Anda di halaman 1dari 8

SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan 2021 ISBN : 978-602-51450-3-2

P-30
ANALISA PEMANFAATAN LIMBAH B3 PELUMAS OLI BEKAS
SEBAGAI ALTERNATIF PELUMAS PADAT (GREASE)

ANALYSIS OF UTILIZATION TOXIC AND HAZARDOUS WASTE LUBRICANT OIL


AS A SOLID ALTERNATIVE LUBRICANT (GREASE)

Ida Bagus Dharmawan1*, M. Ichwan Marsal2


1,2
Politeknik Negeri Balikpapan, Kota Balikpapan
*
E-mail: ida.bagus@poltekba.ac.id

Diterima 23-10-2021 Diperbaiki 27-10-2021 Disetujui 13-11-2021

ABSTRAK
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) sangat berdampak menjadi berbagai macam
pencemaran lingkungan yang merupakan ancaman bagi manusia, telah terjadi selama ini karena
faktor-faktor yang mempengaruhi dimana semakin meningkatnya perkembangan dunia industri
yang masuk kedalam Indonesia khususnya dalam hal kegiatan alat berat dan industri lainnya.
Pemanfaatan kembali limbah pelumas oli sebagai bahan baku gemuk lumas (grease) merupakan
salah satu cara untuk mengurangi pencemaran limbah pelumas oli di lingkungan sekitar dan
mempunyai nilai ekonomis guna dan manfaat bagi penghasil limbah itu sendiri. Limbah adalah
salah satu unsur yang sudah tak terpakai atau yang berasal dari hasil pembuangan. Biasanya,
limbah ini ditemukan dari hasil industri yang akhir, seperti hasil pembuangan. Akan tetapi, zat ini
tak bisa dibiarkan begitu saja, karena terdapat unsur tertentu yang berbahaya bagi lingkungan
sekitar. Untuk itu, diperlukan proses pengelolaan, termasuk pada pengendalian limbah dengan
Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Grease atau gemuk lumas adalah padatan atau semi padatan
campuran pelumas dengan bahan pengental yang berfungsi mengurangi gesekan dan keausan
antara dua bidang atau permukaan yang saling bersinggungan atau bergesekan. Jenis penelitian
ini adalah dengan menganalisa dan melakukan eksperimen terhadap pembuatan pemanfaatan oli
pelumas bekas menjadi pelumas gemuk atau grease, serta menguji kelayakan grease yang telah
dieksperimen. Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik dari hasil pencampuran antara limbah pelumas dengan zat aditif yang berupa NaOH
dan CaCO3, menggunakan parameter pengujian Dropping Point ASTM D 566, Penetration at 25°C
Worked ASTM D 217-17.
Kata kunci: Limbah B3, Pelumas, Gemuk

ABSTRACT
B3 Waste (Hazardous and Toxic Materials) has an impact on various pollutions which are a threat
to humans, this has occurred so far because of the influencing factors which increase the
development of the industrial world that enters Indonesia, especially in terms of heavy equipment
and other industries. The reuse of waste lubricants as raw material for lubricating grease is one
way to reduce waste oil pollution in the surrounding environment and has economic value and
benefits for the waste generator itself. Waste is one of the elements that have been used or that comes
from disposal. Usually, this waste is found from final industrial products, such as disposal. However,
this substance cannot be left alone, because there are certain elements that are harmful to the
surrounding environment. For this reason, a management process is needed, including the control
of waste with Toxic and Hazardous Materials (B3). Grease or lubricating grease is a solid or semi-
solid mixture of lubricants and thickening agents that serves to reduce the effects and wear and tear
between two planes or surfaces that touch or rub against each other. This type of research is to
analyze and conduct experiments on the manufacture of used lubricating oil for grease or grease,
as well as testing the feasibility of the experiments. The research conducted in this study aims to
determine the characteristics of the results of mixing between lubricant waste and additives in the
form of NaOH and CaCO3, using the Dropping Point ASTM D 566 test parameters, Penetration at
25°C Worked ASTM D 217-17.
Keywords: B3 Waste, Oil, Grease
209
SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan 2021 ISBN : 978-602-51450-3-2

PENDAHULUAN dan Beracun atau disingkat B3 adalah bahan


Gemuk adalah pelumas semi-solid yang karena sifatnya dan atau konsentrasinya dan
mengandung base oil, thickening agent, dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
additive. Pada dasarnya seperti pelumas cair tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau
yang berfungsi yaitu untuk mengurangi gesekan merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
pada permukaan dua benda yang membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
bersinggungan, hanya saja prinsip kerjanya kelangsungan hidup manusia serta makhluk
sedikit berbeda. Pelumas cair membutuhkan hidup lainnya.
wadah untuk menampung dan pompa untuk Mengingat sifatnya yang berbahaya dan
mengalirkan ke tempat yang hendak dilumasi beracun, pengelolaan limbah B3 perlu
sedangkan gemuk dapat disebut pelumas padat dilakukan dengan seksama, sehingga setiap
atau juga pelumas setempat. Kelebihan fungsi orang atau pelaku usaha yang menghasilkan
gemuk ini adalah pelumasannya bersifat tahan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan
lama tanpa perlu penambahan karena gemuk terhadap limbah B3 yang dihasilkannya.
tidak mengalir. Kemudian juga gemuk bersifat Pengelolaan limbah B3 terdiri dari
padat sempurna untuk pencegahan penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,
menempelnya benda-benda asing seperti pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan.
kotoran, gas, dan air pada permukaan yang Untuk memastikan pengelolaan limbah B3
dilumasi gemuk. Alasannya gemuk mempunyai dilakukan dengan tepat dan mempermudah
gaya tahan yang baik terhadap beban tinggi. pengawasan, maka setiap kegiatan pengelolaan
Tujuan utama dari penggunaan gemuk adalah limbah B3 wajib memiliki izin yang
untuk memperpanjang usia pakai atau lifetime dikeluarkan oleh Bupati/Walikota, Gubernur,
komponen yang dilumasi karena banyaknya atau Kementerian Lingkungan Hidup dan
jenis gemuk yang beredar di pasaran, Kehutanan sesuai dengan peraturan yang
penggunaan gemuk harus disesuaikan dengan berlaku.
perangkat yang dilumasi. Pelumas atau oli merupakan sejenis
Sebuah penelitian terdahulu mengenai cairan kental yang berfungsi sebagai pelicin,
“Pemanfaatan Oli Bekas Sebagai Bahan Baku pelindung, dan pembersih bagi bagian dalam
Pembuatan Bahan Bakar Cair (BBC) Dengan mesin. Kode pengenal oli adalah berupa huruf
Metode Catalytic Cracking Menggunakan SAE yang merupakan singkatan dari Society of
Katalis Mordenite”, yang dilakukan oleh Ardi Automotive Engineers. Selanjutnya angka yang
Wijaya dan Dhimas Wicaksono Pinto Pudji mengikuti dibelakangnya, menunjukkan tingkat
Rahardjo menghasilkan bahwa Hasil kekentalan oli tersebut. SAE 40 atau SAE 15W-
perengkahan oli motor dan oli mobil bekas 50, semakin besar angka yang mengikuti kode
menghasilkan produk Bahan Bakar Cair atau oli menandakan semakin kentalnya oli tersebut.
BBC dengan komposisi mirip Bahan Bakar Sedangkan huruf W yang terdapat dibelakang
komersial premium. Suhu juga disebut angka awal, merupakan singkatan dari winter.
berpengaruh terhadap produk cairan yang SAE 15W50, berarti oli tersebut memiliki
dihasilkan dimana semakin tinggi suhu, maka tingkat kekentalan SAE 15 untuk kondisi suhu
produk yang dihasilkan juga semakin tinggi. dingin dan SAE 50 pada kondisi suhu panas.
Katalis sebagai Aditif berpengaruh terhadap Dengan kondisi seperti ini, oli akan
produk cairan yang dihasilkan semakin banyak memberikan perlindungan optimal saat mesin
jumlah Katalis yang digunakan, maka produk start pada kondisi ekstrim sekalipun. Sementara
yang dihasilkan semakin tinggi. itu dalam kondisi panas normal, idealnya oli
Limbah adalah salah satu unsur yang akan bekerja pada kisaran angka kekentalan 40-
sudah tak terpakai atau yang berasal dari hasil 50 menurut standar SAE (SAE Euro 2012).
pembuangan. Biasanya, limbah ini ditemukan SAE adalah singkatan dari Society of
dari hasil industri yang akhir, seperti hasil Automotive Engineers yang merupakan
pembuangan. Akan tetapi, zat ini tak bisa persatuan ahli otomotif dunia yang bertugas
dibiarkan begitu saja, karena terdapat unsur menetapkan standar viskositas atau kekentalan
tertentu yang berbahaya bagi lingkungan (ukuran dari tebal lapisan oli serta daya aliran
sekitar. Untuk itu, diperlukan proses oli) pada suhu 100 derajat celcius dan pada -18
pengelolaan, termasuk pada pengendalian derajat celcius, jenis SAE yang umum
limbah dengan Bahan Beracun dan Berbahaya digunakan di negara tropis adalah 10W-30 dan
(B3). Menurut PP No. 74 Tahun 2001 Tentang 20W-50.
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun Grease atau gemuk lumas adalah
(B3), yang dimaksud dengan Bahan Berbahaya padatan atau semi padatan campuran pelumas

210
SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan 2021 ISBN : 978-602-51450-3-2

dengan bahan pengental yang berfungsi yang utama ada dua, yaitu konsistensi
mengurangi gesekan dan keausan antara dua (consistency) dan titik leleh (dropping point).
bidang atau permukaan yang saling a. Penetrasi/Konsistensi
bersinggungan atau bergesekan. Grease juga Pengukurannya menggunakan alat khusus
berfungsi sebagai media pembawa panas keluar yang dinamakan One Quarter Scale Cone
serta untuk mencegah karat pada bagian mesin. Equipment. Untuk penggolongan penetrasi
Sifat-sifat grease yang baik adalah mengurangi ini telah dibuat oleh NLGI, dimana makin
gesekan, mencegah korosi, sebagai penyekat kecil nomor NLGI maka makin lunak
dari kotoran atau air, mencegah kebocoran, greasenya.
konsistensi dan struktur tidak berubah, tidak b. Titik Leleh (Dropping Point)
mengeras pada suhu rendah. Grease Titik leleh adalah temperatur pada saat
berdasarkan tujuan pemakaiannya dibagi atas grease mulai mencair. Titik leleh
grease untuk industri otomotif, sistem digunakan untuk quality control dan
transportasi dan industri non otomotif seperti pengenalan grease. Titik leleh tidak
pangan dan pertanian. Pemakaian grease untuk menunjukkan batasan maksimum
masing-masing tujuan ini dibedakan oleh sifat temperatur kerjanya. Pada umumnya suhu
dan karakteristik grease. Untuk tujuan industri kerja grease jauh lebih tinngi dari titik
pangan misalnya, karakteristik grease yang lelehnya.
digunakan lebih khusus dibanding dengan Karakteristik lainnya dari grease dapat
karakteristik grease yang digunakan pada dilihat pada jenisnya, yaitu jenis sabun (soap)
industri otomotif. Industri pangan mempunyai atau bukan dari sabun (non soap). Sabun yang
persyaratan tambahan, tidak hanya aspek dimaksud adalah sabun metalik atau sabun
pelumasannya saja tetapi juga memperhatikan logam. Pada umumnya grease adalah minyak
aspek keamanan pangannya. mineral yang dipadatkan dengan sabun logam.
Grease pada dasarnya merupakan Dilihat dari sabun yang digunakan secara
pelumas yang dipadatkan dengan sabun logam umum, gemuk lumas dapat digolongkan ke
atau non sabun logam. Ketentuan mutu dari dalam jenis : Dasar Aluminium (Al)
grease ditentukan berdasarkan beberapa uji Sabun logam dengan menggunakan
mekanik, diantaranya adalah : dasar aluminium mempunyai sifat lembek,
1. ASTM D 2266 untuk menentukan sifat halus, transparan serta mempunyai ketahanan
anti aus. terhadap air. Jenis sabun logam ini sangat
2. ASTM D 2596 untuk menentukan sifat baik untuk kondisi kerja dibawah suhu 50C.
tekanan ekstrim. a. Dasar Kalsium (Ca)
3. ASTM D 2596 untuk menentukan Sabun logam dengan menggunakan dasar
kestabilan mekanik dari grease. kalsium mempunyai sifat lembek, halus
dan tahan terhadap air. Jenis sabun logam
Seperti halnya kekentalan pada ini sangat baik untuk kondisi kerja
pelumas, untuk grease dinyatakan dengan dibawah suhu 50C.
kekerasan (consistency). Pengelompokannya b. Dasar Natrium (Na)
ditentukan oleh National Lubricating Grease Sabun logam dengan menggunakan dasar
Institute (NLGI) yang membagi kekerasan natrium mempunyai sifat agak
grease menjadi 9 tingkat kekerasan, dari tingkat berurat/serat dan dapat mencegah karat
kekerasan 000 sampai dengan 6, seperti dengan baik, tetapi mudah larut dalam
ditunjukkan pada Tabel 01. Makin besar angka air. Jenis sabun logam ini sangat baik
NLGI, makin keras grease-nya dan makin kecil
untuk kondisi kerja dibawah suhu 100C.
nomor NLGI-nya makin makin lunak grease-
nya. c. Dasar Litium (Li)
Sabun logam dengan menggunakan dasar
Kemampuan pelumasan grease
tergantung pada bahan baku utama (base oil) aluminium mempunyai sifat lembek,
serta pengentalnya. Pengental dapat halus, mantap dalam pemakaian serta
diidentikkan dengan serat yang dapat menyerap mempunyai ketahanan terhadap air. Jenis
dan kemudian melepaskannya ke komponen sabun logam ini sangat baik untuk
yang dilumasi. Sebagian molekul pengental kondisi kerja dibawah suhu 150C.
terserap ke permukaan logam yang dilumasi, Grease non sabun adalah grease yang
yang bertujuan untuk mencegah kontak mempunyai dasar bukan sabun, seperti
langsung antar komponen. Sifat-sifat grease menggunakan silikon yang biasanya
digunakan untuk pemakaian suhu tinggi.

211
SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan 2021 ISBN : 978-602-51450-3-2

Informasi karakteristik tipikal grease dapat Dalam penelitian ini penulis melakukan
dilihat seperti pada tabel berikut beberapa proses eksperimen untuk dapat
Beberapa sifat fisik yang penting dari mengetahui hasil dari pemanfaatan limbah oli
grease antara lain : yang diubah menjadi bentuk pelumas padat
a. Ciri aliran berupa grease, yaitu dengan mencapurkan
Ciri aliran grease merupakan salah satu beberapa variasi campuran zat aditif kedalam
sifat penting dalam penggunaanya limbah oli. Adapun penulis melakukan
sebagai bahan pelumas. Pada saat eksperimen dengan membuat 3 sampel grease
pemakaian, grease harus dapat bertindak dengan variasi campuran yang berbeda-beda
sebagai cairan kental (viscocity). Ciri volume campurannya. Dari hasil eksperimen
aliran ini sangat mempengaruhi tersebut dan dilakukan uji laboraturium untuk
pengisian/pemompaan grease. menentukan variasi mana yang paling bagus.
b. Tekstur dan Struktur
Sifat ini menyangkut penampilan dan
mutu, yang menentukan kerekatan dan HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudahan grease bila ditangani.
Kondisi tersebut tergantung pada
viskositas base oil dan jenis
pengentalnya. Ciri dari tekstur tersebut
adalah berserat (fibrous) atau tanpa serat
(unfibrous). Jika seratnya makin kecil
maka grease tersebut terasa lembut.
c. Stabilitas Oksidasi
Sifat ini menyangkut ketahanan grease
terhadap kerusakan kimia.
Gambar 1 Sampel Grease 1.2 dan 3
d. Pelelehan
Sifat ini menyangkut teroisahnya
komponen minyak dari grease selama Hasil Pengujian Dropping Point
penyimpanan. Titik leleh adalah 212emperature pada
saat grease mulai mencair yang digunakan
untuk quality control. Titik leleh tidak
METODOLOGI menunjukkan 212empera maksimum
Jenis penelitian ini adalah jenis 212emperature kerjanya. Pada umumnya suhu
penelitian eksperimen terhadap pemanfaatan oli kerja grease jauh lebih tinngi dari titik lelehnya.
pelumas bekas menjadi pelumas gemuk atau Dropping point merupakan
grease, serta menguji kelayakan grease yang 212emperature dimana grease mulai mencair.
telah dieksperimen. Dengan menggunakan Dropping point mengindikasikan
beberapa peralatan dan bahan antara lain : 212emperature tertinggi grease dapat
Pemanas, penampung Oli Bekas, gelas ukur, mempertahankan strukturnya (Lansdown,
Stopwatch/Timer, Penyaring Oli (Test Sieves 1982). Ketika mencapai dropping point,
ASTM E-11, Mesh No. 80-100, Aperture struktur grease akan rusak sehingga tidak dapat
150mm, Pelumas Bekas SAE 30, Zat Aditif memerangkap base oil lagi. Grafik dropping
CaCO3 (97%), NaOH (99%). Dengan rencana point grease dapat dilihat pada:
membuat 3 sampel dengan komposisi persen
volume tertentu antara lain Sample 1 bahan Dropping Point (°C)
base oil 50% NaOH 25% dan CaCO3 25%,
sample 2 base oil 50%, NaOH 20% dan Sample 124
3 base oil 50%, NaOH 15%, CaCO3 35%. 122
Untuk mengetahui karakteristik dari hasil 120
pencampuran antara limbah pelumas dengan zat 118 122 123
aditif yang berupa NaOH dan CaCO3, 116 118
menggunakan parameter pengujian Dropping 114
Point ASTM D 566, Penetration at 25°C 1 2 3
Worked ASTM D 217-17, Water Content by Grease Sample
Distillation in Grease, Metal in Grease (Na &
Ca) dan Viscocity. Gambar 2 Grafik Pengujian Parameter Dropping
Point

212
SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan 2021 ISBN : 978-602-51450-3-2

Berdasarkan pada tabel grafik hasil


pengujian laboratorium dengan parameter Penetration
dropping point, dapat dilihat pengaruh jumlah 400
thickening agent terhadap dropping point 300
grease memiliki tren menaik, artinya dropping
200
point grease semakin menaik seiring 339 325 289
berubahnya komposisi campuran pada tiap 100
sampelnya, pada sampel nomor satu nilai titik 0
lelehnya adalah 118°C dan selanjutnya sampel 1 2 3
nomor dua memiliki dropping point 122°C. Grease Sample
Grease dengan dropping point terbaik berada
pada variasi sampel nomor tiga, yang berarti Gambar 3 Grafik Pengujian Parameter Penetration
pada suhu 123°C barulah grease tersebut
mencapai titik lelehnya, sehingga dapat Berdasarkan pada grafik pengujian
disimpukan bahwa grease tersebut memiliki parameter penetration dapat dilihat pengaruh
karakteristik kepadatan atau kelunakan yang formula grease terhadap penetrasi grease
lebih tinggi daripada sampel sebelumnya. menunjukkan tren yang semakin kecil seiring
Dropping point minimum yang dengan berubahnya komposisi grease, artinya
diperbolehkan untuk grease adalah 80°C (SNI terjadi penurunan pada nilai penetrasi dengan
06-7069.8-2005), sehingga grease yang kata lain terjadi kenaikan konsistensi grease.
memenuhi standar adalah adalah grease yang Penetrasi minimum pada spesifikasi
memiliki dropping point diatas 80°C. Semakin karakteristik dan parameter unjuk kerja gemuk
tinggi dropping point yang dimiliki oleh suatu adalah 220 mm dan maksimalnya terdapat pada
pelumas padat maka semakin baik nilai penetrasi 340 mm (SNI 06-7069.8-2005),
ketahanannya dalam mempertahankan kondisi pada sampel grease nomor tiga dengan nilai
fisik pelumas padat, sehingga pelumas padat penetrasi 289 mm yaitu berada ditengah-tengah
yang mempunyai dropping point tinggi tidak antara minimum dan maksimum standarnya dan
akan cepat mencair dan umur pemakaian juga lebih kecil daripada sampel grease yang
meningkat. lainnya, oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa grease tersebut memiliki struktur
Hasil Pengujian Penetration kepadatannya lebih baik.
Penetrasi atau Konsistensi merupakan Persentase thickening agent yakni zat
sifat yang menyatakan kekerasan grease dan aditif berupa NaOH dan CaCO3 yang
dapat diketahui dengan melakukan uji digunakan sangat berpengaruh terhadap
penetrasi. Pengukurannya menggunakan alat penetrasi grease. Semakin besar persentase
khusus yang dinamakan One Quarter Scale thickener maka nilai penetrasi akan semakin
Cone Equipment. Untuk penggolongan menurun, dengan kata lain konsistensinya
penetrasi ini telah dibuat oleh NLGI, dimana meningkat. Hal ini disebabkan oleh semakin
makin kecil nomor NLGI maka makin lunak banyaknya interaksi diantara molekul-molekul
greasenya. pengental aditif. Interaksi ini membentuk
Grafik hasil pengujian laboratorium jaringan-jaringan dan menyebabkan matriks
terhadap penetrasi pelumas padat atau grease grease yang mengikat base oil menjadi lebih
dapa dilihat dibawah ini : kuat dan lebih rapat, sehingga konsistensi
grease meningkat.

Hasil Pengujian Viscocity


Viskositas (viscocity) adalah ukuran
kekentalan oli. Kekentalan oli disesuaikan
dengan kebutuhan mesin. Ada komponen mesin
yang membutuhkan kekentalan yang tinggi,
namun ada pula komponen mesin yang
membutuhkan kekentalan yang rendah. Khusus
untuk mesin-mesin industri ataupun alat berat,
kekentalan oli harus tepat dalam segala
peruntukkan, terutama terkait faktor suhu mesin
ketika bekerja.

213
SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan 2021 ISBN : 978-602-51450-3-2

Untuk melihat hasil pengujian yang di produksi dari hasil pemanfaatan, karena
kekentalan pada grease atau viskositas dapat dengan adanya kandungan air yang banyak
melihat pada grafik dibawah ini : pada grease akan membuat penurunan pada
viskositas grease, dapat menurunkan ketahanan
Viscocity dan menyebabkan percepatan korosi.
170
160 Hasil Pengujian Metal in Grease (Additive Na
150 & Ca)
140 162 Metal in Grease atau Bahan pengental
155
130 138
adalah bahan yang dikombinasikan dengan
120 pelumas pilihan, akan menghasilkan struktur
1 2 3 padat hingga setengah cair. Jenis pengental
utama yang digunakan dalam gemuk saat ini
Gambar 4 Grafik Pengujian Parameter Viscocity adalah sabun logam. Sabun ini termasuk
lithium, aluminum, clay, polyurea, sodium dan
Dari grafik tersebut kita dapat melihat, calcium.
bahwa tren pada parameter pengujian viskositas Pada eksperimen yang dilakukan, fokus
pada grease menaik. Yakni nilai tertinggi aditif yang digunakan adalah Na dan Ca, untuk
berada pada sampel nomor tiga dengan nilai itu dilakukan pengujian dengan parameter
viskositas pada pelumas atau grease adalah 162 Metal in Grease untuk melihat seberapa
cSt. kandungan aditif yang ada pada grease hasil
dari pemanfaatan. Grafik pengujian dapat
dilihat dibawah ini :
Hasil Pengujian Water Content
Water Content atau Kadar air adalah
sejumlah air yang terkandung di dalam suatu Metal in Grease (ppm)
benda atau objek tertentu, pada pengujian ini
kami melakukan analisa kadar air yang ada 100
80
didalam pelumas atau grease. 80 65
Grafik pengujian Water Content by 60
Na
Distillation in Grease dapat dilihat dibawah ini: 40
19 20 20 Ca
20 6
Water Content (%) 0
40 1 2 3

30 Gambar 6 Grafik Pengujian Parameter Metal in


Grease
20
28.8 24.8 Pada grafik pengujian diatas dapat
10 23.6
dilihat bahwa kandungan-kandungan aditif
0 yang ada pada setiap sampelnya berbeda,
1 2 3 kandungan Na pada sampel satu hingga tiga
memiliki tren menaik yakni 19,65, dan 80
Gambar 5 Grafik Pengujian Parameter Water ppm. Dan kandungan aditif yang lainnya, Ca
Content mengalami penaikan dari sampel satu sampai
sampel dua dan pada sampel terakhir
Berdasarkan pada grafik pengujian
memiliki kandungan kalsium yang sama
parameter water content dapat dilihat pengaruh terhadap sampel grease sebelumnya.
formula grease terhadap kadar air grease Kandungan aditif pada grease memiliki
menunjukkan tren yang semakin kecil seiring peranan yang penting untuk meningkatkan
dengan berubahnya komposisi grease, artinya level konsistensi grease, aditif ini dipilih
terjadi penurunan pada nilai kadar air yang karena titik jatuhnya yang tinggi dan
terkandung di dalam formula grease dengan kemampuan membawa beban yang baik.
Sifat lembek, halus, transparan serta
kata lain terjadi penaikan kepadatan grease.
mempunyai ketahanan terhadap air, jenis
Dimana jika kandungan air di dalam grease aditif ini baik untuk kondisi kerja dibawah
semakin kecil maka akan semakin baik grease
214
SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan 2021 ISBN : 978-602-51450-3-2

suhu 50C. memiliki sifat grease komersial yaitu


sesuai dengan karakteristik yang ada pada
Hasil Perbandingan Grease Hasil SNI 06-7069.8-2005.
Eksperimen Terbaik 2) Perbandingan komposisi NaOH dan
Grease yang akan dibandingkan dengan CaCO3 yang menjadi thickening agent
grease komersial adalah grease yang dibuat
dengan Limbah Oli 100ml dicampur dengan sangat berpengaruh terhadap konsistensi
thickener aditif berupa NaOH dan CaCO3 grease, semakin besar komposisi NaOH
masing-masingnya sebesar 200ml. Grease yang dan CaCO3 maka penetrasi dan dropping
dihasilkan memiliki nilai penetrasi 289 mm dan point akan meningkat.
dropping point 123°C. 3) Hasil optimum didapatkan pada sampel
grease nomor tiga dengan variasi
Tabel 1 Perbandingan Grease Hasil Eksperimen
dengan Komersial campuran NaOH:CaCO3 sebesar
200ml:200ml dengan nomor NLGI 2 dan
Komersial dropping point 123°C.
Eksperimen Metode
No Karakteristik Champ
Terbaik Uji
Grease
Dropping Point ASTM D
1 123 80
(°C) 566 UCAPAN TERIMA KASIH
Penetration at
2 25°C Worked 289 220-340
ASTM D Terimakasih kepada para tim dan
217-17
(mm) beberapa laboratorium pengujian yang
Viscocity at 40°C ASTM D
3
(cSt)
162 150
445
membantu dalam penelitian ini dan juga para
Water Content by pihak terkait.
ASTM
4 Distillation in 23,6% -
D95-13e1
Grease
80 (NaOH) ASTM
5 Metal in Grease -
20 (CaCO3) D7303-17 DAFTAR PUSTAKA
6 NLGI Grade 2 3 NLGI
Sesuai [1] Basuki, A.P., (2008). Pemanfaatan
7 Warna Abu-abu Spes. Visual
Produk Limbah Oli Bekas Bengkel Otomotif
8 Struktur Berserat Lembut - Sebagai Gemuk Lumas (Grease) Dalam
upaya mewujudkan Program Bengkel
Pada Tabel diatas menunjukkan bahwa
Bersih. Tensis Departemen Teknik
grease hasil penelitian memiliki tak banyak
perbedaan pada karakteristiknya dengan grease Teknologi Pengelolaan Dan
komersial NLGI GA dengan nama brand yaitu Pemanfaatan Sampah/Limba
Champ Grease, hanya saja pada strukturnya Pemanfaatan Sampah/Limbah
yang sedikit berbeda antara berserat dengan Perkotaan h Perkotaan UGM.
lembut, hal ini disebabkan oleh pengaruh NaOH Yogyakarta UGM. Yogyakarta
pada grease hasil daripada eksperimen karena [2] Darsono, V, Panduan Pengelolaan,
sifat pengental pada Na yang tertuang dalam
Green Industry, and Cahaya Atma
SNI 06-7069.8-2005 memiliki bentuk yang
berserat. Namun, setelah dianalisa dan Pustaka. 2012. “No Title,” no.
dibandingkan dengan grease sesuai standarnya September 2015: 1–24.
yang ada pada SNI 06-7069.8-2005, grease [3] Nasir, M, Fatkhurohman, and Agus
dengan hasil eksperimen tersebut dapat Muqorobin. 2011. “Problem
digunakan pada bantalan roda atau ball bearing, Manajemen Lingkungan Dan Isu
karena jika sesuai jenis thickenernya grease ini Industrialisasi.” Prosiding Seminar
mempunyai sifat tahan karat, tahan air, dan sifat
Nasional & Internasional 1 (1): 163–72.
suhu rendahnya buruk.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/p
sn12012010/article/view/420.
KESIMPULAN [4] Pamungkas, Adi. (2012). Pelumas
Dari serangkaian tahapan yang telah Padat Gemuk/Grease. 2012
dilakukan pada penelitian ini penulis menarik [5] Sae, Apa, Jaso Dan, and A P I Service.
sebuah kesimpulan sebagai berikut : n.d. “Pengertian SAE , API Service ,
1) Limbah Oli dapat digunakan sebagai
JASO Pada Oli Pelumas Kendaraan.”
bahan baku pembuatan grease dan

215
SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan 2021 ISBN : 978-602-51450-3-2

[6] Sani, Almadora Anwar, Muhammad


Ade Ariasya, Jurusan Teknik Mesin,
Politeknik Negeri Sriwijaya, and
Politeknik Negeri Sriwijaya. 2020.
“Proses Pengolahan Limbah B3 ( Oli
Bekas ) Menjadi Bahan” 12 (2): 48–53.
[7] SNI. Standar Nasional Indonesia
(2004). E-Book: Klasifikasi dan
Spesifikasi – Pelumas Bagian 8 Gemuk
Lumas Kendaraan Bermotor. Bandung:
Badan Standardisasi Nasional.
[8] Tinggi, Viskositas Suhu. 1999. “Kelas
Viskositas SAE” 90.
[9] Wijaya, Ardi. (2011). Pemanfaatan Oli
Bekas Sebagai Bahan Baku Pembuatan
Bahan Bakar Cair (BBC) Dengan
Metode Catalytic Cracking
Menggunakan Katalis Mordenite.
Semarang. 2011.
[10] Wikimedia Foundation. (2021,
February 15). Gemuk (pelumas).
Wikipedia. Diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Gemuk_
(pelumas). Pada tanggal 25 Mei 2021.

216

Anda mungkin juga menyukai