Anda di halaman 1dari 7

Transformator isolasi dan penetral

Sebuah loop tanah terbentuk ketika kedua ujung rangkaian ditanahkan seperti terlihat pada gambar 3.19 Loop ini dapat dirusak dengan menggunakan transformator isolasi seperti pada penggambaran gambar paling bawah. Pada beberapa rangkaian, arus DC atau frekuensi lanjut sangat rendah yang dibutuhkan di antara dua rangkaian dan sebuah transformator isolasi umumnya tidak ditunjukkan. Dibawah kondisi ini, transformator bisa digunakan sebagai Long Choke ( disebut juga dengan transformator penetral atau balun (balance /unbalance)). Seperti gambar 3.20 a. sebuah transformator dihubungkan dalam persoalan ini menghasilkan impedansi rendah kepada arus sinyal dan memperbolehkan kopling DC. Untuk setiap arus noise longitudinal, transformator adalah sebuah impedansi tinggi

Gambar 3.19 Loop tanah di antara dua rangkaian bisa dirusak dengan menggunakan transformator isolasi Arus sinyal ditunjukkan gambar 3.20 mengalir sama pada dua konduktor tetapi pada arah berlawanan. Ini merupakan suatu sinyal yang diinginkan dan juga dikenal sebagai rangkaian arus differensial atau rangkaian arus metallic. Arus noise yang mengalir dalam arah yang sama disepanjang kedua konduktor disebut dengan arus longitudinal atau arus common mode

Gambar 3.20 Ketika frekuensi rendah lanutan dibutuhkan, sebuah choke longitudinal bisa digunakan untuk merusak loop tanah Kinerja rangkaian seperti gambar 3.20 dapat dianalisis dengan mengacu kepada rangkaian ekivalen. Tegangan generator Vs mewakili sebuah sinyal tegangan yang dihubungkan ke beban RL oleh konduktor dengan resistansi RC1 dan RC2 . Transformator penetral diwakili oleh dua konduktor L1 dan L2 dan impedansi bersama M. Jika kedua belitan transformator identik ( sama ) dan merupakan suatu kopel tertutup pada inti yang sama , maka L1, L2 dan M, adalah sama . Tegangan generator Vg mewakili tegangan longitudinal kopel magnetic pada loop tanah atau untuk mewakili tegangan differensial tanah. Karena konduktor dengan resistansi RC1 diserikan dengan RL ,dengan nilai yang jauh lebih kecil, maka RC1 dapat diabaikan Langkah pertama adalah menentukan respon rangkaian ke tegangan sinyal VS, dengan mengabaikan efek VG .Rangkaian pada gambar 3.20 bisa digambar ulang, seperti ditunjukkan pada gambar 3.21. Gambar ini sama dengan gambar rangkaian pada gambar 2.17. Disana ditunjukkan bahwa pada frekuensi yang lebih besar dibandingkan nilai = 5 RC2/L2, secara vertical semua arus IS dikembalikan ke sumber melewati konduktor kedua dan tidak melewati jalur tanah. Jika L2 dipilih dengan pemilihan tersebut, frekuensi sinyal terendah lebih besar dibanding 5 RC2/L2 radian per detik IG=0. Dalam kondisi ini, tegangan disekitar loop pada gambar 3.21 bisa di jumlahkan menjadi: VS = J(L1+L2)IS 2jMIS+(RL + RC2) IS

Gambar 3.21 Rangkaian ekivalen gambar 3.20 untuk menganalisis respon kepada tegangan sinyal VS Mengingat L1 = L2 = M dan diselesaikan untuk Is, maka diberikan

Memberikan nilai RL yang lebih besar dibanding RC2 . Persamaan 3.9 adalah persamaan yang sama didapatkan jika transformator dianggap tidak ada. Oleh sebab itu, nilai ini tidak mempunyai efek pada sinyal transmisi sepanjang nilai induktansi transformator cukup besar dimana sinyal frekuensi lebih besar dari 5 RC2/L2 Respon rangkaian pada gambar 3.20 kepada tegangan longitudinal dapat ditentukan dengan memperhitungkan rangkaian pada gambar 3.22. Jika transformator dianggap tidak ada maka, tegangan noise lengkap VG akan muncul di sepanjang RL.

Gambar 3.22 Rangkaian ekivalen gambar 3.20 untuk menganalisis respon tegangan longitudinal

Ketika trafo dianggap ada, tegangan noise yang dibangkitkan di sepanjang RL bisa ditentukan dengan menuliskan persamaan di sekitar 2 loop seperti ditunjukkan pada gambar ilustrasi. Penjumlahan tegangan di sekitar bagian luar dari loop memberikan :

Penjumlahan tegangan di sekitar loop yang lebih rendah:

Persamaa 3.11 bisa diselesaikan untuk

menghasilkan persamaan:

Mengingat bahwa L1 = L2 = M = L, dan mensubtitusi persamaan 3.12 ke persamaan 3.10 dan didapatkan nilai I1 :

Tegangan noise VN sama dengan

dan karena

lebih kecil dari

dapat ditulis:

Sebuah plot dari VN/VG ditunjukkan dalam gambar 3.23. Untuk mengecilkan tegangan noise ini, seharusnya dijaga sekecil mungkin dan induktansi trafo L dibuat menjadi :

Dimana adalah frekuensi noise. Trafo juga harus cukup besar sehingga setiap arus DC tidak seimbang yang mengalir di rangkaian tidak akan menimbulkan saturasi. Trafo penetral yang ditunjukkan pada gambar 3.20 bisa dengan mudah dibuat; lilitkan secara sederhana konduktor yang menghubungkan 2 rangkaian di sekitar inti magnetik, seperti ditunjukkan pada gambar 3.24. Dalam hal ini, satu inti dapat digunakan untuk menghasilkan trafo netralisasi untuk beberapa rangkaian. Sebuah trafo netralisasi yang digunakan dalam saluran telepon dapat meliputi 25 50 rangkaian.

OPTICAL COUPLER (Gandengan Optik)


Jalan lain untuk merusak ground loop diantara 2 rangkaian adalah dengan mengunakan gandengan optk seperti gambar 3.25. Dasargandengan optik terdiri dari light emitting diode (LED) yang tergandeng secara optic ke sebuah transistor, diode, atau thyristor. Kedua perangkat tersebut terdapat di dalam suatu kemasan yang sama. Tipe rangkaian ini memberikan isolasi yang hampir sempurna menghadapi perbedaan dalam potensial tanah, karena hubungan diantara rangkaian 1 dan 2 hanya melewati highbeam dan gard optic.

Gambar 3.25 Gandengan optik 2 rangkaian

Gandengan optik khususnya digunakan dalam rangkaian digital. Untuk rangkaian analog, umumnya gandengan optik kurang cocok. Dewasa ini, rangkaian analog didesain dengan menggunakan teknik umpan balik optik untuk mengimbangi ketidaklinearan inherent dari gandengan (Waaben, 1975).

AMPLIFIER DIFFERENSIAL
Sebuah amplifier diferensial bisa digunakan untuk menurunkan efek tegangan noise longitudinal. Hal ini digambarkan dalam gambar 3.26, dimana VG adalah tegangan longitudional. Amplifier diferensial mempunyai dua input tegangan yaitu V1 dan V2. Tegangan keluarannya sama dengan penguatan amplifier (A) dikalikan dengan perbedaan tegangan input V0 = A(V1-V2)

Gambar 3.26 Sebuah amplifier diferensial bisa digunakan untuk mengurangi efek tegangan noise common mode Dalam gambar 3.26 ditunjukkan bagaimana ujung akhir tunggal (bagian yang tidak seimbang) suatu amplifier bisa digunakan untuk menurunkan untuk memicu performansi dari amplifier seimbang yang sebenarnya. Primer trafo mempunyai pentanahan tapping pada pusat dan tegangan pada kedua bagian tersebut adalah V1 dan V2. Tegangan sekunder trafo (dengan asumsi rasio belitan 1:1) adalah sama dengan V1-V2. Keluaran amplifier adalah sama dengan penguatan amplifier dikalikan perbedaan tegangan.

Respon dari rangkaian 3.26 ke tegangan noise bisa ditentukan dan rangkaian ekivalen gambar 3.27. Untuk resistansi RL2 lebih besar dari RG, tegangan input ke amplifier karena common mode VG diberikan oleh tegangan noise adalah: ( )

Gambar 3.27 Rangakaian ekivalen untuk menganalisis rangkaian amplifier diferensial

Anda mungkin juga menyukai