Anda di halaman 1dari 34

Bab 13

Magnetically
Coupled Circuits

Karir dalam elektromagnetik (EM)


Elektromagnetik merupakan cabag dari Teknik Elektro (atau Fisika) dimana menganalisa
dan aplikasi dari listrik dan medan magnet. Dalam elktromagnetik, rangkaian listrik diterapkan
dalam frekuensi rendah. EM dianggap sebagai salah satu disiplin ilmu yang sulit di Teknik
Elektro/Listrik. Salah satu alasannya adalah karena fenomena EM agak abstrak. Tetapi jika
sesorng menikmati bekerja dengan matematika dan dapat menvisualisasikan sesuatu yang tak
terlihat. Oleh karena itu, ssorang harus mempertimbangkan menjadi seseorang menjadi spesialis
(ahli) dalam EM. Engineer yang mengkhususkan diri di EM diperlukan dalam industri
microwave, radio/penyiaran stasiun TV, laboratorium penelitian elektromangnetik, bebarapa
industri komunikasi.

13,1 PENDAHULUAN

Dalam rankaian listrik kita telah dianggap paham dengan baik tetntang konduks ganda.
Suatu loop mempengaruhi loop lainya melalui proses konduksi. Ketika dua loop dengan atau
tanpa kontak antara mereka akan saling mempengaruhi melalui medan magnet yang dihasilkan
oleh salah satu dari mereka. Mereka disebut magnetically couple.

Transformator adalah perangkat listrik yng dirancang atas dasar konsep magnetically
couple. Ini menggunakan magnetically couple pada kumparan untuk mentransfer energi dari satu
rangkaian ke rangkaian lain. Transformator merupakan elemen kunci dari rangkaian. Mereka
digunakan dalam system tenaga untuk meningkatkan atau menurunkan tegangan AC atau arus.
Digunakan juga dalam rangakain elektronik seperti radio dan televisi penerima berfungsi sebagai
impedansi pencocokan, mengosilasi salah satu bagian dari suatu rangkaian, dan untuk tahap
menaikkan dan menurunkan tegangan AC dan arus.
Kita akan mulai dengan konsep induktansi dan memperkenalkan Dot Konvensi yang
digunakan untuk menentukan polaritas tegangan induktif couple komponen. Berdasarkan
pengertian induktansi bersama,kita kemudian memperkenalkan elemen rangkaian yang dikenal
sebagai transformator.Kita akan mempertimbangkan transformator linear, transformator ideal,
yang idealautotransformer, dan transformator tiga fase. Akhirnya, di antara merekaaplikasi
penting, kita melihat transformator sebagai mengisolasi dan pencocokanperangkat dan
penggunaannya dalam distribusi tenaga listrik.

13.2 Induktansi Bersama (Mutual Inductance)

Ketika dua induktor (atau kumparan) berada dalam jarak dekat satu sama lain,fluks
magnetik yang disebabkan oleh arus dalam satu kawat lurus dengan kawat lainnya , sehingga
mendorong tegangan di kedua kawat . Fenomena ini dikenal sebagai induktansi.

Gambar 13.1 Fluks magnet yang dihasilkan oleh kumparan tunggal


dengan N berubah

Mari kita tinjau pada inductor tunggal, sebuah kumparan dengan B lilitan. Ketika arus i
melewati kumparan, sebuah fluks magnet akan dihasilkan (Gbr 13.1). Berdasarkan hukum
Faraday, tegangan induksi v sebanding dengan banyak lilitan (N) dan perubahan fluks magnet
persatuan waktu.

Tetapi fluks magnet dihasilkan dari arus i jadi perubahan fluks magnet disebabkan oleh
perubhan arus.

ATAU

Dari hubungan tegangan-arus pada induktor, induktansi L dari induktor adalah


Induktansi ini biasa disebut self-inductance, karena berkaitan tegangan induksi di kumparan
dengan arus waktu bervariasi dalam kumparan yang sama.

Sekarang kita membahas 2 kumparan dengan self-inductance L1 dan L2 yang saling


didekatkan.

Gambar 13.2 Mutual Induktansi M21 dari kumparan 2 dengan pengaruh


kumparan 1
Kumparan 1 dengan N1 lilitan dan kumparan 2 dengan N2 lilitan. Untuk kasus sederhana, kita
anggap bahwa kumparan (induktor) kedua tidak dialiri arus listrik. Fluks magnet 1 terpancar
dari kumparan/kawat 1 yang mempunyai 2 komponen: Satu komponen 11 hanya sepanjang
kumparan (kawat) 1, dan komponen lainnya 12 dikedua kumparan.

Meskipun kedua kumparan secra fisik terpisah, mereka disebut magnetically coupled. Karena
pengaruh fluks 1 pada kumparan 1, tegangan induksi pada kumparan 1 adalah

Hanya fluks 12 pada kumparan 2, jadi tegangan induksi pada kumparsn 2 adalah

Fluks disebabkan oleh arus i1 yang mengalir pada kumparan 1.


Pada kumparan 2

Dimana

Mutual Induktansi M21 dari kumparan 2 dengan pengaruh kumparan 1. Induktansi M21
menghubungkan tegangan induksi pada kumparan 2 dengan arus pada kumparan 1, Jadi, open-
circuit mutual voltage (or induced voltage) pada kumparan 2 adalah

Kita sekarang pada arus i2 yang mengalir pada kumparan 2,

dengan kumparan 1 tidak membawa/mengandung arus. Fluks magnet 2 terpancar dari


kumparan/kawat 1 yang mempunyai 2 komponen: Satu komponen 22 hanya sepanjang
kumparan (kawat) 1, dan komponen lainnya 21 dikedua kumparan.

Pengaruh fluks 2 pada kumparan 2, tegangan induksi pada kumparan 2 adalah

Pada kumparan 2

Dimana

Dimana mutual inductance pada kumparan 1 dengan pengaruh dari kumparan 2. Jdi, pada open-
circuit mutual voltage pada kawat 1 adalah
Kita akan melihat pada sesi berikutnya M12 dan M21 adalah sama.

Mutual Induktansi adalah kemampuan satu induktor untuk menginduksi tegangan di induktor
tetangga, diukur dalam henrys (H).

Meskipun mutual induktansi M selalu kuantitas positif, mutual tegangan mungkin


negatif atau positif, seperti self-induced tegangan L di/dt Namun, tidak seperti self-induced L
di/dt, yang polaritas ditentukan oleh arah referensi arus dan polaritas referensi tegangan (menurut
tanda pasif konvensi), polaritas mutual ltegangan M di/dt tidak mudah untuk menentukan,
karena empat terminal yang terlibat. Pilihan yang benar polaritas untuk M di/dt dibuat dengan
memeriksa orientasi atau tertentu cara di mana kedua kumparan secara fisik luka dan
menerapkan Lenz hukum dalam hubungannya dengan aturan tangan kanan. Karena itu adalah
nyaman untuk menunjukkan rincian pembangunan kumparan pada skema rangkaian, kita
menerapkan titik konvensi di analisis rangkaian. Dengan konvensi ini, titik adalah ditempatkan
di rangkaian di salah satu ujung masing-masing dua magnetis digabungkankumparan untuk
menunjukkan arah fluks magnetik jika saat memasuki bahwa terminal putus-putus dari
kumparan.

Gambar 13.4 Illustration of the dot convention

Ini diilustrasikan pada Gambar. 13.4. mengingat rangkaian, dots yang sudah
ditempatkan di samping kumparan sehingga kita repot-repot tentang bagaimana untuk
menempatkan mereka. Titik-titik (dots) yang digunakan bersama dengandot konvensi untuk
menentukan polaritas mutual ltegangan Dot konvensi dinyatakan sebagai berikut
Jika arus memasuki terminal putus-putus dari satu kumparan, polaritas referensi dari mutual tegangan
balik dalam kumparan kedua adalah positif di titik-titik terminal kumparan kedua.c

Kalau tidak ,

Jika arus meninggalkan terminal putus-putus dari satu kumparan, polaritas referensi dari mutual
tegangan balik dalam kumparan kedua adalah negatif pada titik-titik terminal kumparan kedua

Dengan demikian, polaritas referensi mutual tegangan tergantung pada referensi arah
arus induksi dan titik-titik pada couple kumparan. Penerapan dot konvensi diilustrasikan dalam
empat pasang mutually coupled. Aplikasi dari dot convation diilustrasikan pada gambar berikut.

Gambar 13.5 Contoh yang menggambarkan bagaimana mengilutrasikan dot konvensi

Gambar 13.6 Dot konvensi untuk kumparan di seri; tanda menunjukkan polaritas
mutual tegangan:
(a) koneksi seriesaiding (b) koneke seriesopposing

Gambar 13.6 menggambarkan dot convention untuk couple coils secara seri.

Gambar 13.6 (a) Total induktansi adalah


Total induktansi (Gambar 13.6 (b)) adalah

Gambar 13.7
Analisis domain waktu dari rangkaian mengandung couple coils (a) dan analisis domain
frekuensi rangkaian yang mengandung couple coils (b).

Rangkaian pada Gambar. 13,7 (a). Menerapkan KVL untuk kumparan 1

KVL pada kumparan 2

Dalam domain frekuensi

Rangkaian pada Gambar. 13,7 (b). Menerapkan KVL untuk kumparan 1

KVL pada coil 2,


Persamaan-persamaan di atas dapat dislesaikan dengan cara biasa untuk mnentukan arus yang
mengalir.

Gambar 13.8 Model that makes analysis of mutually coupled easier to solve.

Pengalaman menunjukkan bahwa jika kita memecahkan masalah lankah-langkah pemecahan


masalah, untuk nili dan tanda menjadi langkah yang terpisah. Model (Gambar 13,8 (b)) digunakan untuk
menganalisis Rangkaian yang mengandung sebuah rangkaian mutually coupled circuit yang digambarkan
pada Gambar 13.8 (a).
Catatan bahwa model ini tidak mencakup tanda-tanda. Alasannya adalah kita harus pertama-tm
menentukan nilai dari tegangan induktansi dan kemudian kita harus menentukan tanda yang tepat. Jelas,
I1 mengindusikan tegangan dalam kumparan kedua diwakili dengan nilai jwI1 dan I2 menginduksi
tegangan dari jwI2 di kawat pertama. Setelah kita memiliki nilai, kita selanjtnya menggunakan kedua
rangkaian untuk menentukan tanda yang benar untuk sumber dependence diperlihatkan pada gamabar
13.8 (c).
Sekarang semua kita harus lakukan adalah untuk menganalisis rangkaian dengan dua sumber
independence. Proses ini memungkinkan Anda untuk memeriksa setiap asumsi Anda. Pada tahap ini kita
tidak peduli dengan tekad dari induktansi mutual kumparan dan dot(titik) penempatan mereka. Seperti R,
L, dan C, perhitungan M akan melibatkan menerapkan teori elektromagnetik terhadap sifat fisik yang
sebenarnya dari kumparan. Dalam pembahasan ini, kita berasumsi bahwa induktansi dan penempatan
titik-titik adalah "Kodrat dari masalah sirkuit, seperti komponen sirkuit R, L, dan C.

13.3 Energy pada sirkuit gabungan


Energi yang disimpan di sebuah induktor

Gambar 13.9 Rangkaian untuk energi yang disimpan yang berasal dari
couple circuit
Berdasarkan Gambar 13,9 di atas, diasumsikan bahwa i1 dan i2 awalnya samadengan nol (0).
Jadi, energi yang disimpan di kawat/kumparan smadengan nol (0) juga. Jika i1 dinaikkan dari nol
menjadi I1 dan i2 =0, daya pada kumparan/kawat 1 adalah.

Dan energi yang disimpan pada rangkaian adalah

Jika i1 = I1 dan meningkatkan i2 dari nol (0) menjadi I2, tegangan induksi mutual di kawat 1 adalah
M12 di2/dt, dimana tegangan induksi gabungan (mutual) di kawat/kumparan 2 sama denga nol,
karena i1 tidak berubah. Daya pada kawat sekarang adalah

Dan energi yang disimpan pada rangkaian adalah

Energi total yang disimpan pada kawat/kumparan ketika i1 dan i2 keduanya mencapai keadaan
konstan.

Jika awalnya i2 dinaikkan dari nol menjadi I2 dan kemudian i1 dinaikkkan dari nol menjadi I2 ,
nergi total yang disimpn pada kawat/kumparan adalah

Karena besar energi yang disimpan adalah sama tanpa memperhatikan bagaimana cara (awal)
mencapai keadaan akhir, dapat disimpulkan bahwa

Dan

Persamaan ini diturunkan berdasarkan asumsi bahwa kumparan arus kedua memasuki dotted
terminal. Jika satu arus memasuki titik (dot) terminal dimana arus lainnya keluar/meningalkan
titik (dotted) terminal, tegangan gabungan (mutual) adalah negatif, jadi energi gabungan
(mutual) MI1I2 adalah negatif juga.
Dengan I1 dan I2 bisa positif atupun negatif. Sehingga persamaan umumnya adalah

Tanda positif yang dipilih menandakan kedua arus memasuki atau keluar dari titik (dot) terminal
dari kawat/kumparan;negatif kebalikannya.

Sekarang akan membentuk batas atas untuk induktansi M. Energi yang tersimpan di
sirkuit tidak boleh negatif karena sirkuit pasif. Ini berarti kuantitas
lebih besar samadengan nol.

Bentuk akar sempurna (kuadrat sempurna)

Akar-akar persamaan tidak pernah negatif;palaing kecil nol.

Atau

Jadi, Induktansi gabungan (mutual) tidak lebih besar dari sel-inductance (L) pada
kawat/kumparan. Sejauh mana induktansi gabungan (mutual)M mendekati batas atas yang
ditentukan oleh koefisien k,

Atau \

Dimana 0 k 1 ekuivalen dengan 0 M L1 L 2 .


Koefisien gabungan k merupakan perbandingan jumlah fluks magnet yang dipancarkan oleh
suatu kumparan ke kumparan lainnya.
Dan

Jika seluruh fluks dihasilkan oleh satu kumparan link coil lain, kemudian k=1
dan kita memiliki 100 persen kopel, atau kumparan dikatakan gabungan sempurna(perfectly
coupled). Untuk k <0,5 kumparan dikatakan longgar (loosely coupled); dan untuk k >0,5 ,
mereka dikatakan ketat (tightly coupled). Dengan demikian, Koefisien gabungan (coupling
coefisien) k adalah ukuran dari magnet coupling antara dua kawat/kumparan, 0 k 1 .

Nilai k bergantung pada jarak pisah kedua kawat, int kawat,orientasi, dan lilitan.

Gambar 13.10 (a) loosely coupled, (b) tightly coupled

13.4 Transformator Linear


Sebuah transformator umumnya terdiri dari 4 buah terminal yang terdiri 2 (atau lebih)
magnetically coupled coils.

Gambar 13.11 Transformator Linear

Seperti yang ditujukan pada gambar 13.11, kumparan yang terhubung denan sumber
tegangan disebut lilitan utama (primary coil). Kumparan yang terhubung dengan beban disebut
secondary coil. Hamabatan R1 dan R2 untuk memperhitung kerugian (disipiasi daya).
Transformator dikatakan linear. Jika pada kumparan terdapat rongga dengan bahan tertentu.
Bahan dimana permebilitas magnetic constant, seperti udara, plastik, bakelite, dan kayu.
Tranformator linear sering disebut air-core tranformator, meskipun tidak semua berinti udara.
Ini banyak digunakan pada radio dan televisi.
Gambar 13.12 (a) copper wound dry power transformer, (b) audio transformers

Kita akan menentukan besar dari Zin berdssarksn sumber, karena Zin mengatur perilaku
dari primary circuit. Menerapkan KVL pada kedua mesh (Gambar 13.11).

(1)

(2)

Dari persamaan 2, diperoleh nilai I2. Sustitusikan nilai I1 ke persamaan 1. Diperoleh nilai
impedansi Zin.

Nilai Zin terdiri atas 2 bagian. Bagian pertama (R1 + jwL1), yang disebut impedansi utama
(primary impedance). Bagian kedua kerena gabungan antara the primary dan secondary
windings.impedansi ini disebut reflection impedance ZR.

Sebagai catatan pada persamaan diatas tidak dipengaruhi oleh lokasi titik pada transformator
karena hasilnya akan sama jika M digantikan dengan -M.
Kadang-kadang mudah untuk menggantikan magnetic coupled dengan rangkaian
ekivalen tanpa magnetic coupled. Sekarang linear transformator diganti dengan sebuah rangkaian
ekivalen T dan , sebuah rangkaian tanpa induktansi gabungan (mutual inductance).

Gambar 13.13 rangkaian ekivalen dari lenear transformator

Hubungan antara arus-tegangan dari primary dan secondary coils dalam persamaan matriks.

Penurunan matriks,

(a) (b)
Gambar 13.14. (a) rangkaian T, (b) rangkaian

Untuk rangkaian T, analisis mesh pada terminal,


Untuk rangkaian , analisis nodal pada terminal,

Catatan pada gambar 13.14, induktor tidak magnetically coupled. Catatan juga lokasi dots
(Gambar 13.13) dapat menyebabkan M menjadi -M. Nilai negatif M secara fisik terwujud dan
masih sah secara matematis.

13.5 Transformator Ideal


Sebuah transformator ideal merupakan suatu coupling yng sempurna (k=1) yang terdiri
dari dua (lebih) kumparan dengan junlah lilitan yang banyak dan permeabilitas yang tinggi.
Karena permeabilitas dari inti, semua garis-garis fluks dari kedua kumparan, sehingga
menghasilkan coupling yang sempurna.
Untuk melihat bagaimana sebuah transformator ideal dengan kasus dibatasi oleh
duainduktor psangn (coupled) dimana induktansi mendekati tak terhingga dan kopling
sempurna,mari kita menguji kembali rangkaian pada gambar rangkaian 13.9. Dalam domain
frekuensi.

Tetapi untuk perfect coupling (k=1). Sehingga,

Dimana n = dan disebut perbandingan nyata (turns ratio) . dengan nilai n


tetap sama, kumparan berpasangan (coupled coils) akan menjadi ideal. Sebuah transformator
dikatan ideal jika memilik sifat-sifat sebagai berikut:
1. Kumparan memiliki nilai reaktansi yang besar
2. Coupling coefficient sma dengan 1 (k =1)
3. Kumparan primary dan secondary dengan hambatan yang rendah (R1 = 0 = R2)

Transformator inti besi dapat dianggap sebagai tranformator ideal. Yang sering digunakan
di sistem tenaga
dan peralatan elektronik.

Gambar 13.15 (a)


transformator ideal, (b)
simbol untuk sebuah
transformator ideal.

Pada gamabar 13.15 garis vertikal antara kedua kumparan melambangkan inti besi
(membedakan dengan inti udara pada trafo linear). Dengan N 1 sebagai lilitan primer dan N2
sebagai lilitan sekunder.

Ketika tegangan sinusoidal diberikan kepada lilitan primer seperti pada gambar 13.16,
fluks magnet yang sama melewati kedua lilitan.

Gambar 13.16 Hubungan kuatitas primer dan sekunder pada transformator


ideal

Hukum Faraday, tegangan yang melewati lilitan primer adalah,

yang melewati lilitan sekunder,

Perbandingan keduannya,
Di mana n merupakan perbandingan nyata atau perbandingan transformator. Tegangan fasor V 1
dan V2,

Untuk konsevasi daya, energi yang dihasilkan dari lilitan primer sama dengan energi yang
diserap lilitan sekunder, karena tidak ada energi yang hilang (transformator ideal). Disimpulkan

Dslam fasor,

Arus primer dan sekunder berhubungan dengan perbandingan jumlah lilitan,

Ketika n =1 dikatakan isolasi transformator. Jika n > 1 disebut tranformator step-up, di mana
tegangan sekunder lebih tinggi daripada tegangan primer (V2 > V1). Jika n < 1 disebut
tranformator step-down, di mana tegangan sekunder lebih rendah daripada tegangan primer (V 2
< V1).
Gambar 13.17 Typical circuits illustrating proper voltagepolarities and current directions in an
ideal transformer.

Daya kompleks pada lilitan primer,

daya kompleks yang dihasilkan oleh lilitan primer dihantarkan ke lilitan sekunder tanpa ada daya
yang hilang. Transformator tidak menyerap daya. Impedansi masukan (Zin) adalah

Terlihat jelas pada gambar 13.16 bahwa V2/I2 = ZL

Impedansi input disebut reflected impedance, karena impedansi direfleksikan (dipantulkan) ke


sisi primer. Kemampuan ini memungkinkan transformator untuk mengubah impedansi yang
diberikan ke impedansi provider lainnya, mencocokkan impedansi untuk menentukan transfer
daya maksimum. Dalam menganalisis rangkaian mengandung transformator ideal,
imenghilangkan transformator dengan merefleksikan impedansidan sumber dari satu sisi
transformator ke yang lain.

Gambar 13.18 Rangkaian transformator ideal


Rangkaian pada gambar 13.18 kita akan merefleksikan sisi sekunder dari sisi primer.
Menentukan rangakaian Thevenin yang ekivalen dengan rangkaian pada terminal a-b,
menentukan VTh dengan open-circuit pada terminal
a-b.

Gambar 13.19 (a) untuk menentukan VTh, (b) untuk menenrukan ZTh

Karena terminal a-b open-circuit, I1 = 0 = I2 dan V2 + Vs2. Maka,

Untuk memperoleh ZTh kita hilangkan sumber tegangan pada lilitan sekunder dan menggantinya
dengan sumber pada termina a-b. I1 = nI2 dan V1 = V2/n, maka dari itu,

Gambar 13.21 Rangkaian ekivalen dari Rangkaian pada gambar 13.18 merefleksikan rangkaian
sekunder ke sisi primer.
Aturan umum untuk mengeliminasi dan merefleksikan rangkaian sekunder ke sisi primer
adalah dengan membagi impedansi dengan n2 , dan membagi tegangan sekunder dengan n,
dan mengalikan arus sekunder dengan n.
Gambar 13.21 Rangkaian ekivalen dari Rangkaian pada gambar 13.18 merefleksikan
rangkaian primer ke sisi sekunder.

Aturan umum untuk mengeliminasi dan merefleksikan rangkaian sekunder ke sisi primer
adalah dengan mengalikan impedansi dengan n2 , dan mengalikan tegangan sekunder
dengan n, dan membagi arus sekunder dengan n.

Dari persamaan diatas, daya tetap sama, walaupun dihitung pada bagian sekunder
ataupun primer. Tetapi nyatanya hanya mendekati, jika iidak ada koneksi internal antara lilitan
primer dan sekunder, sederhananya menggunakan anilisis mesh dan nodal.
Catatan: lokasi titik (dots) pada rangkaian digambar 13.18 akan merubah jika kita mengubah n
menjadi -n sesuai aturan dot.

13.6 Autotransformator Ideal

Sebuah autotransformer memiliki sebuah lilian kontiniu tunggal dengan sebuh point conection
disebut sebuah tab diantara bagian primer dan sekunder. Tab biasanya menyesuaikn jumlah lilitan
sehingga dapat menaikkan ataupun menrunkan tegangan. Sebuah variabel tegangan terhubung dengan
autotransformator.

Sebuah autotransformator merupakan transformator dimana rangkaian primer dan sekunder


merupakan lilitan tunggal.

Gambar 13.22 A typical autotransformer.Courtesy of Todd Systems, Inc


Gambar 13.23 (a) Step-down autotransformer, (b) step-up autotransformer

Autotransformator merupakan transformator daya. Keuntungannya dibandingan dengan


transformaor dua lilita adalah kemampuan mentransfer daya yang lebih besar.

Keuntungan lain adalah bahwa autotransformator lebih kecil dan lebih ringan dari satu
transformator dengan 2 lilitan. Namun, karena kedua gulungan primer dan sekunder yang satu
berkelok-lilitan, isolasi listrik(Tidak ada sambungan listrik langsung) hilang. (Kami akan melihat
bagaimana propertiisolasi listrik pada trafo konvensional praktis dipekerjakan di section 13.9.
Kurangnya isolasi listrik antaragulungan primer dan sekunder adalah kerugian yang besar dari
autotransformator.

Beberapa persamaan yang diurunkan dari transformator ideal untuk autotransformator


ideal.

Sebuah autotrnsformator ideal tidak adanya daya yang hilang, jadi daya kompleks tetap sama di
lilitan primer dan sekunder.

Hubungannya dengan arus,

Untuk autotransformator step-up,


Hubungan dengan arus,

Perbedaan utama antara trafo konvensional dan autotransformers adalah bahwa sisi primer dan
sekunder autotransformer yang tidak hanya ditambah magnetis tetapi juga ditambah konduktif.
Autotransformer dapat digunakan di tempat transformator konvensional ketika isolasi listrik
tidak diperlukan

13.7 Transformasi 3 Fasa


Untuk memenuhi permintaan untuk tiga fasa transmisi listrik, trafo koneksi kompatibel dengan
operasi tiga fasa yang diperlukan. Kita dapat mencapai koneksi transformator dalam dua cara:
dengan menghubungkan tiga transformator fasa tunggal, sehingga membentuk apa yang disebut
transformator bank, atau dengan menggunakan transformator fasa tiga khusus. Untuk tegangan
dengan besar yang sama nilainya, transformator tiga fasa selalu lebih kecil dan lebih murah dari
pada tiga transformator fasa tunggal. Ketika transformator fasa tunggal digunakan, salah satu
harus memastikan bahwa mereka memiliki yang sama ternyata rasio n untuk mencapai sistem
tiga fasa yang seimbang. Ada empat cara standar untuk menghubung kan tiga transformator fasa
tunggal atau transformator tiga-fasa untuk operasi tiga fasa: Y-Y, -, Y- . Untuk salah satu dari
empat koneksi, total daya nyata dan daya reaktif yang diperoleh sebagai berikut :

Di mana VL dan IL adalah, masing-masing, sama dengan tegangan VLP dan ILP
Arus Line untuk sisi primer, atau garis tegangan VLS dan Arus Line ILS untuk sisi sekunder.
Perhatikan berdasarkan persamaan, bahwa untuk masing-masing empat koneksi, VLS ILS = VLP
ILP karena daya harus disesuaikan dengan transformator yang ideal. Untuk koneksi Y-Y, VLP
tegangan pada primer sisi, dan tegangan listrik VLS di sisi sekunder, Arus Line ILP pada sisi
primer, dan Arus Line ILS di sisi sekunder terkait dengan transformator per fase ternyata rasio
yang diperoleh n, dengan persamaan :
Demikian pula untuk hubungan Y, diperoleh :
Hubungan Bintang (Y, wye)

Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan menjadi satu dan menjadi
titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga terminal a b c
mempunyai besar magnitude dan beda fasa yang berbeda dengan tegangan tiap terminal
terhadapa titik netral. Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan fase atau Vf.

Gambar 2. Hubungan Bintang (Y, wye).

Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase dihitung terhadap saluran / titik
netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 fase yang seimbang dengan magnitudenya (akar 3
dikali magnitude dari tegangan fase).
Vline = akar 3 Vfase = 1,73Vfase

Sedangkan untuk arus yang mengalir pada semua fase mempunyai nilai yang sama,
ILine = Ifase
Ia = Ib = Ic
Hubungan Segitiga

Pada hubungan segitiga (delta, , D) ketiga fase saling dihubungkan sehingga membentuk
hubungan segitiga 3 fase.

Gambar 3. Hubungan Segitiga (delta, , D).

Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar fase, karena
tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama, maka:
Vline = Vfase

Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus tersebut dapat
diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga: Iline = akar 3 Ifase = 1,73Ifase
13.8 Analisis PSpice dari Sirkuit Magnetik gabungan
PSpice analisis magnetis sirkuit digabungkan yang sama seperti sirkuit induktor kecuali
bahwa titik konvensi harus diikuti. Di PSpice skematis, dot (tidak ditampilkan) selalu di samping
pin 1, yang merupakan terminal kiri induktor saat induktor dengan nama bagian L ditempatkan
(Horizontal) tanpa rotasi pada skema. Dengan demikian, titik atau pin 1 akan berada di bagian
bawah setelah sekali 90 berlawanan rotasi, karena rotasi selalu tentang pin 1. Setelah induktor
magnetis digabungkan disusun dengan dot konvensi dalam pikiran dan nilai mereka diatur dalam
henrie, kita menggunakan simbol K_LINEAR Sambungan untuk menentukan Sambungan
tersebut. Untuk setiap pasangan induktor digabungkan, mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Pilih Draw / Pilih New Part dan ketik K_LINEAR.


2. Pilih atau Klik OK dan tempat simbol K_LINEAR pada skema.
3. Pilih atau Klik pada COUPLING dan menetapkan nilai koefisien Gabungan k.
4. Pilih atau Klik pada kotak K (simbol kopling) dan masukkan nama referensi penanda
Induktor.

Untuk induktor gabungan sebagai nilai-nilai Li, i = 1,2, ......., 6. Misalnya, jika induktor L20 dan
L23 yang digabungkan, kita menetapkan L1 = L20 dan L2 = L23. L1 dan setidaknya satu Li lain
harus diberikan nilai-nilai, dan nilai lain Li dapat dibiarkan kosong.
Pada langkah 4, hingga enam induktor ditambah dengan kopling sama dapat
ditentukan.
Untuk transformator inti udara, nama komponen nya adalah XFRM_LINEAR. Hal ini
dapat dimasukkan dalam suatu rangkaian dengan memilih gambar / membuat nama objek dan
kemudian mengetikkan nama komponen atau dengan memilih nama komponen dari analog.slb
perpustakaan. Seperti yang ditunjukkan biasanya pada gambar, atribut transformator linear
adalah koefisien kopling k dan induktansi nilai L1 dan L2 di henrie. Jika induktansi mutual M
ditentukan, nilainya harus digunakan bersama dengan L1 dan L2 untuk menghitung k. Perlu
diingat bahwa nilai k harus berada antara 0 dan 1. Untuk transformator ideal, nama ojeknya
adalah XFRM NONLINEAR
dan terletak di perpustakaan breakout.slb. Untuk memilihnya dengan mengklik Gambar /
mendapatkan nama objek dan kemudian ketik nama komponen. Simbolnya adalah koefisien
yang bergandengan dan jumlah putaran yang terkait dengan L1 dan L2, seperti yang
diilustrasikan biasanya pada Gambar. 13.52 (b). Nilai dari koefisien saling gandengan k = 1.
PSpice memiliki beberapa konfigurasi trafo tambahan yang kita akan tidak diskusikan di sini.
Model transien mesin induksi yang dibuat berdasarkan persamaan matematik dan
diterjemahkan menjadi model rangkaian listrik dapat digunakan untuk melakukan simulasi
komputer menggunakan program perangkat lunak PSPICE. Untuk dapat menggunakan PSPICE
semua parameter non-listrik seperti parameter magnetik (fluksi) dan parameter mekanik (inersia,
kecepatan, torka) harus dianalogikan menjadi parameter listrik. Parameter inersia mesin induksi
dapat dimodelkan dalam dua cara, yaitu menggunakan topologi rangkaian kapasitansi atau
induktansi. Kedua model pengganti menghasilkan luaran (output) simulasi yang sama.

Pemodelan Rangkaian Listrik untuk Mesin Induksi


13.9 Aplikasi
Transformator(trafo) adalah yang komponen terbesar, terberat, dan termasuk yang termahal pada
komponen rangkaian. Namun demikian, trafo merupakan perangkat pasif yang sangat diperlukan
pada rangkaian listrik. Transformator(trafo) adalah salah satu mesin yang paling efisien, 95
persen efisiensi yang umum dan 99 persen menjadi dicapai. Transformator(trafo) memiliki
banyak aplikasi. Misalnya, trafo banyak digunakan untuk :
Untuk meningkatkan atau turun tegangan dan arus, membuat mereka berguna untuk
transmisi dan distribusi listrik.

Untuk memisahkan satu bagian dari rangkaian dari yang lain (yaitu, untuk mentransfer
kekuasaan tanpa sambungan listrik).

Sebagai perangkat impedansi-cocok untuk transfer daya maksimum.

Dalam rangkaian frekuensi-selektif yang operasi tergantung pada respon dari induktansi.

Karena transformator(trafo)ini sangat beragam, ada banyak desain khusus untuk trafo (namun
hanya beberapa yang dibahas dalam bab ini): tegangan trafo, transformator arus, transformator
daya, distribusi trafo, trafo impedansi-pencocokan, audio transformer, trafo fase tunggal, trafo
tiga fasa, trafo penyearah, trafo inverter, dan banyak lagi. Pada bagian ini, kita
mempertimbangkan untuk tiga aplikasi penting : transformator sebagai perangkat isolasi,
transformator sebagai perangkat yang cocok, dan sistem distribusi tenaga listrik.
13.9.1 Transformer sebagai Perangkat Isolasi
Isolasi listrik ini dikatakan ada di antara dua perangkat ketika ada
tidak ada koneksi fisik antara mereka. Dalam transformator, energi ditransfer
oleh kopling magnet, tanpa sambungan listrik antara sirkuit primer dan sirkuit sekunder. Kita
sekarang mempertimbangkan tiga sederhana contoh-contoh praktis tentang bagaimana kita
memanfaatkan properti ini. Pertama, pertimbangkan rangkaian pada Gambar. 13,59. Sebuah
penyearah adalah elektronik sirkuit yang mengubah pasokan ac untuk suplai dc. Sebuah
transformator sering digunakan untuk beberapa pasokan ac ke rectifier. trafo melayani dua
tujuan. Pertama, langkah ke atas atau mundur tegangan. Kedua, ia menyediakan isolasi listrik
antara ac power supply dan rectifier, sehingga mengurangi risiko bahaya kejutan dalam
menangani perangkat elektronik.

Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan lilitan primer,
sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain,
gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator
seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator
jenis ini telah banyak digantikan oleh kopling.
Trafo Isolasi sering kali dengan gulungan simetris, yang digunakan untuk decouple dua
rangkaian. Sebuah transformator isolasi memungkinkan sinyal AC atau kekuatan yang harus
diambil dari satu perangkat dan dimasukkan ke lain tanpa listrik yang menghubungkan dua
rangkaian. Isolasi trafo DC blok sinyal transmisi dari satu sirkuit ke yang lain, tetapi
mengizinkan sinyal AC lewat. Mereka juga menghalangi gangguan tanah yang disebabkan oleh
loop. Isolasi transformator dengan perisai elektrostatik digunakan untuk pasokan listrik untuk
peralatan yang sensitif seperti komputer atau peralatan laboratorium.

Dalam pengujian elektronik, masalah dan servis, sebuah isolasi trafo adalah kekuatan 1:1
transformator yang digunakan sebagai tindakan pencegahan keamanan. Karena kabel netral
penyaluran langsung terhubung ke ground, didasarkan objek di dekat perangkat yang diuji (meja,
lampu, lantai beton, tanah osiloskop memimpin, dll) dapat di beda potensial berbahaya terhadap
perangkat. Dengan menggunakan trafo isolasi, ikatan dihilangkan, dan bahaya sengatan listrik
sepenuhnya terkandung dalam perangkat.

13.9.2 Transformator sebagai alat pengatur


RL
Kita ingat bahwa untuk transfer daya maksimum, tahanan beban harus disesuaikan dengan
RS .
resistansi sumber Dalam kebanyakan kasus, dua resistensi tidak cocok; keduanya tetap
dan tidak bisa diubah. Namun, transformator inti besi dapat digunakan untuk mencocokkan
beban resistensi terhadap resistansi sumber. Ini disebut pencocokan impedansi. Misalnya, untuk
menghubungkan pengeras suara ke audio power amplifier membutuhkan sebuah transformator,
karena resistensi pembicara hanya beberapa ohm sedangkan resistansi internal dari penguat
adalah beberapa
ribu ohm.
Perhatikan rangkaian yang ditunjukkan pada Gambar. 13.64. Kita ingat dari Persamaan
bahwa transformator yang ideal mencerminkan beban yang kembali ke primer dengan

2
RL 2
faktor n skala Agar sesuai ini dicerminkan beban / n dengan sumber
R3
resistensi kita atur sama,
Persamaan (13.73) dapat dipenuhi oleh dengan pemilihan rasio benilai n.
Dari Persamaan. (13,73), kita melihat bahwa transformator step-down (n <1) adalah
R RL
diperlukan sebagai perangkat yang cocok ketika Rs S > , dan langkah-up (n> 1)
RS RL
diperlukan bila < .
13.9.3 Transformator sebagai Distribusi Daya
Sebuah sistem tenaga pada dasarnya terdiri dari tiga komponen: generasi, transmisi, dan
distribusi. Perusahaan listrik setempat mengoperasikan rencana yang menghasilkan beberapa
ratusan megavolt-ampere (MVA), biasanya sekitar 18 kV. Sebagai Gambar. 13,67
menggambarkan, tiga fase langkah-up transformator digunakan untuk memberi makan daya yang
dihasilkan untuk transmisi garis. Mengapa kita perlu transformator? Misalkan kita perlu untuk
mengirimkan 100.000 VA lebih dari jarak 50 km. DENGAN S = VI digunakan PADA tegangan
GARIS 1.000 V menunjukkan bahwa saluran transmisi harus membawa 100 A dan ini
membutuhkan memiliki GARIS transmisi diameter besar. Jika, di sisi lain, Kami menggunakan
tegangan 10.000 V, yang saat ini hanya 10 A. saat ini lebih kecil mengurangi ukuran konduktor
yang diperlukan, memproduksi cukup menyimpan serta meminimalkan saluran transmisi
kerugian I2R. Untuk meminimalkan kerugian memerlukan transformator step-up. Tanpa
transformator, sebagian besar daya yang dihasilkan akan hilang pada transmisi garis.
Kemampuan transformator untuk meningkatkan atau mundur tegangan dan mendistribusikan
Daya sehemat mungkin adalah salah satu alasan utama membandingkan Arus ac daripada dc.
Dengan demikian, untuk daya yang diberikan, semakin besar tegangan, semakin baik .

Dalam bidang tenaga listrik pada umumnya pemakain transformator dapat dikelompokkan dalam
:

Transformator Daya, transformator ini biasanya digunakan di pembangkit tenaga listrik,


untuk menaikkan tegangan pembangkit menjadi tegangan transmisi.

Transformator distribusi, transformator ini pada umumnya digunakan pada sub distribusi
tenaga listrik, yaitu untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi.

Transformator Instrument, transformator ini gunanya digunakan sebagai alat instrument


pengukuran yang terdiri dari transformator arus (current transformer) dan transformator
tegangan (potential transformer).

Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama yaitu pusat pembangkit listrik, saluran
transmisi dan sistem distribusi. Suatu sistem distribusi yang menghubungkan semua beban
terjadi pada stasiun pembantu atau substation, dimana dilaksanakan transformasi tegangan.Pada
umumnya pusat pembangkit tenaga listrik berada jauh dari pengguna tenaga listrik. Untuk
mentransmisikan tenaga listrik dari pembangkit ini, maka diperlukan penggunaan tegangan
tinggi 150 kV atau tegangan ekstra tinggi 500 kV. Setelah saluran transmisi mendekati pusat
pemakaian tenaga listrik, yang dapat merupakan suatu daerah industri atau suatu kota, tegangan
melalui gardu induk diturunkan menjadi tegangan menengah 20 kV.

Tegangan menengah dari gardu induk ini melalui saluran distribusi primer untuk disalurkan ke
gardu-gardu distribusi atau pemakai tegangan menengah. Dari saluran distribusi primer,
tegangan menengah diturunkan menjadi tegangan rendah 400/230 V melalui gardu distribusi.
Tegangan rendah dari gardu distribusi disalurkan melalui saluran tegangan rendah ke komsumen
tegangan rendah.
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan
sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:

Vp = tegangan primer (volt)


Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Simbol Transformator

Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah


menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak
daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi
menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak
daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
Trafo step up/down untuk menaikkan atau menurunkan tegangan.
Trafo adaptor untuk mengubah tegangan dari arus AC ke arus DC.
Trafo IF (frekuensi menengah) untuk penguat frekuensi menengah pada radio penerima.
Trafo OT (Out Put) digunakan pada rangkaian penguat, receiver dan perangkat audio atau
audio visual.

Jaringan distribusi berdasarkan letak jaringan terhadap posisi gardu


distribusi, dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :

1. Jaringan distribusi primer (JDTM) merupakan suatu jaringan yang letaknya


sebelum gardu ditribusi berfungsi menyalurkan tenaga listrik bertegangan
menengah (misalnya 6 kV atau 20 kV).hantaran dapat berupa kabel dalam
tanah atau saluran/kawat udara yang menghubungkan gardu induk
(sekunder trafo) dengan gardu distribusi atau gardu hubung (sisi primer trafo
didtribusi).

2. Jaringan distribusi sekunder (JDTR) merupakan suatu jaringan yang


letaknya setelah gardu distribusi berfungsi menyalurkan tenaga listrik
bertagangan rendah (misalnya 220 V/380 V). Hantaran berupa kabel tanah
atau kawat udara yang menghubungkan dari gardu distribusi (sisi sekunder
trafo distribusi) ke tempat konsumen atau pemakai (misalnya industri atau
rumah rumah).
Sedangkan untuk gardu distribusi sendiri adalah suatu tempat/ sarana,
dimana terdapat transformator step down yaitu transformator yang
menurunkan tegangan dari tegangan menengah menajdi tegangan
rendah(sesuai kebutuhan konsumen).
13.10 Ringkasan
Adapun ringkasan atau kesimpulan yang didapat ialah sebagai berikut :
1. Dua kumparan dikatakan saling bergandengan jika fluks magnetik berasal dari satu
melewati lainnya. Induktansi antara dua kumparan diberikan oleh
M =K L1 L2
di mana k adalah koefisien kopling, 0 <K <1

V1 I1 V2
2. Jika dan adalah tegangan dan arus dalam kumparan 1, sedangkan dan
I2

adalah tegangan dan arus di kumparan 2, maka

Dengan demikian, tegangan induksi di kumparan bergandengan terdiri dari induksi


sendiri
tegangan dan induksi tegangan bersama.
3. Polaritas tegangan saling diinduksi dinyatakan dalam
skematis oleh titik konvensi.

4. Energi yang tersimpan dalam dua kumparan coupled adalah

5. Sebuah transformator adalah perangkat empat-terminal yang mengandung dua atau lebih
magnetis bergandengan kumparan. Hal ini digunakan dalam mengubah arus, induksi
tegangan, atau tingkat impedansi dalam sebuah rangkaian.

6. Sebuah garis lurus (atau longgar yang digabungkan), transformator memiliki kumparan
yang digulung pada bahan magnetis linear. Hal ini dapat diganti dengan yang setara T
atau jaringan T untuk keperluan analisis.

7. Sebuah autotransformer adalah transformator dengan satu liltan umum


untuk kedua primer dan sirkuit sekunder.

8. PSpice adalah alat yang berguna untuk menganalisis magnetis bergandengan


sirkuit.
9. Transformers diperlukan dalam semua tahap sistem distribusi tenaga listrik.
tegangan tiga fase dapat ditingkatkan atau turun threephase
transformer.

10. Penggunaan Penting transformator dalam aplikasi elektronik adalah sebagai


listrik perangkat isolasi dan perangkat impedansi pencocokan.

Anda mungkin juga menyukai