Roleplay Komunitas Kelompok 2
Roleplay Komunitas Kelompok 2
Pemeran :
1. Bidan Aisyah
(Pada suatu hari datang sepasang remaja bernama Rio dan ranti ke Bidan Praktk Mandiri
(BPM) Bidan Aisyah)
Rio : Assalamualaikum bu
(Rio dan rantipun masuk kedalam, namun raut wajah Ranti terlihat murung dan lemas dengan
kepala tetap menunduk)
Bidan : oh iya Rio, mau periksa apa? Ranti kenapa ko nangis, ada apa coba sini cerita sama
bu bidan
Rio :jadi gini Bu kita pacaran tapi masih sekolah terus waktu itu kita pernah berhubungan
tapi cuma sekali ko Bu
Ranti : biasanya tanggal 5 Bu. tapi bulan ini belum menstruasi saya kira telat, saya coba beli
tespek eh garis dua Bu,
Rio :aku sama Ranti belum siap karena kita masih sekolah
Bidan : jadi kalian masih anak sekolah? Astagfirullah nak. Usia kalian berapa sekarang?
Rio : belum bu, kita gak mau orang tua kita sampai tau, kita takut bu mereka kecewa
kalau tau hal ini
Bidan : Baik, berati berdasarkan perhitungan terakhir menstruasi usia kandungannya sudah 7
minggu ya dek.
Rio : Bu kita sebenarnya mau ngegugurin kandungan Ranti karena kita belum siap bu
masih mau meneruskan sekolah, tolong Bu gugurkan kandungan Ranti untuk masalah
biaya saya akan tanggung semuanya yang penting kita kita GK berhenti sekolah
Bidan : hemm…..
Konseling
Bidan :Sebelumnya mohon maaf ya dek ibu tidak bisa bantu menyelesaikan permasalahan
kalian. Aborsi itu bukan wewenang saya sebagai bidan dan tindakannya sangat
beresiko bagi keselamatan ibu hamil itu sendiri. Bisa terjadi pedarahan, infeksi,
kerusakan rahim bahkan berujung kematian.
Bidan :Maaf ya ibu tidak bisa bantu. Menurut saya lebih baik kalian bicara dengan orangtua
untuk mendiskusikan masalah ini. Kalian harus bertanggung jawab dengan mencoba
menerima segala konsekuensinya. Terlebih anak yang dikandung tidak memiliki
kesalahan apapun untuk digugurkan.
Rio : Bu tidak bisakah ibu bantu sekali ini saja, kita masi mau belajar, ingin kuliah juga.
Bidan : mungkin ada beberapa bidan yang pernah melakukan hal tersebut diam-diam, tapi
saya bukan bidan yang seperti itu dek. Saya lebih mementingkan keselamatan pasien
daripada keuntungan yang tidak seberapa. Lagipula itu jelas melanggar hukum
kesehatan. Yang akan berdampak buruk berupa sanksi hukum bagi profesi saya
maupun pasien.
Bidan : baik dek, kalu kalian sudah mendiskusikannya dengan orangtua dan memutuskan
untuk melanjutkan kehamilannya. Bisa Kembali kesini untuk memeriksa
kehamilannya. saya dengan senang hati akan menolong dek Ranti dan bayinya dengan
baik sampai lahir selamat. Bagaimana ada yang mau ditanyakan lagi?
Ranti : tidak ada bu kalua begitu kami pamit ya bu terimakasih banyak ya bu..