Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Industri Berkelanjutan IV

(SENASTITAN IV)
Surabaya, 2 Maret 2024

Pengolahan Limbah B3 Jenis Oli Bekas


“Bengkel Mobil Maju Rahmad”
Dita Putri Djamorante1, Muhammad Syabil Nurul Chakim2, I Komang Agus Wijaya3,
Faisatul Aqida4, Dival Deacon Salua5
1,2,3,4,5)
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

ABSTRACT
Along with the increasing market demand for motor vehicles from year to year, it must be accompanied by the
expansion of services that cater to the needs of motor vehicle repairs, such as workshops which are the primary service
for motor vehicle repairs. Workshop activities are one of many examples of activities that generate waste in the form
of hazardous and toxic waste (B3). The management of B3 waste must be accompanied by an appropriate and efficient
system; otherwise, the lack of management can have an impact on the environment and the ecosystem around it. The
purpose of this research is to determine the impact caused by workshops, understand the characteristics of B3 waste,
and find out how the management system of used oil B3 waste is carried out at "Maju Rahmad Car Workshop." The
B3 waste management system for used oil carried out by the workshop involves storage and reuse of used oil waste.
Keywords: Workshops, hazardous and toxic waste, used oil waste, repairs, motor vehicle.

ABSTRAK
Seiring dengan meningkatnya permintaan pasar pada kendaraan bermotor dari tahun ke tahunnya harus diimbangi
dengan bertambahnya layanan yang mengakomodasi kebutuhan perbaikan kendaraan bermotor, bengkel misalnya
yang menjadi layanan utama untuk perbaikan kendaraan bermotor. Kegiatan bengkel menjadi salah satu dari beberapa
banyak contoh kegiatan yang menghasilkan limbah berupa bahan berbahaya dan beracun (B3). Pengelolaan limbah
B3 harus dibarengi dengan sistem yang tepat dan efisien, jika tidak dilakukan pengelolaan maka dapat berdampak
pada lingkungan serta ekosistem disekitarnya. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
dampak yang ditimbulkan dari bengkel, mengetahui karakteristik limbah B3, serta untuk mengetahui bagaimana
sistem pengelolaan limbah B3 jenis oli bekas dilakukan pada “Bengkel Mobil Maju Rahmad”. Sistem pengelolaan
limbah B3 jenis oli bekas yang dilakukan oleh bengkel adalah penyimpanan serta pemanfaatan ulang limbah oli bekas.
Kata kunci: Bengkel, limbah B3, oli bekas, perbaikan, kendaraan bermotor.

PENDAHULUAN
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk setiap tahunnya terutama di Indonesia, hal ini berdampak
pada kebutuhan transportasi yang tiap tahunnya akan terus meningkat. Selain sepeda motor sebagai andalan
transportasi penduduk Indonesia, kendaraan pribadi seperti mobil juga seringkali digunakan dikarenakan
sifatnya yang praktis dan dapat mengangkut banyak orang sekaligus. Meningkatnya penggunaan angkutan
transportasi pribadi seperti mobil ini perlu diimbangi dengan peningkatan layanan dalam hal pemeliharaan
kendaraan roda empat. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan pemeliharaan kendaraan roda empat
yang dilakukan di bengkel dapat menghasilkan limbah berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun), seperti
limbah baterai, oli bekas, dan kain yang terkena pelumas. Meskipun limbah oli bekas dapat dimanfaatkan
secara berkala, tetapi limbah oli bekas juga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang fatal apabila
tidak dilakukan pengelolaan secara baik dan benar.
Setiap tahunnya kebutuhan bahan bakar akan semakin meningkat secara pesat dikarenakan kemajuan dan
perkembangan industri otomotif yang berada di tanah air, apabila sisa dari proses perindustrian ini tidak
ditangani secara baik dan benar maka limbah yang dihasilkan akan meningkat pula seiring dengan pesatnya
perkembangan industri otomotif di Indonesia, termasuk emisi gas buang dan limbah oli bekas. Walaupun
oli bekas dapat membahayakan lingkungan jika tidak dilakukan pengelolaan secara tepat, tidak dipungkiri
bahwa oli bekas telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar, diantaranya nelayan tradisional yang
mencampurkan oli bekas dengan solar, kemudian digunakan sebagai bahan bakar mesin kapal, peleburan

1
Paper ID: XXXX
Seminar Nasional Teknologi Industri Berkelanjutan IV (SENASTITAN IV)
ISSN 2775-5630

aluminium, dan pembuatan kapur (Raharjo, 2007). Pemanfaatan oli bekas melalui proses tertentu
pengolahan limbah oli menjadi bahan bakar yang mirip dengan bensin atau solar, tetapi proses ini sangat
mahal karena menggunakan beberapa bahan kimia dan sistem yang mahal (Arpa dan Yumrutas, 2009).
Pengelolaan limbah B3 merupakan suatu teknik yang diciptakan untuk menghindari adanya cemaran dan
kerusakan lingkungan serta keamanan makhluk hidup (Alifia Rizqi Dawanti Avinia, 2020). Limbah B3
yang berasal dari bengkel diperlukan pengawasan serta pengelolaan LB3. Bengkel mobil maju rahmad
merupakan salah satu dari deretan bengkel mobil yang terdapat di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo
yang memiiki pelanggan cukup banyak dan lebih ramai dari beberapa bengkel lainnya. Bengkel maju
rahmad menghasilkan limbah B3 yang memiliki karakteristik limbah yang mudah terbakar. Maka perlu
dilakukan sebuah penelitian untuk memperoleh data terkait sistem pengelolaan LB3 yang berasal dari
kegiatan bengkel. Penelitian dan pemantauan yang dilakukan pada bengkel mobil baju rahmad bertujuan
untuk mengidentifikasi karakteristik limbah B3 dan memperkirakan timbulan limbah B3 yang dihasilkan
dari kegiatan bengkel.

TINJAUAN PUSTAKA
Plagiasi
Plagiasi atau plagiarisme menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI-Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pencegahan dan Penaggulanngan Plagiat di Perguruan Tinggi adalah perbuatan sengaja atau tidak
sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan
mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya
ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai [5]. Permasalahan terkait “Originalitas”
karya – terutama data teks- sangat riskan akan terjadinya copy-paste dalam sistem penulisan digital,
sehingga perlu tindakan prefentif dari penulis untuk mewaspadahi tindakan plagiat [6]. Metode dasar
sebagai tindakan preventif menghadapi plagiassi adalah dengan mencantumkan sumber referensi dan mem-
parafrase kalimat yang akan dikutip. Pihak redaksi akan melakukan analisa prosentase unsur plagiasi dari
artikel yang masuk dalam SENASTITAN. Artikel yang masuk dalam redaksi harus bersifat original dari
hasil penelitian penulis dan memiliki besar originality kurang dari sama dengan 25%.
Penyajian Data dan Layout
Artikel merupakan sumber teks terstruktur yang nantinya dibaca dan sebagai sumber referensi oleh subjek
peneliti lainya. Penyajian data dan estetika layout dalam bentuk tabel, gambar, diagram alir dan elemen
artikel lain harus representatif, sehingga memudahkan dalam proses editing dan penerbitan. Layout artikel
yang terdapat dalam file template ini, bisa langsung digunakan oleh penulis (author) dalam artikel
SENASTITAN. Ukuran kertas adalah A4(21 cm, 29.7 cm), dengan batas pinggir (atas: 2cm | bawah: 1.5cm
| kiri: 2cm | kanan: 1.5cm), spasi 1, dan satu kolom [7]. Jumlah naskah 6-8 halaman (maksimum 8
halaman), Menggunakan font times new roman, file dikirim dalam bentuk ekstensi *doc atau *docx –
pihak redaksi tidak menerima file LateX, atau *pdf, dan seluruh gambar diformat dalam bentuk
GREYSCALE/ COLOR. Resolusi gambar sekitar 200-400dpi agar tidak blur saat dilakukan pencetakan.
Referensi menggunakan standart citation style IEEE [3].

METODE
Metode penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data primer, dan data sekunder berupa observasi
pada daerah bengkel, wawancara para mekanik bengkel serta dokumentasi yang menunjukkan timbulan
limbah B3 pada area bengkel.

2
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Industri Berkelanjutan IV
(SENASTITAN IV)
Surabaya, 2 Maret 2024

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung jumlah LB3 yang berasal dari bengkel, mengetahui
karakteristiknya, serta untuk mengetahui pengelolaan limbah B3 oleh bengkel kendaraan roda empat .Di
Kabupaten Sidoarjo Lokasi penelitian ini berada di bengkel Mobil Maju Rahmad yang berada di kawasan
perumahan Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo. Luas bangunan Lahan yaitu 17 x 12 meter, sedangkan
luas bangunan bengkel yaitu 12 x 10 meter. Jumlah orang pada bengkel tersebut yaitu 6 orang, dengan
rincian berikut:

Tabel 1. Rincian Jumlah Orang Pada Bengkel

Posisi Jumlah (orang)


Pemilik 1
Administrasi 1
Mekanik 4

Sumber : Google Earth


Gambar 1. Lokasi bengkel mobil maju rahmad

Limbah B3 yang berasal dari bengkel adalah limbah oli bekas, oli bekas atau oli pelumas kemasan, limbah
aki, dan limbah kain. Limbah di bengkel B3 pada dasarnya mudah terbakar. Hasil analisis menunjukkan
bahwa oli bekas merupakan macam LB3 yang banyak dihasilkan daripada macam LB3 yang lain. Kain
majun bekas yang terkontaminasi pelumas hanya dikumpulkan lalu dibakar tanpa ada proses lebih lanjut
mengenai peraturan terkait. Kemasan bekas oli atau pelumas lainnya dan limbah aki dijual ke pengepul
barang rongsokan. Pengelolaan LB3 berupa oli bekas yang dilakukan oleh bengkel adalah penyimpanan
dan pemanfaatan.
Di bengkel mobil maju rahmad, ada 2 cara pengeluaran oli yang dilakukan yaitu dengan cara ditap biasa
(manual) dan disedot menggunakan vakum oli. Kedua, setelah olinya dikeluarkan limbah oli yang dsedot
menggunakan vakum oli akan di pindahkan ke ruang belakang tempat penyimpanan yang dikhususkan
untuk limbah B3 dengan menggunakan troli sedangkan pengeluaran oli yang dilakukan secara manual akan
di pindahkan ke drom yang sudah disediakan. Pengolahan oli bekas di bengkel adalah langkah penting
untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Oli bekas mengandung
bahan berbahaya seperti logam berat dan senyawa organik yang dapat mencemari tanah dan air jika tidak
diolah dengan benar. Berikut adalah beberapa langkah umum dalam pengolahan oli bekas di bengkel mobil
1
Paper ID: XXXX
Seminar Nasional Teknologi Industri Berkelanjutan IV (SENASTITAN IV)
ISSN 2775-5630

maju rahmad :
1. Pengumpulan Oli Bekas:
a) Pastikan oli bekas dikumpulkan secara terpisah dari limbah lainnya di bengkel.
b) Gunakan wadah atau kontainer yang tahan terhadap oli untuk mengumpulkan oli bekas
2. Penyaringan Oli Bekas:
a) Sebelum penggunaan kembali atau pengolahan lebih lanjut, saring oli bekas untuk menghilangkan
kontaminan besar seperti serpihan logam atau kotoran lainnya.
3. Penggunaan Kembali:
a) Oli bekas yang masih dalam kondisi baik dapat digunakan kembali setelah melalui proses
penyaringan dan pengujian kualitas. Ini membantu mengurangi limbah dan biaya penggantian oli
baru.
4. Pengiriman ke Pusat Pemrosesan Oli Bekas:
a) Jika bengkel tidak memiliki fasilitas untuk pengolahan oli bekas, kirimkan oli bekas ke pusat
pemrosesan yang memiliki teknologi dan peralatan untuk melakukan pemurnian dan pengolahan
oli bekas.
5. Pemurnian Oli Bekas:
a) Pemurnian melibatkan proses penyaringan dan pemisahan untuk menghilangkan kontaminan
seperti kotoran, air, dan senyawa berbahaya dari oli bekas.
6. Daur Ulang:
a) Oli bekas yang telah diproses dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif, bahan pelumas
industri, atau dalam pembuatan produk lain seperti sabun atau pelumas rantai.
7. Pemusnahan Aman:
a) Jika tidak mungkin untuk mendaur ulang oli bekas, pastikan untuk memusnahkannya dengan cara
yang aman dan sesuai peraturan. Hindari pembuangan ilegal yang dapat merusak lingkungan.
8. Pemantauan Lingkungan dan Kepatuhan Hukum:
a) Selalu perhatikan peraturan dan regulasi lingkungan setempat terkait pengelolaan oli bekas.
Pemantauan dan pematuhan hukum sangat penting untuk menghindari sanksi dan menjaga
keberlanjutan lingkungan.
9. Pelatihan Karyawan:
a) Pastikan bahwa karyawan di bengkel telah menerima pelatihan yang memadai tentang pengelolaan
oli bekas dan kesadaran lingkungan.

Sumber : Dokumentasi dilapangan


Gambar 2. Tempat penampungan oli bekas

2
Paper ID: XXXX
Seminar Nasional Teknologi Industri Berkelanjutan IV (SENASTITAN IV)
ISSN 2775-5630

Sumber : Dokumentasi dilapangan


Gambar 3. Tempat pengolahaan oli bekas
Penting untuk diingat bahwa setiap negara atau wilayah mungkin memiliki regulasi yang berbeda terkait
pengolahan oli bekas, oleh karena itu, bengkel harus memastikan bahwa mereka mematuhi aturan setempat.

KESIMPULAN
Bengkel Mobil Maju Rahmad, di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, menghasilkan limbah B3 seperti
oli bekas, oli pelumas, limbah aki, dan kain terkontaminasi. Oli bekas menjadi limbah dominan.
Pengelolaan limbah B3 dilakukan melalui penyimpanan dan pemanfaatan oli bekas, dengan dua metode
pengeluaran oli. Limbah kain terkontaminasi dibakar tanpa proses lebih lanjut. Proses pengolahan oli bekas
melibatkan langkah-langkah seperti pengumpulan, penyaringan, penggunaan kembali (jika
memungkinkan), pengiriman ke pusat pemrosesan, pemurnian, daur ulang, pemusnahan aman, pemantauan
lingkungan, dan pelatihan karyawan. Meskipun oli bekas dapat dimanfaatkan, pemrosesan oli bekas
terbilang mahal. Penting untuk memantau dan mematuhi regulasi lingkungan setempat. Evaluasi lebih
lanjut diperlukan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan limbah B3 di bengkel ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] A.R.D. Aviana, A.C., 2020. Identifikasi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Laboratium
PT. XYZ. Seminar Sains dan Teknologi Terapan. Surabaya: Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
[2] E. Kristianti et al., 2021. Identifikasi Limbah Berbahaya dan Beracun (B3) di Bengkel XYZ Lamongan.
Enviromental Engineering Journal ITATS.

Anda mungkin juga menyukai