak punya air untuk bersuci, dan juga tidak ada debu untuk
bertayammum.

Atau juga ia bisa bertayammum/berwudhu, tapi sayangnya shalatnya tidak bisa


menghadap kiblat, dan ruku serta sujudnya tidak sempurna, seperti di dalam
pesawat.

Atau dia bisa bersuci. Menghadap kiblat pun mampu tanpa haling rintang.
Berdiri pun sempurna, tapi sayangnya dia dalam keadaan tidak menutup
aurat. Dan pakaian yang ada untuk menutup aurat tidak mungkin digunakan
karena berlumuran darah, yang mana itu adalah najis.

14
Kenapa Harus Tetap Shalat?
Selain syarat sah, di dalam shalat juga ada syarat wajib. Dan keduanya adalah
syarat yang berbeda.
Syarat wajib adalah syarat yang jika itu terpenuhi dalam diri seseorang, maka
ia tidak punya alasan untuk meningalkan shalat. Sedangkan syarat sah shalat
adalah syarat-syarat yang harus terpenuhi dalam diri orang yang shalat jika
ingin shalatnya sah dan mendapatkan nilai pahala.
Syarat wajib shalat adalah;
1. Islam. 4. Sehat salah satu Indera Penglihatan dan/atau pendengaran.
2. Baligh. 5. Telah sampai kepadanya dakwah.
3. Berakal. 6. Bebas dari haidh dan nifas bagi wanita.
Maka, jika ada seseroang yang terpenuhi dalam dirinya keenam syarat tersebut,
wajib baginya shalat. Tidak ada lagi alasan meninggalkan shalat. Jika tetap dan
masih meningalkan shalat, maka berdosalah ia.

15
Kenapa Harus Qadha?
Bahwa shalat yang dikerjakan adalah shalat yang tidak terpenuhi di dalamnya
syarat sah shalat; karena memang kondisi yang membuatnya seperti itu.

Dan shalat yang dilakukan itu bukanlah untuk mengngugurkan kewajiban, akan
tetapi sebagai penghormatan untuk waktu shalat. Jangan sampai datang waktu
shalat dan tidak ada upaya yang dikerjakan sepanjang waktu shalat tersebut.

Karena tidak memenuni syarat sah shalat, maka ada kewajiban baginya untuk
mengulang shalat tersebut.

16
Shalat Lihurmatil-Waqt
Ketentuan adanya shalat Li-Hurmatil-Waqt ini adalah ketetapan yang ada pada
madzhab al-Syafi’iyyah. Sedangkan madzhab lain tidak menetapkan pendapat
yang serupa.
Hanafi : Tidak Wajib Shalat Tapi Diqadha’
Dalil mereka bahwa syarat sah shalat itu adalah suci (thaharah), kalau tidak ada
thaharah ya tidak sah shalatnya, belum gugur kewajibannya
Maliki : Tidak Wajib Shalat atau Qadha
Karena thaharah dalam madzhab ini adalah syarat wajib bukan syarat sah.
Karena syarat wajib, ketika ini tidak terpenuhi maka kewajibanpun tidak ada.
Karena tidak wajib shalat di waktu itu, maka tidak wajib juga mengqadha’-nya
Hanbali: Wajib Shalat dan Tidak Qadha
Ketika masuk waktu shalat, keadaan seperti itu, maka ia wajib shalat seperti itu.
Setelah itu dia tidak perlu qadha’ lagi, karena kewajibannya telah gugur

17
Tayammum
jumhur ulama (Al-Malikiyah, Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah) sepakat mengatakan bahwa
tayammum itu sesungguhnya tidak mengangkat hadats kecil atau pun hadats besar.
Tayammum hanya sekedar membolehkan shalat bagi mereka yang berhadats, namun
tidak bisa mendapatkan air.

Oleh karena itu niat kita ketika bertayammum tidak sama dengan niat kita ketika berwudhu
atau mandi janabah. Ketika kita berwudhu, niatnya untuk mengangkat hadats kecil. Ketika
mandi janabah, niatnya untuk mengangkat hadats besar.

Adapun ketika kita tayammum, maka niatnya bukan lagi mengangkat hadats kecil atau
hadats besar. Niatnya hanya sekedar untuk membolehkan shalat yang wajib dikerjakan.
Jadi kalau dilafadzkan, niat tayammum itu berbunyi : Aku niat tayammum untuk
membolehkan shalat.

18
Tayammum
Dalil Al-Qur’an
َ ََ َ ُ َ ََ َ َ ُ ُ َٰ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ ٰ َ َ ٰٓ َّ ُ ُ
ُ َّ
‫النسا ْۤء فلمْ ِتجدوا ماۤءْ فتيمموا‬ ْ ‫َواِ نْ كنتمْ مرضى اوْ على سفرْ اوْ جا ْۤء احدْ ِمنكمْ ِم‬
ِ ‫ن الغاۤى ِِٕطْ اوْ لمست ْم‬
ُ ُ َ ُ ُ ُ َ َ َ
‫ص ِعيدا ط ِيبا فام َسحوا ِب ُوجو ِهكمْ َواي ِديكمْ ِمن ْه‬
Jika kamu sakit, atau dalam perjalanan, atau kembali dari tempat buang air (kakus), atau
menyentuh perempuan, lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang baik
(suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu.

Dalil As-Sunnah
Dari Abi Umamah radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW bersabda"Telah dijadikan
tanah seluruhnya untukkku dan ummatku sebagai masjid dan pensuci. Dimanapun shalat
menemukan seseorang dari umatku maka dia punya masjid dan media untuk bersuci. (HR.
Ahmad)

19
Tayammum
Konsekuensi dari sifat tayammum adalah cara bersuci yang hanya bersifat darurat ini;
❑ Jika Ditemukan Air Maka Tayammum Tidak Berlaku
❑ Harus Selalu Mengulang Tayammum

Karena tayammum hanya bersifat darurat, maka kesucian yang dihasilkan dengan cara
bertayammum bukan kesucian yang bersifat mutlak. Ada atsar dari Ibnu Abbas
radhiyallahuanhu menyebutkan;

Termasuk bagian dari sunnah, agar seseorang tidak shalat dengan bertayammum kecuali
hanya satu kali shalat saja, kemudian hendalkan dia bertayammum lagi untuk mengerjakan
shalat yang lain. (HR. Ad-Daruquthni)

20
Hal-hal Yang Membolehkan Tayammum
❑ Tidak Adanya Air
ketiadaan air itu harus dipastikan terlebih dahulu dengan cara mengusahakannya. Baik
dengan cara mencarinya atau membelinya.
❑ Sakit
Tidak boleh terkena air itu karena ditakutnya akan semakin parah sakitnya atau terlambat
kesembuhannya oleh sebab air itu. Baik atas dasar pengalaman pribadi maupun atas
petunjuk dari dokter
❑ Suhu Sangat Dingin
Dalam kondisi yang teramat dingin dan menusuk tulang maka menyentuh air untuk
berwudhu adalah sebuah siksaan tersendiri. Bahkan bisa menimbulkan madharat yang
tidak kecil.
❑ Air Tidak Terjangkau
Kondisi ini sebenarnya bukan tidak ada air. Air ada tapi tidak bisa dijangkau. Meskipun ada
air namun bila untuk mendapatkannya ada resiko lain yang menghalangi maka itupun
termasuk yang membolehkan tayammum
❑ Air Tidak Cukup 21
❑ Habisnya Waktu
Tanah Yang Bisa Dipakai Tayammum
Dibolehkan bertayammum menggunakan tanah yang suci dari najis. Sebab di dalam Al-
Quran disebutkan dengan istilah sha’idan thayyiba yang artinya disepakati ulama sebagai
apapun yang menjadi permukaan bumi baik tanah atau sejenisnya baik itu tanah merah,
tanah liat, padang pasir, bebatuan, aspal, semen, dan segalanya termasuk dalam kategori
tanah yang suci.
Bolehkah Tayammum Menggunakan Benda-Benda Sekitar?
Adapun benda-benda di sekitar kita seperti meja, kursi, dinding, pintu, jendela dan lainnya,
bukan termasuk ke dalam kategori tanah atau debu. Khususnya apabila benda-benda itu
memang bersih dari tanah dan debu.
Oleh karena itu banyak para ulama yang tidak membolehkan bertayammum hanya dengan
debu-debu tipis yang menempel pada permukaan benda-benda di sekitar ktia, karena
nyaris tidak ada.
Terkecuali bila benda-benda di sekitar itu merupakan benda-benda yang lama tidak
terpakai, seperti gudang atau rumah tua yang kosong, tentu debu yang menempel benar-
benar bisa dirasakan. 22
Tayammum di Atas Pesawat
Pendapat Yang Membolehkan
Dasar dari Al-Quran yang mereka katakan adalah ayat tentang kemudahan dan
keringanan yang dikehendaki Allah SWT; Q.S. 2/185
َ ُ ُ ُ ُ ُ ََ َ ُ ُ ُ ُ ٰ ُ ُ
ۖ
ْ‫د ِبك ْم العس ْر‬
ْ ‫اّلل ِبك ْم اليس ْر ولا ي ِري‬
ْ ‫د‬ ْ ‫ي ِري‬
Artinya: Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran

Sedangkan menurut dua dasar logika adalah mereka mengatakan bahwa ada sebagian
pendapat ulama yang menyebutkan bahwa tayammum itu tidak sebatas hanya dengan
tanah saja, tetapi boleh juga dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitar kita,
seperti batu, pohon, dinding, rumah dan lainnya. Karena dalam pendapat itu, semua itu
termasuk ke dalam makna bumi tempat kita berpijak

Logika kedua, bahwa tayammum itu tidak sebatas dengan tanah yang kita injak saja, tetapi
boleh dengan debu-debu yang menempel pada bendabenda di sekitar kita.
23
Tayammum di Atas Pesawat
Pendapat Yang Tidak Membolehkan
bahwa syarat-syarat kebolehan tayammum belum terpenuhi
➢ Tidak Ada Tanah

Para ulama sepakat bahwa tayammum itu hanya dibolehkan bila kita
menggunakan tanah
➢ Tidak Ada Debu

Karena benda-benda di dalam pesawat, seperti karpet, kursi, dinding dan semua
lapisan di dalam kabin pesawat pasti selalu dibersihkan.
➢ Masih Ada Air

Satu hal yang sangat penting untuk menyatakan bahwa tayammum di atas
pesawat
belum diperkenankan, yaitu di dalam pesawat masih tersedia air.

24
Cara Tayammum
Cara Pertama
Al-Hanafiyah dan Asy-Syafi'iyah dalam qaul jadidnya mengatakan bahwa
tayammum itu terdiri dari dua tepukan. Tepukan pertama untuk wajah dan
tepukan kedua untuk kedua tangan hingga siku.

Dari Abi Umamah dan Ibni Umar radhiyallahuanhuma bahwa Nabi SAW
bersabda"Tayammum itu terdiri dari dua tepukan. Tepukan pada wajah dan
tepukan pada kedua tangan hingga siku. (HR. Ahmad dan Abu Daud)

25
Cara Tayammum
Cara Kedua
Menurut Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah termasuk juga pendapat Asy-syafi'iyah
dalam qaul qadimnya tayammum itu hanya terdiri dari satu tepukan saja yang
dengan satu tepukan itu diusapkan ke wajah langsung ke tangan hingga kedua
pergelangan tidak sampai ke siku.

Dari Ammar radhiyallahu anhu bahwa Nabi SAW berkata tentang


tayammum,"Satu kali tepukan di wajah dan kedua tangan. (HR. Ahmad dan
Ashabus-sittah

26
Sunnah Dalam Tayammum
❖ Membaca Basmalah

❖ Tertib

Yang dimaksud dengan tertib dalam tayammum adalah mengerjakannya secara


urut dan tidak terbolak-balik. Seharusnya mengusap wajah terlebih dahulu baru
kemudian mengusap tangan.
❖ Berkesinambungan

Dalam istilah ilmu fiqih, berkesinambungan dalam tayammum artinya dalam


mengusap anggota tayammum yang satu ke anggota yang lain dilakukan
dengan tidak diputus dengan pekerjaan yang lain di luar tayammum. Dan istilah
aslinya dalam bahasa Arab adalah al-muwalat.

27
َ َ َ ُ ُ َ َ َ َ َ َ َ ََّ َّ َ َ َ َ َ ٰ ُ َّ ُ َ ُّ َ َ
ْ‫اْفسوقْولا‬ ْ ‫الحجْاشهرْمعلومتْْۚفمنْفرض ِْفي ِهنْالحجْفلاْرفثْول‬
َّ َ َ َّ َ ُ َّ َ َ َ ُ ٰ ُ َ َّ َ ُ َ َ ََ َ َ َ
ْ‫اْف ِان ْخيرْالز ِاد‬
ْ ‫ْۗوتزودو‬ ْ‫اْمنْخيرْيعلمهْاّلل‬
ِ ‫ْۗوماْتفعلو‬ ْ‫ِجدال ِْفىْالح ِج‬
َ َ ُ ٰٓ ُ َّ َ ٰ َّ
ْ ِ ‫التقوىْۖواتقو ِنْيا ِولىْالالب‬
‫اب‬

(Musim) haji itu (berlangsung pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Siapa
yang mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, janganlah berbuat
rafaṡ, berbuat maksiat, dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala
kebaikan yang kamu kerjakan (pasti) Allah mengetahuinya. Berbekallah karena
sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai
orang-orang yang mempunyai akal sehat. (Q.S. 2/197)

28
COMPANY NAME

Haji Mabrur
Insya Allah
29

Anda mungkin juga menyukai