Anda di halaman 1dari 3

Contoh Kasus AMDAL Limbah Bengkel Motor

Kebutuhan masyarakat pada era modern ini sudah banyak sekali. Salah satunya adalah
kebutuhan untuk menuju kesuatu tempat dengan lebih cepat salah satunya adalah sepeda motor.
Sepeda motor adalah salah satu transportasi yang sangat dibutuhkan masyarakat saat ini, selain
dapat membantu pekerjaan masyarakat agar lebih mudah, sepeda motor juga relatif terjangkau
harganya oleh masyarakat.
Selain membantu kebutuhan masyarakat itu sendiri ternyata ada hal-hal yang perlu
diperhatikan pada sepeda motor seperti perawatannya. Penggunaan sepeda motor yang terlalu
sering di gunakan harus diimbangi dengan pengecekan sepeda motor secara berkala atau harus
melakukan service di tiap jangka waktu yang ditentukan di Bengkel sepeda motor. Bengkel
sepeda motor sangat banyak di jumpai di indonesia. Yang sering di jumpai adalah Bengkel resmi
dan bengkel biasa.
Baik bengkel resmi maupun bengkel biasa pasti terdapat limbah-limbah yang dapat
membahayakan lingkungan sekitar seperti :
 Limbah Cair (Oli bekas), pada saat pergantian oli bekas pada sepeda motor baik itu di bengkel
resmi ataupun biasa terkadang limbah cair dari oli bekas ini tumpah atau tidak sengaja sedikit
mengenai lantai ataupun tanah. Perlakuan yang kurang teliti tersebut dapat mengancam
ekosistem tanah dan dapat merusak kemurnian air tanah.
 Limbah Padat (Sekrap besi, busi bekas, tromol rem bekas dan Gear bekas) pada limbah ini jika
tidak di kelompokan dan tidak di simpan sebagaimana semestinya dapat menimbulkan
kecelakaan kerja seperti terinjak benda tersebut.
 Limbah gas (Karbon Monoksida) dan polusi suara, pada limbah ini Karbon Monoksida dapat
memperbesar kebocoran lapisan ozon, gangguan pernafasan, keracunan. Untuk polisi suara
biasanya bengkel-bengkel biasa yang terletak di dekat desa akan merasa terganggu dari suara
motor pada saat melakukan service.
 Limbah-limbah seperti Ban bekas jika tidak di daur ulang dapat mengakibatkan berkurangnya
lingkungan yang indah di pandang karena penumpukan ban bekas yang begitu banyaknya.

5.1 Penanggulangan dan Solusi


 Limbah Cair (Oli Bekas), sebaiknya disimpan di dalam drum untuk di daur ulang menjadi
pelumas dengan proses penyaringan dan menambahkan zat tertentu.
 Limbah padat (Sekrap besi, busi bekas, tromol rem bekas dan Gear bekas), sebaiknya
dikumpulkan dan di daur ulang menjadi onderdil baru dengan cara peleburan pada benda-benda
tersebut.
 Limbah Gas, sebaiknya pada saluran knalpot di tambahkan penyaringan khusus agar gas yang
keluar lebih terkontrol.
 Limbah-limbah ban bekas bisa di daur ulang menjadi karet pengikat, karet gelang bahkan kursi
untuk menghiasi halaman rumah.

Ada beberapa langkah pengelolaan yang dapat kita lakukan untuk mengurangi limbah bengkel
dan oli bekas, yaitu:
1. Sistem Drainase Bengkel
Bengkel yang baik adalah bengkel yang lantainya terbuat dari semen/plester/keramik. Ini
bertujuan agar tumbahan oli bekas, bahan bakar dan zat berbahaya lainnya tidak mencemari
tanah. Drainase bengkel wajib terpisah dari drainase air hujan, karena jika di satukan oli bekas
yang tercecer dapat terbawa air hujan menuju selokan dan mencemari lingkungan.
Fungsi Drainase bengkel adalah:
a. Mengalokasi tumpahan atau ceceran oli bekas, bahan bakar, ataupun zat berbahaya lainnya
b. Sebagai saluran pembuangan air pada saat pembersihan lantai
c. Saluran untuk pembuangan air bekas pencucian alat - alat bengkel

2. Bak penampung Oli bekas


Untuk mencegah adanya tumpahan atau tetesan oli bekas di lantai, maka di perlukan bak - bak
penampung oli bekas. Bak penampung dapat terbuat dari plastik maupun kaleng bekas. Di
samping sebagai bak penampung oli bekas, juga dapat digunakan sebagai wadah pada saat
mencuci peralatan bengkel.

3. Menjaga kenyamanan bengkel


Yang di maksud dengan menjaga kenyamanan bengkel adalah adanya pengelolaan barang
limbah, pengelolaan peralatan bengkel, dan pengelolaan kebersihan bengkel.

4. Pengumpulan Limbah
Pengelolaan limbah bengkel yang benar dan efisien adalah dengan memisahkan jenis limbah
mulai sejak awal. Pastikan limbah tidak tercampur dalam satu wadah. Dalam bengkel otomotif
ada beberapa limbah yang dapat kita pisah, misalnya : Limbah dari konsumen, Kain majun dan
serbuk kayu pembersih lantai, sparepart bekas, oli bekas, oli limbah di bak pemisah oli dan
minyak sisa pencucian peralatan bengkel.

5. Pembuangan dan penjualan limbah bengkel dan oli bekas


Limbah bengkel tidak semuanya bisa di daur ulang dan wajib di buang. Untuk limbah yang
bisa di daur ulang seperti komponen bekas dan oli bekas, wajib di beri tempat khusus yang
terlindung dari hujan dan sengatan sinar matahari.
Pengumpulan oli bekas & spare part bekas tidak boleh lebih dari 6 bulan, jadi sebisa mungkin
untuk dijual secara periodik ke pengepul limbah bengkel.Saat ini banyak sekali pengepul oli
bekas yang siap menampung dan membeli oli bekas yang berasal dari bengkel - bengkel. Tetapi
sebagai pemilik bengkel, anda wajib memperhatikan pengepul oli bekas yang akan membeli oli
bekas dari anda. Ini bertujuan untuk mengurangi penyalahgunaan oli bekas yang di jadikan oli
palsu. Tolong tanyakan juga untuk apa mereka membeli oli bekas.
Seiring dengan pertambahn kendaraan bermotor setiap tahunnya maka semakin banyak pula
limbah oli yang terbuang tanpa ada penanganan sama sekali kalau tidak di mulai dengan
kesadaran diri sendiri maka pembuangan limbah sembarangan akan terus terjadi,namun tidak
sampai di situ saja,peran aktif pemerintah juga sangant penting dengan melakukan pemberlakuan
peraturan yang lebih efektif lagi kepada pihak-pihak yang bersangkutan seperti bengkel-bengkel
yang belum memenuhi standar kelayakan yang di berlakukan pemerintah atau kalau perlu
pemerintah setempat harus lebih tegas lagi membuat peraturan semacam apa yang bisa
menghentikan pembuangan limbah sembarangan ke selokan,mungkin dengan cara jika usaha
bengkel tersebut kedapatan membuang limbah sebanyak yang telah di tentukan oleh pemerintah
maka pemerintah bisa memberi sangsi berupa pencabutan ijin usaha,mungkin dengan cara seperti
itu usaha bengkel jadi berfikir banyak untuk membuang limbah oli nya ke selokan.
Kita juga dapat ikut membantu dengan cara kontak langsung dengan mekanik bengkel ketika
iya ingin membuang limbah yang berbahaya ke dalam selokan kita bisa menaeihatinya dan
memberitahu dampak buruk apa jika itu di lakukan secara terus menerus.

Namun meskipun demikian, dampak negatif terhadap lingkungan tersebut tetap diusahakan
oleh pihak bengkel untuk meminimalisasi dampak negatif tersebut. Salah satu usaha yang
dilakukan oleh pihak bengkel yaitu dengan menyediakan blower,yaitu tempat pembuangan
asap sepeda motor yang diservis dengan tujuan untuk mengurangi polusi udara dari asap
tersebut.

5. Tangki – tangki solar (BBM) & hidrokarbon lainnya di atas 200 liter harus dilengkapi
tanggul untuk mencegah pencemaran jika terjadi tumpahan. Halaman & tempat
penyimpanan harus dijaga kebersihannya.

6. Sedapat mungkin dilakukan penghijauan untuk menjaga estetika bengkel &


mempertahankan semangat kerja karyawan.

7. Penerangan yang memadai.

8. Layout tertata sedemikian rupa sehingga meminimalisasi kemungkinan kecelakaan &


meningkatkan produktifitas.
9. Partisi/screening dipasang untuk setiap pekerjaan pengelasan (hot work) untuk mencegah
loncatan bunga api mengenai bahan mudah terbakar yang mungkin ada.

Anda mungkin juga menyukai