A. Profil Organisasi
daerah Utan panjang, Kemayoran, Jakarta Pusat, didirikan pada tahun 1995
dengan pimpinan bang Supandi sebagai generasi pertama, sebagai orang Betawi
ondel tidak terlalu marak seperti saat ini,tujuan utama mendirikan sanggar yaitu
budaya Betawi. Nama Sanggar Utan Panjang sendiri diambil karena sipendiri
yaitu bang Supandi lahir, tinggal dan menetap di kampung Utan Panjang,
alasannya agar kampung Utan panjang bisa dikenal oleh masyarakat luas
khususnya di Jakarta.
berbagai macam lomba seperti juara satu ondel-ondel piala Dji Sam Soe se-
Jabodetabek tahun 2009, Juara pertama lomba lenong, lomba membuat ondel-
remaja di Walikota Jakarta Pusat, selain itu sanggar Utan Panjang sudah beberapa
kali mengikuti acara yang diadakan di luar Jakarta, seperti Bandung, Purwakarta,
sanggar Utan Panjang turut melestarikan kesenian Betawi lainnya seperti Palang
ade di jakarta yang sudah berdiri sejak tahun 1983 yang di Pimpin Oleh Bang
Pandi dan hingga saat ini mempunyai 50 lebih anggota berikut penjelasannya:
Gambar 4.1. Rumah ondel-ondel dan grup yang sedang bermain teyan
Sumber: http://sanggarbetawiutanpanjang.blogspot.com/
a. Ondel-ondel.
b. Palang Pintu.
c. Lenong.
d. Lenong Bocah.
e. Gambang.
a. Grup Pemula:
Andri (Black), Jenal, Amsor, Imam, Jajat, Aby, Dedi, Komo, Aray,
Arip, Ewin, Faris, Pa'I, Moly, Fajar, Inu, Abdul Aris (Bule), Juam,
Saprol, Hendri, Kiting, Wahyu, Akim, Junay, Deni (Jawa), Bang Jay,
b. Grup Senior:
Bang Andi, Bang Hasan, Babe Jaya, Babe Ali, Bang Adi (Bopak),
Bang Adi, Bang Parman (Kecil), Bang Parman (Gendut), Bang Lasno,
Bang Warno, Bang Boges, Bang Beben, Bang Bobby, Bang Hasan
(Teyan), "Alm" Bang Tedi, Bang Sabur, Bang Sidik, Bang Usup,
banyaknya anak-anak muda di daerahnya, maka dia mendirikan grup seni ini di
tahun 1983. Awalnya bukanlah sanggar seperti yang dia bilang, tetapi lebih ke
grup anak-anak muda yang dia rekrut untuk memeriahkan acara di kampung.
latihan menjadi semacam barang mahal. Tapi tidak membuat Supandi patah
semangat, dia lantas membuat ondel-ondelnya di tempat mana saja dia dapat
merangkai ondel-ondelnya sendiri dan latihan. Dengan bahan dari kayu bambu
untuk kerangka ondel-ondelnya dan tabuhan iringan musik dengan bahan apa
adanya menggunakan apa saja yang ada di kampung, Supandi beserta grupnya
ondelnya waktu itu tidak ada tempat untuk meletakkan kerangka ondel-ondel
sehabis pentas. Bang Pandi pun hanya bisa pasrah melihat ondel-ondel banyak
yang rusak karena sinar matahari dan hujan. Lambat laun seiring waktu berjalan,
lantas grup inri berubah menjadi sanggar di tahun 1990. Dan resminya menjadi
Sanggar Utan Panjang di tahun 1995. Supandi pun tak lagi resah akan tempat
latihannya. Rumah nganggur yang letaknya di depan jalan Utan Panjang ini pun
dapat dibelinya.
Sekarang tidak hanya Ondel-ondel saja, Sanggar seni betawi Bang Pandi
semacam wadah bagi mereka yang berkecimpung dalam kesenian Betawi seperti
Gambang Kromong, Tanjidor, Lenong dan yang lainnya. Tawaran pentas untuk
sanggar seninya pun berdatangan, terlebih lagi saat sanggar seninya ini terdaftar di
piagam dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta. Namun serangkaian
prestasi sanggar seni Betawi ini tak beriringan dengan perhatian pemerintah
boneka besar yang diiringi alat musik seperti gong, tanjidor, bende, dan segala
macamnya. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat sekitar semakin tahu akan
salah satu warisan leluhur mereka yang realitasnya hampir punah karena
perkembangan zaman. Setiap perjuangan, tentu akan ada hasilnya, itulah yang
terjadi dengan apa yang sudah dikerahkan oleh Supandi, Ayumi, dan keluarga
tahun 1995, Sanggar Seni Betawi mulai diresmikan. Kabar berdirinya sanggar
yang terus berembus ke luar, sontak membuat Sanggar Seni Betawi menerima
bahwa sanggar tersebut seringkali tampil di luar dalam acara-acara besar maupun
seringkali terjadi. Misalnya saja, masalah pembayaran yang kurang, dan bahkan
ada yang tidak dibayar. Lagipula, tujuan Sanggar Seni Betawi adalah untuk
mengenalkan serta melestarikan kesenian Betawi. Itu yang paling penting, kata
Nenek Ayumi.
B. Temuan
Bentuk dan rupa Ondel-ondel pada zaman dahulu dan sekarang telah
sebagai pelindung masyarakat dari roh halus dan pada zaman sekarang Ondel-
ialah bentuk wajah Ondel-ondel dari yang dulunya lebih dibuat menyeramkan dan
dari bambu dan topeng atau wajah Ondel-ondel terbuat dari bambu dan fiber
glass. Boneka Ondel-ondel memilki tinggi sekitar 2 meter dan memiliki diameter
Ondel-ondel umumnya memiliki wajah yang lebih mirip segi empat atau persegi
dengan mata yang besar dan bulat. Ondel-ondel memiliki rambut yang terbuat dari
juga terdiri dari pria,wanita dan anak-anak. Untuk Ondel-ondel pria dicirikan
dengan warna wajahnya yang berwarna merah, kumis melintang, jenggot, alis
tebal, cambang, dan kadang dibuatkan caling, Ondel-ondel wanita memiliki muka
berwarna putih atau kuning, memakai rias gincu, bulu mata lentik dan alis lancip
dan terrkadang diberi tahi lalat dan untuk Ondel-ondel anak-anak tidak memiliki
ciri yang khas hanya ukurannya saja yang lebih kecil dari umumnya.
adalah acara pernikahan adat Betawi, hajatan, untuk menjamu taum yang sangat
dihoramati dan sebagai acara untuk menghibur para wisatawan asing yang sedang
dengan musik-musik khas DKI Jakarta yaitu musik tehyan yaitu jenis musik
Panjang, diantaranya:
c. Pengrajin Ondel-ondel
d. Pengamen Ondel-ondel
e. Masyarakat Umum
Isi dari hasil wawancara yang didapatkan penulis tidak dibahas pada bab
ini karena hasil wawancara cukup banyak sehingga penulis memasukkan hasil
wawancara dengan Seniman Sanggar Utan Panjang dan Budayawan Betawi pada
bagian Lampiran.
C. Pembahasan
Ondel-ondel kan punya nilai sejarah dan seni yang sangat tinggi. Dengan
nilai keekslusifan daripada kesenian itu sendiri, tegas Ayumi di ruang tengah
Ayumi berharap agar warisan asli Betawi tidak hilang karena perkembangan
zaman.
kesenian Betawi di Jakarta pun susah-susah gampang. Salah satunya yang saya
dirintis sejak tahun 1983. Sanggar Utan Panjang yang menaungi kurang lebih 50
orang, dari yang masih usia anak-anak, remaja, hingga dewasa ini, merupakan
sanggar yang mendapatkan lisensi dari Dinas Kebudayaan. Bang Pandi juga
berdagang di pasar dan punya beberapa usaha lain. Sembilan puluh persen ondel-
ondelnya disewa, baik yang hanya menyewa ondel-ondel untuk dipasang atau
Konon, ondel-ondel telah ada sebelum Islam tersebar di Jawa. Para ahli
asal Inggris, W. Scot, mencatat dalam bukunya jenis boneka seperti ondel-ondel
sudah ada tahun 1605. Dahulu, fungsinya sebagai penolak bala atau semacam
manusia.
Oleh karena itu tidak heran kalau wujud ondel-ondel pada saat itu
ondel akan menjaga keselamatan kampung beserta isinya dari roh jahat. Upacara
bersih desa atau sedekah bumi selalu menampilkan ondel-ondel. Sekarang, ondel-
ondel sudah berubah memakai topeng atau kedok, dan wujudnya pun sudah tidak
Dikemukakan pula bahwa begitu masa Ali Sadikin menjabat Gubernur DKI
keuntungan bagi sebagian orang kini bukanlah hal asing bagi warga Jakarta. Para
melekat dengan budaya Betawi. Bahkan terdaftar sebagai salah satu dari delapan
ikon budaya Betawi yang diatur dalam Pergub No 11 tahun 2017 tentang ikon
Budaya Betawi. Berdasarkan regulasi itu disebutkan bahwa secara filosofi ondel-
memelihara keamanan dan ketertiban, tegar, berani, tegas, jujur dan anti
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, festival, pentas artis asing, pameran, pusat
memungkinkan dari aspek estetika dan keselamatan umum. Sampai saat ini
sanggar-sanggar kesenian dan budaya Betawi yang ada di Jakarta dan sekitarnya.
(LKB), ada beberapa yang tercatat sebagai sanggar ondel-ondel. Di Jakarta Pusat
yaitu Grup Utan Panjang dan Surya Jaya, di Jakarta Timur yaitu Beringin Sakti,
inggris yang berada di Banten pada awal abad ke-7 menyebutkan adanya arak-
arakan yang membawa boneka berbentuk raksasa yang dewasa ini dikenal sebagai
ondel-ondel.
kemenyan, kembang tujuh rupa dan bubur sumsum. Hal itu dilakukan dengan
tujuan agar pembuatan ondel-ondel berjalan lancar dan roh yang bersemayam di
“ukup” atau “ngukup” yaitu ritual pembakaran kemenyan dan pemberian sesajen.
Orang yang melakukan ritual itu adalah pemimpin rombongan ondel-ondel atau
menerapkan ritual seperti itu masih berlangsung hingga 1980-an. Namun setelah
masa itu, proses ritual tersebut mulai ditinggalkan sejalan dengan bergesernya
untuk penyambutan tamu kehormatan, semisal pada peresmian gedung yang baru
selesai dibangun.
orang. Anggapan ini tidak berlebihan jika melihat fakta bahwa ternyata
(PMKS) oleh Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta tahun 2017. Dari data itu bahwa
ada tiga pengamen ondel-ondel yang ditertibkan. Kepala Seksi Humas Dinas
Sosial DKI Jakarta, Miftahul Huda mengatakan bahwa pengamen yang dirazia
pihaknya bukan tidak mungkin akan dibawa ke panti sosial bersama-sama dengan
menghormati tata cara atau pakemnya. Tata cara yang dimaksudkan Yahya adalah
keras lagi. Ia mengatakan adalah kesalahan jika ada yang menggunakan ondel-
ondel sebagai alat mengamen dengan prosedur dan kostum yang tidak sesuai.
Terlebih menurutnya banyak ditemukan bahwa hal tersebut dilakukan bukan oleh
orang Betawi.
ditolerir sekaligus dianggap sebagai ajang promosi tentang ikon Betawi. Namun
menurutnya ada masanya para pengamen seperti itu akan ditertibkan. Untuk
terjadi sebagai bentuk keterpaksaan. Diakuinya memang di satu sisi bisa dilihat
bahwa ada peralihan fungsi ondel-ondel dari sebuah nilai budaya menjadi alat
ekonomi.
masyarakat. Selain itu harus dilihat juga bahwa mereka yang mengamen dengan
masyarakat.
melalui Perda DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2015 dan Pergub No 11 tahun 2017
rasa ikut memiliki dan menanamkan kebanggaan terhadap budaya Betawi secara
aktif dalam kehidupan sehari hari masyarakat, pelaku usaha dan pemerintah, dan
industri kreatif ondel-ondel bisa menjadi bagian dari pergub tersebut. Karena itu
akan menjadi kebijakan di Bamus Betawi. Namun yang pasti menurut dia
Kepala Dinas Koperasi, UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) dan
menyebutkan, di tahun 2018 Pemprov akan mendorong agar lima wilayah di DKI
sampai saat ini ada sekitar 50 UKM di Jakarta yang mengelola kerajinan Betawi.
Namun menurutnya dari jumlah tersebut hanya sekitar 35 UKM yang terbilang
aktif.
gantungan kunci ondel-ondel adalah contoh dari varian industri kreatif dari ikon
Betawi ini. Untuk mendorong kemajuan industri kreatif, ondel-ondel bahkan akan
dijadikan sebagai maskot Asian Games yang akan berlangsung pada tahun 2018
tema olah raga masing-masing. Selain itu juga akan dibuatkan gantungan kunci,
boneka.
dengan program oke oce milik Gubernur DKI yang baru. Termasuk akan
dilakukan pembinaan dan pelatihan dalam menjalankan industri yang baik dan
Rp. 5.000.000,- per bulan menjadi sekitar Rp. 10.000.000,- tiap bulan.
Wujud ondel-ondel adalah boneka yang dibuat berbahan dasar bambu. Bagian
dalamnya dibuat semacam pagar atau kurungan ayam supaya mudah dipikul orang
yang membawanya. Boneka ini digerakan oleh seseorang yang masuk ke dalam.
Entah ada atau tidak hubungan antara pewarnaan ini dengan warna bendera
pergeseran makna dan fungsi, dahulu ondel-ondel merupakan salah satu seni
bernama Batavia.
mata yang melotot. Hal ini dilakukan karena dahulu ondel-ondel dijadikan sebagai
personifikasi leluhur penjaga kampung yang mampu mengusir roh jahat yang
ingin mengganggu suatu kampung. Dalam setiap kegiatan desa yan berhubungan
dengan sebuah acara semisal upacara bersih desa atau yang lainnya selalau
barongan atau ondel-ondel sudah menampakkan geliatnya pada tahun tahun 1605.
yang diambil dari kata ‘barengan’ atau bersama-sama karena pertunjukan tanpa
bertutur ini selalu digelar secara beramai-ramai. Saat ini ondel-ondel dibuat untuk
dijumpai dengan sebagai sepasang boneka raksasa dengan tinggi sekitar 2,5 meter
dan lebar 80 cm. Ondel-ondel lelaki bisa dibedakan dari wajahnya yang berwarna
panjang, dilansir dari situs betawi mengatakan ondel-ondel sekarang tidak seperti
dulu lagi. Meskipun masih diarak, namun sifatnya bukan sebagai penolak bala
namun setelah berkembang lebih kearah hiburan semata, selain juga untuk
misalnya pada peresmian gedung yang baru selesai dibangun atau mengarak anak
Ondel-ondel Betawi menjadi kesenian rakyat yang menghibur. Hal ini pelan-pelan
menarik. Selain itu ondel-ondel semakin tenar di tahun 1971 ketika seniman
terlalu besar, namun dengan keadaan saat ini di mana Ondel-ondel bukan lagi
menjadi pengisi acara utama dalam upacara-upacara seperti kawinan, sunatan dan