Anda di halaman 1dari 5

Nama: Ikhsan Gunawan (12205022)

Kelas: KPI 1A
Hiburan; Nama acara: Siapa Mau Jadi Juara; 18 November 2022; 10:00-11:00; TransTV, acara yang
dibawakan oleh Billy Syahputra sebagai presenter merupakan acara kuis dengan hadiah utamanya
Rp15.000.000. Pada hari Jumat tanggal 18 November 2022, bintang tamu yang hadir dari tim A adalah
Bowo Mondardo dan Elma Agustin. Kemudian dari tim B ada Kiki Fatmala dan ada ibu-ibu dan
bapak-bapak dari PKK Kramat Pela. Acara diawali dengan Babak SD ( Seleksi Dasar ). Peserta
pertama yang dipanggil yaitu Elma Agustin dan Kiki Fatmala. Kemudian ditunjukkan sebuah video
klip musik Sheila On 7 – Seberapa Pantas. Kemudian Billy memberikan pertanyaan “Nyanyian
tersebut dinyanyikan oleh band legendaris yaitu Sheila On 7, yang berjudul “Seberapa Pantas”,
Siapakah band yang menyanyikan lagu berjudul “Roman Picisan”, A. Dewa 19, B. D’Masiv.
Sebelumnya sudah disiapkan sepasang sendal yang berisi tonjolan untuk kedua peserta. Cara untuk
peserta menjawabnya dengan menggunakan sendal di depan mereka dan berlari ke sampai ke meja
dan menekan tombol. Dari kedua peserta tersebut, yang menekan tombol pertama kali adalah Elma
Agustin, dan menjawab A. Dewa 19. Jawabannya benar. Kemudian, dipanggil peserta kedua untuk
bermain yaitu Bowo dan Ibu Iyus. Ditunjukkan sebuah video kelucuan Bapak-Bapak yang gagal
menyebrang sambil gelantungan. Billy memberikam sebuah pertanyaan”Hewan apakah yang dikenal
suka bergelantungan, A. Harimau, B. Monyet. Bowo dan Bu Iyus berlari dan menekan tombol
bersama-sama, dan Billy memutuskan untuk kedua peserta suit, dan dimenangkan oleh Bu Iyus. Bu
Iyus menjawab B, dan jawabannya benar. Segmen pertama berlanjut dengan Poin Tim A 300, dan
Tim B 200. Tim yang mendapatkan poin tertinggi akan masuk ke babak bonus. Segmen kedua yaitu
babak bonus “Plinko Berhadiah”, peserta harus menjatuhkan koin plinko untuk mendapatkan uang.
Elma menjadi perwakilan dari Tim A di babak bonus. Elma menjatuhkan koin plinko dan jatuh di
Rp1.500.000. Segmen ketiga yaitu SMP (Seleksi Memilih Peserta). Permainan yang akan dimainkan
adalah “Cukup Satu Kata” yaitu peserta harus menjawab sebanyak-banyaknya dari clue yang
diberikan selama satu menit. Tim A menjadi tim yang pertama bermain. Kategorinya adalah seputar
alat dapur. Lanjut Tim B, dan kategorinya adalah benda di kamar tidur. Tim A mendapatkan 500 poin
dan Tim B 500 poin. Karena poinnya sama diadakanlah pertanyaan tambahan, yaitu peserta harus
beradu cepat dengan cara naik sepeda lalu membunyikan lonceng untuk menjawab. Tim yang berhasil
menjawab pertanyaan dengan benar, akan masuk ke babak bonus. Tim A dan B diwakilkan oleh
Bapak-Bapak. Pertanyaannya adalah “ada berapa huruf dari kaya Megamendung?”. Tim A menjawab
21, dan salah, akhirnya Tim B yang masuk ke babak Bonus. Akhir dari acara tersebut adalah dengan
dimenangkan oleh tim Bowo Mondardo dan Elma Agustin dengan hadiah Rp7.000.000.

Menurut Morrisan, “Program Kuis. Dalam menyiarkan program berisikan kuis dan undian hadiah,
stasiun penyiaran harus mengikuti ketentuan bahwa program tersebut harus diselenggarakan dengan
adil dan peraturannya harus diberitahukan secara terbuka dan jelas pada khalayak. Dalam sebuah
pertunjukan kus, tidak boleh ada peserta yang sudah terlebih dahulu memperoleh informasi tentang
pertanyaan yang akan diajukan. Dengan atau tanpa sponsor, stasiun penyiaran harus bertanggung
jawab atas semua kuis dan undian berhadiah yang disiarkan dan jika sebuah kuis atau undian
berhadiah menggunakan tasilitas telepon dan SMS, maka stasiun peny1aran harus memberitahukan
dengan jelas tarıt pulsa hubungan telepon atau SMS yang dikenakan.”
Pendidikan; Nama Acara: Si Otan; 07 November 2022; 13:00-13:30; Trans7, “Rahasia Di Ular
Putih”, acara diawali dengan seorang bapak-bapak yang sedang memegang belut dan memukulkannya
di kaki seorang bayi. Si Otan menginformasikan bahwa yang dilakukan bapak-bapak tersebut adalah
bagian dari tradisi masyarakat Jawa, “tradisi ini dinamakan tedak sinten atau turun tanah bagi anak
bayi yang baru pertama kali menginjakkan kaki ke tanah. Ada makna dibalik tradisi ini yaitu sebagai
persiapan seorang anak kecil hingga dewasa nanti untuk menjalani kehidupan dengan baik dan benar”.
Si Otan bertanya, “terus kenapa kakinya dipukul-pukul pakai sobat Otan yang dikenal licin ini ya,
teman dirumah ada yang tahu kenapa?, ternyata beberapa masyarakat Jawa percaya dengan
memukulkan belut ke bagian kaki anak bayi akan membuat si anak jadi cepat jalan, diibaratkan anak
ini nantinya akan berjalan dengan cepat, lincah seperti belut”. Kemudian pindah ke beberapa pemuda
dengan ember di samping mereka yang siap sedia untuk berlari menuju ember yang berisikan belut di
depan mereka. Mereka berlari dan mengambil belut dan memasukkannya ke ember mereka masing-
masing.. Mereka kesusahan memegang belut tersebut dikarenakan sangat licin. Si Otan bertanya,
“teman dirumah ada yang tahu nggak? Kenapa belut bisa licin banget kalau dipegang? Jawabannya
karena sobat Otan ini punya lendir. Lendir akan keluar melalui sel kulit tubuhnya karena mereka
merasa terancam dengan gangguan dari luar seperti predator atau saat dipegang seperti ini. Kerennya
lagi walau kita sering menemukan si licin ini hidup di air, tapi dia bisa bertahan hidup walau tanpa
air. Kemampuan ini berkat kulitnya yang mampu menyerap oksigen saat berada di darat”. Kemudian
ditunjukkan kawanan belut sawah yang ditampung di kolam oleh pengepul dari wilayah Kabupaten
Kendal, Jawa Tengah dan siap untuk dikirim ke berbagai tempat. Kebanyakan belut tersebut berasal
dari berbagai wilayah di Indonesia. Si Otan menginfokan “walau belut tidak bersisik dan bentuknya
berbeda dengan ikan pada umumnya, ternyata belut masih termasuk keluarga ikan loh!. Selama masih
ada air yang sirkulasinya bagus, belut dijamin akan bisa bertahan hidup lama”. Kemudia ditunjukkan
beberapa belut yang berada di sawah berlumpur. Si Otan menginfokan “saat di habitat aslinya sawah
berlumpur, sesekali belut bisa keluar dari lubangnya untuk mencari makan. Tanpa ragu dia juga akan
menggali lubang pada lumpur kapan pun di mau”. Kemudia ditunjukkan beberapa ekor morea, dan
membandingkannya dengan belut. Si Otan menginfokan “Moria ini bukan belut loh!. Dari bentuk
tubuhnya, morea cenderung bulat penuh dan panjang, sedangkan belut, tubuhnya cenderung pipih.
Kalau ekor morea tampak gepeng, sedangkan kalau belut, malah meruncing”. Selanjutnya
ditunjukkan sebuah Desa Larike, Kepulauan Ambon. Desa tersebut menganggap morea itu keramat.
Ada aturan adat yang melarang memburu atau memakannya. Masyarakatnya percaya adanya legenda
si morea. “Zaman dahulu kala nenek moyang masyarakat sini sedang berpindah dari gunung ke daerah
pantai untuk mencari sumber makanan. Sang ketua adat kemudian melemparkan tombak saktinya.
Ketika menancap, dari dalam tanah kemudian muncul mata air dan mengalir deras menjadi sungai.
Kemudian muncullah ikan-ikan dan juga si morea di situ sebagai pertanda adanya kehidupan, mereka
pun bersepakat untuk tinggal disitu dan tidak membunuh makhluk penghuni sungainya termasuk si
morea.

Si Otan kini juga menghadirkan hewan-hewan dengan tampilan dan teknik editing yang menarik serta
karakter-karakter yang dibuat sedemikian rupa seolah-olah berinteraksi dengan Otan dan dolpin.
Intregritas Nasional; Nama Acara: Tanah Air Beta; 11 Desember 2021; 08:30-09:30; TransTV, “Suku
Baduy, Bukti Jika Indonesia Kaya Akan Keberagaman Budaya”, ditunjukkan sebuah desa di
pegunungan kendeng dan narator menginfokan “keberagaman budaya Indonesia yang memiliki lebih
dari 1128 suku bangsa yang bermukim di Ibu Pertiwi membuat negeri ini sangat kaya, berjarak sekitar
140 km dari ibukota Jakarta kita sudah bisa bertemu dengan urang Kanekes atau Suku Baduy.
Merupakan kelompok etnis masyarakat adat suku Banten berada di wilayah pegunungan kendeng
dengan ketinggian 300-600 meter dari permukaan laut. Orang Baduy percaya, mereka adalah
keturunan Batara Cikal, salah satu tujuh Dewa yang diutus ke bumi untuk menjaga harmoni dunia dan
tanah kediaman mereka yang disebut Pancer bumi atau pusat dunia tempat pertama kali manusia
diturunkan ke bumi”. Dilanjutkan dengan pengenalan pembawa acaranya, yaitu ada Zikri Daulay,
Pamela Bowie, Gilbert Pangalila, “bakal nememin kalian untuk eksplor keindahan Banten” ucap
Gilbert Pangalila. Ditunjukkan beberapa pemandangan di Banten, dan ketiga pembawa acara tersebut
memutuskan untuk mengeksplor Suku Baduy. Kemudian ditampilkan beberapa Suku Baduy di
pegunungan kendeng, Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Ketiga pembawa acara
tersebut terpaksa berjalan kaki kurang lebih 45 menit dari titik terakhir mereka parkir motor karena
untuk menuju pemukimam Suku Baduy tidak bisa dilalui kendaraan. Sepanjang perjalanan, mereka
selalu melihat orang Baduy berjalan tanpa alas kaki, “menurut mereka, berjalan tanpa alas kaki
merupakan rasa bersyukur kepada alam, yang telah memenuhi kebutuhan hidup mereka” ucap Zikri
Daulay. Kemudian Pamela Bowie menginfokan “Suku Baduy terbagi menjadi dua, Baduy dalam dan
Baduy luar, untuk membedakannya bisa dilihat dari ikat kepala atau nomor”, dan Gilbert, “kalau ikat
kepala berwarna putih, berarti itu adalah Baduy dalam, dan jika ikat kepala berwarna hitam yang
memiliki motif batik berwarna biru, sudah dipastikan itu adalah Baduy luar. Kemudian ditunjukkan
beberapa orang Baduy yang sedang bersantai di teras sambil memainkan kecapi dan suling bambu.
Ketiga pembawa acara tersebut menemui orang-orang Baduy tersebut dan minta izin untuk
mengetahui lebih Suku Baduy. Lalu satu orang baduy mengatakan “kalo di Baduy seperti ini, banyak
pantangannya, mandi nggak pake sabun, pakai pakaian adat, kamar mandi dipisah wanita dan lelaki
dibedakan”, Pamela pun bertanya “kalau mandi nggak pake sabun, terus pake apa?”, Orang baduy
menjawab “pakai sabut kelapa atau daun honje”. Zikri menginfokan bahwa yang sedang mengobrol
dengan mereka adalah Pak Sally yang ternyata adalah kokolot atau ketua adat di Desa tersebut. Ketiga
pembawa acara tersebut langsung disuruh untuk mengganti pakaian mereka, Pamela diberika baju
adat lengkap dengan pangais atau kain yang biasa digunakan untuk membawa hasil tani dan kayu
bakar. Kalau Zikri dan Gilbert diberikan pakaian hitam ala Suku Baduy yang bernama kampret.
Dinamakan kampret karena berwarna hitam dan lebar seperti kelelawar. Mereka juga diberikan jarok
atau tas, parang, dan Omar atau ikat kepala khas Baduy, kalau Pamela diberikan dudukuy atau topi.

Program Tanah Air Beta, sebuah tayangan berkonsep dokumenter yang akan menampilkan eksplorasi
keindahan dan kebudayaan yang ada di Indonesia dengan mengunjungi suku atau daerah tertentu dan
langsung berinteraksi dengan warga setempat. Penonton akan disuguhi berbagai cerita menarik dan
inspiratif dari kebudayaan suku atau daerah tersebut serta potret keseharian warga yang tidak biasa
ditemukan atau dijalani di ibukota.
Perekat Sosial; Nama Acara: Orang Pinggiran; 11 April 2018; 15:45-16:15; Trans7, “Anakku Masa
Depanku”, acara diawali dengan ditunjukkan Ibu Parjiah yang sedang mencabut beberapa singkong
setelah membersihkan kebun milik tetangganya. Ibu Parjiah ingin membut opak atau kerupuk dari
singkong. “Untuk membuat opak, Parjiah membutuhkan 3-5 kilo singkong”ucap Narator. Ibu Parjiah
berkata “Susahnya itu kalau Bapak (Suaminya) sakit, tidak ada yang kasih uang sama buat beli bumbu
masak”. Setelah dikupas dan dicuci bersih, Ibu Parjiah langsung memarutnya di dapur rumahnya.
Kemudian Ibu Parjiah menyiapkan bumbu untuk penambah rasa untuk opak buatannya. Setelah
bumbu tercampur rata, Ibu Parjiah pun mencetak secara manual menggunakan tutup wajan.
Dilanjutkan dengan mengukusnya selama 3-4 hingga adonan opak matang. Dalam sekali membuat
adonan, Ibu Parjiah bisa membuat lebih dari 50 lembar opak setiap harinya. Dilanjutkan dengan
menjemurnya, dilihat dari cuaca di Kabupaten Monosobo, Jawa Tengah yang sering dirundung hujan,
penjemuran opak dibutuhkan waktu yang lebih lama, sekitar 3 hingga 4 hari. Berpindah dengan
ditunjukkan anak dari Ibu Parjiah, Istiqomah yang sedang bersiap untuk berangkat ke sekolah bersama
Ibunya. Istiqomah atau yang biasa di panggil Isti, berusia 6 tahun yang duduk di sekolah dasar kelas
1, suatu saat akan menjadi tumpuan bagi kedua orang tuanya. Istiqomah pamit salaman kepada
Ayahnya. Ibu Parjiah kerap mengantar anaknya ke sekolah bukan tanpa alasan, ia pernah mengalami
kecelakaan diserempet sepeda motor, dan hal ini membuat Ibu Parjiah trauma dan takut Isti tidak
selamat sampai sekolah. Ibu Parjiah mengatakan “Bagaimana ya kami berpisah?, seandainya saya
meninggal duluan, Isti sama siapa?”. Setelah mengantar Isti sampa ke sekolahnya sambil membawa
dagangannya, Ibu Parjiah mencoba menawarkan daun pisang kepada pengepul. Bukan cuman daun
pisang, jajanan opak juga menjadi harapan lain bagi Ibu Parjiah. Upah 40 ribu menjadi salah satu hal
yang paling disyukuri, meski dirasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Ibu
Parjiah berkata “Sehari hari gak cukup, karena harus kasih jajan Isti, Bapak kalau kerja minta uang.
Bapak juga kalau gak ada kerjaan minta saya”. Dilihatkan Pak Darno atau suami dari Ibu Parjiah yang
sedang mencangkul, dan narator menginfokan “Darno adalah kepala rumah tangga, yang kini berusia
48 tahun. Sebagai pemimpin keluarga, ia bertanggung jawab penuh terhadap kesejahteraan
keluarganya. Keterbatasan Darno yang cacat akibat jatuh dari pohon pada 20 tahun silam, tidak
menyurutkan semangatnya mengolah lahan yang siap tanam. Saat ini setengah tubuh bagian kanan
Darno, mengalami cacat dan juga mati rasa. Hal ini tentu saja menyulitkannya melakukan segala
aktivitas”. Pak Darno berkata “yang saya rasain disebelah kanan (bahu), terus dibagian ini (pinggang),
bagian ini (leher). Saya yang sakit dibagian ini sama ini tapi tidak terlalu sakit Cuma pegel linu”. Pak
Darno juga pernah kehilangan sosok anak yang masih berusia 2 tahun, 16 tahun silam. Upah yang
didapat dari bekerja di kebun, mulai dari pagi hingga sore hari adalah 20 ribu rupiah, juragan juga
memberi kepercayaan kepada Pak Darno untuk membuatkan kandang ayam. Pak Darno berkata
“Hasilnya itu ya gak cukup saya hemat hemat saja. Buat kebutuhan anak dan kebutuhan lainnya”.

Menurut Alwi Fauzi, Sejak awal penayangan program reality show “Orang Pinggiran” di Stasiun
Trans7 mulai 13 Desember 2010, Orang Pinggiran mendapatkan berbagai apresiasi di berbagai media
sosial. Laman Orang Pinggiran di Facebook di-like lebih dari 318 ribu user.

Anda mungkin juga menyukai