Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karuniaNya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Limbah Oli
Bekas Makalah ini berisikan tentang informasi tentang Mengolah Oli Bekas.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada dosen yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini.

Makassar, 5 Maret 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan saat ini sudah parah, bisa dilihat pertumbuhan penduduk
semakin meningkat. Seiring pertumbuhan penduduk laju sektor industri pun
secara otomatis meningkat pesat. Ambil contoh bengekel mobil dan motor.
Banyak limbah yang kotor dan sangat mencemarkan membahayakan lingkungan .
Ambil contoh dalam kasus ini saya akan membahas limbah bengkel oli. Oli bekas
adalah limbah yang mengandung logam berat dari bensin atau mesin bermotor.
Apabila logam berat tersebut masuk kedalam tubuh kita dan terakumulasi, maka
akan mengakibatkan kerusakan ginjal, syaraf, dan penyakit kanker. Oli kendaraan
bermotor setelah dipakai pastinya akan diganti secara rutin, setelah dipakai
banyak orang atau ahli mekanik tersebut membuang oli itu sembarangan.
Jika kita bicara material oli pelumas bekas, maka itu tidak hanya berurusan
dengan olinya sendiri, melainkan juga wadah dan saringan oli. Ketiganya, bila
dibuang sembarangan akan menimbulkan masalah lingkungan. Oli bekas
mengandung sejumlah zat yang bisa mengotori udara, tanah dan air. Oli bekas itu
mungkin saja mengandung logam, larutan klorin, dan zat-zat pencemar lainnya.
Satu liter oli bekas bisa merusak jutaan liter air segar dari sumber air dalam tanah.
Oli bekas juga dapat menyebabkan tanah kehilangan unsur hara. Sedangkan
sifatnya yang tidak dapat larut dalam air juga dapat membahayakan habitat air,
selain itu sifatnya mudah terbakar yang merupakan karakteristik dari Bahan
Berbahaya dan Beracun.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud limbah oli bekas dan karakteristiknya ?
2. Apa dampak dari limbah oli bekas ?
3. Bagaimana cara mengelolah limbah oli bekas ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui limbah oli bekas dan karakteristiknya

2. Mahasiswa dapat mengetahui dampak dari limbah oli bekas


3. Mahasiswa dapat mengetahui cara mengelolah limbah oli bekas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Limbah Oli Bekas dan Karakteristiknya
Oli bekas adalah limbah yang mengandung logam berat dari bensin atau
mesin bermotor. Apabila logam berat tersebut masuk kedalam tubuh kita dan
terakumulasi, maka akan mengakibatkan kerusakan ginjal, syaraf, dan penyakit
kanker.
Semua jenis oli pada dasarnya sama. Yakni sebagai bahan pelumas agar
mesin berjalan mulus dan bebas gangguan. Sekaligus berfungsi sebagai pendingin
dan penyekat. Oli mengandung lapisan-lapisan halus, berfungsi mencegah
terjadinya benturan antar logam dengan logam komponen mesin seminimal
mungkin, mencegah goresan atau keausan. Untuk beberapa keperluan tertentu,
aplikasi khusus pada fungsi tertentu, oli dituntut memiliki sejumlah fungsi-fungsi
tambahan. Mesin diesel misalnya, secara normal beroperasi pada kecepatan
rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan Mesin
bensin. Mesin diesel juga memiliki kondisi kondusif yang lebih besar yang dapat
menimbulkan oksidasi oli, penumpukan deposit dan perkaratan logam-logam.
Oli bekas seringkali diabaikan penanganannya setelah tidak bisa
digunakan kembali. Padahal, jika asal dibuang dapat menambah pencemaran di
bumi kita yang sudah banyak tercemar. Jumlah oli bekas yang dihasilkan pastinya
sangat besar. Bahaya dari pembuangan oli bekas sembarangan memiliki efek yang
lebih buruk daripada efek tumpahan minyak mentah biasa.
Ditinjau dari komposisi kimianya sendiri, oli adalah campuran dari
hidrokarbon kental ditambah berbagai bahan kimia aditif. Oli bekas lebih dari itu,
dalam oli bekas terkandung sejumlah sisa hasil pembakaran yang bersifat asam
dan korosif, deposit, dan logam berat yang bersifat karsinogenik. Berdasarkan
data yang diperoleh, kapasitas oli yang diproduksi oleh Pertamina adalah sekitar
450.000 kiloliter per tahun, belum lagi tambahan kapasitas dari ratusan merek oli
yang membanjiri pasar pelumas tanah air, untuk konsumsi kendaraan bermotor,
industri dan perkapalan.

B. Dampak Limbah Oli Bekas


Oli merupakan bahan pelumas yang di gunakan pada kendaraan bermotor.
Pada oli juga terkandung beberapa unsur kimia yang membahayakan. Dan coba
kita bayangkan berapa banyak motor dan mobil yang mengganti oli setiap
harinya. Oleh karena itu oli bekas harus di kelolah dengan baik agar tidak
menggangu :
1. Kesehatan
Di dalam kandungan oli terdapat beberapa unsur kimia, unsur kimia
tersebut termasuk dalam logam berat. Sedangkan logam berat apabila telah masuk
ke dalam tubuh tidak dapat di keluarkan lagi dan terakumulasi (menumpuk) di
dalam tubuh kita. Apabila telah melebihi batas kewajaran, tubuh kita tidak akan
mampu dan akan sakit.
2. Lingkungan
a. Pencemaran air
Oli yang tercecer atau tumpah ke selokan dan akhirnya mengalir ke sungai
akan mengakibatkan pencemaran, yang akan mengakibatkan :
1) Oksigen dalam air akan berkurang dan air akan beracun, sehingga ikan bisa
mati.
2) Sisa oli akan mengendap dan terakumulasi dalam tubuh hewan.
3) Oli akan mengalir dan meracuni setiap tempat yang di lalui.
b. Pencemaran Tanah
Oli yang tercecer atau tumpah ke tanah akan mengakibatkan pencemaran,
sedangkan tanah adalah media bagi tumbuhnya tumbuhan. Pencemaran tersebut
akan mengakibatkan :
1) Matinya hewan hewan yang berada di dalam tanah, seperti cacing, semut dan
bakteri, sedangkan mereka adalah hewan pengurai, penggembur, dan penyubur
tanah.
2) Meresap dan meracuni air tanah yang biasa kita gunakan untuk keperluan
sehari hari, termasuk untuk minum.
c. Pencemaran Air Laut

Air yang telah tercemar oleh oli dari bengkel akan mengalir ke selokan
dan terus mengalir melewati sungai dan akan bermuara di laut. Akibat
tercemarnya air laut akan mengakibatkan penurunan hasil panen ikan dari laut.
d. Pencemaran Udara
Oli bekas biasanya digunakan untuk membakar keramik dan lain lain.
Padahal oli bekas apabila di bakar secara sembarangan akan menimbulkan gas
beracun.
C. Pengelolaan Limbah Oli Bekas
Ada beberapa langkah pengelolaan yang dapat kita lakukan untuk
mengurangi limbah bengkel dan oli bekas, yaitu:
1. Sistem Drainase Bengkel
2. Bak penampung oli
3. Menjaga kenyamanan bengkel
4. Pengunpulan Limbah
5. Pembuangan dan Pejualan Limbah dan Oli bekas
Pada Artikel sebelumnya saya telah menjelaskan tentang Dampak dan
Bahaya pengelolaan tidak tepat pada Oli bekas, Nah untuk kali ini cara
pengelolaan untuk mengurangi efek buruk atau dampak dari pengelolaan yang
tidak tepat pada limbah bengkel dan oli bekas.
1. Sistem Drainase Bengkel
Bengkel yang baik adalah bengkel yang lantainya terbuat dari
semen/plester/keramik. Ini bertujuan agar tumbahan oli bekas, bahan bakar dan
zat berbahaya lainnya tidak mencemari tanah. Drainase bengkel wajib terpisah
dari drainase air hujan, karena jika di satukan oli bekas yang tercecer dapat
terbawa air hujan menuju selokan dan mencemari lingkungan. Fungsi Drainase
bengkel adalah:
a. Mengalokasi tumpahan atau ceceran oli bekas, bahan bakar, ataupun zat
berbahaya lainnya
b. Sebagai saluran pembuangan air pada saat pembersihan lantai
c. Saluran untuk pembuangan air bekas pencucian alat alat bengkel
2. Bak penampung Oli bekas

Untuk mencegah adanya tumpahan atau tetesan oli bekas di lantai, maka di
perlukan bak bak penampung oli bekas. Bak penampung dapat terbuat dari plastik
maupun kaleng bekas. Di samping sebagai bak penampung oli bekas, juga dapat
digunakan sebagai wadah pada saat mencuci peralatan bengkel.
3. Menjaga kenyamanan bengkel
Yang di maksud dengan menjaga kenyamanan bengkel adalah adanya
pengelolaan barang limbah, pengelolaan peralatan bengkel, dan pengelolaan
kebersihan bengkel.
4. Pengumpulan Limbah
Pengelolaan limbah bengkel yang benar dan efisien adalah dengan
memisahkan jenis limbah mulai sejak awal. Pastikan limbah tidak tercampur
dalam satu wadah. Dalam bengkel otomotif ada beberapa limbah yang dapat kita
pisah, misalnya : Limbah dari konsumen, Kain majun dan serbuk kayu pembersih
lantai, sparepart bekas, oli bekas, oli limbah di bak pemisah oli dan minyak sisa
pencucian peralatan bengkel.
5. Pembuangan dan penjualan limbah bengkel dan oli bekas
Limbah bengkel tidak semuanya bisa di daur ulang dan wajib di buang.
Untuk limbah yang bisa di daur ulang seperti komponen bekas dan oli bekas,
wajib di beri tempat khusus yang terlindung dari hujan dan sengatan sinar
matahari.
Pengumpulan oli bekas & spare part bekas tidak boleh lebih dari 6 bulan,
jadi sebisa mungkin untuk dijual secara periodik ke pengepul limbah bengkel.
Saat ini banyak sekali pengepul oli bekas yang siap menampung dan membeli oli
bekas yang berasal dari bengkel bengkel. Tetapi sebagai pemilik bengkel, anda
wajib memperhatikan pengepul oli bekas yang akan membeli oli bekas dari anda.
Ini bertujuan untuk mengurangi penyalahgunaan oli bekas yang di jadikan oli
palsu.
6. Mengolah oli dengan metode refining
Metode ini digunakan untuk untuk mengolah oli bekas sehingga dapat
dipakai kembali. Salah satu metodenya adalah
LangkahLangkahnya:

Acid Clay Treatment.

1. Storing
Oli bekas dikumpulkan pada bak pengumpul dengan kapasitas tertentu. Oli
yang ditampung merupakas oli dengan pengotor lemak, lumpur dan pengotor
lainnya. Oli bekas memiliki kenampakan lebih kental dan berwarna hitam.

2. DeWatering
Oli bekas dari bak pengumpul akan dikenai proses penghilangan air.
Proses ini disebut proses dehydrasi. Oli dipompa menuju bak dehydrasi dan
selanjutnya akan dipanasi hingga suhu 150 C. Pada suhu ini air akan menguap dan
terpisah dari oli.
3. Cooling
Oli yang telah dikenai proses dehydrasi didinginkan sampai suhu kamar.
Oli dipompa menuju bak pendingin. Bak pendingin dilengkapi dengan blower dan
pengaduk. Pendinginan ini dibutuhkan untuk proses selanjutnya.
4. Mixing
Oli bekas selanjutnya direaksikan dengan asam kuat. Asam yang dapat
digunakan salah satunya adalah asam sulfat (H 2SO4) dengan rasio tertentu.
Pereaksikan dengan asam ini dimaksudkan untuk mengembalikan performa oli
yang telah rusak. Pereaksikan dengan asam akan menyebabkan oli menjadi dua
fase. Fase beningan yang berupa oli yang telah baik dan fase padat berupa kotoran
yang mengumpul.
5. Dekanting
Oli dari mixer dipompa menuju bak penampung. Bak penampung ini juga
berfungsi sebagai alat pemisah fase beningan dan padatan. Fase beningan akan
dilakukan proses penjernihan Fase padatan dikeluarkan dari bawah untuk dikenai
proses yang lain agar tidak membahayakan lingkungan.
6. Adsorbing
Oli beningan dipompa menuju bak penjernih. Oli dalam bak penjernih
akan diaduk bersama dengan bentonit sebagai adsorbent. Bentonit dipilih karena
selain memiliki efektifitas relative tinggi juga harganya murah. Bentonit akan

menyerap kotoran yang masih terbawa oleh oli disamping dapat menyerap logam
berat juga.
7. Filtrasi
Oli bersama dengan bentonit akan dikenai proses penyaringan. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan oli bening. Bentonit akan tertahan bersama
kotoran yang terikat dengannya sedangkan oli akan terus. Jenis filter yang
digunakan adalah plate and frame filter. Filter jenis ini memiliki beberapa
keuntungan diantaranya proses operasai mudah dan biaya murah. Kelemahan
filter jenis ini adalah waktu bongkar pasang yang relative lama sehingga
dibutuhkan banyak filter press untuk proses kontinu.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Oli bekas adalah limbah yang mengandung logam berat dari bensin
atau mesin bermotor. Apabila logam berat tersebut masuk kedalam
tubuh kita dan terakumulasi, maka akan mengakibatkan kerusakan
ginjal, syaraf, dan penyakit kanker.
2. Dampak dari oli bekas yaitu dapat menganggu:
a. Kesehatan
b. Lingkungan
3. Ada beberapa langkah pengelolaan yang dapat kita lakukan untuk
mengurangi limbah bengkel dan oli bekas, yaitu:
a. Sistem Drainase Bengkel
b. Bak penampung oli
c. Menjaga kenyamanan bengkel
d. Pengunpulan Limbah
e. Pembuangan dan Pejualan Limbah dan Oli bekas
f. Pengolahan oli bekas dengan menggunakan metode Acid Clay
Treatment
B. Saran
1. Kegiatan pengolahan limbah khususnya oli bekas penting untuk
dilakukan, hal ini perlu dukungan dari berbagai pihak yang terkait.
2. Selama proses pengolahan oli bekas diharapkan mampu menjaga
kelestarian lingkungan, jangan sampai pengolahan oli bekas justru akan
mencemari lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.laskarsuzuki.com/2012/07/pengelolaanlimbahbengkeldanolibekas
http://baledaurulang.blogspot.co.id/2013/04/cara-mendaur-ulang-oli-bekas.html
http://ferianggriawan94.blogspot.co.id/2014/11/proses-daur-ulang-oli-bekasdengan.html

Anda mungkin juga menyukai