Anda di halaman 1dari 9

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 EFEK HALL
Pertama kali efek Hall ditemukan oleh Dr. Edwin Hall pada tahun 1879 ketika
beliau sedang mengambil gelar doktoralnya di Universitas Johns Hopkins di
Baltimore. Dr. Hall menemukan bahwa jika sebuah magnet diletakkan dan medan
magnet tersebut tegak lurus dengan suatu permukaan pelat emas yang dialiri arus,
maka timbul beda potensial pada ujung ujung yang berlawanan. Beliau
menemukan bahwa tegangan yang terjadi sebanding dengan besarnya arus yang
mengalir dan densitas fluks atau induksi magnet yang tegak lurus terhadap pelat.
Walaupun eksperimen hall berhasil dan dapat diterima pada saat itu, belum ada
aplikasi yang menggunakan efek Hall sampai 70 tahun setelahnya.







Gambar 2.1. Efek Hall pada konduktor tanpa medan magnet

7





2.1.1 Prinsip Kerja Efek Hall
Gaya Lorentz adalah prinsip kerja utama dari efek Hall. Sebuah penghantar
konduktor berbentuk pelat dialiri arus I, seperti gambar 2.1 terlihat bahwa muatan
positif bergerak ke arah kanan menuju kutub negatif dari sumber arus, sedangkan
muatan negatif bergerak lurus kearah kiri menuju kutub positif sumber arus. Oleh
karena itu tidak ada beda potensial pada ujung-ujung pelat konduktor. Bila pelat
penghantar diberi medan magnet, seperti gambar 2.2, yang arahnya tegak lurus
arus kearah dalam, maka muatan pada pelat konduktor akan mengalami gaya
Lorentz sebesar

. Muatan positif akan mengalami gaya Lorentz ke


arah atas seperti gambar 2.2 (a), maka pada bagian atas pelat konduktor seolah-
olah akan berjajar muatan positif (kutub positif), sedangkan muatan negatif akan
mengalami gaya Lorentz ke arah bawah seperti gambar 2.2 (b), maka pada bagian
bawah pelat konduktor seolah - olah akan berjajar muatan negatif (kutub negatif).
Oleh karena itu akan timbul medan listrik dan beda potensial pada penghantar.
Besarnya beda potensial ini merupakan tegangan Hall (V
H
) nilai V
H
ini dapat
dinyatakan dengan
Gambar 2.2 Efek Hall pada suatu konduktor setelah diberi medan magnet
(a) (b)
8


Dengan I adalah arus listrik yang mengalir pada konduktor (Ampere), B
besarnya medan magnet (Tesla), n densitas muatan, q besarnya muatan
(Coloumb), dan w tebal pelat penghantar (meter).
Semua peralatan efek Hall diaktifkan oleh adanya medan magnet. Medan
magnet mempunyai dua karakteristik yang penting, densitas-fluk dan polaritas.
Kebanyakan dari saklar digital efek Hall dirancang akan mati jika tidak ada
medan magnet (rangkaian terbuka pada keluaran). Saklar akan aktif jika hanya
dikenai medan magnet yang memiliki densitas yang cukup dan arah yang tepat.



Untuk mengoperasikannya, garis flux magnet harus tegak lurus pada
permukaan paket sensor, dan harus memiliki polaritas yang tepat. salah satu
contoh sensor efek Hall adalah IC efek hall dengan tipe UGN3503 yang
merupakan tipe sensor efek Hall linier. IC ini memiliki 3 pena komponen internal
terdiri dari elemen sensor efek Hall, amplifier dan buffer, semuanya dalam satu
chip. Sensor ini memberikan tegangan keluaran yang sebanding dengan densitas
medan magnet. Keluaran sensor pada saat medan magnet masukkannya 0 gauss
adalah setengah dari Vcc. Untuk medan positif (kutub selatan), semakin besar
Gambar 2.3 Sensor efek Hall
9


medan maka tegangan keluarannya juga semakin besar dan untuk medan negatif
(kutub utara) semakin besar medan maka tegangan keluarannya akan semakin
kecil.
Tegangan Hall adalah tegangan low-level signal yaitu 30 mV dalam keadaaan
ada medan magnet sebesar 1 gauss. Oleh karena itu dalam aplikasinya dibutuhkan
amplifier untuk menguatkan sinyal tegangan hall agar bisa diproses ke tahap
berikutnya seperti ADC (analog to digital converter).
2.1.3 Analog Output Sensor
Adanya kutub medan magnet yang berbeda menyebabkan output dari
amplifier berbeda pula, bisa positif dan negatif. Oleh karena itu dibutuhkan power
supply positif dan negatif. Untuk menghindari kebutuhan dari power supply ini,
maka nilai offset atau bias dibuat dalam differensial amplifier. Ketika tidak ada
medan magnet output tegangan tidak nol, ini disebut sebagai null voltage. Nilai
inilah yang menjadi standar nol dari sensor hall. Ketika ada medan magnet positif,
tegangan output naik dari null voltage. Sebaliknya, ketika ada medan magnet
negatif, tegangan output menurun dari null voltage, tetapi sisanya positif.
Kenaikan atau penurunan arus adalah linier seperti yang ditunjukkan oleh gambar
2.4


10





2.2 B AKIBAT ADANYA ARUS DALAM KAWAT LURUS
Satu bulan setelah Oersted mengumumkan penemuannya bahwa jarum
kompas disimpangkan oleh arus listrik, Jean Baptiste Biot dan Felix Savart
mengumumkan hasil hasil pengukuran mereka tentang gaya pada magnet di
dekat kawat panjang yang membawa arus listrik dan menganalisis hasil ini
terhadap besaran medan magnetik yang dihasilkan oleh setiap elemen arus tadi.
Andre Marie Ampere memperluas percobaan ini dan menunjukkan bahwa elemen
arus juga mengalami gaya ketika berada dalam medan magnetik dan bahwa dua
arus akan saling memberikan gaya.
Hukum Biot Savart dituliskan :

Gambar 2.4 Null Voltage
Sumber : honeywell. Hall Effect Sensing and Application, Chapter 2, hal 5

4

r


11


dengan merupakan vektor satuan yang mengarah dari muatan q ke titik medan p
dan

merupakan konstanta kesebandingan yang disebut permeabilitas ruang


bebas, yang memiliki nilai

4 10

4 10







Arah medan magnetik di P akibat elemen ini adalah arah dari I dl x r. Medan
magnetik akibat seluruh elemen arus kawat tersebut berada dalam arah yang sama.
Medan akibat elemen arus yang ditunjukkan gambar 2.5 memiliki besaran

cos
Untuk mendapatkan nilai medan magnet total akibat elemen arus pada titik P,
maka dilakukan operasi integral pada rumusan diatas. Dengan menggunakan
modifikasi matematika diperoleh nilai total medan magnet dititik P adalah sebagai
berukut :

2

Pada sembarang titik dalam ruang, garis-garis medan magnetik akibat
sembarang kawat panjang, lurus, yang menyalurkan arus ternyata menyinggung
I
I dl = I dx i
r
P
x
y
B ke arah luar
y
x


Gambar 2.5 Geometri untuk
menghitung medan magnetik di titik P
akibat potongan elemen arus lurus.
12


suatu lingkaran yang berjari jari R, dengan R merupakan jarak tegak lurus dari
kawat ke titik medan tersebut. Arah B dapat ditentukan dengan menggunakan
kaidah tangan kanan.
2.3 PENGUAT SINYAL TEGANGAN (OP AMP)
Sinyal output dari sensor Hall sangat kecil dan memiliki noise yang cukup
besar. Untuk dapat diolah pada proses selanjutnya misalnya seperti input pada
Analog to Digital, maka dibutuhkan rangkaian yang mampu menguatkan sinyal
tegangan output sensor, mengatur range tegangan dan menghasilkan sinyal linear
serta bebas noise. Rangkaian seperti ini disebut sebagai Op Amp.
2.3.1 Differensial Amplifier
Differensial Amplifier adalah suatu rangkaian penguat differensial yang
memiliki kemampuan khusus untuk menerima input dengan impedansi yang
rendah, memiliki penguatan yang stabil dan dapat dengan mudah diatur
penguatannya dengan menggunakan sebuah resistor.
Differensial Amplifier berfungsi untuk menguatkan perbedaan input antara
dua sinyal yang berbeda. Rangkaian penguat differensial terdiri dari empat buah
resistansi yang sama besar dan sebuah penguat operasional.

VCC
-7V
VCC
7V
VCC
VCC 12
10
11
15
13
14
Gambar 2.6 Rangkaian differensial amplifier
13


2.3.2 Rangkaian Non Inverting Amplifier
Rangkaian non inverting amplifier berfungsi untuk merubah range tegangan
menjadi yang diinginkan. Rangkaian non inverting amplifier berfungsi untuk
mengatur tegangan output minimum dari transduser agar sesuai dengan tegangan
yang dibutuhkan oleh rangkaian berikutnya



2.3.3 Rangkaian Penyangga (Buffer)
Rangkaian buffer berguna untuk menampung data yang akan di transfer
dari/ke perangkat masukan/keluaran dan penyimpan sekunder. Buffer dapat
mengurangi frekuensi pengaksesan dari/ke perangkat masukan/keluaran dan
penyimpan sekunder sehingga meningkatkan kinerja sistem. Buffer membuat
impedansi input yang tinggi menjadi rendah dan dapat menguatkan arus. Buffer
memisahkan / memberdakan sinyal sumber dari sinyal beban. Rangkaian buffer
adalah rangkaian non inverting dengan gain = 1.
6
7
8
0
Gambar 2.7 Rangkaian non inverting amplifier
14




2.3.4 Absolute Value Output Circuit
Tegangan output dari sensor dapat turun dan naik dari null voltage. Jika
sensor didekatkan ke kutub negatif magnet maka output tegangannya akan
menurun. Ini menyebabkan selisih antara offset tegangan dan keluaran sensor
menjadi negatif. Absolute Value Output Circuit berfungsi untuk membuat output
tegangan sensor tetap positif. Rangkaian Absolute Value Output Circuit juga bisa
berfungsi sebagai penyearah arus.


U1
OP07AH
3
2
4
7
6
8 1
1
2
VCC
7V
VCC2
-7V
9
8
VCC2
6
0
VCC
0
0
5
4
3 7
Vin
Gambar 2.8 Rangkaian buffer
Gambar 2.9 Absolute value output circuit

Anda mungkin juga menyukai