Anda di halaman 1dari 3

MUH RYAN NURWANGSAH INFORMATIKA D

D0221302 TUGAS K3

Judul Jurnal Acuan :

Analisis Tingkat Pengetahuan Pelaku Usaha Bengkel Motor terhadap Limbah Oli dan Upaya
Pengurangannya di Kota Kendari.

Kejadian :

Limbah oli yang dapat merusak lingkungan yang berada pada kawasan bengkel

Pembahasan :

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Limbah bahan berbahaya dan beracun, yang selanjutnya disebut
Limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3. Sedangkan menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1999 Jo Peraturan Pemerintah Nomor 85 tahun 1999,
definisi Limbah bahan berbahaya dan beracun(LB3), adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau
merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.

Usaha perbengkelan dapat memberikan manfaat serta permasalahan bagi lingkungan dan
masyarakat. Manfaat dari usaha perbengkelan adalah dapat memberikan penambahan pendapatan
bagi masyarakat yang akan berimplikasi pada bertambahnya tingkat kesejahteraan masyarakat
selain itu juga akan memberikan masukkan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Permasalahan yang
dapat ditimbulkan dari usaha perbengkelan adalah akan menimbulkan pencemaran baik tanah, air,
maupun udara yang akan berpengaruh pada kesehatan manusia. Salah satu limbah yang dihasilkan
dalam usaha perbengkelan adalah limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang dalam hal ini
adalah oli bekas atau minyak pelumas bekas.

Dampak :

Limbah cair yang dihasilkan dalam usaha perbengkelan dapat menyebabkan lingkungan menjadi
kotor serta kandung zat pencemar yang terkandung di dalamnya dapat menyebabkan terjadi
kerusakan pada lingkungan. Apabila limbah cari berupa oli, solar, bensin, air aki dan yang lainnya
dibuang ke air maka menyebabkan terjadinya perubahan kualitas air karena telah terlapisi dengan
bahan yang mengandung minyak serta menutup permukaan air. Limbah cair yang jatuh ke tanah
dapat mempengaruhi kualitas air tanah sehingga dapat mempengaruhi tanah tersebut menjadi tidak
subur oleh sebab itu kita perlu memperhatikan dalam hal pewadahan sebagai tempat penyimpanan
limbah cair atau minyak pelumas.
Cara Pengendalian :

1. Pencegahan
Agar permasalahan lingkungan yang timbul akibat limbah cair tersebut dapat dicegah, maka
kegiatan perbengkelan harus mengolah terlebih dahulu limbah cair tersebut agar dapat
dimanfaatkan kembali pada beberapa industri yang menggunakan limbah tersebut sebagai
bahan dasar dalam pembuatan minyak pelumas baru dengan menggunakan teknologi
tertentu. Limbah oli bekas yang tidak dibersihkan dengan baik maka akan mengotori lantai
serta menyebabkan lantai menjadi licin sehingga dapat berakibat timbulnya kecelakaan
kerja.
2. Penanggulangan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Berdasarkan hal tersebut maka
kegiatan usaha perbengkelan perlu untuk disertai dengan pemahaman tentang kebijakan
mengenai pembangunan yang berwawasan lingkungan. Menyatakan bahwa hendaknya
dibentuk beberapa program yang khusus untuk mengurangi timbulnya limbah B3,
kebijakankebijakan yang berkaitan dengan penurunan produksi limbah B3, dan standar
operasional prosedur (SOP) yang berkaitan dengan pengurangan limbah B3. Pengetahuan
tentang lingkungan hidup perlu untuk dimiliki oleh pelaku usaha sehingga dampak yang
ditimbulkan dapat diminimalkan sehingga tidak memberikan dampak bagi lingkungan
maupun masyarakat. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu untuk mengetahui tingkat
pengetahuan mekanik dalam pengelolaan limbah bengkel kendaraan bermotor roda dua di
Kota Kendari dan mengetahui sikap mekanik dalam melakukan pengelolaan limbah bengkel
kendaraan bermotor roda dua di kota Kendari.
Untuk dapat mengurangi banyaknya jumlah oli yang tercecer dan mengurangi timbulnya
cemaran tanah sehingga perlu untuk dilakukan pembuatan penampungan atau penirisan oli,
alat cuci komponen, dan tempat corong oli yang relatif murah serta mudah dalam
pengoperasiannya yaitu dapat diterapkan dengan menggunakan kaleng kemasan cat
berukuran besar atau drum bekas sehingga memudahkan dalam mencegah terjadinya
cemaran tanah dan menjaga agar kebersihan bengkel tetap terjaga.
3. Pemulihan
Dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah volume, tingkat konsentrasi, tingkat
toksisitas, tingkat bahaya dari limbah yang berasal dari proses kegiatan dengan jalan
reduction (pengurangan), reuse (penggunaan kembali), recycle (daur ulang), dan recovery
(perolehan kembali). Serta dapat menjual limbah B3 yang dihasilkan kepada pengumpul
berupa oli bekas yang dijual kepada tukang chainsaw dan Pertamina. Sedangkan limbah B3
padat berupa botol dan kaleng dijual kepada pemulung sampah dan pengumpul. Beberapa
mekanik bengkel membuang limbah dan sampah yang ada pada tempat sampah dan
dibuang begitu saja tanpa proses pemilahan serta pengelolaan terlebih dahulu dan sebagian
lagi limbah yang ada disimpan untuk kebutuhan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai