Anda di halaman 1dari 12

Nama : Dafa Ramadhan S.

NIM : 20190240004

Dosen : Supriyatno Widagdo, ST, MSi

Matkul : STATISTIKA

UJIAN PERBAIKAN STATISTIKA

1.

Tabel adalah susunan data dalam baris dan kolom, atau mungkin dalam
struktur yang lebih kompleks. Tabel banyak digunakan dalam komunikasi,
penelitian, dan analisis data. Tabel muncul di media cetak, catatan tulisan tangan,
perangkat lunak komputer, laporan penelitian, jurnal penelitian dll. Konvensi dan
terminologi yang tepat untuk mendeskripsikan tabel bervariasi bergantung pada
konteksnya. Selanjutnya, tabel berbeda secara signifikan dalam variasi, struktur,
representasi ataupun penggunaan. Dalam buku dan artikel teknis, tabel biasanya
disajikan terpisah dari teks utama dalam blok mengambang bernomor dan teks.

Macam macam jenis tabel


1.TABEL SEDERHANA

Berikut contoh ilustrasi tabel sederhana dengan


tiga kolom dan sembilan baris. Baris pertama
tidak dihitung, karena hanya digunakan untuk
menampilkan nama kolom. Ini disebut "baris
tajuk“ (header row).
2.TABEL Multi-dimensi

Konsep dimensi juga merupakan bagian dari terminologi dasar. Setiap tabel
"sederhana" dapat direpresentasikan sebagai tabel "multi-dimensi" dengan
menormalkan nilai data ke dalam hierarki yang berurutan. Contoh umum dari
tabel semacam itu adalah tabel perkalian.

Contoh tabel yang berisi baris dengan informasi ringkasan. Informasi ringkasan
terdiri atas subtotal yang digabungkan dari baris sebelumnya dalam kolom
yang sama.

Dalam tabel multidimensi, setiap sel dalam isi tabel (dan nilai sel itu)
berhubungan dengan nilai di awal kolom (yaitu header), baris, dan struktur lain
di tabel yang lebih kompleks.

Ini adalah hubungan injektif: setiap kombinasi nilai baris tajuk (baris 0, karena
tidak ada istilah yang lebih baik) dan kolom tajuk (kolom 0 karena tidak ada
istilah yang lebih baik) terkait dengan sel unik dalam tabel:

• Kolom 1 dan baris 1 hanya akan sesuai dengan sel (1,1);

• Kolom 1 dan baris 2 hanya akan sesuai dengan sel (2,1) dll.
Kolom pertama sering menampilkan deskripsi dimensi informasi yang
digunakan untuk menavigasi tabel lainnya. Kolom ini disebut "kolom rintisan".
Tabel dapat berisi tiga atau beberapa dimensi dan dapat diklasifikasikan
berdasarkan jumlah dimensinya.

Tabel variabel angin dan gelombang dalam 10 kali pengamatan

Wind Speed Wave height


(knot) (cm)
1 3
2 6
3 9
4 12
5 12
6 12
7 12
8 12
9 12
10 20

Pada tabel 10kali pengamatan diatas dapat diketahui bahwa kecepatan angin bergerak
secara berurutan dalam 10 kali pengamatan dan pada gelombang diketahui gelombang
terendah pada 3 cm pada kecepatan angin 1 knot, dan gelombang tertinggi pada 20 cm
dengan kecepatan angin 10 knot
2. Grafik absis kecepatan angina dan tinggi gelombang

Kecepatan Angin
12

10
Kecepatan angin (Knot)

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu Pengamatan

Pada grafik kecepatan angin diatas dapat diketahui bahwa kecepatan angin meningkat
secara berurutan mulai 1 Knot hingga 10 Knot dalam 10 kali pengamatan.

tinggi gelombang
25
tinggi gelombang (cm)

20

15

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
waktu pengamatan

Pada grafik tinggi gelombang diatas dapat diketahui bahwa tinggi gelombang
meningkat mulai dari 3 cm ke 9 cm dalam 4 kali pengamatan dan tinggi 12 cm pada
pengamatan ke-5 hingga ke-9 dan naik ke 20 cm pada pengamatan ke-10.
Grafik 10 kali pengamatan
12 25

10
20

8
kecepatan (Knot)

15

tinggi (cm)
6
Kec. Angin
10
tinggi gelombang
4

5
2

0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu Pengamatan

Pada grafik 10 kali pengamatan diatas dapat diketahui bahwa kecepatan angin
bergerak secara berurutan dalam 10 kali pengamatan dan pada tinggi gelombang
meningkat mulai dari 3 cm ke 9 cm dalam 4 kali pengamatan dengan kecepatan angin
1 hingga 3 knot dan kecepatan angin 4 hingga 9 knot tinggi gelombang berada 12 cm
pada pengamatan ke-5 hingga ke-9 dan naik ke 20 cm dengan kecepatan angin 10
knot pada pengamatan ke-10.
Persentase tinggi gelombang

Persentase tinggi gelombang

10% 10%

80%

rendah sedang tinggi

Dapat dilihat dari Grafik diatas dapat diketahui persentase tinggi gelombang diatas
dengan nilai rendah 3 cm sebesar 10%, nilai sedang 5,5 – 17 sebesar 80% dan nilai
tinggi 17,5-20 cm sebesar 10%

3. Korelasi SPSS

Correlations

Tinggi Kecepatan
Gelombang Angin
Tinggi Gelombang Pearson 1 .862**
Correlation

Sig. (2-tailed) 0,001

N 10 10
Kecepatan Angin Pearson .862** 1
Correlation

Sig. (2-tailed) 0,001

N 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Interpretasi Analisis Korelasi Bivariate Pearson

Berdasarkan table output diatas , kita akan melakukan penarikan kesimpulan dengan merujuk
pada ke – 2 dasar pengambilan keputusan dalam analisis korelasi bivariate pearson di atas .

Berdasarkan Nilai Signifikansi Sig. (2-tailed) :

Dari table output diatas diketahui nilai Sig. (2-tailed) antara Gelombang (x1) dengan Angin
(Y) adalah sebesar 0,001 < 0,01 , yang berarti terdapat korelasi yang signifikan antara variabel
Gelombang dengan variabel Angin.

Berdasarkan Nilai r hitung (pearson Correlations) :

Diketahui nilai r hitung untuk hubungan Gelombang (x1) dengan Angin (Y) adalah sebesar
0,862 > r table 0,765 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan atau korelasi antara
variabel Gelombang dengan variabel Angin.

Sedangkan Variabel Gelombang dan Variabel Angin dapat dikatakan positif Karena r hitung
atau Pearson Correlation dalam analisis ini bernilai positif maka itu artinya hubungan antara
Variabel Gelombang dengan Variabel Angin bersifat positif atau dengan kata lain semakin
meningkatnya Angin maka akan meningkat pula Gelombang .

Catatan :

Rumus menghitung nilai r table product moment adalah dengan melihat nilai N pada
distribusi nilai r tabel product moment statistic. Karena N atau jumlah sampel yang
digunakan dalam analisis ini adalah 10 kali pengamatan dengan signifikan 1% maka ketemu
nilai r tabel adalah sebesar 0,765
Berdasarkan tanda bintang (*) SPSS :
Dari output diatas diketahui bahwa nilai Pearson Correlation antara masing masing
Variabel yang dihubungkan mempunyai dua tanda bintang (**) , ini berarti terdapat
korelasi antara Variabel yang dihubungkan dengan taraf signifikan 1%.
Karakteristik gelombang

Gelombang laut adalah pergerakan naik dan turunnya air laut secara tegak
lurus dengan permukaan air laut dan membentuk kurva/grafik sinusoidal (Holthuijsen,
2007). Gelombang laut timbul akibat adanya gaya pembangkit yang bekerja pada laut.
Gelombang yang terjadi di lautan dapat di klasifikasikan menjadi beberapa macam
berdasarkan gaya pembangkitnya. Gaya pembangkit tersebut terutama berasal dari
angin, gaya tarik menarik bumi – bulan – matahari atau yang di sebut dengan
gelombang pasang surut dan gempa bumi (Nichols dan Williams 2009).

Pada umumnya gelombang laut dibangkitkan oleh angin (sea wave) sehingga
sifat-sifat gelombang tertentu dipengaruhi oleh angin, misalnya semakin kencang atau
tinggi kecepatan angin maka kecepatan dan panjang gelombang semakin besar (Azis,
2006). Menurut BMKG, ada beberapa kriteria tingkat bahaya gelombang laut yaitu 1,25
– 2 meter berbahaya bagi perahu nelayan, 2 – 3 meter berbahaya bagi perahu nelayan
dan tongkang, 3 – 4 meter berbahaya bagi perahu nelayan, tongkang dan kapal feri,
diatas 4 meter berbahaya bagi semua kapal.

Karakteristik angin

Angin adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan di


permukaan bumi ini. Angin akan bergerak dari suatu daerah yang memiliki tekanan
tinggi ke daerah yang memiliki tekanan yang lebih rendah. Angin yang bertiup di
permukaan bumi ini terjadi akibat adanya perbedaan penerimaan radiasi surya,
sehingga mengakibatkan perbedaan suhu udara. Adanya perbedaaan suhu tersebut
meyebabkan perbedaan tekanan, akhirnya menimbulkan gerakan udara. Perubahan
panas antara siang dan malam merupakan gaya gerak utama sistem angin harian,
karena beda panas yang kuat antara udara di atas darat dan laut atau antara udara
diatas tanah tinggi (pegunungan) dan tanah rendah (lembah) .

Angin memiliki karakteristiknya tersendiri, untuk mengetahuinya simak poin poin berikut:

 Kerapatan angin umumnya memiliki nilai 1.225 kg/m3

 Kekuatan angin sebanding dengan kecepatannya


 Angin bergerak dari daerah dengan tekanan maksimum ke tekanan minimum.

 Kecepatan angin sangat beragam dari tempat ke tempat lain dari waktu ke waktu
dan ditentukan oleh perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan tujuan
angin dan resistensi medan yang dilaluinya.

 Angin mempercepat pendinginan dari benda yang panas

 Angin menyebabkan tekanan terhadap permukaan yang menentang arah angin


dan gesekan terhadap benda yang dilewatinya.

 Kecepatan dan arah angin tidaklah stabil, bisa saja berubah sewaktu-waktu yang
disebut turbulensi.

Proses upwelling/downwelling

Proses upwelling merupakan fenomena alam yang sering terjadi di perairan


laut, khususnya di perairan laut di daerah khatulistiwa. Secara teoritis terjadinya proses
upwelling karena adanya pengaruh angin dan adanya proses divergensi Ekman.

Secara teoritis angin mengakibatkan terjadinya arus horisontal yang bergerak di


permukaan perairan laut. Angin tersebut juga dapat mengakibatkan pergerakan massa
air yang disebut taikan atau penaikan air (upwelling) dan sasapan atau penyasapan/
penenggelaman air (downwelling). Sementara itu, adanya proses pergerakan angin
tidak langsung searah dengan pergerakan permukaan air laut tetapi, di belahan bumi
utara bergerak sekitar 45° ke arah kanan. Teori ini dikenal dengan spiral Ekman yang
dapat mengangkat massa air dengan unsur hara yang berkonsentrasi tinggi yang ada
dibawah permukaan

Lebih jauh, proses taikan air yang terjadi di suatu perairan cenderung akibat
adanya perubahan perubahan iklim global yang diikuti pula terjadinya proses sasapan
(down welling). Proses taikan air tersebut di beberapa tempat dipengaruhi pula oleh
berbagai faktor, seperti di perairan Afrika Selatan dipengaruhi adanya intergrasi sistim
sirkulasi arus disekitarnya.
Proses taikan air (upwelling) yang terjadi di suatu perairan akan mempengaruhi
kondisi kehidupan fitoplankton, hidrologi dan pengayakan nutrisi di perairan tersebut.
Disisi lain, kondisi fitoplankton baik keanekaragaman dan distribusi fitoplanktonnya
dipengaruhi pula oleh berbagai faktor, seperti faktor atmosfer, lokasi dan kondisi
lingkungan di perairan tersebu
DAFTAR PUSTAKA

Habibie, M. Najib., Et al. 2011. KAJIAN POTENSI ENERGI ANGIN DI WILAYAH


SULAWESI DAN MALUKU. JURNAL METEOROLOGI DAN GEOFISIKA VOLUME
12 NOMOR 2 - SEPTEMBER 2011: 181 – 187.

Marelsa, Nadia Friska., Oktaviandra, Oktaviandra. 2019. ANALISIS KARAKTERISTIK


GELOMBANG LAUT MENGGUNAKAN SOFTWARE WINDWAVE-12 (STUDI
KASUS : KEPULAUAN MENTAWAI). Oseana, Volume 44, Nomor 2 Tahun 2019 :
10 – 24

Sediadi, Agus. 2004. EFFEK UPWELLING TERHADAP KELIMPAHAN DAN


DISTRIBUSI FITOPLANKTON DI PERAIRAN LAUT BANDA DAN SEKITARNYA.
MAKARA, SAINS, VOL. 8, NO. 2, AGUSTUS 2004: 43-51

Anda mungkin juga menyukai