Anda di halaman 1dari 36

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

3.1 Tinjauan Bengkel Sepeda Motor

3.1.1 Pengertian Bengkel

Bengkel memiliki arti tempat memperbaiki mobil, sepeda, dsb. Bengkel

otomotif adalah tempat dimana kendaraan diperbaiki oleh teknisi atau tenaga

mekanik. Menurut Soedarma (2006) bengkel dapat dibagi menjadi bengkel repair

shop dan body shop. Bengkel repair shop melakukan pekerjaan seperti perbaikan

mesin kendaraan, rem, knalpot, transmisi, ban, kaca mobil dan penggantian oli.

Bengkel body shop melakukan pekerjaan seperti perbaikan cat terhadap goresan,

lecet, dan penyok terhadap kerusakan kendaraan serta kerusakan yang disebabkan

oleh tabrakan dan kecelakaan besar.

3.2 Fungsi Bengkel

Usaha bengkel sepeda motor adalah usaha yang melakukan perbaikan

sepeda motor agar dapat kembali beijalan dengan baik sesuai dengan keinginan

pemilik atau bentuk asli dari sepeda motor tersebut. Dalam usaha ini, sepeda

motor yang diperbaiki dapat menggunakan bahan (spare parts) baru atau bahan

yang ada dengan melakukan penyesuaian agar sepeda motor dapat berjalan

dengan baik.

Secara umum fungsi bengkel adalah melayani kerperluan teknis dari para

pelanggannya. Ini berarti bahwa perbaikan kendaraan adalah tugas sebuah

bengkel dan hanya berlangsung jika pelanggan menemui kesulitan dengan

kendaraannya. Untuk itu sistem dan administrasi bengkel diarahkan kepada

organisasi dan fasilitas yang dapat memperlancar pekerjaan-pekerjaan teknis

9
dibengkel secara internal.

Pada masa kini bengkel dituntut untuk mempunyai pola pikir dan konsep

operasional yang berbeda. Bengkel yang kumuh dan kotor akan sedikit didatangi

pelanggan bahkan mungkin tidak ada pelanggan yang datang. Fasilitas yang

sangat terbatas membuat bengkel tersebut tidak tertarik dan pelanggan enggan

datang kepadanya. Fasilitas yang dimaksud tidak sekedar fasilitas teknis bagi

bengkel tapi juga fasilitas yang harus tersedia bagi pelanggannya. Mau tidak mau

selama kendaraan dikerjakan pelanggan akan menunggu dan tentu tidak ingin

kehilangan waktu. Jadi harus dipikirkan bagaimana supaya pelanggan tidak

menunggu dan jika harus menunggu maka harus difikirkan agar waktunya tidak

terbuang percuma.

Menurut Soedarma (2008) sebuah bengkel adalah sebuah bentuk usaha

sehingga secara operasional harus menguntungkan (profitable) dan layak

(feasible). Oleh karenanya seluruh kegiatan harus berorientasi kepada perolehan

laba. Namun demikian perlu diingatkan bahwa laba harus diperoleh dengan cara

yang wajar dan sehat sebab jika tidak demikian justru akan sangat merugikan

bengkel itu sendiri karena akan segera ditinggalkan oleh para pelanggannya.

Beberapa jenis pekerjaan yang dapat dilakukan sangat tergantung kepada skala

bengkel yang harus dipertimbangkan dari banyak hal, misalnya permodalan,

jumlah pelanggan, lokasi bengkel, segmen pasar yang diharapkan dan lain-lain.

3.3 Pengkasifikasian Bengkel Motor Secara Umum

Menurut Iqbal (2004) pengklasifikasian bengkel secara umum dapat

dibagi diantaranya sebagai berikut:

a. Bengkel Umum Kendaraan Bermotor

10
Bengkel umum kendaraan bermotor adalah bengkel umum kendaraan

bermotor yang berfungsi untuk memperbaiki dan merawat kendaraan bermotor

agar tetap memenuhi persyaratan teknis dan layak jalan, yang selanjutnya dalam

buku panduan ini disebut dengan bengkel. Sedangkan kendaraan bermotor adalah

kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu.

Untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan jasa yang lebih baik, sebagai

jawaban pemenuhan kesejahteraan masyarakat.

b. Bengkel Dealer Motor Resmi

Bengkel Resmi yaitu bengkel dealer yang hanya melayani perawatan

(service) untuk merek motor tertentu sesuai dengan rekomendasi dari pembuat

kendaraan bermotor (pabrikan). Sejalan dengan dikeluarkannya skuter otonatik

(skutik) dan kecenderungan ke depan, kebutuhan akan bengkel skutik tidak bisa

ditunda-tunda lagi. Selama ini yang baru kita ketahui adalah bengkel-bengkel

resmi APTM, seperti Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kymco. Namun ke depan

bengkel-bengkel umum yang bisa menangani semua merek (kymco, vario, spin,

mio, piaggio) juga akan mendapat peluang.

Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) merek Honda dan Yamaha

sampai saat ini masih mendominasi usaha bengkel resmi yang sangat mudah

ditemui hampir diseluruh lokasi/daerah. Namun demikian, tak ketinggalan merek

lain seperti Suzuki, Kawasaki, Bajaj, TVS, Piaggio ikut pula meramaikan usaha

perbengkelan. Hanya sayang, bengkel resmi Kymco belakangan ini sudah tak ada

kabarnya lagi.

c. Bengkel Modifikasi

Modifikasi dilakukan dengan sistem kerja yang standar, merubah spesifikasi

11
komponen ataupun dengan cara memberi komponen tambahan. Sepeda motor bisa

tampak lebih cantik, lebih manis, ini disebabkan kendaraan itu sudah dimodifikasi

sehingga tampil beda dari biasanya.

d. Bengkel Bubut

Bengkel bubut adalah bengkel yang mempunyai kemampuan untuk

menghasilkan benda-benda tertentu, seperti sekrup, mur/baut, as, membuat bentuk

suatu alat dengan spesifikasi/ukuran tertentu yang kadang-kadang ukurannya tidak

standar atau sulit ditemukan di pasaran.

e. Bengkel Listrik

Bengkel listrik adalah bengkel yang mempunyai kemampuan untuk

memperbaiki peralatan-peralatan yang berhubungan dengan penggunaan tenaga

listrik, seperti dynamo, coil, rangkaian dalam peralatan listrik dan lain-lain.

f. Bengkel Las

Bengkel las adalah bengkel yang mempunyai kemampuan untuk melakukan

penyambungan berbagai jenis logam yang terpisah.

3.4 Pengolahan Limbah Industri Bengkel Kendaraan Bermotor

Limbah akibat kegiatan perbengkelan dapat menimbulkan pencemaran

terhadap tanah, air maupun udara di sekitarnya kalau tidak dikelola dengan benar.

Hal ini disebabkan karena jenis limbah yang dihasilkan oleh bengkel ini berupa

limbah cair, padat, dan gas. Menurut Setiyono (2002) ada tiga penyebab yang

membuat bengkel otomotif tampil kotor, yaitu:

1. Sumber daya manusianya kurang memahami kegiatan kerja perbengkelan.

Akibatnya, sering terjadi kesalahan prosedur reparasi dan service. Akibat

lebih jauh, mereka cenderung mengabaikan kedisiplinan, keselamatan dan

12
kesehatan kerja.

2. Penataan ruangan yang kurang baik. Ukuran ruangan tidak dirancang sesuai

standar, tetapi apa adanya. Ini mengganggu pekerjaan yang seharusnya bisa

cermat, tidak ceroboh, dan tidak asal-asalan.

3. Kesadaran lingkungan yang amat rendah, kurangnya pemahaman akan arti

kesehatan lingkungan, sehingga mereka tidak mempedulikan bahaya limbah

terhadap lingkungan dan pada akhirnya akan berimbas ke manusia juga.

Dampak dari ketiga kekurangan tersebut, akibatnya bengkel mudah sekali

menimbulkan pencemaran terhadap udara, air, dan tanah di sekitarnya.

3.4.1 Limbah Gas

Hasil pembakaran bahan bakar pada kendaraan bermotor merupakan

faktor penyebab pencemaran udara. Komponen utama bahan bakar fosil ini adalah

Hidrogen (H) dan Karbon (C). pembakarannya akan menghasilkan senyawa Hidro

Karbon (HC), Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2) serta Nitrogen

Oksida (Nox) pada kendaraan berbahan bakar mesin. Sedangkan pada kendaraan

berbahan bakar solar, gas buangannya mengandung sedikit HC dan CO tetapi

lebih banyak SO-nya. Dari senyawa-senyawa itu, HC dan CO paling berbahaya

bagi kesehatan manusia. Menurut Sarona (2001) berbagai zat pencemar yang

beterbangan di udara tersebut akan sangat merugikan dan berdampak negatif bagi

kesehatan manusia dan lingkungannya. Akibat ini secara nyata sudah dirasakan

oleh masyarakat, sebagai contoh, efek toksik pada timbel dapat mengganggu

fungsi ginjal, saluran pencernakan, dan sistem saraf.

Menurut Setiyono (2002) salah satu penyebab timbulnya polusi udara dari

kendaraan tersebt akibat kondisi penyetelan kendaraan yang kurang tepat maka

13
pengelolahan limbah gas sangat perlu diperhatikan ialah diperlukannya bengkel-

bengkel yamg memiliki tenaga mekanik yang terampil dan dapat menguasai

teknologi penyetelan kendaraan dengan baik, maka kendaraan dapat disetel

dengan tepat sehingga komposisi bahan bakar dan udara dapat tepat dan

pembakaran di mesin akan sempurna. Dengan kondisi kendaraan seperti ini

timbulnya pencemaran udara yang dapat ditekan lagi.

3.4.2 Limbah Padat

Bengkel pada umunya juga menghasilkan limbah padat. Menurut

Setiyono (2002) limbah padat dari perbengkelan dapat dikelompokkan menjadi

dua yaitu: limbah padat non logam dapat berupa ban bekas/karet, busa, kulit

sintetis, kain lap bekas yang telah terkontaminasi oleh oli/pelarut, cat kering, dll.

Limbah logam banyak terdiri dari berbagai potongan potongan logam mur/skrup,

bekas cereran pengelasan dan lain-lain. Pengelolahan limbah padat usaha

perbengkelan pada umumnya berupa limbah non organic yang dapat

dimanfaatkan kembali atau untuk daur ulang. Agar usaha daur ulang ini dapat

dilakukan dengan baik, maka diperlukan pengelolaan dan kerja sama dengan

pihak lain pemanfaat barang bekas. Jika upaya ini dapat dilakukan berarti

mereduksi jumlah timbulan sampah dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah

dapat menghemat sumber daya yang ada.

a) Pengelolaan Limbah Logam

Pengelolaan limbah logam sebaiknya dikumpulkan dalam suatu wadah

tertentu dan dihindarkan terjadi kontak dengan air, terutama air hujan yang

bersifat asam (kondisi asam air hujan akan mempercepat terjadinya korosi pada

logam). Hal ini untuk menjaga agar tidak terjadi korosi yang lebih besar, sebab

14
korosi terhadap logam akan merusak sifat-sifat dari logam yang ada sehingga akan

menurunkan kualitas logam dan meningkatkan biaya daur ulang. Logam bekas

yang masih dalam kondisi baik dapat didaur ulang dan dikirim ke perusahaan

pengecoran logam lewat para pengumpul barang bekas atau langsung ke

perusahaan pengecoran logam.

b) Pengelolaan Limbah Drum Bekas

Limbah padat berupa drum bekas dapat dikumpulkan untuk dijual ke para

pengumpul drum. Bekas drum oli ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai fungsi,

untuk bak penampungan air, untuk tong sampah, dimanfaatkan sebagai bahan

plat/lembaran besi dan lain-lain. Limbah padat berupa drum bekas dapat

dikumpulkan untuk dijual ke para pengumpul drum. Bekas drum oli ini dapat

dimanfaatkan untuk berbagai fungsi, untuk bak penampungan air, untuk tong

sampah, dimanfaatkan sebagai bahan plat/lembaran besi dan lain-lain.

c) Pengelolaan Limbah Aki Bekas

Aki bekas yang banyak terdapat di bengkel banyak mengandung larutan

asam dan logam timbel (Pb). Larutan asam tersebut juga banyak mengandung Pb

dalam bentuk terlarut, padahal Pb merupakan salah satu logam berat yang bersifat

sangat beracun. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka semua

aki bekas harus dikumpulkan. Jangan sampai terjadi kebocoran dari larutan (air

aki). Kemudian aki-aki bekas tersebut dapat dikirim ke perusahaan pendaur ulang

atau lewat para pengumpul barang bekas.

d) Pengelolaan Limbah Kain Lap Bekas

Limbah padat non logam berupa kain lap bekas yang telah terkontaminasi

oleh oli/pelarut, karet, spon/busa, kulit atau kulit imitasi bekas jok dan plastik.

15
Barang-barang tersebut (kecuali kain lap) sebagian besar dapat didaur ulang,

sehingga sudah seharusnya dikumpulkan dalam satu wadah yang dapat terhindar

dari hujan maupun kotoran lainnya. Dalam jangka waktu tertentu barang bekas

tersebut dapat diambil oleh pemulung. Untuk mengatasi keberadaan limbah kain

lap dapat dilakukan dengan pembakaran menggunakan incenerator. Mengingat

harga incenerator yang relatif mahal, serta jumlah limbah yang sedikit, maka

pembakaran dapat dilakukan dengan mengirimkan ke perusahaan lain atau ke

rumah sakit yang telah memiliki fasilitas insenerator. Incinerasi adalah proses

pembakaran sampah yang terkendali menjadi gas dan abu.

e) Pengelolaan Limbah Ban Bekas

Ban bekas kendaraan dapat dimanfaatkan kembali oleh para pengrajin.

Berbagai barang dan peralatan mulai dari bak sampah, pot bunga, meja kursi, dan

pegas baja dapat dibuat dengan memanfaatkan ban bekas, oleh karena itu ban

bekas yang ada seharusnya dikumpulkan dan dijual ke para pengumpul ban.

Merekalah yang akan meneruskan ke para pengrajin.

3.4.3 Limbah Cair

Limbah cair usaha perbengkelan dapat berupa oli bekas, bahan ceceran,

pelarut/pembersih, dan air. Bahan pelarut/pembersih pada umumnya mudah sekali

menguap , sehingga keberadaannya dapat menimbulkan pencemaran terhadap

udara. Terhirupnya bahan pelarut juga dapat menimbulkan gangguan terhadap

pernafasan para pekerja. Bahan bakar merupakan bahan yang mudah sekali

menguap dan terhirup oleh para pekerja. Bahan bakar merupakan cairan yang

mudah terbakar oleh nyala api, dan juga merupakan bahan yang mudah sekali

terbawa oleh aliran air. Bahan bakar bensin mudah sekali menguap dan terhirup

16
oleh pekerja. Menurut Setiyono (2002) air limbah dari usaha perbengkelan banyak

terkontaminasi oleh oli (minyak pelumas), gemuk dan bahan bakar. Air yang

sudah terkontaminasi akan mengalir mengikuti saluran yang ada, sehingga mudah

sekali untuk menyebarkan bahan-bahan kontaminan yang terbawa olehnya. Oli

bekas jika tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan kesan kotor dan sulit

dalam pembersihannya, disamping itu oli bekas dapat membuat kondisi lantai

licin yang dapat berakibat mudahnya terjadi kecelakaan kerja.

a) Pengelolaan Oli Bekas

Daur ulang oli bekas dapat dilakukan di industri pengolahan pelumas bekas,

yaitu industri yang kegiatannya memproses pelumas bekas dengan menggunakan

teknologi tertentu untuk menghasilkan pelumas dasar. Minyak pelumas dasar

merupakan salah satu bahan utama yang digunakan untuk bahan baku

proses/pabrikasi pelumas (blending) dalam pembuatan pelumas. Pelumas dasar ini

dicampur dengan baham tambahan (aditif) sesuai formula tertentu untuk

menghasilkan minyak pelumas baru. Oli bekas harus ditampung dengan

menggunakan alat penampungan khusus dan terhindar dari kotoran lainnya, sebab

oli ini akan didaur ulang. Tercampurnya oli bekas dengan sampah lain akan

menurunkan kualitasnya dan meningkatkan biaya untuk proses pemurniannya.

Alat penampungan oli harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap karat dan

tertutup rapat, bersih dan diberi label ‘OLI BEKAS’. Jauhkan dari jangkauan

anak-anak dan binatang peliharaan serta nyala api. Dalam jangka waktu tertentu

oli bekas ini dapat dijual ke para pengumpul oli bekas yang selanjutnya akan

dikirim ke perusahaan pengolah oli. Di perumahan-perumahan sebaiknya

disamping disediakan tempat penampungan sampah, juga disediakan tempat

17
penampungan oil bekas. Jangan pernah menggunakan tempat penampungan oli

bekas tersebut untuk menampung bahan-bahan kimia perumahan seperti pemutih

atau bahan lain selain oli. Tempat penampungan tersebut khusus dirancang untuk

menampung oli bekas, yang akan didaur ulang di perusahaan pengolah oli bekas.

Pastikan tempat penampungan tersebut kuat dan tahan karat supaya tidak bocor.

b) Pengelolaan Air Limbah

Air limbah dari usaha perbengkelan mudah sekali terkontaminasi dengan

berbagai kotoran seperti minyak, oli, gemuk, bahan bakar dan lain- lain. Untuk

mengelola air limbah ini, upaya pertama yang harus dilakukan adalah dengan

melakukan minimalisasi limbah dan pencegahan terkadinya kontaminasi air

dengan bahan lain seperti oli, bahan bakar, gemuk dan lain- lain. Upaya ini dapat

dilakukan dengan menghindari terjadinya kebocoran di selang air dan efisiensi

pemakaian air dengan penggunaan kran yang mudah ditutup seperti kran model

tembak atau penempatan kran yang mudah dijangkau. Langkah lainnya yang

dapat ditempuh adalah dengan menghindari masuknya air hujan ke dalam

lingkungan kerja yang mengandung ceceran oli/minyak atau bahan bakar lainnya.

Jika air hujan ini masuk ke dalam lingkungan kerja yang kotor, maka kotoran

yang ada di lantai akan terlarut dan terbawa aliran air. Dengan demikian

pencemaran akan menyebar mengikuti arah aliran yang ada. Menurut Setiyono

(2002) tata letak setiap unit kerja di bengkel sangat mempengaruhi kualitas air

limbah buangannya. Tata letak yang baik tidak hanya akan memberikan kesan

bengkel terlihat bersih dan rapi saja, tetapi juga akan menenkan jumlah limbah

yang dihasilkannya. Untuk bengkel yang juga melayani cucian mobil, seharusnya

menempatkan tempat/ruang cucian dekat dengan saluran pembuangan air dan

18
terhindar dari kegiatan bongkar mesin ataupun penggantian oli. Dengan

pemisahan ruangan tersebut, maka air bekas cucian tidak akan terkontaminasi oleh

berbagai minyak/ oli maupun kotoran lainnya.Jika berbagai upaya pengelolaan

lingkungan seperti tersebut di atas telah dilakukan oleh bengkel, maka air limbah

yang dihasilkan tidak banyak mengandung kontaminan. Kontaminan yang

biasanya masih ada berupa padatan (kotoran) dan sedikit minyak, dengan

demikian maka unit pengolahan air limbah yang diperlukan juga sederhana (tidak

terlalu rumit dan mahal). Menurut Setiyono (2002) unit pengolahan yang

diperlukan terutama adalah unit pengendapan untuk pemisahan kotoran dan unit

pemisahan minyak berupa fatpit (separator).

3.5 Tinjauan Modifikasi Sepeda Motor

3.5.1 Sejarah Sepeda Motor

Menurut Mentari (2011) ada tiga orang yang diakui sebagai penemu

sepeda motor yaitu, Ernest Michaux (Perancis), Edward Butler (Inggris), dan

Gottlieb Daimler (Jerman). Sepeda motor pertama kali dirancang pada tahun 1868

oleh Ernest Michaux berkebangsaan Perancis. Pada waktu itu, tenaga penggerak

yang direncanakannya adalah mesin uap namun proyek ini tidak berhasil.

Kemudian pada tahun 1885 Edward Butler mencoba menyempurnakannya dengan

membuat kendaraan lain yang mempergunakan tiga roda dan digerakan dengan

menggunakan motor dari jenis mesin pembakaran dalam.

Pada tahun 1885 seorang ahli mesin Jerman Gottlieb Daimler dan

mitranya, Wilhelm Maybach menjadi perakit motor pertama kali di dunia.

Daimler memasangkan mesin empat langkah berukuran kecil pada sebuah sepeda

kayu. Mesin diletakkan di tengah (di antara roda depan dan belakang) dan

19
dihubungkan dengan rantai ke roda belakang. Kemudian sepeda kayu bermesin itu

diberi nama Reitwagen (riding car). Pada tahun 1895 sepeda motor pertama kali

masuk ke Amerika Serikat, tepatnya ke kota New York. Pada tahun yang sama,

seorang penemu Amerika Serikat, EJ Pennington, di Milwaukee,

mendemonstrasikan sepeda motor yang didesain sendiri. Pada akhirnya

Pennington dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan istilah

motorcycle (sepeda motor).

Pada tahun yang sama, Triumph, sebuah perusahaan pembuat sepeda di

Inggris memutuskan untuk membuat sepeda motor. Empat tahun sesudahnya,

1902, perusahaan itu memproduksi sepeda motornya yang pertama namun masih

menggunakan mesin dari Belgia. Kemudian pada tahun 1905, Triumph

memproduksi sepeda motor secara utuh sendiri. Menurut Tim Sunrise Picture

(2011) pada tahun 1903, William S Harley dan sahabatnya, Arthur Davidson,

memproduksi sepeda motor di Milwaukee, Amerika Serikat, dan menamakan

sepeda motor itu Harley Davidson. Tahun 1904, perusahaan Amerika Serikat lain,

Indian Motorcycle Manufacturing Company, yang berlokasi di Springfield,

Massachusetts, muncul dengan sepeda motor Indian Single. Kemudian sampai

Perang Dunia I (1914-1918), perusahaan ini menjadi pabrik sepeda motor dengan

produksi yang terbesar di dunia. Indian Motorcycle Manufacturing Company

tutup pada tahun 1953 dan merek Indian diambil alih oleh Royal Enfield. Setelah

Perang Dunia I sampai tahun 1928, perusahaan yang memproduksi sepeda motor

terbesar di dunia adalah Harley Davidson. Pada tahun 1921, sepeda motor BMW

hadir dengan roda belakang yang digerakkan menggunakan koppel (shaft drive).

Pada tahun 1930-an ada sekitar 80 merek sepeda motor di Inggris, di antaranya

20
Norton, Triumph, AJS, dan merek-merek lainnya yang tidak begitu terkenal,

seperti New Gerrard, NUT, SOS, Chell, dan Whitwood.

Perkembangan sepeda motor di Eropa, juga dipicu oleh Perang Dunia II

(1939-1945), di mana sepeda motor dibuat untuk keperluan militer. Seusai Perang

Dunia II, tahun 1946, desainer Italia, Piaggio, memperkenalkan skuter Vespa dan

langsung menarik perhatian dunia. Pada tahun 1949, Honda memproduksi sepeda

motor dengan mesin dua langkah. Namun, suara mesin dua langkah yang berisik

dan asap yang berbau tajam yang keluar dari knalpot membuat Honda

mengembangkan mesin empat langkah. Tahun 1951, BSA Group (Inggris)

membeli Triumph Motorcycles dan menjadi produsen sepeda motor terbesar di

dunia. Kemudian kedudukan BSA diambil alih oleh NSU (Jerman) tahun 1955.

Namun, sejak tahun 1970-an hingga kini, Honda tercatat sebagai produsen sepeda

motor terbesar di dunia. Tahun 1952, Honda memproduksi sepeda motor bebek

yang dikenal dengan nama cub. Kepopuleran sepeda motor jenis bebek ini

membuat perusahaan sepeda motor asal Jepang lainnya seperti Kawasaki,

Yamaha, dan Suzuki meniru model sepeda motor jenis bebek ini. Sepeda motor

pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1893. Sepeda motor tersebut dibeli

oleh John C Potter, seorang masinis pertama pabrik gula Oemboel, Probolinggo,

Jawa Timur. Ia memesan sendiri sepeda motor itu langsung ke pabriknya di

Muenchen

3.6 Pengertian Modifikasi Sepeda Motor

Arti modifikasi secara umum adalah mengubah atau menyesuaikan.

Menurut Setiawan (2007) pengertian modifikasi dapat diartikan sebagai upaya

melakukan perubahan dengan penyesuaian-penyesuaian baik dalam segi fisik

21
material (fasilitas dan perlengkapan) maupun dalam tujuan dan cara (metoda,

gaya, pendekatan, aturan serta penilaian). Dari pernyataan diatas mengenai

pengertian modifikasi, modifikasi merupakan suatu usaha perubahan yang

dilakukan berupa penyesuaian-penyesuaian baik dalam bentuk fasilitas dan

perlengkapan atau dalam metoda, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian.

3.7 Perkembangan Modifikasi Sepeda Motor

Perkembangan industri untuk produk sepeda motor dewasa ini bisa

dikatakan cukup drastis, dilihat dari berbagai model dari merk-merk terkenal, tapi

meskipun demikian banyak pecinta kendaraan beroda dua ini atau yang lasim

disebut bikers masih belum puas dengan model yang ada, maka itu mereka

membuat model-model yang sesuai dengan kreasi mereka sendiri ataupun dibantu

oleh para modifikator. Dilakukannya modifikasi motor oleh penggemarnya

didasari oleh beberapa hal diantaranya untuk mengikuti sebuah kontes modifikasi

ataupun hanya sebagai hobi. Menurut para bikers, modifikasi sepeda motor selain

berguna untuk menyalurkan kreatifitas juga merupakan ajang penunjukan jati diri

si-pengendara kuda besi tersebut.

Sejalan dengan perkembangan jaman, modifikasi motor semakin

maraknya dilakukan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya berbagai kontes

modifikasi motor, dan banyak pula perkumpulan-perkumpulan bikers. Salah satu

event terbesar kontes modifikasi motor yang ada di Indonesia adalah “Jogja

Kustomfest”. Event ini banyak menghadirkan modifikasi-modifikasi motor

terbaru dari seluruh Indonesia. “Jogja Kustomfest” terinspirasi dari kontes

modifikasi motor yang berada di Yokohama- Jepang (Majalah Otomotif:

Dapurpacu, 2013).

22
Menurut Soedarma (2006) jenis aliran modifikasi pada sepeda motor dapat

dijabarkan sebagai berikut :

1) Kelas Old Skool

Banyak aliran, macam-macam gaya, beribu ornamen, bervariasinya

finishing touch, tapi muaranya satu, ”old skool” alias klasik. Sepeda motor old

skool, menyebut bahwa aliran retro enak dilihat kapan saja, tidak tergerus oleh

waktu dan bisa dikombinasikan dengan gaya masa kini. Fleksibilitas itulah yang

membuat banyak studio motor juga memilih sebagai bengkel modifikasi spesialis

aliran retro, seperti Cafe Racer, Bobber, dan Chopper. Berikut beberapa jenis

aliran modifikasi motor kelas Old Skool:

a) Modifikasi Cafe Racer

Yang menjadi ciri khas dari motor-motor ala Cafe Racer ini adalah mesin

dengan tenaga besar, suaranya yang bising, memiliki body yang ringan serta

hanya memiliki 1 jok (single seater). Motor Cafe Racer ini juga lebih

mengutamakan kecepatan dan kestabilan dibandingkan kenyamanan berkendara.

Biasanya modifikasi akan menyentuh di bagian mesin yang akan diganti dengan

kapasitas dan tenaga yang lebih besar, knalpot yang lebih sangar dan kaki-kai

yang lebih kuat.

23
Gambar 2.1 Modifikasi sepeda motor Cafe Racer

b) Modifikasi Bobbers dan Choppers

Keduanya berhubungan erat, prinsipnya, Bob dan Chop sama sama

melakoni langkah memotong motong. Bedanya, bobber yang hadir lebih dahulu

dan tak se extrim chooper. Aliran ini tetap membiarkan sasis standar tapi

memotong spatbor dan piranti yang dianggap perlu. Untuk aksentuasi, bobberis

menerapkan pakem memilih roda depan dan belakang gendut. Rem teromol dan

kick-starter sesuai masa kelahirannya. Bobberies fanatik, walau punya motor baru,

tetap mempertahankan aroma ol skool ini. CHOPPERS lahir dari kebutuhan dan

efisiensi dana.

Gambar 2.2 Modifikasi sepeda motor Bobbers dan Choppers

c) Modifikasi Scrambler

Dalam dunia modifiasi, scramblers ditandai dengan penguatan kaki kaki,

groud clearance yang ditinggikan, ban motorcross dan knalpot melingkar di

tengah mesin agar tidak terganggu saat melahap medan ekstrem. Uniknya, aliran

ini menghasilkan keindahan tersendiri. Banyak modifikator memilih scrambler

dengan karakter bersih dan kinclong.

24
Gambar 2.3 Modifikasi sepeda motor Scrambler

d) Modifikasi Street Tracker

Aliran Street Tracker biasanya menggunakan motor lawas dengan mesin

yang posisinya rata-rata tegak. Desain tangki bahan bakar biasanya flat alias rata

dan kecendrungan desain body keseluruhan simpel. Aliran ini cukup populer di

Amerika Serikat dengan balapan di Speedway atau Raceway. Merk yang cukup

fenomenal yaitu Honda XS 650, Kawasaki 650,Triumph, Yamaha SR 400.

Namun juga ada motor 2 tak yang juga sering dijadikan basic modifikasi yaitu

Yamaha YZ dan Honda CRF.

25
Gambar 2.4 Modifikasi sepeda motor Street Tracker

e) Modifikasi Jap’s Style

Ciri khas Jap's Style adalah kreativitas nakal bergaya old skool di setang

telanjang, lampu bulat, jok bertingkat dengan pelapis berbahan glossy dan detail

manik imut. Kadang mereka cuek menyasar beket penangga mesin atau total

memanjangkan rangka. Akibatnya ground clearance motor juga makin turun.

Gambar 2.5 Modifikasi sepeda motor Jap’s Style

2) Kelas Racing Style

Motor racing (juga disebut moto balap dan sepeda balap) adalah sepeda

motor sport untuk motor balap. Aliran utama termasuk balap jalanan dan balap

off road, baik pada sirkuit atau trek terbuka, dan trek balap. Berikut

merupakan kumpulan foto modifikasi motor racing:

26
Gambar 2.6 Modifikasi sepeda motor racing style

3) Kelas Extreme

Motor Extreme kelas dunia pada umumnya bernilai puluhan juta hingga

ratusan juta rupiah, bahkan hingga milyaran. Umumnya motor modifikasi

kelas extreme sudah mengalami perubahan/modifikasi frontal yang berbeda

dari bentuk asli/umum. Berikut merupakan beberapa kumpulan foto

modifikasi motor extreme:

Gambar 2.7 Modifikasi sepeda motor extreme

Namun jenis aliran modifikasi yang paling menonjol di tahun 2000

hingga saat ini adalah jenis aliran modifikasi motor kelas Old Skool. Begitu

juga dengan pengadaan Bengkel Modifikasi Sepeda Motor di Denpasar ini

yang berfokus pada jenis aliran modifikasi motor kelas old skool.

27
3.8 Fasilitas Bengkel Sepeda Motor

3.8.1 Jenis Peralatan Bengkel Secara Umum

Menurut Jama (2008) di bawah ini adalah alat-alat bengkel yang biasa ada di
bengkel sepeda motor:

Kompresor Tools dan Kunci lainnya Klem

Spray Gun

Gambar 2.8 Alat-alat Bengkel

3.8.2 Jenis Peralatan Bengkel Modifikasi Sepeda Motor

Jenis peralatan bengkel modifikasi sepeda motor pada umumnya sama dengan

jenis peralatan bengkel biasa lainnya, namun ada peralatan tambahan seperti:

1) Mesin bubut yang fungsinya sebagai alat pemubutan besi alumunium dan

kuningan dalam hal ini mesin bubut sangatlah penting di dalam tahap

pengerjaan custom body.

2) Mesin las yang fungsinya sebagai alat pengelasan body sepeda motor yang

akan dirubah.

3) Mesin pengeboran yang berfungsi sebagai tahapan bilamana ada body yang

akan dilubangi.

28
3.8.3 Pembagian Ruang Bengkel Secara Umum

Ruangan yang perlu disediakan dalam bengkel sepeda motor secara umum

adalah sebagai berikut:

1) Ruang Penerimaan Kendaraan

Ruang penerimaan kendaraan berfungsi sebagai tempat awal penerimaan

sepeda motor yang akan di service di tempat inilah petugas bengkel mula

pertama menanyakan kebutuhan service atau keluhan penyakit kendaraan

pelanggan.

2) Ruang Tamu

Banyak bengkel yang tidak menyediakan ruang tunggu untuk pelanggannya.

Pelanggan kerap dibiarkan berdiri atau mencari tempat sendiri-sendiri.

Pemandangan ini banyak terlihat di bengkel-bengkel umum yang berukuran

sempit sehingga tidak ada lagi area untuk ruang tunggu. Meskipun demikian,

pemilik bengkel harus memikirkan cara untuk menyediakan tempat bagi

pelanggan, misalnya menyediakan beberapa kursi. Cara lain adalah membatasi

jenis layanan bengkel. Misalnya hanya memilih layanan cepat (quick service).

3) Ruang Administrasi

Ruang administrasi disediakan agar pelanggan bisa melakukan transaksi

pembayaran di bengkel tersebut. Transaksi yang dilakukan akan berjalan baik

dan teratur. Sehingga tidak menggau aktivitas lain di bengkel tersebut.

4) Ruang Kerja Service Kendaraan

Ruang atau area perbaikan adalah tempat kerja khusus bagi mekanik untuk

memperbaiki kendaraan pelanggan. Ruangan ini sebaiknya terbuka sehingga

tidak mengahalangi pandangan pelanggan untuk melihat kendaraannya yang

29
sedang diperbaiki oleh para mekanik. Di bengkel-bengkel resmi di area inilah

Post lift atau bike lift ditempatkan yang fungsinya untuk mempermudah dan

melancarkan pekerjaan para mekanik.

5) Ruang Peralatan

Agar peralatan dan perlengkapan yang dimiliki bengkel tidak berantakan dan

mudah hilang maka diperlukan ruangan khusus untuk menyimpan barang-

barang ini. Begitu juga dengan ruangan suku cadang. Diperlukan ruang

khusus untuk menyimpan persediaan suku cadang sehingga tidak terlihat lagi

berbagai gantungan barang yang sangat merusak pemandangan bengkel.

6) Tempat Ibadah dan Ruang Istirahat

Tempat ibadah dan ruang istirahat juga perlu diperhatikan. Selain untuk

pelanggan, kedua fasilitas ini juga sangat jarang kita temukan di bengkel-

bengkel umum. Atau dengan kata lain, bengkel umum belum menilai penting

kedua fasilitas ini. Ruang istirahat disediakan oleh pemilik bengkel agar para

pegawai dapat beristirahat dengan nyaman di tempat kerjanya tersebut.

7) Toilet

Toilet sangat perlu disediakan dalam bengkel untuk mengantisipasi apabila

para pelanggan ketika menunggu kendaraannya di service ingin buang air

kecil ataupun melakukan aktivitas lainnya yang berhubungan dengan toilet.

8) Halaman parkir

Halaman parkir di bengkel sepeda motor juga tidak kalah penting untuk

diperhatikan.walaupun diketahui bahwa kendaraan yang parkir mungkin

sedikit karena sepeda motor akan dimasukkan ke dalam untuk dilakukan

penyervisan. Walaupun demikian, setelah diservice sepeda motor akan

30
diletakkan di parkir depan agar tidak memenuhi ruang perbaikan. Biasanya

ada pelanggan yang hanya menitipkan motornya untuk diservice sehingga

untuk menunggu sepeda motor yang setelah diservice di ambil, maka sepeda

motor akan di letakkan di ruang parkir.

Selain semua fasilitas di atas, yang juga perlu mendapatkan perhatian

adalah penanaman pepohonan di sekitar bengkel. Penghijauan perlu diadakan

agar bengkel kita terasa makin nyaman karena udaranya lebih lebih segar dan

teduh. Langkah yang paling sederhana adalah dengan menempatkan beberapa

pohon dalam pot di tempat-tempat yang kita rasakan penting, misalnya dekat

ruangan tunggu (Menjadi Kaya dengan UKM Otomotif Roda Dua: Hartoto

Sudarma).

3.8.4 Pembagian Ruang Bengkel Modifikasi Sepeda Motor

Pembagian ruang bengkel modifikasi sepeda motor pada umumnya sama

dengan pembagian bengkel motor biasanya namun ada beberapa ruang tambahan

yang perlu disediakan untuk melakukan khusus pemodifikasian, di antaranya :

1) Ruang Pembongkaran dan Perakitan, ruang pembongkaran yang fungsinya

sebagai tempat langkah awal sebelum memodifikasi sepeda motor dan tahap

perakitan dilakukan pada ruang yang sama setelah sepeda motor selesai

dimodifikasi.

31
Gambar 2.9 Ruang Pembongkaran dan Perakitan

2) Ruang Pengelasan yang fungsinya sebagai tempat pengelasan body sepeda

motor yang akan di rubah.

Gambar 2.10 Ruang Pengelasan

3) Ruang Pengeboran yang berfungsi sebagai tahapan bilamana ada body yang

akan dilubangi.

Gambar 2.11 Ruang Pengeboran

4) Ruang bubut yang fungsinya sebagai tempat pemubutan besi alumunium

dan kuningan dalam hal ini mesin bubut sangatlah penting di dalam tahap

pengerjaan custom body.

32
Gambar 2.12 Ruang Bubut

5) Ruang Pengecetan yang fungsinya sebagai tempat mengecet body motor

dengan disediakannya motif-motif pengecetan yang sesuai dengan selera

customer.

Gambar 2.13 Ruang Pengecatan

6) Ruang Pemolesan yang fungsinya sebagai tempat akhir dari dilakukannya

pengecetan motor dengan dilakukannya pemolesan agar body dan mesin

motor terlihat bersih dan kinclong.

33
Gambar 2.14 Ruang Pemolesan

3.9 Pemahaman Aturan dan Standar

3.9.1 Peraturan Pemerintah Terkait Usaha Bengkel Sepeda Motor

Berdasarkan atas tingkat pemenuhan terhadap persyaratan sistem mutu,

mekanik, fasilitas dan peralatan, serta manajemen informasi bengkel dapat

diklasifikasikan menjadi beberapa kelas dan tipe, terdiri atas :

a. Bengkel kelas I tipe A; B; dan C

b. Bengkel kelas II tipe A; B; dan C

c. Bengkel kelas III tipe A; B; dan C

Klasifikasi bengkel kelas I, kelas II dan kelas III seperti yang dimaksud di

atas sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Keputusan Menteri Perindustrian

dan Perdagangan Nomor 551/MPP/Kep/10/1999. Sedang tipe bengkel

sebagaimana dimaksud di atas didasarkan atas jenis pekerjaan yang mampu

dilakukan, yaitu :

a. Bengkel tipe A merupakan bengkel yang mampu melakukan jenis

pekerjaan perawatan berkala, perbaikan kecil, perbaikan besar, perbaikan

chassis dan body.

b. Bengkel tipe B merupakan bengkel yang mampu melakukan jenis

34
pekerjaan perawatan berkala, perbaikan kecil dan perbaikan besar, atau

jenis pekerjaan perawatan berkala, perbaikan kecil serta perbaikan chassis

dan body.

c. Bengkel tipe C merupakan bengkel yang mampu melakukan jenis

pekerjaan perawatan berkala, perbaikan kecil.

Pelaksanaan klasifikasi kelas-kelas bengkel sebagaimana dimaksud di atas

telah dilaksanakan secara bertahap yang penetapannya terdapat pada Keputusan

Dirjen Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka.

Menyusul upaya penertiban usaha perbengkelan dalam rangka

perlindungan terhadap konsumen Menteri Perindustrian dan Perdagangan, (Luhut

B Panjaitan) telah menunjuk Sucofindo untuk melakukan sertifikasi bengkel

umum kendaraan bermotor.

Dalam Surat Keputusannya Nomor 197/MPP/Kep/6/2001, tertanggal 15

Juni 2001 menyebutkan, selain melakukan sertifikasi, Sucofindo juga ditugaskan

untuk mensosialisasikan klasifikasi bengkel dan mengembangkan sistem

informasi yang dapat diakses oleh bengkel dan masyarakat umum. Disamping itu

perusahaan surveyor yang ditunjuk Menperindag tersebut harus memantau secara

berkala bengkel yang telah mendapat sertifikasi dan memberikan sanksi

pencabutan sertifikasi terhadap bengkel yang tidak memenuhi kriteria kelas yang

telah dimilikinya. Selain itu Sucofindo diwajibkan mempublikasikan hasil

klasifikasi bengkel dan pemantauannya, serta memberikan laporan setiap bulan

kepada Menperindag cq Dirjen Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka

(ILMEA) Depperindag.

Menperindag juga menegaskan, kalau Sucofindo tidak mampu

35
menjalankan tugasnya atau melanggar ketentuan yang berlaku, maka akan dicabut

penunjukannya sebagai lembaga surveyor klasifikasi bengkel. Untuk itu sesuai

dengan SK Menperindag sebelumnya Nomor 191/MPP/Kep/6/2001 tentang

Perubahan atas SK Menperindag Nomor 551/MPP/Kep/1999 mengenai Bengkel

Umum Kendaraan Bermotor, maka setiap bengkel kendaraan bermotor yang telah

memiliki ijin usaha dapat mengajukan permohonan klasifikasi secara sukarela

kepada Sucofindo.

Klasifikasi bengkel terdiri atas bengkel kelas I sampai bengkel kelas III

yang masing-masing terbagi pula atas tiga tipe, yakni tipe A, B, dan tipe C.

Klasifikasi tersebut berdasarkan tingkat pemenuhan persyaratan sistem mutu,

mekanik, fasilitas dan peralatan serta manajemen informasi. Sedangkan tipe

bengkel (A, B,C) dinilai pula berdasarkan jenis kemampuan yang bisa dikerjakan.

Pelaksanaan klasifikasi bengkel bersangkutan akan dilakukan secara bertahap

dengan penetapannya oleh Keputusan Dirjen Industri Logam Mesin Elektronika

dan Aneka (ILMEA) Depperindag. (Sistem Pengelolaan Limbah B3 di Indonesia,

Karya : Setiyono).

3.9.2 Standarisasi Modifikasi Sepeda Motor

Sejalan dengan banyaknya jenis dan tipe motor yang beredar di jalan raya,

banyak pengendara motor/rider yang memodifikasi sepeda motornya agar "beda"

dengan sepeda motor lainnya. Dibalik modifikasi yang serba "wah" dan "cool",

terdapat kekurangan-kekurangan yang berkaitan dengan segi teknis maupun

tampilan. Entah karena dana yang terbatas atau memang kurang pergaulan, sering

ditemukan modifikasi yang "kacau" dan "tidak safety". Bisa dilihat sepeda motor

yang paduan warnanya kontras tapi cenderung norak, atau sepeda motor yang

36
dimodif tinggi tapi bannya ukuran standar, atau lampu yang terlalu kecil/besar

dibandingkan body dan lain-lainnya. Kecuali modifikasi memang dikhususkan

untuk show atau pameran, faktor fungsi akan dikesampingkan.

Inti dari modifikasi untuk sepeda motor terdiri dari dua, yaitu: fungsional

dan proporsional. Hal-hal apa saja yang tercakup didalamnya, adalah seperti

sebagai berikut ini:

1) Fungsional

Hal-hal yang berkaitan dengan fungsi dari motor itu sendiri dan juga

kelayakan jalannya, antara lain sebagai berikut;

a. Faktor Safety

Sepeda motor haruslah dimodif oleh modifikator sepeda motor yang telah

berpengalaman, sehingga perubahan terhadap rangka dapat diperhitungkan

secermat mungkin, karena tanpa perhitungan yang matang dalam memodif sepeda

motor akan mengakibatkan hal yang sangat merugikan si-penunggannya, seperti

misalnya sepeda motor tidak nyaman dikendarai, onderdil cepat rusak dan yang

lebih riskan kecelakaan yang sangat fatal. Selain itu, pakailah suku cadang motor

yang berkualitas, ini sangat penting untuk menjamin kualitas modifikasi itu

sendiri, selain itu dapat menghindarkan para bikers dari kecelakaan dalam

menunggangi kuda besinya. Modifikasi tidak boleh mengesampingkan faktor

safety pada saat dikendarai. Seperti modifikasi rem dan kaki-kaki. Jika memang

chasis tidak memungkinkan, jangan dipaksakan untuk dibuat monoshock atau

menggunakan peninggi shock yang tidak safety diputar atau menambah anting

atas. Shock akan cepat bengkok dan titik center wight menjadi bergeser sehingga

handling motor berubah dan cenderung kurang stabil. Juga pemilihan ban harus

37
sesuai dengan kondisi jalan dan bentuk sepeda motor.

b. Kelengkapan dan Kesesuaian Dengan Standar

Perubahan yang diberlakukan pada komponen sepeda motor tidak

menghapus fungsi dasarnya, seperti misalnya perubahan pada lampu utama dan

lampu stop, weser, kaca spion dan lain-lain, karena banyak hasil modifikasi yang

mengurangi fungsi-fungsi dasar tersebut tadi atau bahkan menghilangkanya,

selain melanggar aturan berlalu lintas perubahan seperti ini juga dapat

membahayakan pengendara. Jangan menggunakan warna selain standar untuk

head lamp. Contohnya head lamp dilapis sticker transparan merah atau biru.

Warna merah dan biru tidak bisa menganalisir kondisi jalan berlubang dijalanan

yang sangat gelap/minim penerangan karena jatuhnya bayangan saru dengan

warna lampu yang biru atau merah. Upayakan perubahan yang mencolok seperti

warna motor dilaporkan kepada petugas yang berwenang untuk dimutasikan pada

BPKB (Buku Pemilik kendaraan bermotor).

c. Kesesuaian Sepeda Motor Dengan Pengendara

Jangan memodifikasi sepeda motor yang mengakibatkan pengendaranya

menjadi susah. Contohnya, badan kurus kecil, modif sepeda motor menjadi

chopper ala Harley fatboy. Atau sepeda motor dengan gaya low rider extrem

sampai dek atau chasis menggosok aspal. Secara tampilan dan juga faktor

kenyamanan bagi yang bersangkutan sudah pasti akan membahayakan pengguna.

2) Proporsional

Modifikasi motor, selain faktor safety, juga harus memperhatikan bentuk

dan keselarasannya. Banyak ditemukan modifikasi motor yang "maksa" karena

tidak proporsional. Yang tercakup didalamnya adalah:

38
a. Detail

Detail disini, dimaksudkan bahwa modifikasi yang dilakukan tidak

sembarangan/asal-asalan. Semua bagian dari motor tersentuh dan tidak terabaikan.

Bentuk las-an, warna, sampai pemilihan baut dan sticker yang sesuai dengan tema

dari modifikasi. Kemudian penempatan/pemilihan assecories yang sesuai dan

tidak maksa. Panjang x lebar x tinggi, penggunaan/pemilihan tipe ban dll.

b. Thematis

Modifikasi yang baik, tidak mengabaikan thema dari modifikasinya.

Misalnya Street Fighter tidak menggunakan lampu yang besar dan "berat". Juga

chopper, mungkin akan aneh jika menggunakan spakbor depan trail misalnya.

Sticker juga jangan asal pasang. Sebaiknya sebelum memodifikasi motor,

hendaknya mencari tahu terlebih dahulu thema sticker yang cocok untuk ditempel

di body sepeda motor.

c. Kerapihan

Kerapihan menjadi hal yang penting juga dalam modifikasi motor agar enak

dilihat. Misalnya dalam penempatan sticker club yang terlalu banyak, bisa akan

mengurangi kadar keindahan dari hasil modifikasinya. Selain itu, bahan sticker

club biasanya kurang bagus, sehingga baru diipasang sebulan sudah pudar atau

rontok dan meninggalkan bekas.

d. Teknikal

Modifikasi juga harus menyentuh bagian mesin. Percuma motor

tongkrongan Supermoto atau modifikasi Old Skool tapi larinya cuma bisa

mengimbangi angkutan kota saja. Bukan menyarankan untuk kebut-kebutan, tapi

sebaiknya ada penyesuaian sehingga modfikasi tidak percuma. Selain itu,

39
pengapian dan pemilihan knalpot tidak bisa diabaikan. Salah pemilihan jenis

knalpot bisa berakibat fatal pada mesin dalam jangka panjang. (Menjadi Kaya

dengan UKM Otomotif Roda Dua: Hartoto Sudarma).

2.4 Kajian Proyek Sejenis

Kajian proyek sejenis dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

perbandingan mengenai tata cara pembuatan sebuah bengkel modifikasi. Adapun

obyek yang telah dijadikan studi banding disini adalah sebagai berikut:

2.4.1 DEUS EX Machina

DEUS EX Machina merupakan bengkel luar negeri yang kini hadir di Bali

sebagai bengkel motor custom. DEUS EX Machina bertempat di Canggu-Bali.

Bangunan dengan konsep yang berbeda, dengan desain yang terlihat santai dengan

penggunaan bahan-bahan alami pada setiap gedung dan memaksimalkan sistem

pencahayaan dan penghawaan alami. Dilihat dari ruang-ruang yang ada, seperti

toko serta ruang display. Fasilitas lain yang tersedia disini antara lain lobby,

akomodasi penginapan, restoran galeri, dan bengkel motor.

Lobby disini juga multifungsi, selain digunakan sebagai lobby, lobby ini

juga langsung di gunakan sebagai kasir dan ruang Display untuk pakian dan

lukisan, agar di saat pengunjung datang secara tidak langsung dapat melihat-lihat

display yang ada.

40
Ruang Bengkel

Ruang bengkel DEUS EX Machina ini berfungsi langsung sebagai tempat

pembuatan motor-motor custom yang langsung siap di pasarkan sesuai kebutuhan

para konsumenya, selain itu para konsumen juga dapat memilih model motor yang

Ruang restoran DEUS EX Machina ini juga berfungsi langsung sebagai

bar yang dimana disini digunakan untuk acara-acara, selain itu di tempat ini juga

sering di adakanya Live Music sebagai sarana hiburan untuk menarik minat para

wisatawan asing agar tertarik datang ke sini. Selain itu di sini juga dilengkapi oleh

toko baju, alat-alat surfing serta display motor yang menjadi prioritas utama dari

3.9.3 B-MOTO CUSTOM

B-MOTO CUSTOM sebuah perusahaan swasta yang beralamat di Jalan

Batur Sari Sanur-Bali. Perusahaan bengkel yang berdiri sejak tahun 2010 ini

dikelola oleh pihak swasta.

41
Gambar 2.16 Bengkel B-Moto Custom

Perusahaan yang bergerak dibidang otomotif ini menyediakan jasa

modifikasi sepeda motor yang diantaranya: jasa pembubutan alumunium besi

kuningan, pengelasan listrik las karbit, jasa perubahan sepeda motor dengan

beberapa kategori, serta tersedianya bengkel service ganti oli, dll. Pelayanan

utama yang terdapat pada bengkel B-MOTO CUSTOM ini adalah jasa perubahan

sepeda motor bebek yang dapat diubah menjadi motor custom (Old Skool).

Berikut merupakan contoh-contoh gambar hasil dari bengkel B-MOTO

CUSTOM:

42
Gambar 2.17 Hasil Modifikasi Sepeda Motor Bengkel B-Moto Custom

Pembagian ruang kerja yang ada pada bengkel motor B-MOTO CUSTOM

diantaranya :

1) Ruang bubut yang fungsinya sebagai tempat pemubutan besi alumunium

dan kuningan dalam hal ini mesin bubut sangatlah penting di dalam tahap

pengerjaan custom body.

2) Ruang las yang fungsinya sebagai tempat pengelasan body sepeda motor

yang akan di rubah.

3) Ruang pengeboran yang berfungsi sebagai tahapan bilamana ada body

yang akan dilubangi.

4) Ruang service yang berfungsi sebagai tempat ganti oli dll.

3.10 Spesifikasi Umum Bengkel Modifikasi Sepeda Motor

3.10.1 Pengertian Bengkel Modifikasi Sepeda Motor

Bengkel modifikasi sepeda motor merupakan suatu jenis usaha jasa

perbaikan motor serta modifikasi sepeda motor yang dilengkapi dengan fasilitas

untuk memodifikasi bagi umum. Fasilitas yang tersedia diantaranya: mesin bubut,

mesin las, dan mesin pengeboran yang dapat membantu dalam pengerjaan

modifikasi.

3.10.2 Fungsi Bengkel Modifikasi Sepeda Motor

Fungsi dari bengkel modifikasi sepeda motor adalah sebagai suatu wadah

yang menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap untuk dapat memberikan

jasa pelayanan modifikasi guna meningkatkan keahlian dan pengetahuan tentang

bidang otomotif terutama dalam bidang modifikasi.

43
3.10.3 Tujuan Bengkel Modifikasi Sepeda Motor

Adapun tujuan dari bengkel modifikasi motor adalah:

1. Untuk merencanakan dan merancang suatu fasilitas memadai dan terlengkap

serta ternyaman , yaitu bengkel modifikasi sepeda motor di Denpasar.

2. Mampu mengikuti dan meningkatkan laju pertumbuhan dan perkembangan

dunia modifikasi sepeda motor di Bali terutama di Denpasar.

3.10.4 Sistem Pengelolaan Bengkel Modifikasi Sepeda Motor

Untuk pengelolaan pada bengkel modifikasi sepeda motor ini sepenuhnya

dikelola oleh pihak swasta, dengan pelaku kegiatan yang terdapat dalam bengkel

modifikasi sepeda motor ini adalah: pekerja , pengelola, serta pengunjung.

3.10.5 Fasilitas Bengkel Modifikasi Sepeda Motor

Fasilitas yang akan disediakan pada bengkel modifikasi sepeda motor

dibagi atas:

1) Fasilitas modifikasi, terkait dengan aktifitas utama yaitu pemodifikasian

sepeda motor, merupakan fasilitas pokok yang harus disediakan berupa ruang

bubut, ruang las, dan ruang pengeboran.

2) Fasilitas penunjang, merupakan fasilitas yang mendukung aktivitas utama

seperti: lobby, ruang tunggu, parkir, area terbuka, ruang display sepeda

motor, toko baju, kafetaria, free wifi, serta pos keamanan.

3) Fasilitas pengelola, merupakan fasilitas yang disediakan untuk pengelola

bengkel modifikasi sepeda motor termasuk ruang pemilik (owner).

4) Fasilitas service, merupakan fasilitas yang menjalani kegiatan service seperti

bengkel sepeda motor pada umumnya.

44

Anda mungkin juga menyukai