Anda di halaman 1dari 20

BAGIAN II

GAMBAR LISTRIK (PENERANGAN)

2.1 Rangkaian Listrik

2.1.1 Rangkaian listrik sederhana

Suatu arus listrik hanya dapat mengalir, jika ada sumber daya serta menghubungkan kedua
terminalnya dengan suatu beban, sehingga rangkaian listrik menjadi tertutup. Jika terminal
positif dan negatif dari batere dihubungkan, maka akan terjadi hubung-singkat. Dengan waktu
yang relatif singkat maka energi batere tersebut akan habis tanpa dipakai (Gambar 2.1). Jika
rangkaian batere tersebut kita hubungkan dengan lampu (Gambar 2.2), maka lampu akan
menyala sampai batere habis.

Gambar 2.1: Sebuah batere yang dihubung singkat

Gambar 2.2: Sebuah batere dengan sebuah lampu

Jika rangkaian saklar dihubungkan pada rangkaian diatas, maka lampu dapat diatur "ON" atau
"OFF" (Gambar 2.3), dengan demikian terbentuk suatu rangkaian sederhana dari rangkaian
listrik sederhana yang terdiri dari : sumber daya (batere), saklar, dan beban (lampu).

1
Gambar 2.3: Sebuah batere dengan sebuah saklar dan sebuah lampu

Untuk membuat suatu rangkaian listrik, digunakan simbol-simbol yang akan membentuk suatu
rangkaian listrik sederhana seperti diperlihatkan pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Simbol-simbol perangkat listrik


Nama Simbol Penggambaran

Hantaran Tebal garis sama tebal

Sambungan Lingkaran pada sambungan


seimbang

Sumber daya Kutub positip lebih panjang


dua kali dari kutub negatif

Resistor k Persegi panjang dengan


perbandingan 1:4 (panjang
dengan lebar)

Lampu Tidak terlalu besar tetapi jelas

Saklar

2.2 Rangkaian Pemisah (Saklar Tunggal)

Dalam rangkaian pemisah (saklar tunggal) suatu peralatan atau kelompok peralatan (contoh
lampu) kemungkinan diatur ON atau Off dari satu tempat. Sifat rangkaian seperti ini sering

2
banyak digunakan dalam instalasi listrik.

Perbedaan antara rangkaian listrik dan rangkaian pemisah adalah sumber daya (DC) diganti
dengan sumber daya bolak balik (AC). Energi listrik ditransformasikan/disalurkan ke konsumen
dari pembangkit tenaga listrik (PTL) dalam jaringan tiga (3) fasa dalam bentuk sistem empat (4)
kawat dengan L1, L2, L3 dan N seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Sistem 4 kawat dalam jaringan 3 fasa.

Sistem distribusi dibuat/dipergunakan menurut : pemakaian, pengamanan, dan pengukuran.


Dengan menggunakan sistem lima kawat, L1, L2, L3,N dan PE (tiga fasa) dan sistem 3 kawat,
L1/L2/L3/, N, dan PE (satu fasa), diperlihatkan dalam Gambar 2.5.

Gambar 2.5: Sistem 3 fasa dan sistem 1 fasa.

Menurut IEC, DIN, VDE spesifikasinya ditentukan sebagai berikut :

 Untuk 3 fasa (rangkaian fasa ) : L1, L2, L3.


 Untuk titik tengah atau titik bintang : N (hantaran netral).
 Untuk hantaran pengaman : PE.

3
Tegangan utama 380/220 Volt/3/N/PE/50 Hz, direpresentasikan dengan 5 kawat yang berarti L1,
L2, L3, N dan PE untuk tegantan bolak aalik 380/220 V, dengan frekwensi 50 Hz, seperti
diperlihatkan dalam Gambar 2.5a. Untuk tegangan pelayanan umum (rumah tangga) yang
kebanyakan digunakan dalam instalasi terdiri dari L1/L2/L3 (rangkaian fasa), N dan PE dengan
spesifikasi 220 V, 1/N/PE 50 Hz direpresentasikan dengan sistem 3 kawat L1/L2/L3, N dan PE
untuk tegangan bolak aalik 220 V, seperti pada diperlihatkan dalam Gambar 2.5b.

Jika suatu peralatan dihubungkan ke rangkaian utama atau sumber arus bolak balik, sebuah
saklar harus ditempatkan diantaranya (Gambar 2.6). Hantaran fasa (L1) harus dihubungkan ke
saklar, penghantar saklar dihubungkan ke beban dan hantaran kembali dihubungkan ke hantaran
netral.

Gambar 2.6. Rangkaian arus bolak-balik sedernana dengan saklar pemisah

Dengan hubungan seperti yang dijelaskan diatas, pada keadaan saklar OFF tidak ada bagian yang
bertegangan. Hantaran pengaman juga harus dipasang pada peralatan pengaman dengan
menghubungkan pada bagian rangka, sehingga kemungkinan terjadinya arus bocor atau hubung
singkat ke rangka dapat di ketanahkan begitu juga dalam kasus saklar tak bekerja sempurna.

2.2.1 Representasi rangkaian saklar tunggal pada diagram

2.2.1.1 Diagram pengawatan

4
Menurut DIN 40719 diagram aliran arus diperlihatkan dengan sebenarnya tapi hanya pada
rangkaian sederhana (Gambar 2.7), contohnya pada instalasi rumah sederhana dimana diagram
kaseluruhan belum bagitu komplek.

Gambar 2.7. Diagram lokasi sebenarnya

Dalam diagram pengawatan semua bagian kelistrikan harus dihubungkan sesederhana mungkin
dan dengan hubungan yang benar seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.8.

Gambar 2.8. Diagram pengawatan

2.2.1.2 Diagram Kerja atau Rangkaian

Dengan merentangkan diagram pengawatan dan disusun secara teratur, maka akan dihasilkan
diagram kerja atau diagram rangkaian sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 2.9. Jika

5
terminal partama dari salar kita hubungkan ke hantaran fasa dan terminal terakhir dari lampu
dihubungkan ke terminal netral, maka gambar ini disebut diagram kerja.

Gambar 2.9. Diagram kerja/sirkuit

Menurut DIN 4D719 dalam diagram kerja, tempat peralatan tidak sepenting garis lurus dan tidak
ada percabangan dari tiap kawat. Untuk memudahkan penggambaran maka diagram kerja
digambar horizontal (Gambar 2.9).

2.2.1.3 Diagram Instalasi atau Lokasi

Menurut DIN 4D717 rencana dari instalasi adalah satu terminal untuk beban (lampu) dan daya,
yang biasanya digambar pada posisi sebenarnya dalam rencana (Gambar 2.10). Diagram instalasi
atau lokasi dibuat dari diagram pengawatan dengan menggunakan simbol-simbol.

Garis kecil yang melintang pada hantaran menunjukkan jumlah dari hantaran tunggal. Jika
jumlah hantaran lebih besar dari dua (2), maka ditulis dengan angka. Sumber daya yang terdiri
dari satu kawat fasa: L1/L2/L3. N, dan PE digambar dengan anak panah yang juga menunjukkan
jumlah hantaran dari sumber.

Gambar 2.10. Diagram pengawatan dari diagram lokasi.

6
Setiap bagian termasuk bagian listrik yang bersifat menghantar dan dapat disentuh harus
dihubungkan dengan penghantar pengaman, seperti soket lampu logam, pelindung logam dan
rangka dari suatu perlatan. Hantaran PE mempunyai warna hijau - kuning.

Dalam penggambaran, PE dihubungkan dengan simbol pelindung tanpa terminal (Gambar 2.11)
dengan tanda simbol pertanahan. Jika pelindung tidak digambar, maka PE dihubungkan pada
simbol pertanahan.

Gambar 2.11. Penghantar pengaman dan hubungannya.

2.2.2 Rangkaian saklar dengan hubungan PE ke saklar dan lampu

Pada diagram pengawatan, hubungan dari PE ke pelindung saklar dan pelindung lampu digambar
dengan garis putus-titik (Gambar 2.12). Pada gambar diagram kerja atau rangkaian, hubungan
PE tidak terlihat tapi dapat digambar yang sejajar hantaran netral dengan garis putus-titik. Pada
diagram lokasi, hubungan PE hanya digambar dengan penambahan jumlah hantaran pada tiap
pipa.

7
Gambar 2.12 Hubungan PE pada diagram pengawatan dan sirkuit

Berikut adalah sebuah contoh gambar untuk saklar tunggal dalam sebuah ruang, dimana am
pengawatan, diagram rangkaian dan diagram lokasi. Penghantar pengaman PE dihubungkan
dengan pelindung lampu.

Gambar diagram pengawatan

Gambar diagram kerja atau rangkaian

8
Gambar digaram lokasi

2.3 Kontak-Kontak

Menurut DIN 0100, setiap kontak-kontak harus mempunyai terminal pengaman, seperti
diperlihatkan dalam Gambar 2.13. "Kesalahan menghubungkan hantaran pengaman bisa
menyebabkan kematian".

Gambar 2.13. Kontak-kontak dengan terminal pengaman.

Dalam pemasangan instalasi, kabel pengaman harus diberi tanda merah atau tidak dapat
tersentuh. Pada pemasangan baru, harus diadakan pengukuran pertanahan terlebih dahulu.
Jika kontak-kontak diletakan dibawah saklar, penghantar fasa dari kotak sambung harus terpisah
untuk ke saklar dan kontak-kontak untuk menghindarkan pelingkaran pada hantaran, seperti
diperlihatkan pada Gambar 2.14.

9
Gambar 2.14. Pemasangan kontak-kontak dibawah saklar.

Berikut adalah simbol elemen rangkaian untuk kontak-kontak pada berbagai diagram.

NAMA SIMBOL

Diagram pengawatan

Diagram kerja

Diagram lokasi

2.4 Hubungan Seri

Dalam hubungan seri, dua atau lebih peralatan (misal Iampu) kemungkinan diatur ON atau Off
secara sendiri-sendiri atau bersama. Hubungan seri dapat dibuat dari dua buah saklar tunggal,
seperti diperlihatkan pada Gambar 2.15, dengan menggunakan saklar seri maka penggunaan dua
saklar dapat dihindarkan dan juga dapat menghemat satu penghantar sebagiamana diperlihatkan
pada Gambar 2.16 dan digaram rangkaian dari hubungan seri ini diperlihatkan pada gambar 2.17.

10
Gambar 2.15 Diagram pengawatan dua saklar tunggal

Gambar 2.16 Diagram pengawatan saklar seri

Gambar 2.17. Diagram kerja atu rangkaian saklar seri

Berikut adalah simbol elemen rangkaian untuk hubungan seri.

NAMA SIMBOL CATATAN


Diagram Pengawatan
Saklar Seri Setiap satu dari make
contact dapat
dioperasikan sendiri-
sendiri. Saklar seri hanya
mempunyai tiga
sambungan

11
Lampu dengan dua aliran Hubungan tnggal dari
arus dan satu lampu tiap penghantar fase, dua
cabang buah penghantar saklar
dan satu netral
Lampu dengan dua aliran
arus. Satu dengan tiga
dan yang lain dengan dua
lampu.
Diagram Kerja
Saklar Seri Hubungan tunggal untuk
lampu atau kelompok
lampu dan hubungan
bersama untuk fase netral
Lampu digambar seperti pada diagram pengawatan tetapi tanpa pelindung
Diagram Lokasi
Saklar Seri

Lampu dengan dua aliran Menunjukan banyaknya


arus lampu pada tiap cabang

3.5 Kombinasi Saklar Tunggal Dan Seri

Berikut adalah suatu contoh rangkaian saklar tunggal dan seri yang digabung untuk instalasi
ruang keluarga, saklar seri untuk penerangan atap dan saklar tunggal untuk dinding, dimana kita
akan menggambar diagram pengawatan dan diagram lokasi

12
Gambar diagram pengawatan

Gambar diagram lokasi

TUGAS: Gambarkan diagram lokasi, sirkuit, dan pengawatan di rumah Anda.

2.6 Hubungan Dua Arah

Dalam hubungan dua arah, satu atau kelompok peralatan (misal lampu) kemungkinan diatur ON
atau OFF dari dua tempat.

Hubungan seri dapat dibuat dengan dua buah saklar tunggal, tidak demikian dengan saklar tukar.
Saklar tersebut merupakan jenis baru dimana mempunyai bagian arus atas dan bawah. Saklar

13
tukar (dua arah) dapat di hubungkan pada terminal 1-2 atau 1-3 sebagimana diperlihatkan pada
Gambar 2.18.

Gambar 2.18: Terminal saklar tukar

Suatu aliran arus dapat dicapai apabila kedudukan saklar 1 pada terminal 1-2, dan saklar 2 pada
terminal 2-1 dan masing-masing dihubungkan seperti pada Gambar 2.19.

Gambar 2.19: Sambungan saklar tukar

Lampu juga akan menyala apabila saklar 1 pada terminal 1-3, dan saklar 2 pada terminal 3-1.
Selain itu lampu akan padam. Fungsi dari hubungan dua arah untuk lebih jelasnya dapat lihat
pada diagram aliran arus dalam diagram kerja seperti diperlihatkan pada Gambar 2.20.

Gambar 2.20: Sambungan lengkap saklar tukar

Berikut adalah sebuah contoh gambar hubungan saklar tukar dari sebuah ruang, dimana kita
menginginkan untuk menggambar diagram pengawatan, digaram rangkaian dan diagram lokasi
dan lampu mempunyai terminal pengaman

14
Diagram pengawatan

Diagram kerja

Diagram lokasi

2.7 Hubungan Silang

15
Dalam hubungan silang, satu atau kelompok peralatan (misal lampu) kemungkinan diatur ON
atau Off dari tiga tempat.

Jika empat buah saklar tukar dihubungkan pada tiga tempat seperti yang direpresentasikan dalam
diagram pengawatan pada Gambar 2.21, dan mengatur sakar di tempat kedua dengan
mengoperasikan secara bersama maka fungsi saklar silang dapat tercapai.

Gambar 2.21: Diagram pengawatan empat buah saklar tukar

Dua saklar tukar pada tempat kedua dirubah menjadi saklar silang dengan pengawatan dalam
satu pengungkit yang menggerakkan kedua saklar tukar secara bersamaan seperti diperlihatkan
dalam Gambar 2.22.

Gambar 2.22. Hubungan terminal saklar silang

16
Berikut adalah sebuah contoh gambar representasi dari saklar silang pada sebuah ruang, dimana
diagram untuk pengawatan, kerja dan lokasi harus digambar dan lampu mempunyai terminal
pengaman.

Diagram pengawatan

Diagram kerja

17
Diagram lokasi

3.8 Saklar Impuls dan Saklar Staircase

Saklar impuls merupakan salah satu saklar magnetik dan tidak bisa bekerja sendiri tapi harus
dilengkapi dengan saklar tekan untuk mengoperasikan kumparan magnetnya. Saklar
impuls merupakan pengganti dari kombinasi saklar silang dan saklar tukar, dimana
jumlah tempat operasinya sebanyak jumlah tombol tekannya.

Saklar staircase merupakan salah satu saklar magnetik dan tidak bisa bekerja sendiri tapi harus
dilengkapi dengan saklar tekan untuk mengoperasikan kumparan magnetnya. Saklar
staircase merupakan saklar dengan ‘On’ hanya sekali pada tempat yang di tentukan dan
penundaan waktu ‘Off’ sesuai dengan pengaturan waktunya.

Baik saklar impuls maupun saklar staircase berfungsi untuk mengendalikan satu atau
sekelompok lampu, dimana ‘On’ dan ‘Off’ dapat bergantian, seperti yang terlihat pada
gambar 2.17, 2.18, dan 2.19 adalah sebagai berikut :

18
Gambar 2.23. Diagram lokasi dari saklar Impuls dan staircase

Gambar 2.24. Diagram satu garis saklar Impuls dan staircase

19
Gambar 2.25. Diagram pengawatan saklar Impuls dan staircase

TUGAS: Gambarkan diagram lokasi, sirkuit, dan pengawatan untuk penerangan di


koridor yang lampunya bisa dimatikan dan dihidupkan dari empat tempat.

20

Anda mungkin juga menyukai