Anda di halaman 1dari 1

6 9 Oktober 2022

Penghuni Panti Jompo Taman Bodhi Asri dalam Festival Chongyang 2022. Barongsai TABA ikut menghibur peserta Festival Chongyang. Acara Basuh Kaki dan Phang Teh simbol bakti anak terhadap orang tua.

IBARAT bunyi alarm, Festival Chongyang 2022 yang Terlihat Bapak Taiji Indonesia, Festival dibuka dengan doa dipimpin sekadar simbol bakti anak kepada
Master Supandi Kusuma, yang Suhu Gu Zhen dan kata sambutan orang tua. Dalam kehidupan sehari-
digelar Yayasan Taman Bodhi Asri dan Walubi Sumut, me- terlibat asyik berbincang dengan dari Ketua Panitia Pelaksana, Tony, hari banyak wujud bakti, anak
ngingatkan mereka yang muda agar tak lupa bakti mereka Amir Kusno (Abok), anggota Dewan Ketua KOMPAK, Iwan Hartono kepada orang tua. Ia memberi
terhadap orang yang lebih tua, terlebih orang tua. Bakti Pembina Yayasan TABA dan Ketua Alam dan Ketua Walubi Sumut, contoh jika orang tua orang tua
terhadap orang tua adalah ajaran yang sudah ‘mendarah- Umum Komunitas Masyarakat Brilian Moktar. Festival dimeriah- punya keluh kesah, anak wajib
Peduli Amal dan Kebajikan (KOM- kan sejumlah penyanyi seperti membantu mencari jalan keluarnya.
daging’ di kalangan masyarakat Tionghoa. PAK), Iwan Hartono Alam yang Margerry, Yenny Kho, Tomi Lim dan “Tapi sekarang justru terbalik.
datang bersama istrinya. William Tandean. Ada juga pertunju- Kadang kalau orang tua ada masa-
kan tari modern dari Happy Dance lah, anak justru menceramahi, bukan
Acara Basuh Kaki dan Phang Teh Linda Muliawan, prmbacaan puisi cari solusi,” katanya. Bakti anak
Di meja lain terlihat juga Anggota Tang Wo Lau Lek oleh Francisca dan terhadap orang tua juga dilakukan
DPRD Sumut, Rudy Hermanto, Chesylia, serta tari Tor-tor dari para setiap hari.
Anggota DPRD Medan Medan, lansia penghuni panti. Peserta
Wong Tjun Sen, Ketua PINTI festival juga dihibur oleh atraksi Karena Akan Jadi Orang Tua
Sumut, Nurni Angsana, Sekretaris barongsai dari Tim Barongsai TABA. Iwan Hartono Alam menegaskan
Perhimpunan INTI Sumut Johny Sia Bukan sekali ini Yayasan TABA bahwa anak-anak muda wajib
dll. Ketua Walubi Sumut, Brilian menggelar festival Chongyang. berbakti kepada orang tua yang telah
Moktar, Ketua Dewan Pembina Hampir setiap tahun sejak 2017, melahirkan, membesarkan dan
Yayasan TABA, Kentjana Salim Yayasan TABA menggelar acara mendidik mereka hingga mereka
(Biebie) dan Ketua Panitia Pelaksana yang sama, kecuali saat Pandemi bisa jadi apa saja seperti sekarang.
festival, Tony terlihat hilir mudik Covid-19. “Dan lagi anak-anak muda suatu saat
menyalami para tamu. “Tapi kali ini peserta yang datang juga akan jadi orang tua, karena itu
Tak lama, muncul Wakil Ketua I di luar dugaan kami. Ini hampir mereka juga harus tahu perayaan
PB Wushu Indonesia (WI) Iwan mencapai seribu orang, dua kali lipat chongyang dengan ritual basuh kaki
Kwok bersama ibu, adik dan saudara undangan yang disebar,” ujar Dr. dan phang teh,” katanya.
istrinya. Iwan Kwok lalu mendekati Tony, M.Kn., Rasa terkejut atas Menurut Iwan Hartono Alam, Suasana festival Chongyang 2022 di TABA.
tempat duduk Master Supandi antusiasme peserta festival juga bakti anak terhadap orang tua
Kusuma, menyalami tokoh senior diungkapkan Brilian Moktar dan merupakan ajaran turun temurun
wushu Indonesia itu, bertegur sapa Iwan Hartono Alam. yang sudah berusia ribuan tahun. Ia
dan saling berbagi kabar. Setelah Tony mengatakan festival chong- lalu menyebut kata hao atau hsiao,
itu, bersama ibu dan saudaranya, ia yang atau sembilan ganda, dalam yang artinya bakti. Kata tersebut
turun ke bawah, menuju ke tempat Bahasa Mandarin disebut jiu-jiu’, dirangkai dengan dua buah aksara
dilangsungkannya acara basuh kaki artinya lama-lama, abadi. Menurut yang masing-masing berarti ‘tua’ dan
dan Phang Teh (menyajikan teh). notaris dan dosen Pascasarjana USU ‘anak’. Letak dua aksara itu meng-
Acara basuh kaki dan phang teh, Medan ini, hal ini berhubungan gambarkan sosok orang tua yang
bersifat suka rela. Tak ada kewajiban dengan harapan bahwa orang-orang didukung oleh seorang anak.
bagi peserta festival. Semata atas tua atau lansia akan mendapat Sayangnya ajaran luhur itu, begitu
kesadaran diri. Dipandu petugas kesehatan dan umur panjang. ujar Sekretaris Yayasan TABA,
yang menyediakan baskom dan kain ‘Festival chongyang dirayakan Alfian Salim, sudah banyak dilupa-
pembersih, Iwan Kwok lalu duduk dibeberapa negara, bahkan orang- kan anak-anak muda. Berbagai
jongkok di depan ibunya yang duduk orang bule, kalau kita lihat youtube, konten audio visual yang dibawa
di kursi. Ia lalu menyorongkan juga iku merayakan hari lansia,” teknologi komunikasi digital, telah
Ketua Walubi Sumut Brilian Moktar (kiri) dan Ketua Panpel Festival Chongyang 2022, baskom berisi air hangat ke kakinya ujarnya. Namun tragisnya, Sebagian membuat banyak anak muda abai
Tony (kanan). ibunya dan mulai membasuh. orang Tionghoa, si pemiliki budaya terhadap budaya luhur yang diwaris-
Setelah itu dengan menggunakan tersebut justru melupakannya. kan leluhur mereka. Di sisi lain,
kain lap ia mengeringkan kedua kaki akibat disibukkan urusan bisnis dan
Oleh: J Anto Taman Bodhi Asri, persisnya di ibunya. Iwan Kwok lalu melakukan Pendidikan Karakter pekerjaan, orang tua pun kadang
taman Panti Jompo Bodhi Asri, soja dengan mencium kaki ibunya. “Festival Chongyang karena itu jadi juga ikut lupa atau melupakan.
memang tengah diadakan acara Kemudian ia menghidangkan media penting bagi anak-anak muda “Padahal di sekolah, mata pelaja-
Ratusan orang terus mengalir dan istimewa. Perayaan Hari Lansia atau secangkir teh kepada ibunya, yang atau orang tua yang belum pernah ran pendidikan budi pekerti juga
mengular sejak pukul tiga sore. Festival Chongyang. Penyeleng- setelah meneguk lalu memeluk melihat dan belum tahu tentang acara sudah tidak diajarkan lagi. Saya
Mereka berjalan menyusuri jalan garanya Yayasan Taman Bodhi Asri putranya. basuh kaki dan phang teh dari anak sendiri hanya mengalami sampai
yang mengitari sebuah danau taman (TABA) dan Perwakilan Umat kepada orang tua,” ujar Iwan Kwok. kelas 4 SD saja,” ujar Alfian Salim,
yang terletak di tengah hunian kamar Buddha Indonesia (Walubi) Sumut. Antusiasme Peserta Setelah mereka tahu dan melihat acara Kasek SMP Bodhicitta 2013-2018
para penghuni Panti Jompo Taman Peserta festival tak hanya duduk di Festival Chongyang atau juga basuh kaki dan phang teh, diharapkan yang kini mengelola Bimbel Qualifa.
Bodhi Asri, di Jalan Bintang Terang bangku-bangku yang disediakan di dikenal sebagai Double Ninth pada festival tahun depan, mereka Itu artinya jika di sekolah dan di
Ujung, Sunggal, Deli Serdang. sepanjang jalan di taman, mereka Festival, atau perayaan sembilan akan tergerak untuk membawa rumah pun anak-anak pun tidak
Barisan orang itu, tua muda, mem- juga berbaur dengan para lansia ganda, adalah perayaan hari raya saudara, atau teman lain ke festival mendapat Pendidikan karakter, lalu
beri hormat saat melewati para lansia penghuni panti. Sebagian juga orang Tionghoa yang jatuh pada hari chongyang. Ibarat bola salju yang bagaimana mereka bisa menyangi
yang sebagian duduk di atas kursi memenuhi sebuah balkon yang kesembilan bulan kesembilan terus menggelinding, dengan begitu orang tua mereka?
roda, sebagian lagi duduk di kursi menghadap ke arah danau dan kalender lunar atau bertepatan akan semakin banyak orang menjadi “Festival chongyang karena itu
plastik di sepanjang jalan- jalan yang menghadap panggung hiburan yang tanggal 4 Oktober 2022 dalam tahu atau diingatkan Kembali budaya ibarat alarm bagi kita semua agar
mengitari danau. Beberapa terlihat didirikan di tengah jembatan besi kalender Masehi. luhur yang mengajarkan ajaran bakti tidak melupakan kebudayaan kita
mengangsurkan buket bunga yang yang melintas di tengah danau. Para Inti perayaan chongyang adalah anak terhadap orang tua. yang banyak mengandung ajaran
dibawa kepada para lansia itu. tamu undangan itu terlihat larut ajaran bakti anak kepada orang yang Namun menurut Iwan Kwok acara moral atau pembentukan pendidikan
Minggu sore 4 Oktober 2022, di dalam obrolan. lebih tua dan terutama orang tua. basuh kaki dan phang teh, hanya karakter kita,” ujar Brilian Moktar.
Tarian barongsai TABA berkeliling menghibur peserta festival
Chongyang.

Menggagas Rumah Kopi di TABA


Dari tempat duduknya di balkon festival Chongyang,” tuturnya. Men-
Kompleks Panti Jompo Taman Bodhi Asri, dengarkan lagu dan musik lawas yang
Pemimpin Umum Harian Analisa, akrab dengan di telinga lansia diyakininya
Supandi Kusuma, terus menyunggingkan akan membangkitkan Kembali memori
senyumnya, terutama saat lagu lawas atau kenangan masa muda yang menye-
Teresa Teng, Yue Liang Dai Biao Wo De nangkan dari para lansia penghuni panti.
Xin, dan Siai Chen Ku Se dilantunkan Tidak terkecuali, orang-orang lansia dari
penyanyi Yenny Kho dari atas panggung Medan yang diajak ngopi bareng di TABA.
hiburan di acara festival Chongyang di “Saya percaya di antara mereka masih
Taman Bodhi Asri, Minggu (4/10) lalu. banyak yang punya hati Nurani,” katanya.
“Mendengarkan lagu-lagu dan musik Setelah pikiran mereka relaks, bukan tidak
masa lalu itu seperti minum obat yang mustahil saat melihat para lansia di Panti
menyehatkan para lansia,” ujarnya saat Bodhi Asri mereka tergerak untuk mem-
ditemui di ruang kerjanya di Analisa, bantu biaya operasional panti.
Rabu (7/10). Supandi Kusuma mengaku “Dengan acara ngopi bareng lansia,
sangat terkesan melihat lanskap Taman artinya festival chongyang tak hanya
Panti Jompo Bodhi Asri. Ada danau yang diadakan setahun sekali di TABA, tapi
luas dan cukup panjang, dimana di sisi bisa setiap dua minggu, atau sebulan
kiri dan kanan rimbun oleh pepohonan sekali,” katanya. Surat kabar Analisa
amat menyejukan mata yang melihat. menurutnya, siap membantu untuk
Belum lagi saa telinga mendengar suara memromosikan acara ngopi bersama
gemercik air danau. Semua itu menurut lansia di TABA. Baik dalam bentuk iklan
Supandi Kusuma telah memunculkan maupun berita.
suasana kedamaian batin sehingga segala Menurut Supandi Kusuma festival
persoalan yang sempat mengendap di Chongyang sebenarnya tak hanya untuk
pikiran seolah hilang begitu saja. menunjukkan bakti anak terhadap orang
“Menurut saya suasana di Taman Bodhi tua, tapi juga mereka yang muda terhadap
Asri memang cocok untuk orang-orang yang lebih tua. Dalam olahraga Wushu
lansia,” katanya. Dengan lanskap peman- atlet yang lebih dulu bergabung di sebuah
dangan yang asri, penuh oksigen,orang- sasana, akan dipanggil ‘sesiong’ oleh atlet
orang lansia yang menghuni panti akan yang bergabung belakangan bergabung.
jadi semakin sehat. Bakti atau penghormatan kepada yang
“Terlebih saat mereka dapat mende- lebih tua atau senior, termasuk juga
Supandi Kusuma bersama Iwan Hartono Alam (kiri) dan Iwan Kwok (Kanan) - Foto Istimewa ngarkan lagu-lagu lama seperti dalam acara terhadap yang sudah meninggal. ( J Anto)
Kentjana Salim bersama tamu undangan.

Anda mungkin juga menyukai