P-30
ANALISA PEMANFAATAN LIMBAH B3 PELUMAS OLI BEKAS
SEBAGAI ALTERNATIF PELUMAS PADAT (GREASE)
ABSTRAK
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) sangat berdampak menjadi berbagai macam
pencemaran lingkungan yang merupakan ancaman bagi manusia, telah terjadi selama ini karena
faktor-faktor yang mempengaruhi dimana semakin meningkatnya perkembangan dunia industri
yang masuk kedalam Indonesia khususnya dalam hal kegiatan alat berat dan industri lainnya.
Pemanfaatan kembali limbah pelumas oli sebagai bahan baku gemuk lumas (grease) merupakan
salah satu cara untuk mengurangi pencemaran limbah pelumas oli di lingkungan sekitar dan
mempunyai nilai ekonomis guna dan manfaat bagi penghasil limbah itu sendiri. Limbah adalah
salah satu unsur yang sudah tak terpakai atau yang berasal dari hasil pembuangan. Biasanya,
limbah ini ditemukan dari hasil industri yang akhir, seperti hasil pembuangan. Akan tetapi, zat ini
tak bisa dibiarkan begitu saja, karena terdapat unsur tertentu yang berbahaya bagi lingkungan
sekitar. Untuk itu, diperlukan proses pengelolaan, termasuk pada pengendalian limbah dengan
Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Grease atau gemuk lumas adalah padatan atau semi padatan
campuran pelumas dengan bahan pengental yang berfungsi mengurangi gesekan dan keausan
antara dua bidang atau permukaan yang saling bersinggungan atau bergesekan. Jenis penelitian
ini adalah dengan menganalisa dan melakukan eksperimen terhadap pembuatan pemanfaatan oli
pelumas bekas menjadi pelumas gemuk atau grease, serta menguji kelayakan grease yang telah
dieksperimen. Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik dari hasil pencampuran antara limbah pelumas dengan zat aditif yang berupa NaOH
dan CaCO3, menggunakan parameter pengujian Dropping Point ASTM D 566, Penetration at 25°C
Worked ASTM D 217-17.
Kata kunci: Limbah B3, Pelumas, Gemuk
ABSTRACT
B3 Waste (Hazardous and Toxic Materials) has an impact on various pollutions which are a threat
to humans, this has occurred so far because of the influencing factors which increase the
development of the industrial world that enters Indonesia, especially in terms of heavy equipment
and other industries. The reuse of waste lubricants as raw material for lubricating grease is one
way to reduce waste oil pollution in the surrounding environment and has economic value and
benefits for the waste generator itself. Waste is one of the elements that have been used or that comes
from disposal. Usually, this waste is found from final industrial products, such as disposal. However,
this substance cannot be left alone, because there are certain elements that are harmful to the
surrounding environment. For this reason, a management process is needed, including the control
of waste with Toxic and Hazardous Materials (B3). Grease or lubricating grease is a solid or semi-
solid mixture of lubricants and thickening agents that serves to reduce the effects and wear and tear
between two planes or surfaces that touch or rub against each other. This type of research is to
analyze and conduct experiments on the manufacture of used lubricating oil for grease or grease,
as well as testing the feasibility of the experiments. The research conducted in this study aims to
determine the characteristics of the results of mixing between lubricant waste and additives in the
form of NaOH and CaCO3, using the Dropping Point ASTM D 566 test parameters, Penetration at
25°C Worked ASTM D 217-17.
Keywords: B3 Waste, Oil, Grease
209
SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan 2021 ISBN : 978-602-51450-3-2
210
SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan 2021 ISBN : 978-602-51450-3-2
dengan bahan pengental yang berfungsi yang utama ada dua, yaitu konsistensi
mengurangi gesekan dan keausan antara dua (consistency) dan titik leleh (dropping point).
bidang atau permukaan yang saling a. Penetrasi/Konsistensi
bersinggungan atau bergesekan. Grease juga Pengukurannya menggunakan alat khusus
berfungsi sebagai media pembawa panas keluar yang dinamakan One Quarter Scale Cone
serta untuk mencegah karat pada bagian mesin. Equipment. Untuk penggolongan penetrasi
Sifat-sifat grease yang baik adalah mengurangi ini telah dibuat oleh NLGI, dimana makin
gesekan, mencegah korosi, sebagai penyekat kecil nomor NLGI maka makin lunak
dari kotoran atau air, mencegah kebocoran, greasenya.
konsistensi dan struktur tidak berubah, tidak b. Titik Leleh (Dropping Point)
mengeras pada suhu rendah. Grease Titik leleh adalah temperatur pada saat
berdasarkan tujuan pemakaiannya dibagi atas grease mulai mencair. Titik leleh
grease untuk industri otomotif, sistem digunakan untuk quality control dan
transportasi dan industri non otomotif seperti pengenalan grease. Titik leleh tidak
pangan dan pertanian. Pemakaian grease untuk menunjukkan batasan maksimum
masing-masing tujuan ini dibedakan oleh sifat temperatur kerjanya. Pada umumnya suhu
dan karakteristik grease. Untuk tujuan industri kerja grease jauh lebih tinngi dari titik
pangan misalnya, karakteristik grease yang lelehnya.
digunakan lebih khusus dibanding dengan Karakteristik lainnya dari grease dapat
karakteristik grease yang digunakan pada dilihat pada jenisnya, yaitu jenis sabun (soap)
industri otomotif. Industri pangan mempunyai atau bukan dari sabun (non soap). Sabun yang
persyaratan tambahan, tidak hanya aspek dimaksud adalah sabun metalik atau sabun
pelumasannya saja tetapi juga memperhatikan logam. Pada umumnya grease adalah minyak
aspek keamanan pangannya. mineral yang dipadatkan dengan sabun logam.
Grease pada dasarnya merupakan Dilihat dari sabun yang digunakan secara
pelumas yang dipadatkan dengan sabun logam umum, gemuk lumas dapat digolongkan ke
atau non sabun logam. Ketentuan mutu dari dalam jenis : Dasar Aluminium (Al)
grease ditentukan berdasarkan beberapa uji Sabun logam dengan menggunakan
mekanik, diantaranya adalah : dasar aluminium mempunyai sifat lembek,
1. ASTM D 2266 untuk menentukan sifat halus, transparan serta mempunyai ketahanan
anti aus. terhadap air. Jenis sabun logam ini sangat
2. ASTM D 2596 untuk menentukan sifat baik untuk kondisi kerja dibawah suhu 50C.
tekanan ekstrim. a. Dasar Kalsium (Ca)
3. ASTM D 2596 untuk menentukan Sabun logam dengan menggunakan dasar
kestabilan mekanik dari grease. kalsium mempunyai sifat lembek, halus
dan tahan terhadap air. Jenis sabun logam
Seperti halnya kekentalan pada ini sangat baik untuk kondisi kerja
pelumas, untuk grease dinyatakan dengan dibawah suhu 50C.
kekerasan (consistency). Pengelompokannya b. Dasar Natrium (Na)
ditentukan oleh National Lubricating Grease Sabun logam dengan menggunakan dasar
Institute (NLGI) yang membagi kekerasan natrium mempunyai sifat agak
grease menjadi 9 tingkat kekerasan, dari tingkat berurat/serat dan dapat mencegah karat
kekerasan 000 sampai dengan 6, seperti dengan baik, tetapi mudah larut dalam
ditunjukkan pada Tabel 01. Makin besar angka air. Jenis sabun logam ini sangat baik
NLGI, makin keras grease-nya dan makin kecil
untuk kondisi kerja dibawah suhu 100C.
nomor NLGI-nya makin makin lunak grease-
nya. c. Dasar Litium (Li)
Sabun logam dengan menggunakan dasar
Kemampuan pelumasan grease
tergantung pada bahan baku utama (base oil) aluminium mempunyai sifat lembek,
serta pengentalnya. Pengental dapat halus, mantap dalam pemakaian serta
diidentikkan dengan serat yang dapat menyerap mempunyai ketahanan terhadap air. Jenis
dan kemudian melepaskannya ke komponen sabun logam ini sangat baik untuk
yang dilumasi. Sebagian molekul pengental kondisi kerja dibawah suhu 150C.
terserap ke permukaan logam yang dilumasi, Grease non sabun adalah grease yang
yang bertujuan untuk mencegah kontak mempunyai dasar bukan sabun, seperti
langsung antar komponen. Sifat-sifat grease menggunakan silikon yang biasanya
digunakan untuk pemakaian suhu tinggi.
211
SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan 2021 ISBN : 978-602-51450-3-2
Informasi karakteristik tipikal grease dapat Dalam penelitian ini penulis melakukan
dilihat seperti pada tabel berikut beberapa proses eksperimen untuk dapat
Beberapa sifat fisik yang penting dari mengetahui hasil dari pemanfaatan limbah oli
grease antara lain : yang diubah menjadi bentuk pelumas padat
a. Ciri aliran berupa grease, yaitu dengan mencapurkan
Ciri aliran grease merupakan salah satu beberapa variasi campuran zat aditif kedalam
sifat penting dalam penggunaanya limbah oli. Adapun penulis melakukan
sebagai bahan pelumas. Pada saat eksperimen dengan membuat 3 sampel grease
pemakaian, grease harus dapat bertindak dengan variasi campuran yang berbeda-beda
sebagai cairan kental (viscocity). Ciri volume campurannya. Dari hasil eksperimen
aliran ini sangat mempengaruhi tersebut dan dilakukan uji laboraturium untuk
pengisian/pemompaan grease. menentukan variasi mana yang paling bagus.
b. Tekstur dan Struktur
Sifat ini menyangkut penampilan dan
mutu, yang menentukan kerekatan dan HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudahan grease bila ditangani.
Kondisi tersebut tergantung pada
viskositas base oil dan jenis
pengentalnya. Ciri dari tekstur tersebut
adalah berserat (fibrous) atau tanpa serat
(unfibrous). Jika seratnya makin kecil
maka grease tersebut terasa lembut.
c. Stabilitas Oksidasi
Sifat ini menyangkut ketahanan grease
terhadap kerusakan kimia.
Gambar 1 Sampel Grease 1.2 dan 3
d. Pelelehan
Sifat ini menyangkut teroisahnya
komponen minyak dari grease selama Hasil Pengujian Dropping Point
penyimpanan. Titik leleh adalah 212emperature pada
saat grease mulai mencair yang digunakan
untuk quality control. Titik leleh tidak
METODOLOGI menunjukkan 212empera maksimum
Jenis penelitian ini adalah jenis 212emperature kerjanya. Pada umumnya suhu
penelitian eksperimen terhadap pemanfaatan oli kerja grease jauh lebih tinngi dari titik lelehnya.
pelumas bekas menjadi pelumas gemuk atau Dropping point merupakan
grease, serta menguji kelayakan grease yang 212emperature dimana grease mulai mencair.
telah dieksperimen. Dengan menggunakan Dropping point mengindikasikan
beberapa peralatan dan bahan antara lain : 212emperature tertinggi grease dapat
Pemanas, penampung Oli Bekas, gelas ukur, mempertahankan strukturnya (Lansdown,
Stopwatch/Timer, Penyaring Oli (Test Sieves 1982). Ketika mencapai dropping point,
ASTM E-11, Mesh No. 80-100, Aperture struktur grease akan rusak sehingga tidak dapat
150mm, Pelumas Bekas SAE 30, Zat Aditif memerangkap base oil lagi. Grafik dropping
CaCO3 (97%), NaOH (99%). Dengan rencana point grease dapat dilihat pada:
membuat 3 sampel dengan komposisi persen
volume tertentu antara lain Sample 1 bahan Dropping Point (°C)
base oil 50% NaOH 25% dan CaCO3 25%,
sample 2 base oil 50%, NaOH 20% dan Sample 124
3 base oil 50%, NaOH 15%, CaCO3 35%. 122
Untuk mengetahui karakteristik dari hasil 120
pencampuran antara limbah pelumas dengan zat 118 122 123
aditif yang berupa NaOH dan CaCO3, 116 118
menggunakan parameter pengujian Dropping 114
Point ASTM D 566, Penetration at 25°C 1 2 3
Worked ASTM D 217-17, Water Content by Grease Sample
Distillation in Grease, Metal in Grease (Na &
Ca) dan Viscocity. Gambar 2 Grafik Pengujian Parameter Dropping
Point
212
SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan 2021 ISBN : 978-602-51450-3-2
213
SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan 2021 ISBN : 978-602-51450-3-2
Untuk melihat hasil pengujian yang di produksi dari hasil pemanfaatan, karena
kekentalan pada grease atau viskositas dapat dengan adanya kandungan air yang banyak
melihat pada grafik dibawah ini : pada grease akan membuat penurunan pada
viskositas grease, dapat menurunkan ketahanan
Viscocity dan menyebabkan percepatan korosi.
170
160 Hasil Pengujian Metal in Grease (Additive Na
150 & Ca)
140 162 Metal in Grease atau Bahan pengental
155
130 138
adalah bahan yang dikombinasikan dengan
120 pelumas pilihan, akan menghasilkan struktur
1 2 3 padat hingga setengah cair. Jenis pengental
utama yang digunakan dalam gemuk saat ini
Gambar 4 Grafik Pengujian Parameter Viscocity adalah sabun logam. Sabun ini termasuk
lithium, aluminum, clay, polyurea, sodium dan
Dari grafik tersebut kita dapat melihat, calcium.
bahwa tren pada parameter pengujian viskositas Pada eksperimen yang dilakukan, fokus
pada grease menaik. Yakni nilai tertinggi aditif yang digunakan adalah Na dan Ca, untuk
berada pada sampel nomor tiga dengan nilai itu dilakukan pengujian dengan parameter
viskositas pada pelumas atau grease adalah 162 Metal in Grease untuk melihat seberapa
cSt. kandungan aditif yang ada pada grease hasil
dari pemanfaatan. Grafik pengujian dapat
dilihat dibawah ini :
Hasil Pengujian Water Content
Water Content atau Kadar air adalah
sejumlah air yang terkandung di dalam suatu Metal in Grease (ppm)
benda atau objek tertentu, pada pengujian ini
kami melakukan analisa kadar air yang ada 100
80
didalam pelumas atau grease. 80 65
Grafik pengujian Water Content by 60
Na
Distillation in Grease dapat dilihat dibawah ini: 40
19 20 20 Ca
20 6
Water Content (%) 0
40 1 2 3
215
SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan 2021 ISBN : 978-602-51450-3-2
216