Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Organisasi

Sanggar Utan Panjang adalah sanggar kesenian Betawi yang berada di

daerah Utan panjang, Kemayoran, Jakarta Pusat, didirikan pada tahun 1995

dengan pimpinan bang Supandi sebagai generasi pertama, sebagai orang Betawi

bang supandi memiliki kecintaan dan kewajiban untuk melestarikan kesenian

Betawi khusunya ondel-ondel, menurut bang Supandi dahulu kesenian ondel-

ondel tidak terlalu marak seperti saat ini,tujuan utama mendirikan sanggar yaitu

ingin membantu melestarikan dan mengembangkan kesenian ondel-ondel sebagai

budaya Betawi. Nama Sanggar Utan Panjang sendiri diambil karena sipendiri

yaitu bang Supandi lahir, tinggal dan menetap di kampung Utan Panjang,

alasannya agar kampung Utan panjang bisa dikenal oleh masyarakat luas

khususnya di Jakarta.

Sanggar Utan Panjang sudah banyak mendapatkan prestasi dan mengikuti

berbagai macam lomba seperti juara satu ondel-ondel piala Dji Sam Soe se-

Jabodetabek tahun 2009, Juara pertama lomba lenong, lomba membuat ondel-

ondel se-Jabodetabek, setu babakan tahun 2010, lomba membuat ondel-ondel

remaja di Walikota Jakarta Pusat, selain itu sanggar Utan Panjang sudah beberapa

kali mengikuti acara yang diadakan di luar Jakarta, seperti Bandung, Purwakarta,

Semarang, Serang, dan daerah lainnya, selain melestarikan kesenian ondel-ondel

sanggar Utan Panjang turut melestarikan kesenian Betawi lainnya seperti Palang

Pintu, lenong, gambang kromong, marawis, lenong bocah.

33 Prosia school of communications


Ondel-ondel utan panjang grup adalah salah satu grup ondel-ondel yang

ade di jakarta yang sudah berdiri sejak tahun 1983 yang di Pimpin Oleh Bang

Pandi dan hingga saat ini mempunyai 50 lebih anggota berikut penjelasannya:

Gambar 4.1. Rumah ondel-ondel dan grup yang sedang bermain teyan
Sumber: http://sanggarbetawiutanpanjang.blogspot.com/

Gambar 4.2. Sepasang ondel-ondel di sanggar utan panjang


Sumber: http://sanggarbetawiutanpanjang.blogspot.com/

1. Tentang Sanggar Betawi Utan Panjang

Sanggar Betawi Utan Panjang dengan di Jalan Utan Panjang III

RT.014/RW.05. Kelurahan Utan Panjang. Kecamatan Kemayoran. Kota Jakarta

Pusat adalah sanggar yang mengembangkan budaya betawi tetapi tidak

mengubah aspek-aspek yang ada di dalamnya, sanggar utang panjang berdiri

pada 15 Agustus 1983 dengan nama ketua group Uwa Pandi.

34 Prosia school of communications


Dengan berisikan anggota lebih dari 50 anggota, di dalam sanggar ini juga

terdapat kesenian betawi lainnya seperti:

a. Ondel-ondel.

b. Palang Pintu.

c. Lenong.

d. Lenong Bocah.

e. Gambang.

Demikian daftar nama anggota grup di sanggar Utan Panjang, diantaranya:

a. Grup Pemula:

Andri (Black), Jenal, Amsor, Imam, Jajat, Aby, Dedi, Komo, Aray,

Arip, Ewin, Faris, Pa'I, Moly, Fajar, Inu, Abdul Aris (Bule), Juam,

Kucay, Ricky, Indra, Modo, Hasan, Madi, Risky (Ompong), Galang,

Saprol, Hendri, Kiting, Wahyu, Akim, Junay, Deni (Jawa), Bang Jay,

Komeng P'a, Yani (Gembel Kecil), Iwan (Gembel), Enchap, Aqhew,

Bang Way, Omang, Bagol, Yakup, Babay, Iyeng, Tompel,

b. Grup Senior:

Bang Andi, Bang Hasan, Babe Jaya, Babe Ali, Bang Adi (Bopak),

Bang Adi, Bang Parman (Kecil), Bang Parman (Gendut), Bang Lasno,

Bang Warno, Bang Boges, Bang Beben, Bang Bobby, Bang Hasan

(Teyan), "Alm" Bang Tedi, Bang Sabur, Bang Sidik, Bang Usup,

Babe Idris, Bang Khoirul, "Alm" Bang Iwan (e'o).

35 Prosia school of communications


2. Sejarah mengenai Ondel-ondel di Sanggar Betawi Utan Panjang

Ondel-ondel menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Sanggar yang

puluhan tahun didirikan olehnya. Dibentuk dari insiatif Supandi melihat

banyaknya anak-anak muda di daerahnya, maka dia mendirikan grup seni ini di

tahun 1983. Awalnya bukanlah sanggar seperti yang dia bilang, tetapi lebih ke

grup anak-anak muda yang dia rekrut untuk memeriahkan acara di kampung.

Gambar 4.3. Bapak Supandi (Pendiri sanggar utan panjang)


Sumber: https://kabarinews.com/lika-liku-ondel-ondel-utan-panjang-bang-pandi/61927

Dengan dana seadanya, pun ketiadaan fasilitas dan tempat, kesulitan

dirasakan Supandi pada awal pembentukan grup ondel-ondelnya ini. Tempat

latihan menjadi semacam barang mahal. Tapi tidak membuat Supandi patah

semangat, dia lantas membuat ondel-ondelnya di tempat mana saja dia dapat

merangkai ondel-ondelnya sendiri dan latihan. Dengan bahan dari kayu bambu

untuk kerangka ondel-ondelnya dan tabuhan iringan musik dengan bahan apa

adanya menggunakan apa saja yang ada di kampung, Supandi beserta grupnya

pun beraksi di jalanan kampung rumahnya.

36 Prosia school of communications


Tak hanya minim tempat latihan, tapi juga tempat menaruh ondel-

ondelnya waktu itu tidak ada tempat untuk meletakkan kerangka ondel-ondel

sehabis pentas. Bang Pandi pun hanya bisa pasrah melihat ondel-ondel banyak

yang rusak karena sinar matahari dan hujan. Lambat laun seiring waktu berjalan,

lantas grup inri berubah menjadi sanggar di tahun 1990. Dan resminya menjadi

Sanggar Utan Panjang di tahun 1995. Supandi pun tak lagi resah akan tempat

latihannya. Rumah nganggur yang letaknya di depan jalan Utan Panjang ini pun

dapat dibelinya.

Sekarang tidak hanya Ondel-ondel saja, Sanggar seni betawi Bang Pandi

semacam wadah bagi mereka yang berkecimpung dalam kesenian Betawi seperti

Gambang Kromong, Tanjidor, Lenong dan yang lainnya. Tawaran pentas untuk

sanggar seninya pun berdatangan, terlebih lagi saat sanggar seninya ini terdaftar di

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta.

Gambar 4.4. Topeng Ondel-ondel di Sanggar Betawi Utan Panjang


Sumber: https://merahputih.com/post/read/kaya-prestasi-sepasang-seniman-betawi-ini-harus-jual-
rongsokan

37 Prosia school of communications


Gambar 4.5. Piala dan Penghargaan di Sanggar Betawi Utan Panjang
Sumber: Sumber: https://merahputih.com/post/read/kaya-prestasi-sepasang-seniman-betawi-ini-
harus-jual-rongsokan

Semenjak gabung bersama Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB),

Sanggar Seni Betawi semakin tajam menunjukkan kelasnya. Ditambah dengan

piagam dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta. Namun serangkaian

prestasi sanggar seni Betawi ini tak beriringan dengan perhatian pemerintah

khususnya Pemprov DKI untuk mensejahterakan kehidupan para seniman yang

masih saja memprihatinkan.

Gambar 4.6. Topeng Ondel-ondel di Sanggar Betawi Utan Panjang


Sumber: https://merahputih.com/post/read/suka-duka-jadi-seniman-ondel-ondel

38 Prosia school of communications


3. Upaya Sanggar Betawi Utan Panjang Mempertahankan Kesenian

Sejak tahun 1983, Nenek Supandi sudah mulai memelopori kesenian

tradisional Betawi ke masyarakat sekitar. Cara yang dilakukannya cukup unik,

setiap acara perayaan hari kemerdekaan tanggal 17 Agustus bersama anak-

anaknya, Supandi berkeliling atau mengarak kampung dengan menggunakan

boneka besar yang diiringi alat musik seperti gong, tanjidor, bende, dan segala

macamnya. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat sekitar semakin tahu akan

salah satu warisan leluhur mereka yang realitasnya hampir punah karena

perkembangan zaman. Setiap perjuangan, tentu akan ada hasilnya, itulah yang

terjadi dengan apa yang sudah dikerahkan oleh Supandi, Ayumi, dan keluarga

besarnya. Selama lebih kurang 12 tahun mengenalkan ondel-ondel, akhirnya pada

tahun 1995, Sanggar Seni Betawi mulai diresmikan. Kabar berdirinya sanggar

yang terus berembus ke luar, sontak membuat Sanggar Seni Betawi menerima

banyak panggilan main. Tidak hanya di Jakarta saja tentunya. Berdasarkan

pengakuan serta beberapa piala yang terpajang di rumahnya, Ayumi mengatakan

bahwa sanggar tersebut seringkali tampil di luar dalam acara-acara besar maupun

lomba kesenian dan kebudayaan.

Gambar 4.7. Foto Nenek Ayumi (Seniman Ondel-ondel)


Sumber: https://merahputih.com/post/read/suka-duka-jadi-seniman-ondel-ondel

39 Prosia school of communications


Kendatipun boleh dikatakan terkenal, tetap saja segala kisah memilukan

seringkali terjadi. Misalnya saja, masalah pembayaran yang kurang, dan bahkan

ada yang tidak dibayar. Lagipula, tujuan Sanggar Seni Betawi adalah untuk

mengenalkan serta melestarikan kesenian Betawi. Itu yang paling penting, kata

Nenek Ayumi.

Gambar 4.8. Topeng Ondel-ondel di Sanggar Utan Panjang


Sumber: https://merahputih.com/post/read/ondel-ondel-riwayatmu-kini

Fenomena ondel-ondel keliling atau seperti layaknya mengamen yang

marak di berbagai kota di wilayah Jabodetabek, sontak mengundang keprihatinan

para pelaku kesenian budaya Betawi itu sendiri.

B. Temuan

1. Bentuk dan Rupa Ondel-ondel

Bentuk dan rupa Ondel-ondel pada zaman dahulu dan sekarang telah

berbeda karena terjadi perbedaan fungsi yang dahulu Ondel-ondel digunakan

sebagai pelindung masyarakat dari roh halus dan pada zaman sekarang Ondel-

ondel digunakan untuk acara-acara penting masyarakat Betawi.

40 Prosia school of communications


Perbedaan yang terlihat jelas dari Ondel-ondel zama dahulu dan sekarang

ialah bentuk wajah Ondel-ondel dari yang dulunya lebih dibuat menyeramkan dan

sekarang dibuat lebih untuk menghibur. Rangka Ondel-ondel umumnya terbuat

dari bambu dan topeng atau wajah Ondel-ondel terbuat dari bambu dan fiber

glass. Boneka Ondel-ondel memilki tinggi sekitar 2 meter dan memiliki diameter

80 cm yang berfungsi untuk memudahkan pemakai boneka Ondel-ondel untuk

bergerak dan mengangkat beban dari boneka Ondel-ondel tersebut. Boneka

Ondel-ondel umumnya memiliki wajah yang lebih mirip segi empat atau persegi

dengan mata yang besar dan bulat. Ondel-ondel memiliki rambut yang terbuat dari

lidi yang ditempeli kertas warna-warni sebagai warna rambutnya. Ondel-ondel

juga terdiri dari pria,wanita dan anak-anak. Untuk Ondel-ondel pria dicirikan

dengan warna wajahnya yang berwarna merah, kumis melintang, jenggot, alis

tebal, cambang, dan kadang dibuatkan caling, Ondel-ondel wanita memiliki muka

berwarna putih atau kuning, memakai rias gincu, bulu mata lentik dan alis lancip

dan terrkadang diberi tahi lalat dan untuk Ondel-ondel anak-anak tidak memiliki

ciri yang khas hanya ukurannya saja yang lebih kecil dari umumnya.

2. Acara-acara Yang Menggunakan Kebudayaan Ondel-ondel.

Acara-acara yang menggunakan kebudayaan Ondel-ondel diantaranya

adalah acara pernikahan adat Betawi, hajatan, untuk menjamu taum yang sangat

dihoramati dan sebagai acara untuk menghibur para wisatawan asing yang sedang

berlibur ke DKI Jakarta. Pada umumnya kebudayaan Ondel-ondel selalu diiring

dengan musik-musik khas DKI Jakarta yaitu musik tehyan yaitu jenis musik

tradisional yang mendapat pengaruh dari China.

41 Prosia school of communications


3. Wawancara Dengan Seniman Utan Panjang dan Budayawan Betawi

Penulis melakukan wawancara langsung dengan Seniman Sanggar Utan

Panjang, diantaranya:

a. Bapak Supandi sebagai Pembina / Pemilik Sanggar Utan Panjang

b. Bapak Ridwan Saidi sebagai Budayawan Betawi

c. Pengrajin Ondel-ondel

d. Pengamen Ondel-ondel

e. Masyarakat Umum

Isi dari hasil wawancara yang didapatkan penulis tidak dibahas pada bab

ini karena hasil wawancara cukup banyak sehingga penulis memasukkan hasil

wawancara dengan Seniman Sanggar Utan Panjang dan Budayawan Betawi pada

bagian Lampiran.

C. Pembahasan

1. Nilai Sejarah Ondel-ondel

Ondel-ondel kan punya nilai sejarah dan seni yang sangat tinggi. Dengan

maraknya fenomena tersebut seperti ngamen ondel-ondel, tentunya mengurangi

nilai keekslusifan daripada kesenian itu sendiri, tegas Ayumi di ruang tengah

rumahnya di Jalan Utan Panjang III RT 014 RW 05, Kemayoran, Jakarta.

Fenomena itu muncul dikarenakan minimnya lapangan pekerjaan dan kurang

diminatinya kesenian ondel-ondel. Ia berharap, dengan maraknya ondel-ondel

keliling, justru menjadi pecutan pemerintah setempat untuk memfasilitasi seniman

kontemporer seperti itu.

42 Prosia school of communications


Gambar 4.9. Foto Rumah Sanggar Betawi Utan Panjang
Sumber: https://merahputih.com/post/read/pengrajin-topeng-ondel-ondel-terus-berproduksi

Zaman digital seperti sekarang ini, kesenian tradisional ondel-ondel

semakin tergeser ke belakang. Meskipun demikian, Supandi, salah seorang tokoh

Betawi asal Kemayoran tetap bersikeras memperjuangkan eksistensi kesenian

tersebut dengan terus memproduksi topeng ondel-ondel. Dengan usaha tersebut,

Ayumi berharap agar warisan asli Betawi tidak hilang karena perkembangan

zaman.

2. Ondel-ondel Simbol Budaya Jakarta

Gambar 4.10. Foto ondel-ondel di Daerah Kota Tua


Sumber: http://nationalgeographic.grid.id/read/13286712/ondel-ondel-simbol-budaya-jakarta-
yang-kian-menjadi-usang?page=all

43 Prosia school of communications


Dorongan peradaban yang mulai berubah ke arah modernisasi juga

menjadi faktor ondel-ondel makin menghilang di tanah Betawi. Mencari sanggar

kesenian Betawi di Jakarta pun susah-susah gampang. Salah satunya yang saya

sambangi adalah Sanggar Utan Panjang. Sanggar yang berlokasi di bilangan

Kelurahan Utan Panjang, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat tersebut telah

dirintis sejak tahun 1983. Sanggar Utan Panjang yang menaungi kurang lebih 50

orang, dari yang masih usia anak-anak, remaja, hingga dewasa ini, merupakan

sanggar yang mendapatkan lisensi dari Dinas Kebudayaan. Bang Pandi juga

berdagang di pasar dan punya beberapa usaha lain. Sembilan puluh persen ondel-

ondelnya disewa, baik yang hanya menyewa ondel-ondel untuk dipasang atau

dipajang maupun yang menyewa beserta musik dan penampilan, di mal-mal,

restoran, dan ada juga di bank.

Konon, ondel-ondel telah ada sebelum Islam tersebar di Jawa. Para ahli

memperkirakan ondel-ondel ada di Jakarta sejak berabad lalu. Seorang pedagang

asal Inggris, W. Scot, mencatat dalam bukunya jenis boneka seperti ondel-ondel

sudah ada tahun 1605. Dahulu, fungsinya sebagai penolak bala atau semacam

azimat. Ondel-ondel dijadikan personifikasi leluhur penjaga kampung yang

tujuannya untuk mengusir roh-roh halus yang bergentayangan mengganggu

manusia.

Oleh karena itu tidak heran kalau wujud ondel-ondel pada saat itu

menyeramkan. Lantas ondel-ondel mulai dibuat untuk keperluan upacara.

Bentuknya yang raksasa dianggap memiliki kekuatan gaib. Turun-temurun kisah

kekuatan gaib ondel-ondel ini diwariskan.

44 Prosia school of communications


Sebab mitos inilah, orang Betawi jadi mengantepi bahwa kekuatan ondel-

ondel akan menjaga keselamatan kampung beserta isinya dari roh jahat. Upacara

bersih desa atau sedekah bumi selalu menampilkan ondel-ondel. Sekarang, ondel-

ondel sudah berubah memakai topeng atau kedok, dan wujudnya pun sudah tidak

menyeramkan lagi. Ondel-ondel dimunculkan untuk berbagai acara. Saat

mengarak pengantin khitan, perkawinan, peresmian, pawai, dan sebagainya.

Dikemukakan pula bahwa begitu masa Ali Sadikin menjabat Gubernur DKI

Jakarta (1966-1977), ondel-ondel menjelma seni pertunjukkan rakyat yang

menghibur. Biasanya disajikan dalam acara hajatan rakyat Betawi, penyambutan

tamu kehormatan, dan penyemarak pesta rakyat.

Gambar 4.11. Foto Ondel-ondel


Sumber : https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20160623115509-241-140365/boneka-raksasa-
betawi-dari-bengkel-sempit-di-kemayoran

Selain dipakai pada sejumlah seremonial pemerintahan dan hajatan

masyarakat, keberadaan ondel-ondel sebagai alat mengamen atau mencari

keuntungan bagi sebagian orang kini bukanlah hal asing bagi warga Jakarta. Para

pengamen ondel-ondel atau mereka yang mengarak ondel-ondel biasanya berjalan

dari kampung ke kampung dengan diiringi alunan musik tradisional Betawi.

45 Prosia school of communications


Ondel-ondel atau juga dikenal dengan barongan atau barungan, sangat

melekat dengan budaya Betawi. Bahkan terdaftar sebagai salah satu dari delapan

ikon budaya Betawi yang diatur dalam Pergub No 11 tahun 2017 tentang ikon

Budaya Betawi. Berdasarkan regulasi itu disebutkan bahwa secara filosofi ondel-

ondel bermakna sebagai perlambang kekuatan yang memiliki kemampuan

memelihara keamanan dan ketertiban, tegar, berani, tegas, jujur dan anti

manipulasi. Regulasi tersebut juga menyebutkan fungsi serta penggunaan dan

penempatan ondel-ondel. Yakni sebagai pelengkap berbagai upacara adat

tradisional masyarakat Betawi. Kemudian sebagai dekorasi pada acara seremonial

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, festival, pentas artis asing, pameran, pusat

perbelanjaan, industri pariwisata, gedung pertemuan dan area publik yang

memungkinkan dari aspek estetika dan keselamatan umum. Sampai saat ini

umumnya pembuatan ondel-ondel bisa dilakukan melalui pengrajin ataupun

sanggar-sanggar kesenian dan budaya Betawi yang ada di Jakarta dan sekitarnya.

Di antara puluhan sanggar yang tercatat oleh Lembaga Kebudayaan Betawi

(LKB), ada beberapa yang tercatat sebagai sanggar ondel-ondel. Di Jakarta Pusat

yaitu Grup Utan Panjang dan Surya Jaya, di Jakarta Timur yaitu Beringin Sakti,

dan di Bekasi yaitu Irma Irama.

3. Pembahasan Ondel-ondel Dari Kutipan Buku

Dalam buku tersebut terdapat kutipan dari W. Scott, seorang pedagang

inggris yang berada di Banten pada awal abad ke-7 menyebutkan adanya arak-

arakan yang membawa boneka berbentuk raksasa yang dewasa ini dikenal sebagai

ondel-ondel.

46 Prosia school of communications


Menurut kepercayaan orang-orang Betawi, wabah seperti misalnya cacar

akan hilang setelah orang-orang mengarak ondel-ondel keliling kampung.

Pembuatan ondel-ondel biasanya melalui proses ritual tertentu. Sebelum proses

pembuatan dimulai, pengrajin ondel-ondel akan menyediakan aneka sesaji berupa

kemenyan, kembang tujuh rupa dan bubur sumsum. Hal itu dilakukan dengan

tujuan agar pembuatan ondel-ondel berjalan lancar dan roh yang bersemayam di

boneka adalah roh baik.

Ritual yang berkaitan dengan ondel-ondel tidaklah berhenti disitu.

Sebelum ondel-ondel digunakan untuk pertunjukkan, maka akan diadakan ritual

“ukup” atau “ngukup” yaitu ritual pembakaran kemenyan dan pemberian sesajen.

Orang yang melakukan ritual itu adalah pemimpin rombongan ondel-ondel atau

orang yang dituakan di komunitas tersebut. Pembuatan ondel-ondel dengan

menerapkan ritual seperti itu masih berlangsung hingga 1980-an. Namun setelah

masa itu, proses ritual tersebut mulai ditinggalkan sejalan dengan bergesernya

fungsi ondel-ondel. Seiring perkembangan zaman, ondel-ondel digunakan untuk

menambah semarak pesta-pesta rakyat, hajatan perkawinan atau khitanan, serta

untuk penyambutan tamu kehormatan, semisal pada peresmian gedung yang baru

selesai dibangun.

4. Transisi Nilai Budaya Pada Kesenian Ondel-ondel

Melihat dari sejarah pembuatan dan bagaimana keberadaan ondel-ondel

diatur dalam undang-undang menegaskan betapa bernilainya ondel-ondel bagi

budaya Betawi itu sendiri. Namun keberadaannya di jalanan dan

mengesampingkan nilai budaya yang begitu tinggi yang ada padanya.

47 Prosia school of communications


Seolah budaya itu harus tergadaikan demi kebutuhan ekonomi sebagian

orang. Anggapan ini tidak berlebihan jika melihat fakta bahwa ternyata

Pemerintah Provinsi DKI yang melindungi budaya Betawi dengan undang-undang

ternyata juga merazia pengamen ondel-ondel. Hal tersebut terungkap berdasarkan

data rekapitulasi hasil penertiban penyandang masalah kesejahteraan sosial

(PMKS) oleh Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta tahun 2017. Dari data itu bahwa

ada tiga pengamen ondel-ondel yang ditertibkan. Kepala Seksi Humas Dinas

Sosial DKI Jakarta, Miftahul Huda mengatakan bahwa pengamen yang dirazia

pihaknya bukan tidak mungkin akan dibawa ke panti sosial bersama-sama dengan

ondel-ondel yang mereka bawa. Namun menurutnya ada tahapan sebelum

akhirnya pengamen ondel-ondel dirazia dan diangkut petugas.

Ia melanjutkan, pihaknya merazia pengamen ondel-ondel lantaran

tindakan tersebut dianggap mengemis. Menurutnya, ondel-ondel yang dipakai

untuk mengemis justru merendahkan seni dan kebudayaan Betawi sendiri.

Menanggapi fenomena ini, Ketua Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) Yahya

Andi Saputra mengungkapkan bahwa memang ondel-ondel sudah bertahan

dikenal sejak lama. Ia mengatakan, ondel-ondel sangat terkenal di tahun 1920-an

bahkan hingga saat ini. Sementara menurutnya ondel-ondel sebagai ikon

merupakan penegasan atas popularitas dari ondel-ondel itu sendiri. Mengenai

banyaknya ondel-ondel yang kini dipakai untuk mengamen, ia berpendapat bahwa

semua kesenian tradisional memiliki kekuatan dan cara sendiri untuk

mempertahankan eksistensinya. Bahkan menurutnya sejak dulu, bagi seniman

tradisional, ngamen menjadi cara untuk eksis dan bertahan hidup.

48 Prosia school of communications


Namun demikian menurutnya tetap harus ada kritikan bagi mereka yang

menjadikan ondel-ondel sebagai alat untuk mencari keuntungan tanpa

menghormati tata cara atau pakemnya. Tata cara yang dimaksudkan Yahya adalah

musik pengiring ondel-ondel yang menurutnya kini lebih banyak menggunakan

CD player. Ketua Umum Bamus Betawi, Zainuddin memberi pernyataan lebih

keras lagi. Ia mengatakan adalah kesalahan jika ada yang menggunakan ondel-

ondel sebagai alat mengamen dengan prosedur dan kostum yang tidak sesuai.

Terlebih menurutnya banyak ditemukan bahwa hal tersebut dilakukan bukan oleh

orang Betawi.

Ia melanjutkan, pada saat ini mengamen dengan ondel-ondel masih dapat

ditolerir sekaligus dianggap sebagai ajang promosi tentang ikon Betawi. Namun

menurutnya ada masanya para pengamen seperti itu akan ditertibkan. Untuk

menjadi saluran budaya, khususnya ondel-ondel, Zainuddin mengatakan bahwa

pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah agar diadakan pertunjukan

ondel-ondel ataupun parade ondel-ondel. Termasuk akan dibuatkan semacam

pameran bagaimana membuat ondel-ondel, bagaimana ondel-ondel menari.

5. Perspektif Ekonomi Dari Kesenian Ondel-ondel

Pandangan berbeda diutarakan Pegiat Budaya Betawi Semanan, Tahjudin

Aditias. Menurutnya, menjadikan ondel-ondel sebagai alat untuk mengamen tidak

bisa dikatakan sebagai penggadaian budaya. Ia berpendapat bahwa hal tersebut

terjadi sebagai bentuk keterpaksaan. Diakuinya memang di satu sisi bisa dilihat

bahwa ada peralihan fungsi ondel-ondel dari sebuah nilai budaya menjadi alat

ekonomi.

49 Prosia school of communications


Namun menurutnya hal itu juga dengan gamblang menggambarkan bahwa

ondel-ondel bisa menjadi jawaban atas persoalan ekonomi yang dialami

masyarakat. Selain itu harus dilihat juga bahwa mereka yang mengamen dengan

ondel-ondel secara tidak langsung memperkenalkan budaya Betawi kepada

masyarakat.

Ia menerangkan, pemerintah memberikan perhatian kepada budaya

melalui Perda DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2015 dan Pergub No 11 tahun 2017

tentang ikon Budaya Betawi. Sedangkan masyarakat di bawah juga melakukan

caranya melestarikan budaya, dengan cara mereka sendiri, walau memang

diakuinya cara tersebut menunjukkan ada pergeseran nilai.

Dalam Pasal 3 Pergub No 11 tahun 2017 tentang ikon Budaya Betawi

disebutkan bahwa Penetapan Ikon Budaya Betawi bertujuan untuk meningkatkan

rasa ikut memiliki dan menanamkan kebanggaan terhadap budaya Betawi secara

aktif dalam kehidupan sehari hari masyarakat, pelaku usaha dan pemerintah, dan

sebagai sarana promosi kepariwisataan dan mendorong perkembangan industri

kreatif berbasis budaya.

Berdasarkan regulasi terebut, Tahjudin beranggapan bahwa ke depan

industri kreatif ondel-ondel bisa menjadi bagian dari pergub tersebut. Karena itu

menurutnya pembuatan ondel-ondel pun bisa didorong secara industri. Semisal

ondel-ondel dalam bentuk suvenir. Ia menjelaskan, teknis pelaksanaannya hal itu

akan menjadi kebijakan di Bamus Betawi. Namun yang pasti menurut dia

pihaknya sebagai pegiat budaya akan mendorong semaksimal mungkin agar

seluruh sanggar bisa menjadi industri.

50 Prosia school of communications


6. Kesenian Ondel-ondel Memajukan Betawi

Kepala Dinas Koperasi, UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) dan

Perdagangan DKI Jakarta, Irwandi mengatakan bahwa Pemprov DKI menyiapkan

program untuk memajukan industri kreatif terkait budaya Betawi. Ia

menyebutkan, di tahun 2018 Pemprov akan mendorong agar lima wilayah di DKI

Jakarta memiliki wilayah kreatif penghasil suvenir Betawi. Ia mengungkapkan,

sampai saat ini ada sekitar 50 UKM di Jakarta yang mengelola kerajinan Betawi.

Namun menurutnya dari jumlah tersebut hanya sekitar 35 UKM yang terbilang

aktif.

Berbagai model industri kreatif ondel-ondel dibeberkan Irwandi telah

banyak beredar di masyarakat. Miniatur ondel-ondel berupa boneka dan

gantungan kunci ondel-ondel adalah contoh dari varian industri kreatif dari ikon

Betawi ini. Untuk mendorong kemajuan industri kreatif, ondel-ondel bahkan akan

dijadikan sebagai maskot Asian Games yang akan berlangsung pada tahun 2018

mendatang. Salah satu peluangnya adalah membuat suvenir ondel-ondel dengan

tema olah raga masing-masing. Selain itu juga akan dibuatkan gantungan kunci,

boneka.

Hal lain yang akan dilakukan untuk mengembangkan industri kreatif

terkait kebudayaan Betawi adalah mengkorelasikan program yang sudah ada

dengan program oke oce milik Gubernur DKI yang baru. Termasuk akan

dilakukan pembinaan dan pelatihan dalam menjalankan industri yang baik dan

tepat. Ia mengatakan, diharapkan dengan program dan pembinaan yang bisa

meningkatkan keuntungan pelaku UKM dari sekitar Rp. 4.000.000,- hingga

Rp. 5.000.000,- per bulan menjadi sekitar Rp. 10.000.000,- tiap bulan.

51 Prosia school of communications


7. Upaya Sanggar Betawi Utan Panjang Untuk Budaya Ondel-ondel

Gambar 4.13. Foto ondel-ondel saat di sebuah acara


Sumber: http://akarpadinews.com/read/budaya/ondel-ondel-seni-jalanan-yang-digerus-zaman

Saat ini kebanyakan ondel-ondel diarak oleh “Pengamen ondel-ondel” dari

anak-anak hingga dewasa yang mengamen keliling dari kampung ke kampung.

Wujud ondel-ondel adalah boneka yang dibuat berbahan dasar bambu. Bagian

dalamnya dibuat semacam pagar atau kurungan ayam supaya mudah dipikul orang

yang membawanya. Boneka ini digerakan oleh seseorang yang masuk ke dalam.

Matanya besar-bulat melotot. Kepalanya dilapisi ijuk atau kertas-kertas warna-

warni, sebagai rambut. Jika “manggung” ondel-ondel selalu dibawa sepasang:

lelaki-perempuan. Ada ciri khas ondel-ondel lelaki dan perempuan. Lelaki

wajahnya berwarna merah tua sedangkan perempuan biasanya berwarna putih.

Entah ada atau tidak hubungan antara pewarnaan ini dengan warna bendera

Indonesia, merah-putih. Seiring zaman, ondel-ondel saat ini telah mengalami

pergeseran makna dan fungsi, dahulu ondel-ondel merupakan salah satu seni

pertunjukan yang dikenal dalam masyarakat Betawi, bahkan ketika Jakarta

bernama Batavia.

52 Prosia school of communications


Awalnya tampilan ondel-ondel dibuat menyeramkan dengan taring dan

mata yang melotot. Hal ini dilakukan karena dahulu ondel-ondel dijadikan sebagai

penolak bala (azimat). Sosoknya yang menyeramkan tersebut dipercaya

personifikasi leluhur penjaga kampung yang mampu mengusir roh jahat yang

ingin mengganggu suatu kampung. Dalam setiap kegiatan desa yan berhubungan

dengan sebuah acara semisal upacara bersih desa atau yang lainnya selalau

menampilkan boneka besar Ondel-ondel.

W. Scot, seorang pedagang asal Inggris dalam bukunya menyebutkan

barongan atau ondel-ondel sudah menampakkan geliatnya pada tahun tahun 1605.

Selanjutnya, masyarakat Betawi kala itu menyebut ondel-ondel sebagai barongan

yang diambil dari kata ‘barengan’ atau bersama-sama karena pertunjukan tanpa

bertutur ini selalu digelar secara beramai-ramai. Saat ini ondel-ondel dibuat untuk

menghibur masyarakat pada acara-acara pesta rakyat. Ondel-ondel sekarang biasa

dijumpai dengan sebagai sepasang boneka raksasa dengan tinggi sekitar 2,5 meter

dan lebar 80 cm. Ondel-ondel lelaki bisa dibedakan dari wajahnya yang berwarna

merah, sedangkan ondel-ondel perempuan memiliki wajah yang berwarna putih.

Bapak Supandi, pendiri sekaligus pimpinan sanggar Seni Betawi Utan

panjang, dilansir dari situs betawi mengatakan ondel-ondel sekarang tidak seperti

dulu lagi. Meskipun masih diarak, namun sifatnya bukan sebagai penolak bala

namun setelah berkembang lebih kearah hiburan semata, selain juga untuk

mengais rezeki para pemainnya. Ondel-ondel juga banyak dimanfaatkan untuk

menambah semarak pesta-pesta rakyat atau penyambutan tamu terhormat,

misalnya pada peresmian gedung yang baru selesai dibangun atau mengarak anak

khitan, perkawinan, peresmian, pawai, dan sebagainya.

53 Prosia school of communications


Gambar 4.14. Foto Ondel-ondel saat di jalanan
Sumber: http://akarpadinews.com/read/budaya/ondel-ondel-seni-jalanan-yang-digerus-zaman

Perkembangan ondel-ondel tak lepas dari peran Gubernur pertama Jakarta,

Ali Sadikin. Di masa jabatannya pula (1966-1977), Ali Sadikin mengangkat

Ondel-ondel Betawi menjadi kesenian rakyat yang menghibur. Hal ini pelan-pelan

membuat wajah ondel-ondel yang menyeramkan mulai dirias menjadi lebih

menarik. Selain itu ondel-ondel semakin tenar di tahun 1971 ketika seniman

betawi Benyamin Sueb menyanyikan lagu Ondel-ondel ciptaan Djoko Subagyo.

Di antara perkembangan modernisasi di Ibu kota, Ondel-ondel berusaha untuk

tetap bertahan hidup. Penghasilan pengamen Ondel-ondel beragam dan tidak

terlalu besar, namun dengan keadaan saat ini di mana Ondel-ondel bukan lagi

menjadi pengisi acara utama dalam upacara-upacara seperti kawinan, sunatan dan

festival-festival kesenian, membuat penghasilan pengamen ondel-ondel cukup

mengkhawatirkan dan beralih mengamen antar kampung.

54 Prosia school of communications

Anda mungkin juga menyukai