Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian atau responden merupakan pihak yang dijadikan sampel
dalam penelitian. Subjek penelitian ini adalah Konsumen yang pernah membeli
produk H&M di Mall AEON Tanjung Barat Jakarta.

3.2 Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
Data kuantitatif adalah data penelitian yang berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2019). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan data primer. Data primer adalah data penelitian yang diperoleh
langsung dari sumber asli atau tidak melalui perantara. Dalam penelitian ini,
sumber data primer yang digunakan yaitu dengan penyebaran kuesioner kepada
konsumen H&M di Depok.

3.2.1 Jenis Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data ini
diperoleh dengan cara menyebar kuesioner kepada responden. Pada penelitian ini
data primer meliputi data hasil penyebaran kuesioner kepada Mahasiswa dan
masyarakat umum yang pernah melakukan pembelian produk H&M di Mall
AEON Tanjung Barat.

3.2.2 Sumber Data


Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada para responden yaitu Masyarakat Kota Depok dan
yang sudah pernah melakukan pembelian produk H&M di Mall AEON Tanjung
Barat. Penentuan populasi dan sampel dalam penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut :
3.2.3 Populasi
Menurut (Sugiyono, 2019) Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah membeli produk
H&M di Mall AEON Tanjung Barat lebih dari 1 kali.

3.2.4 Sampel
Pengertian sampel menurut (Sugiyono, 2019) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi tersebut harus betul-betul representative (mewakili). Adapun cara penentuan
sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode non probability
sampling dimana jumlah populasinya tidak diketahui. Teknik sampling yang digunakan
pada penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan
menggunakan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan adalah konsumen yang pernah
membeli produk H&M. Menentukan sampel yang populasinya besar dan jumlahnya tidak
diketahui, dapat menggunakan rumus menurut Purba, 2006 dalam (Mudianto, 2015)
sebagai berikut :

2
Z
n= 2
4 ( Moe )

Keterangan :

n = Jumlah Sampel
Z = Tingkat Distribusi Normal
moe = Margin of Error Max (10%)
Maka jumlah sampel minimal yang dapat diambil sebesar :

( 1, 96 )2
n= 2
=96 , 0 4 atau9 6
4 ( 0 , 10 )

Berdasarkan hasil perhitungan, maka jumlah sampel sebanyak 96,04 atau


96 responden. Maka peneliti menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 100 responden.
3.2.5 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019).
Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (Independent Variable)


Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2019).
Variabel bebas pada penelitian ini yaitu :
1. Shopping Lifestyle (X1)
2. Fashion Involvement (X2)
3. Price Discount (X3)
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Menurut Sugiyono (2019) menyatakan bahwa variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu keputusan
pembelian (Y).

3.2.6 Definisi Operasional Variabel


Tabel 3.1
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
No Variabel Definisi Indikator
1 Shopping Lifestyle Menurut Fauziyyah 1. Activities
(X1) & Farah (2019) 2. Interest
menyatakan bahwa 3. Opinions
shopping lifestyle
adalah cara seseorang
untuk
mengalokasikan
waktu dan uang
untuk berbagai
produk, layanan,
teknologi, fashion,
hiburan dan
pendidikan serta
shopping lifestyle
mengacu pada pola
konsumsi yang
mencerminkan
pilihan seseorang
tentang bagaimana
cara menghabiskan
waktu dan uang.

2 Fashion Menurut (Santoso a. Memiliki beragam


Involvement (X2) 2021) Fashion model pakaian baru
Involvement adalah b. Pakaian dengan
peran seorang model yang
individu terhadap beragam
sebuah produk c. Pakaian yang
Fashion atau apapun menjelaskan
yang berkaitan karakter fashion
mengenai model d. Ketika memakai
Fashion yang pakaian favorit,
disebabkan adanya membuat seseorang
kebutuhan, dan tertarik melihatnya.
keinginan untuk
keputusan dan sebuah
kepuasan pembelian.

3 Price Discount (X3) Menurut Baskara a. Diskon atas


(2018) discount kuantitas
merupakan salah satu b. Diskon atas
strategi yaitu dengan musiman
melakukan c. Diskon atas kas
pengurangan harga,
dari harga yang sudah
ditetapkan yang
dilakukan oleh
perusahaan untuk
menciptakan impulse
buying guna
meningkatkan
penjualan.
4 Impulse Buying Menurut Tarun Jain a. Spontanitas
(Y1) (2021) pembelian
mendefinisikan b. Tidak
impulse buying mempertimbangkan
sebagai pembelian konsekuensi
yang tidak c. Kuantitas
direncanakan oleh pembelian
konsumen yang d. Tidak dapat
merupakan bagian menolak keinginan
penting dari perilaku dari dalam hati
pembeli. Pembelian
impulsif adalah
keputusan yang tidak
direncanakan untuk
membeli suatu
produk atau layanan
yang dibuat tepat
sebelum pembelian.
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Kuesioner
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode angket
atau kuesioner. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner
dalam bentuk pertanyaan tertutup. Penyebaran kuesioner dilakukan secara
langsung dengan para responden yang pernah membeli produk H&M. Responden
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 orang yang pernah membeli
produk H&M.

3.4 Metode Analisis Data


1. Skala Likert
Adapun tingkatan skor yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan skala likert. Menurut (Sugiyono, 2019) menyatakan bahwa “skala
likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, persepsi, dan
pendapat seseorang atau sekelompok orang terhadap potensi dan permasalahan
suatu objek, rancangan suatu produk, proses membuat produk dan produk yang
telah dikembangkan atau diciptakan”.
Tabel 3.2
Tingkat Skala Likert
Skor Jawaban
5 Sangat Setuju
4 Setuju
3 Kurang Setuju
2 Tidak Setuju
1 Sangat Tidak Setuju
Sumber : (Sugiyono, 2019)

2. Uji Validitas
Menurut (Silaen, 2018) uji validitas adalah cara untuk mengetahui tingkat
keabsahan instrumen penelitian (kuesioner) apakah sudah benar-benar valid.
Untuk mengetahui sudah benar atau tidaknya kuesioner terhadap konsep atau
variabel yang akan diteliti, biasanya digunakan untuk penelitian kuantitatif dengan
menggunakan program SPSS untuk memudahkan proses perhitungan.
Adapun menurut (Yuandari, 2017) untuk menentukan dasar pengambilan
keputusan dalam uji validitas yaitu :
a. Apabila nilai r hitung > r tabel, maka item pernyataan kuesioner
dikatakan valid.
b. Apabila nilai r hitung < r tabel, maka item pernyataan kuesioner
dikatakan tidak valid.
c. Dengan taraf signifikan 5%.
3. Uji Reliabilitas
Menurut (Silaen, 2018) uji reliabilitas adalah ketepatan suatu alat ukur dapat
mengukur dengan cepat dan cermat, jika alat ukur itu stabil atau konsisten dan
tidak berubah-ubah meskipun alat ukur tersebut digunakan berkali-kali
memperoleh hasil yang sama dan dapat diramalkan, maka dikatakan mempunyai
reliabilitas tinggi.
Menurut (Yuandari, 2017) dalam penelitian ini kuesioner dikatakan reliabel
apabila jawaban dari pernyataan tersebut konsisten. Dengan kriteria sebagai
berikut:
a. Apabila hasil koefisien Alpha > 0,60 maka data tersebut reliabel.
b. Apabila hasil koefisien Alpha < 0,60 maka data tersebut tidak reliabel.
4. Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini untuk mengolah data dari hasil penelitian ini dengan
menggunakan analisis inferensial (kuantitatif). Dimana dalam analisis tersebut
dengan menggunakan paket program SPSS. Analisis data dilakukan dengan
bantuan metode regresi linier berganda, tetapi sebelum melakukan analisis regresi
linier berganda digunakan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji
multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Menurut (Ghozali, 2018) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
data dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Hasil pengujian ini
dapat dilihat pada analisis grafik histogram, yaitu dengan melihat normal
probabilityplot. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Pengujian juga dapat dilihat dari uji One-Sample Kolmogrov-Smirnov
Test jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data tersebut dinyatakan
normal.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut (Ghozali, 2018) menyatakan bahwa uji multikolinearitas
bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas (independen). Uji multikolinearitas ini dimaksudkan
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara
unsur-unsur variabel independent tersebut yang dapat dilakukan
menggunakan nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF).
Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel independen.
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut (Ghozali, 2018) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas
bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dan residual satu pengamatan yang lain. Jika varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
heteroskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasititas. Cara untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedasititas dalam penelitian ini yaitu
dengan melihat pada grafik Scatterplot bahwa titik-titik tidak membentuk
pola yang jelas. Titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi masalah heteroskedasititas dalam model
regresi.
5. Uji Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh Influencer dan Media Sosial Instagram terhadap
keputusan masyarakat Kota Depok dalam membeli produk hijab Milenial Style,
maka penulis menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda dengan persamaan
sebagai berikut :
Y =α +b 1 X 1+b 2 X 2+e

Keterangan :
Y = Keputusan Pembelian
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi variabel Influencer (X1)
b2 = Koefisien regresi variabel Media Sosial Instagram (X2)
X1 = Shopping Lifestyle
X2 = Fashion Involvement
e = Error atau variabel yang tidak diteliti
6. Uji Hipotesis
a. Uji T (Uji Parsial)
Menurut (Ghozali, 2018) mengatakan bahwa uji T digunakan untuk
mengetahui masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji
T digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y,
apakah variabel X1, X2 dan X3 (Shopping Lifestyle, Fashion Involvement dan
Price Discount) berpengaruh terhadap variabel Y (Impulse Buying) secara parsial.
Langkah untuk uji T adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan hipotesis yang akan diuji.
Hipotesis yang akan diuji yaitu:
a. H0 : βi = 0, artinya variabel bebas tidak berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap variabel terikat.
b. H1 : βi ≠ 0, artinya variabel bebas berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap variabel terikat.
2. Menentukan tingkat signifikasi = α sebesar 0,05.
3. Menentukan daerah keputusan
a. Apabila t sig < dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
b. Apabila t sig > dari 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.
b. Uji F (Simultan)
Menurut (Ghozali, 2018) Uji statistik F yaitu ketepatan terhadap fungsi regresi
sampel dalam menaksir nilai yang aktual. Jika nilai signifikan F < 0,05, maka
model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel independen. Uji
statistik F juga memperlihatkan apakah semua variabel independen yang
dimasukan dalam model yang mempengaruhi secara bersama–sama terhadap
variabel dependen. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Rumusan Hipotesis
a. H0 : Variabel influencer dan media sosial Instagram secara
bersama-sama tidak mempunyai pengaruh terhadap keputusan
pembelian.
b. Ha : Variabel influencer dan media sosial Instagram secara
bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap keputusan
pembelian.
2. Kriteria pengambilan keputusan :
Taraf signifikan (α = 0,05)
Distribusi t dengan derajat kebebasan (n-k) :
a. Jika nilai F-hitung > F-tabel maka H0 ditolak
b. Jika nilai F-hitung < F-tabel maka H0 diterima
7. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut (Ghozali, 2018) uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi terletak pada 0 dan 1.
Klasifikasi koefisien korelasi yaitu :

1. 0 (tidak ada korelasi)


2. 0-0,49 (korelasi lemah)
3. 0,50 (korelasi moderat)
4. 0,51-0,99 (korelasi kuat)
5. 1.00 (korelasi sempurna)

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam


menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Adapun rumus
koefisien determinasi sebagai berikut :
KD = R2 x 100%

Keterangan :

KD = Koefisien determinasi

R2 = Kuadrat koefisien korelasi

Anda mungkin juga menyukai