Anda di halaman 1dari 99

RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH Page |1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri merupakan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan

pendapatan masyarakat, namun demikian industri juga dapat merugikan

apabila dalam pelaksanaannya tanpa diikuti dengan proses pengolahan

limbah hasil pengolahan secara baik. Akibat yang ditimbulkan dari

terbuangnya limbah pertambangan emas pada parit di sekitar rumah-

rumah penduduk, dapat masuk ke dalam rantai makanan baik melalui

tumbuhan maupun hewan, yang pada akhirnya akan sampai pada tubuh

manusia. oleh karena itu Pencemaran lingkungan oleh limbah sangat di

waspadai oleh PT..................................... karena pada proses Industri

unsur-unsur logam berat sangat berbahaya dan unsur utama yang harus

diperhatikan.

Pengelolaan limbah merupakan kegiatan terpadu yang meliputi

kegiatan pengurangan (minimization), segregasi (segregation),

penanganan (handling), pemanfaatan dan pengolahan limbah. Dengan

demikian untuk mencapai hasil yang optimal, kegiatan-kegiatan yang

melingkupi pengelolaan limbah dan perlu dilakukan bukan hanya

Team Executive Consultant by DR.Ir. M.Abd.Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH Page |2

mengandalkan kegiatan pengolahan limbah saja, tetapi juga memanfaatkan

atau merekayasa limbah diolah agar memenuhi baku mutu limbah yang

ditetapkan.

Manfaat ekonomi dari eksploitasi bahan mineral tersebut sering kali

menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat

yang ada disekitar, Dalam kegiatan Industri dan ekstraksi mineral terutama

emas menggunakan berbagai bahan kimia yang cukup merusak lingkungan

dan berbahaya bagi kesehatan manusia, seperti merkuri dan sianida.

Dengan mengingat bahwa Dusun ..............., Desa ........,

Kecamatan .............., Kabupaten ........ memiliki potensi yang sangat besar

terkait dengan sumberdaya alam khususnya bahan galian, Industri dengan

kata lain kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,

barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi

dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan

perekayasaan industri, Dengan demikian industri merupakan bagian dari

proses produksi.

Emas merupakan salah satu hasil galian yang memiliki nilai jual

sangat tinggi, untuk mendapatkan logam mulia ini diperlukan berbagai cara

dalam proses atau jalannya industri, salah satu perencanaan yang di

utamakan yaitu rencana pengolahan limbah,

Cara yang ditempuh oleh berbagai pihak untuk mewujudkan

pengolahan tersebut adalah dengan berbagai tahap – tahap dan proses

Team Executive Consultant by DR.Ir. M.Abd.Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH Page |3

pegolahan yang aman, baik dan benar serta memerlukan interfensi dari

pekerja maupun masyarakat untuk mendukung proses pengolahan

tersebut.

1.2 Maksud Dan Tujuan

 Maksud

Maksud dari pengelolaan limbah industri ini adalah untuk

mengklarifikasi, mengatasi Keberadaan limbah pertambangan emas di

lingkungan sekitar Industri agar tidak berdampak secara langsung kepada

manusia khususnya bagi pekerja, masyarakat sekitar area industri, maupun

berdampak tidak langsung baik pada tumbuhan, hewan, maupun

masyarakat sekitar akibat dari pembuangan limbah baik limbah cair,

maupun limbah padat.

 Tujuan

Mengingat besarnya dampak yang disebabkan Industri, maka

PT..................................... merencanakan pengelolaan limbah untuk

mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan

hidup di sekitar WAP yang diakibatkan oleh limbah padat, limbah cair

maupun limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang

sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali, yang dimaksud

dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung

Team Executive Consultant by DR.Ir. M.Abd.Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH Page |4

bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau

konsentrasinya dan jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak

langsung, dapat mencemarkan atau merusakan lingkungan hidup dan

membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia

serta mahluk hidup lain. Dan Untuk mengatasi dampak lingkungan dengan

pengolahan limbah PT..................................... juga memberikan beberapa

keuntungan, antara lain :

 Penggunaan sumberdaya alam menjadi lebih efektif dan efisien;

 Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar;

 Mencegah berpindahnya pencemaran dari satu media ke media

yang lain;

 Mengurangi terjadinya risiko terhadap kesehatan manusia dan

lingkungan;

 Terhindar dari biaya pembersihan lingkungan (clean up);

 Produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar internasional;

Minimasi limbah merupakan implementasi untuk mengurangi

jumlah dan tingkat cemaran limbah yang dihasilkan dari suatu proses

produksi dengan cara pengurangan, pemanfaatan dan pengolahan limbah.

Team Executive Consultant by DR.Ir. M.Abd.Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH Page |5

1.3 Himpunan Dasar Hukum Pengelolaan Limbah Industri

1.3.1 Peraturan perundang-undangan yang digunakan dalam

penelitian ini antara lain:

Peraturan Pemerintah RI No. 74 Tahun 2001 Tentang

Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan Beracun.

 Undang-Undang

 Undang-Undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

 Undang-Undang Republik Indonesia No 7 Tahun 2004 tentang

Sumber Daya Air.

 Undang-undang no 1 Tahun 1970 Pasal 14b. “Memasang

dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar

keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan

pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat

dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli

keselamatan kerja “

 Undang-Undang Republik indonesia No 4 Tahun 2009

Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara.

 Peraturan Pemerintah

 Peraturan Pemerintah No 18. tahun 1999 tentang Pengelolaan

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Team Executive Consultant by DR.Ir. M.Abd.Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH Page |6

 Peraturan Pemerintah RI No. 85 Tahun 1999 Tentang :

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999

Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun.

 Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan

Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

 Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 1990 tentang

Pengendalian Pencemaran Air.

 Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang Air Bersih.

 Keputusan Presiden

 Keputusan Presiden Republik Indonesia No 10 Tahun 2000

tentang Pengendalian Dampak Lingkungan.

 Keputusan Menteri

 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/IX/1990

tentang Baku Mutu Air Bersih.

 Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup No 22 Tahun 2008

tentang Pedoman Teknis Pencegahan Pencemaran Dan/Atau

Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Pertambangan Emas

Rakyat.

 Peraturan Daerah

 Peraturan Gubernur DIY Nomor 20 Tahun 2008 tentang Baku

Mutu Air Bersih.

Team Executive Consultant by DR.Ir. M.Abd.Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH Page |7

 Peraturan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo No 12 tahun

2008 tentang Pengawasan dan Pemeriksaan Kualitas Air.

1.4. Kelayakan Lingkungan

Pada saat sekarang PT..................................... telah memiliki

Dokumen ANDAL termasuk pengelolaan lingkungan.

1.5. Ijin Penggunaan Kawasan Hutan

Ijin penggunaan kawasan hutan masih dalam proses di Kementrian

Kehutanan

1.6. Ijin Pembangunan dan Lain-lain

Ijin pembangunan/konstruksi dan lain-lain masih dalam proses.

1.7. Lokasi dan Kesampaian Wilayah

Wilayah Usaha Industri PT..................................... (.....) terletak di

Kecamatan .............., Kabupaten ........, Propinsi ............. dengan luas

Industri 69 hektar.

Secara geografis daerah Industri PT..................................... (.....)

dibatasi oleh 127° 03’ 09. 3” Bujur Timur sampai 03° 24’ 07. 7” Lintang

Selatan.

Secara administratif lokasi Industri berada dalam wilayah Desa

........, Kecamatan .............., Kabupaten ........ Utara, Provinsi ..............

Pencapaian lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan Ferry

Team Executive Consultant by DR.Ir. M.Abd.Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH Page |8

dari kota Ambon menuju kota Namlea dengan jarak ± 130 km yang terbaca

dalam GPS, dan memakan waktu sekitar 8 jam perjalanan, kemudian dari

Kota Namlea menuju Dusun ............... dapat ditempuh dengan

menggunakan kendaraan beroda empat memakan waktu sekitar ± 3 jam

perjalanan dengan kondisi lalulintas cukup lancar.

Tabel 1. Kesampaian lokasi industri

Dari Ke Waktu Jenis Alat Kondisi Akses


Tempuh transportasi
Kota Pelabuhan 8 jam Kapal, Ferry Perairan laut cukup baik
Ambon Namlea
Pelabuhan Kecamatan 2,5 jam Mobil, motor Jalan Aspal
Namlea ..............
Kecamatan Lokasi 30 menit Mobil, Motor Jalan tanah
.............. Industri

Tabel 2. Koordinat Lokasi

LUAS
DUSUN No. BT LS
(Ha)
o ‘ “ o ‘ “
1 127 3 6.7804 3 23 58.2
............... 2 127 3 44.36 3 23 58.2 69.6
3 127 3 44.36 3 24 17.6
4 127 3 6.7804 3 24 17.6

Team Executive Consultant by DR.Ir. M.Abd.Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH Page |9

Gambar 1. Lokasi Rencana Industri Pengolahan dan Pemurnian Emas


PT.....................................

Team Executive Consultant by DR.Ir. M.Abd.Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pencemaran Lingkungan

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam

lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau

industri atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke

tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak

dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).

Peristiwa pencemaran lingkungan disebut polusi. Zat atau bahan yang

dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat

disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap

makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara

berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat

rnemberikan efek merusak.

Suatu zat dapat disebut polutan apabila:

 Jumlahnya melebihi jumlah normal.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 11

 Berada pada waktu yang tidak tepat

 Berada pada tempat yang tidak tepat

Sifat polutan adalah Merusak untuk sementara, tetapi bila telah

bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi Merusak dalam jangka

waktu lama. Seperti tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi

dalam jangka waktu yang lama, dan dapat terakumulasi dalam tubuh sampai

tingkat yang merusak.

2.1.1. MACAM-MACAM PENCEMARAN

Beberapa Pencemaran yang akan di cegah Pihak PT. ..... Menurut

tempat terjadinya pencemaran dan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu

pencemaran udara, air, dan tanah.

A. Pencemaran udara

Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel, seperti Gas HzS,

Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi, bisa juga

dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara.

 Gas CO dan COz. Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak

berbau, bersifat racun, merupakan hasil pembakaran yang tidak

sempurna dari bahan buangan mobil dan mesin letup. Gas COZ

dalam udara murni berjumlah 0,03%. Bila melebihi toleransi dapat

mengganggu pernapasan. Selain itu, gas C02 yang terlalu

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 12

berlebihan di bumi dapat mengikat panas matahari sehingga suhu

bumi panas. Pemanasan global di bumi akibat C02 disebut juga

sebagai efek rumah kaca.

 Partikel SOZ dan NO2. Kedua partikel ini bersama dengan partikel

cair membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang dapat

mengganggu pernapasan. Partikel padat, misalnya bakteri, jamur,

virus, bulu, dan tepung sari juga dapat mengganggu kesehatan.

Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan

radioaktif, misalnya, nuklir, Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif

masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di bumi. materi radioaktif ini akan

terakumulasi di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia.

Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu,

dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan

bahkan kematian Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm (part per

million) yang artinya jumlah cm3 polutan per m3 udara.

B. Pencemaran air

Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai

berikut:

 Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan

sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 13

Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi

dan bersifat racun.

 Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan 02

di air berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan

organisme air.

 Fosfat hasil pembusukan bersama h03 dan pupuk pertanian

terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan

mineral yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga

(Blooming alga). Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat

berfotosintesis karena sinar matahari terhalang.

Salah satu bahan pencemar di laut adalah tumpahan minyak

bumi, akibat kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak

organisme akuatik yang mati atau keracunan karenanya. (Untuk

membersihkan kawasan tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai

pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal. Bila terlambat penanggulangan-

nya, kerugian manusia semakin banyak. Secara ekologis, dapat

mengganggu ekosistem laut.

Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat

pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin

meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 14

C. Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran

berikut ini :

 Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet

sintesis, pecahan kaca, dan kaleng

 Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit

diuraikan)

 Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.

D. Pencemaran suara

Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor,

kapal terbang, deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi

keras sehingga mengganggu pendengaran.

2.1.2. Macam-macam Bahan Pencemar

Macam-Macam bahan pencemar adalah sebagai berikut:

 Kimiawi

Berupa zat radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi),

pupuk anorganik, pestisida, detergen dan minyak.

 Biologi

Berupa mikro organisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 15

coli, dan Salmonella thyposa.

 Fisik; yang Berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.

2.2. Tahapan Pengendalian

Kegiatan Pengelolaan dan pengolahan limbah baik itu pada kegiatan

produksi industri, non Operasi Industri, maupun fase pasca pengendalian

limbah, antara lain sebagai berikut:

1) Non Operasi Industri


a. Persiapan lahan yang berupa pengamanan lahan bekas Industri,

pengaturan bentuk lahan, dan penempatan bahan Industri kadar

rendah yang belum dimanfaatkan.

b. Pengendalian erosi dan sedimentasi

c. Pengelolaan tanah pucuk.

d. Revegetasi (penanaman kembali)

e. Penanganan Bahan B3 non Industri

f. Pengendalian dan penanganan terhadap pencemaran lingkungan jika

terjadi unpredictable situation. Situasi yang tidak terduga yang

mengakibatkan pencemaran.

2) Operasi Industri
a. Penanganan Kimia sisa industri

b. Penanganan bahan Bahan B3 sisa industri non Kimia

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 16

c. Penanganan terhadap udara pembuangan

d. Penanganan pada fase flushing dan cleanning

e. Penanganan unpredictable situation before contaminating, situasi tidak

terduga sebelum terjadi pencemaran.

Flow Produksi industri PT.....................................

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 17

3) Pasca Pengendalian Limbah


a. Penataan dan penempatan material padat hasil penanganan limbah

b. Penataan dan penempatan material cair non kimia hasil penagnanan

limbah

Untuk memulihkan fungsinya, maka lahan yang terganggu akibat

kegiatan Industri akan dilakukan Pengelolaan limbah yang sesuai dengan tata

ruang wilayah dan mempertimbangkan pendapat dan harapan masyarakat

sekitar WPA. Sasaran dari hal tersebut lahan bekas industri adalah untuk fungsi

Industri sesuai dengan peruntukannya, disamping reklamasi juga dilakukan

upaya untuk mencegah terjadinya bahaya erosi yang dapat mempengaruhi

kestabilan lereng-lereng bukaan, yang pada gilirannya dapat menimbulkan

gangguan kualitas air, dan perkembangan kehidupan biota.

2.3. Revegetasi

Kegiatan Revegetasi lahan yang dilakukan oleh

PT..................................... difokuskan pada tempat-tempat yang

memungkinkan seperti didaerah yang telah ditimbun balik (back filling). Jenis

tanaman revegetasi disesuaikan dengan keadaan tanah dan iklim setempat,

seperti Sengon (Paraserianthes falcataria), Sungkai (Peronema canescens),

Akasia (Acacia sp), Trambesi, Gamal, Johar, dan Meranti (Shorea sp).

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 18

Kegiatan penanaman dilakukan pada areal sekitar WAP yang telah

dinyatakan siap dengan ketebalan soil 1,25 meter dan dimulai dengan

menanam cover crop jenis Centrosema pubescens dan Colopogoniummucoides

sebagai penutup tanah untuk mencegah terjadinya erosi, Selain itu untuk

menjaga erosi pada lahan miring (slope) di areal Industri ditanam dengan jenis

Gamal, Uraso, rumput-rumputan, Korobenguk, tanaman penutup tanah jenis

kacang-kacangan.

Penanaman pohon dengan jenis akasia dilakukan dengan jarak tanam

4 x 4 m, pola revegetasi lahan dengan penanaman jenis ini terbukti adaptif

terhadap kondisi lahan.

Kegiatan penataan lahan yang peruntukannya bukan revegetasi tetapi

berhubungan dengan pekerjaan sipil pada periode reklamasi tahun 1 s/d 5

meliputi:

a) Pembuatan Workshop

b) Pembangunan penampungan limbah B3 (B3 Storage)

c) Pembangunan pengemasan limbah B3 (B3 Packing Area)

Ketiga bangunan tersebut diatas dibangun di lahan Industri yang telah

direklamasi meliputi penimbunan kembali, pengaturan permukaan lahan,

pembuatan drainase dan pemadatan lahan. Selanjutnya diatas lahan yang

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 19

telah dipersiapkan tersebut dibangun Workshop, penampang limbah B3 dan

pembangunan pengemasan limbah B3.

2.4. Pemeliharaan Vegetasi Sebagai Tindakan Awal

Kegiatan penanaman yang dilakukan seiring dengan

perawatan/pemeliharaan terhadap tanaman sekaligus mempertahankan

tanaman yang dapat mengurangi polusi dengan kegiatan yang meliputi

pemupukan secara berkala, penyiangan disekitar tanaman pokok dan

penyiangan semak belukar, pendangiran tanah disekitar tanaman,

pemangkasan cabang dan ranting pohon, serta kegiatan lainnya sesuai dengan

kondisi dan tingkat kebutuhan tanaman.

Pemeliharaan tanaman revegetasi dilahan bekas Industri, lokasi

penimbunan tanah penutup dan sarana penunjang dilakukan sampai tanaman

berumur satu setengah tahun. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi

penyulaman tanaman yang mati, pembersihan gulma yang

mengganggu/menghambat pertumbuhan tanaman, pemulsaan,

pemberantasan hama penyakit dan pemupukan ulang tanaman.

2.5. Lahan Yang Akan Dikelola

Kegiatan Pengelolaan yang dilakukan PT. ..... dalam mengelola limbah

di dalam maupun di luar Industri, kegiatan tersebut dilakukan dengan

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 20

membuat perencanaan yang mendetail selama proses perindustrian yang

dilakukan. Dalam perencanaan tersebut, sudah dipertimbangkan jumlah

material yang akan digali dan yang akan ditimbun didalam lubang yang sudah

digali serta target area yang akan ditanami kembali sesuai dengan

peruntukannya.

Adapun lahan yang akan di kelola terdiri dari:

a. Lahan bekas Industri.

b. Timbunan tanah/batuan penutup diluar Industri.

c. Jalan akses industri dan yang bukan jalan industri yg tidak

digunakan lagi.

d. Bekas kolam sedimen.

e. Fasilitas penunjang lainnya.

2.5.1. Lahan Bekas Industri

Rencana kegiatan operasi Industri PT. ..... baru mulai

dilaksanakan pada tahun 2017 sehingga kegiatan pengelolaan limbah

maupun pencegahan pencemaran Lahan-lahan bekas area Industri masih

akan terus diperluas dan Perencanaan Pengelolaan limbah akan

dilaksanakan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan outside dump,

baik dalam penyebaran tanah pucuk (top soil), pengaturan saluran dan

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 21

drainase, pengendalian erosi, pencegahan air asam industri tambang

ataupun pelaksanaan penanaman (revegetasi).

2.5.2. Bekas Kolam Sedimen

Air buangan yang berasal dari kegiatan industri terdiri dari air

hujan, air permukaan, serta air tanah akan dialirkan ke sediment pond

(kolam pengendap) didalam industri, sebelum air tersebut mengalir ke

sungai.

Untuk menjaga kualitas air buangan dari kegiatan Perindustrian,

maka dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:

 Pengerukan kolam-kolam pengendap.

 Peningkatan kapasitas kolam pengendap dengan cara meninggikan

elevasi spill way.

 Penambahan kapur untuk menetralkan air asam industri.

Untuk mengelola sedimen dan air limbah industri dan

pengolahan, diperlukan instalasi kolam pengendap. Kolam pengendap

untuk menampung air dan pengaliran Industri ini adalah kolam

pengendap yang tidak permanen (sementara), terdiri dari 3

kompartemen, masing-masing berdimensi kolam pengendap dibuat

dibagian terendah dari topografi yang ada dilokasi pengolahan material

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 22

dengan dimensi 3 x (25m x 15 m x 4 m). Luas area yang dicadangkan

untuk lokasi kolam pengendap ini sekitar 0,113 hektar.

Air limpasan (out let) dari setiap kolam pengendap akan dipantau

kualitasnya secara berkala, apabila air limbah industri/pengolahan di

kolam pengendap mempunyai nilai parameter diantaranya pH yang

rendah (asam) serta mengandung besi dan sulfat yang cukup tinggi,

maka air limbah pada kolam pengendap tingkat ketiga tersebut akan

dibubuhi kapur untuk menetralisir pH. Sehingga air limbah yang

dialirkan/dikeluarkan dari titik penataan (point of compliance) yang

mengalir ke sungai atau perairan umum, diharapkan sudah sesuai dengan

nilai baku mutu air limbah industri dan atau air limbah pengolahan

sebagaimana yang tercantum pada peraturan Menteri Negara Lingkungan

Hidup Nomor 9 Tahun 2006 tentang baku mutu air limbah bagi Usaha

dan atau kegiatan industri bijih emas.

Kolam pengendap lumpur ini akan ditimbun dan direvegetasi

kembali pada waktu kegiatan perindustrian berakhir. Untuk suatu Industri

ini yang baru berproses akan dibuat saluran-saluran penyaliran dan kolam

pengendap akan dipantau kualitasnya serta akan ditetapkan titik

penataannya.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 23

Kolam netralisasi ialah kompartemen kedua pada kolam

pengendap, Banyaknya kapur yang dibutuhkan untuk menetralisir pH air

pada kolam pengendap akan tergantung pada volume dan nilai pH yang

diendapkan.

Lahan-lahan bekas kolam pengendap tidak permanen, akan

segera diisi dan ditimbun kembali dengan tanah penutup, apabila

kegiatan perindustrian disekitarnya sudah selesai, dan fungsinya sebagai

penampungan sudah selesai. Perencanaan reklamasi akan dilaksanakan

sesuai dengan perkembangan dan kemajuan Industri, baik dalam

pengaturan permukaan lahan, penyebaran tanah pucuk (top soil),

ataupun pelaksanaan penanaman (revegetasi).

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 24

BAB III

RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH

3.1 Penanganan Limbah Industri, Non Industri

Pengendalian polusi dari pembuangan tailing selama proses operasi

Industri, PT..................................... sangat memperhatikan pencegahan

timbulnya rembesan, pengolahan fraksi cair tailing, pencegahan erosi oleh

angin, dan mencegah pengaruhnya terhadap hewan-hewan liar.

Isu-isu penting yang akan dipertimbangkan oleh PT.....................................

dalam evaluasi alternative pembuangan tailing meliputi:

a. Karakteristik geokimia area yang akan digunakan sebagai tempat

penimbunan tailing dan potensi migrasi lindian dari tailing.

b. Daerah rawan gempa atau bencana alam lainnya yang mempengaruhi

keamanan lokasi dan desain teknis .

c. Konflik penggunaan lahan terhadap perlindungan ekologi peninggalan

budaya, pertanian serta kepentingan lain seperti perlindungan

terhadap ternak, binatang liar dan penduduk lokal.

d. Karakteristik kimia pasir, lumpur, genangan air dan kebutuhan untuk

pengolahannya.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 25

Mengingat besarnya dampak yang disebabkan oleh aktifitas Industri,

maka diperlukan upaya-upaya pengelolaan yang terencana dan terukur.

beberapa upaya yang akan di gunakan PT.....................................

digunakan sebagai upaya pengendalian dampak kegiatan industri terhadap

sumberdaya alam misalnya air, vegetasi dan hewan liar. beberapa upaya

pengendalian tersebut adalah :

a. Menggunakan struktur penahan sedimen untuk meminimalkan jumlah

sedimen yang keluar dari lokasi Industri.

b. Mengembangkan rencana sistim pengedalian tumpahan limbah untuk

meminimalkan masuknya bahan B3 ke badan air.

c. Hindari kegiatan konstruksi selama dalam tahap kritis.

d. Mengurangi kemungkinan terjadinya keracunan akibat sianida terhadap

........ng dan hewan liar dengan menetralisasi sianida di kolam

pengendapan tailing atau dengan memasang pagar dan jaring untuk

Mencegah hewan liar masuk kedalam kolam pengendapan tailing.

e. Minimalisasi penggunaan pagar atau pembatas lainnya yang

menghalangi jalur migrasi hewan liar, Jika penggunaan pagar tidak

dapat dihindari gunakan terowongan, pintu-pintu, dan jembatan

penyeberangan bagi hewan liar.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 26

f. Batasi dampak yang disebabkan oleh frakmentasi habitat, minimalisasi

jumlah jalan akses dan tutup serta rehabilitasi jalan-jalan yang tidak

digunakan lagi.

g. Larangan ber........ hewan liar di kawasan WAP.

Hal-hal pokok yang mendapatkan perhatian

PT..................................... di dalam hal menentukan besar dan pentingnya

dampak lingkungan pada kegiatan ekstraksi dan pembuangan limbah:

 Luas dan kedalaman zona mineralisasi

 Mendesain penempatan limbah batuan.

 Kemungkinan sifat racun limbah batuan

 Potensi terjadinya air asam pada Industri Pertambangan

 Dampak terhadap kesehatan dan keselamatan yang berkaitan dengan

kegiatan transportasi, penyimpanan dan bahan kimia racun, bahan radio

aktif di kawasan induustri dan gangguan pernapasan akibat pengaruh

debu.

 Sifat-sifat geoteknik batuan dan kemungkinan untuk penggunaannya

untuk konstruksi sipil (seperti untuk landscaping, dam tailing, atau

lapisan lempung untuk pelapis tempat pembuangan tailing).

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 27

 Pengelolaan (penampungan, pengendalian dan pembuangan) lumpur

(untuk pembuangan yang berasal dari sistem industri dredging dan

placer).

 Kerusakan bentang lahan dan keruntuhan akibat industri bawah tanah.

 Terlepasnya gas methan dari tambang batubara bawah tanah.

Perusahaan mempunyai 2 (dua) titik penaatan sbb :

1. Lingkungan Raw Material (Stock Pile)

2. Lingkungan Industri Pengolahan Bijih Emas

3.2 Lingkungan Daerah Stock Pile

Pengelolaan air limbah dari areal pertambangan akan dilakukan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. Tahapan awal adalah melakukan kajian pola

aliran permukaan yang masuk ke areal tambang. Kajian dimaksudkan untuk

menetapkan titik-titik penaatan air limbah yang akan dibuang ke lingkungan.

Saat ini terdapat 2 (dua) titik penaatan yang semuanya akan

mendapatkan izin pembuangan air limbah (IPAL) dari pemerintah setempat.

Air limbah yang di buang melalui semua lokasi titik penaatan akan dilakukan

pengujian laboratorium eksternal setiap 1 (satu) bulan sekali. Hasil analisis

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 28

harus menunjukkan bahwa air limbah yang dibuang tersebut telah memenuhi

baku mutu air limbah yang ditetapkan.

Saluran air pada Industri berfungsi untuk menampung limpasan

permukaan pada suatu daerah dan mengalirkannya ke tempat penampungan

air (settling pond).

Dalam merencanakan saluran air maka akan dilakukan analisa pada area

PT....................................., sehingga saluran air tersebut dan memenuhi hal-

hal sebagai berikut :

1. Dapat mengalirkan debit air yang direncanakan.

2. Kecepatan air yang tidak merusakkan saluran (erosi).

3. Kecepatan air yang tidak menyebabkan terjadinya pengendapan

4. Kemudahan dalam pengaliran atau pembuatan.

5. Kemudahan dalam pemeliharaan.

Untuk mencegah terjadinya air limpasan selama masa Proses dan

meningkatkan produktifitas alat, maka dibuat saluran dan settling pond. Bentuk

saluran dapat dibuat sesuai dengan kondisi di PT......................................

Kebijakan yang diambil oleh perusahaan saat ini adalah akan

mempersiapkan terlebih dahulu fasilitas pengelolaan air limbah dan kemudian

mengajukan izin pembuangan air limbah ke Bupati. Setelah semua fasilitas dan

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 29

izin diperoleh baru fasilitas tersebut dioperasikan sebagai sarana pengolahan

air limpah (IPAL).

Pembangunan fasilitas IPAL ini telah melalui perencanaan

pembangunan IPAL dengan mempertimbangkan kualitas dan volume air

limbah (curah hujan tertinggi) yang akan diolah.

3.2.1. Saluran Bentuk Segi Tiga

Salah satu bentuk saluran yang akan digunakan adalah saluran

berbentuk segi tiga, Saluran ini adalah saluran yang mempunyai

keuntungan dalam pembuatanya karena dapat dibuat secara praktis yakni

dengan menggunakan alat-alat mekanis untuk membentuk saluran ini

mulanya digunakan untuk jenis saluran yang dangkal dengan jumlah

debit air yang kecil. Keuntungan saluran ini adalah tidak mudah longsor

dan tidak terjadi penggendapan, kelemahan dalam hal pembuatannya,

karena membutuhkan waktu yang cukup lama dibandingkan dengan

bentuk penampang saluran lainnya.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 30

Gambar 2. Bentuk Penampang Segi Tiga

Dimana :

B = Lebar atas saluran (m)

h = Kedalaman air (m)

d = Kedalaman saluran (m)

a = Panjang sisi saluran (m)

R = Jari-jari hidrolik (m) A

Z = Tetapan P

3.2.2. Bentuk Penampang Trapesium

Saluran ini merupakan saluran yang umum digunakan, karena

kemudahan dalam pembuatannya baik dengan tenaga manusia maupun

dengan alat-alat mekanis. Kelebihan bentuk ini dapat menampung

volume air lebih besar dan sesuai dengan kondisi tanah lepas. Bentuk

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 31

penampang trapesium adalah bentuk kombinasi antara bentuk

penampang segitiga dan bentuk penampang segi empat yang paling

umum digunakan untuk saluran yang berdinding tanah dan tidak dilapisi

konstruksi dari bahan tertentu sebab kemiringan dindingnya dapat

disesuaikan dengan kondisi tanah setempat.

Gambar 4. Bentuk Penampang Trapesium

Dimana :

B = Lebar atas saluran (m)

b = Lebar dasar saluran (m)

R = Jari-jari hidrolik (m)

d = Kedalaman saluran (m)

h = Kedalaman air (m)

α = Sudut kemiringan saluran (˚)

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 32

a = Panjang sisi saluran (m)

Z = Tetapan

W = Faktor keamanan (0,20 m)

Untuk menentukan dimensi saluran yang berbentuk trapesium

dengan luas penampang hidrolis optimum, maka luas penampang basa

(A), jari-jari hidrolik (R), kedalam air (h), lebar penampang basa (B), lebar

dasar saluran (b), kemiringan dinding saluran (m), dapat memiliki

hubungan yang dinyatakan dalam persamaan-persamaan sebagai berikut

Diketahui :

Z = Cotg α

α = 60o

b=2

h 3

W = 0,20 m

Maka didapat :

A = (b + zh) h …………………………………………………….(3.9)

P = b + 2h √1 + ( z)2 ………………………………………….(3.10)

R = A/P …………………………………………………………..(3.11)

Dimana :

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 33

b = Lebar dasar saluran (m)

A = Luas penampang basah (m2)

P = Keliling basah (m)

R = Jari-jari hidrolik (m)

α = Sudut kemiringan saluran (˚)

W = Faktor keamanan (0,20 m)

Untuk mengetahui kapasitas pengaliran suatu saluran air dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Q= . . . …………………………………… (3.12)

Dimana :

Q = Debit air saluran (m3/dtk)

R = Jari-jari hidrolik ( m )

S = Kemiringan saluran (%)

A = Luas penampang saluran ( m2 )

n = Koefisien kekasaran Manning (Tabel 3.3)

3.2.3. Bentuk Penampang Segi Empat

Saluran dengan bentuk penampang segi empat umumnya

digunakan untuk saluran dengan debit air yang besar dan kondisi tanah

yang tidak mudah lepas, saluran ini mempunyai kelebihan yaitu mudah

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 34

dalam pembuatan atau penggalian. Bentuk penampang segi tiga,

mempunyai sisi tegak, biasanya dipakai untuk saluran yang dibangun

pada lokasi yang stabil seperti batu, tanah yang diperkuat dengan turap

kayu dan lain-lain. Kelemahan saluran segi empat ini yaitu mudah terjadi

pengikisan (erosi), yang memudahkan terjadinya pengendapan pada

dasar saluran.

Gambar 5. Bentuk Penampang Segi Empat

Dimana :

B = Lebar saluran (m)

B = Lebar dasar saluran (m)

D = Kedalaman (m)

R= Jari – jari Hidrolik (m) = + 2ℎ

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 35

3.2.4. Kolam Pengendapan (Settling Pond)

Untuk mencegah erosi permukaan tanah dan terbawanya

material tererosi ke laut, selain dengan cara revegetasi di daerah

penambangan, juga dibuat kolam pengendapan (settling pond) dan

saluran-saluran untuk mengalirkan air ke tempat pengendapan sedimen.

Kolam pengendapan berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel

atau lumpur yang ikut bersama air hasil aliran dari saluran tambang,

sebelum air lumpur tersebut dibuang ke pembuangan akhir, maka

diendapkan terlebih dahulu partikel padatnya, agar tidak mencemari

lingkungan sekitar lokasi tambang.

Ukuran settling pond dibuat dengan mempertimbangkan luas

areal tangkapan hujan,kandungan padatan air tambang dan koefisien

pengendapan. Air yang terkumpul dalam suatu kolam pengendapan

dapat menjadi sarana penunjang bagi pelaksanaan kegiatan revegetasi di

daerah penambangan. Bentuk kolam pengendapan biasanya dibuat

secara sederhana yaitu kolam yang berbentuk zig-zag dan dapat

disesuaikan dengan keperluan perencanaan sistem penirisan serta kondisi

tambang.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 36

3.2.5. Pengendalian Pencemaran Udara

Upaya pengendalian pencemaran udara dilakukan untuk

mengurangi pencemaran dari aktivtas Stock Pile maupun aktivitas

penunjang kegiatan di Stock Pile. Dilakukan penyiraman jalan-jalan

Operasi untuk mengurangi polusi debu.

Direncanakan hasil pengukuran udara ambient setiap 6 bulan

sekali harus tetap masih memenuhi baku mutu kualitas udara yang

ditetapkan. Sedangkan untuk kegiatan penunjang operasional seperti

pembangkit listrik akan dilakukan pengelolaan sesuai ketentuan yang

berlaku.

Limbah udara juga termasuk salah satu jenis limbah yang

dihasilkan oleh industri. Limbah tersebut dihasilkan sebagai emisi

atmosferik dari industri tersebut. Jenis komponen yang termasuk ke

dalam emisi tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :

 Debu atau partikulat

 Gas yang diproduksi oleh proses pembakaran, seperti CO, CO2,

NOx, SO2

 Gas alam, seperti metan, yang kemungkinan dapat di hasilkan.

 Coolants, seperti CFCs, yang berasal dari air-conditioners.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 37

Sumber utama dari limbah udara tersebut adalah akses jalan

areal PT. ..... yang tidak beraspal, aktivitas penggalian, pembuangan,

operasi sabuk conveyer. beberapa tahap penanganan yang akan di

proses, yaitu tahap awal dan akhir, berdasarkan besar partikel debu yang

dipisahkan.

3.3. Lingkungan industri Pengolahan Bijih Emas

Proses pengolahan Limbah akan terdiri dari beberapa tahap yang

sangat menguntungkan dan juga mencegah adanya dampak ........k terhadap

lingkungan sekitar areal Industri PT..................................... Dengan

tahapan dan proses sebagai berikut :

3.3.1. Proses pengolahan Limbah cair

Terdapat 5 tahap yang di perlukan dalam pengolahan air limbah

yaitu:

- Pengolahan Awal (Pretreatment)

- Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

- Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

- Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)

- Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 38

1. Pengolahan Awal (Pretreatment)

Tahap ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk

menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam limbah. Beberapa

proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit

removal, equalization and storage, serta oil separation.

Gambar 6. Tahap Pengolahan Awal (Pretreatment)

gambar

2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

Pengolahan tahap pertama memiliki tujuan yang sama dengan

pengolahan awal Letak perbedaannya ialah pada proses yang

berlangsung. Proses yang terjadi ialah neutralization, chemical addition

and coagulation, flotation, sedimentation, dan filtration.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 39

Gambar 7. Tahap Pengolahan Tahap Pertama (Premary

3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

Tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat terlarut dari

limbah yg tak dapat dihilangkan dengan proses fisik Peralatan yang

umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated sludge,

anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon, stabilization basin,

rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 40

Gambar 8. Tahap Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)

Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap

ketiga ialah coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption,

ion exchange, membrane separation, serta thickening gravityor flotation.

Pada proses ini dilakukan pemisahan secara kimia untuk lebih

memurnikan air yang belum sepenuhnya bersih.

Gambar 9. Tahap Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 41

Gambar 10 : Tahap – tahap pengolahan limbah cair

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 42

3.3.2. Prinsip dan Klarifikasi Alat Pengolahan Limbah Cair

1. Limbah dan Tangki Penampungan Limbah

Limbah berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha atau

kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena

sifat, konsentrasi, dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun

tidak langsung, dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup, atau

membahayakan lingkungan hidup manusia serta makhluk hidup. Limbah

cair adalah bahan-bahan pencemar berbentuk cair. Air limbah adalah air

yang membawa sampah (limbah) dari rumah tinggal, bisnis, dan industri

yaitu campuran air dan padatan terlarut atau tersuspensi dapat juga

merupakan air buangan dari hasil proses yang dibuang ke dalam

lingkungan.

2. Aerator

Aerator adalah alat untuk menyuplai oksigen yang berbentuk

gelembung-gelembung yang masuk ke dalam air dengan selang kecil.

Pada aquarium air tawar alat ini merupakan alat vital, tetapi pada

aquarium air laut, aerator hanya digunakan pada saat listrik PLN mati.

Prinsip kerja aerator sangat sederhana. Di dalam aerator terdapat sebuah

motor sederhana yang bergerak karena adanya gaya magnet dari sebuah

kumparan yang dialiri arus listrik dihubungkan dengan klep karet.

Gerakan yang ditimbulkan dari klep karet ini akan menimbulkan tekanan

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 43

udara. Tekanan udara tersebut yang digunakan untuk menggerakkan air

dalam tangki sehingga terjadi difusi oksigen.

3. Bakteri Lumpur Aktif

Lumpur aktif adalah kumpulan mikroba yang masih aktif berupa

gumpalan lumpur atau menyerupai lumpur, maka disebut lumpur aktif.

Aliran limbah cair dicampur dengan aliran lumpur kemudian campuran

ini dengan kadar antara 2000 mg/L sampai 4000 mg/L masuk ke dalam

bioreactor atau aerator dalam tangki aerasi. Dalam tangki aerasi lumpur

aktif mengadsorpsi senyawa organik padat tersuspensi selama waktu

antara 20 sampai 40 menit.

4. Tangki Sedimentasi

Proses sedimentasi limbah cair untuk memisahkan zat padat dan

cair digunakan prinsip pengendapan gravitasi untuk:

 Memisahkan padatan terlarut dalam klarifikasi primer sehingga

mampu menurunkan nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand)

dengan rentang antara 30% sampai 75%. BOD adalah jumlah

oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan

dekomposisi aerobik bahan-bahan organik dalam larutan,

dibawah kondisi waktu dan suhu tertentu (biasanya lima hari

pada suhu 20o C).

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 44

 Menurunkan padatan terlarut sekitar 40% sampai 95%.

 Mereduksi mikroba sekitar 40% sampai 75%.

 Memindahkan endapan biologi dalam klarifikasi akhir lumpur

aktif.

 Memindahkan humus dalam perlakuan tricklink filter.

 Perolehan lumpur padat dikirim ke lokasi penguburan limbah

padat (landfill).

5. Saringan kerikil

Saringan pasir dan kerikil digunakan untuk mencegah limbah cair

dan kerikil agar tidak mengganggu dan merusak bak penampung dan

pompa limbah cair. Dan di dalam tangki kontroler, karena dalam tangki

kontrol ada terdapat indikator yang sensitifitasnya cukup tinggi, sehingga

pada saat air mengalir di filter Pompa bertekanan dan adaptor (Booster

Pump). Kerikil tidak tersumbat di pompa.

6. Kalium Permanganat /Larutan KMnO4

Larutan Kalium Permanganat (KMnO4) adalah oksidator kuat

yang dapat mengoksidasi etilen yang berada pada limbah dalam

penyimpanan. Bahan yang ada disekitar kita dan dapat digunakan

sebagai bahan penyerap KMnO4 antara lain aktif, batu apung, busa,

cocopeat, lumpur kering, oasis, serbuk gergaji kayu, dan zeolit. Kalium

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 45

permanganat merupakan zat baku sekunder karena kalium permanganat

tidak stabil, mudah terurai oleh cahaya dan mudah terurai oleh zat

organik membentuk MnO2.

7. Filter Pasir (Sand) Aktif

Filter pasir aktif adalah filter yang mempunyai kecepatan filtrasi

lambat., kecepatan filtrasi pada filter lambat sekitar 20 – 50 kali lebih

lambat, yaitu sekitar 0,1 hingga 0,4 m/jam.

Filter pasir aktif cukup efektif digunakan dalam menghilangkan

kandungan bahan organik dan organisme pathogen dari air baku yang

mempunyai kekeruhan relative rendah. Filter pasir aktif banyak

digunakan untuk pengolahan air dengan kekeruhan air baku di bawah 50

NTU

8. Filter Iron Mangan Ziolit

Air limbah dari filter sand aktif kemudian dialirkan ke filter iron

mangan ziolit filter, untuk menyaring atau menghilangkan zat besi atau

mangan yang ada dalam air serta menghilangkan padatan yang

tersuspensi. Dalam tangki filter iron mangan ziolit akan terjadi kontak zat

besi atau mangan yang ada dalam air denga oksigen yang ada diudara,

sehingga besi dan mangan dapat dioksidasi, dan dapat meringankan

beban filter mangan ziolit.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 46

Mangan ziolit berfungsi sebagai katalis dan dalam waktu yang

bersamaan dapat mengoksidasi besi dan mangan yang larut dalam air

menjadi bentuk senyawa mangan oksida atau ferrihidroksida.

9. Filter Karbon Aktif

Filter karbon aktif ini berfungsi dalam pengolahan air, karbon aktif

digunakan sebagai adsorben untuk menyisihkan rasa, bau, atau warna

yang disebabkan oleh kandungan bahan organik dalam air, produk

samping disinfeksi, pestisida, dan bahan organik sintetis lainnya. Selain

itu filter karbon aktif juga berfungsi sebagai penyaring partikel-partikel

kotoran yang belum tersaring didalam filter iron mangan ziolit.

10. Filter Penghilang Warna

Filtrasi penghilang warna adalah proses pemisahan partikel zat

padat dari fluida dengan jalan melewatkan fluida tersebut melalui suatu

medium penyaring atau septum (septum), dimana zat padat itu tertahan.

Istilah medium penyaring dapat dikatakan juga sebagai medium berpori

(filter cloth). Dalam operasi filtrasi, partikel padatan tersuspensi dalam

cairan atau gas dihilangkan secara fisika atau mekanis dengan cara

melewatkannya melalui medium penyaringan tersebut.

Di dalam campuran zat cair, partikel-partikel padat tersuspensi

dapat berupa partikel yang sangat halus (beberapa mm), partikel tegar

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 47

(rigid) atau plastis, berbentuk bulat atau beragam dan partikel agregat

atau individual (diskrit)

11. Cartridge Filter CTO (Clorine Taste Odor)

Clorine Taste Odor (CTO) Carbon Block ( Tabung yang berdiri

vertikal berada kiri dan berwarna putih) Menyaring air sebagai kelanjutan

dari tahap Filter Penghilang warna untuk membuang zat-zat kimia yang

ada di dalam air kaporit/klorin, netralisir rasa, bau, trikolometana dengan

tingkat lebih baik. Juga menyaring partikel >10 mikron.

12. Cartridge Filter GAC (Granular Actived Carbon )

Granular Actived Carbon (GAC) ( Tabung yang berdiri vertikal

berada ditengah dan berwarna putih) Menyaring air sebagai kelanjutan

dari tahap CTO untuk membuang zat-zat kimia yang ada di dalam air

seperti detergen,kaporit/klorin dsb.

13. Spons Micro

Alat ini berfungsi untuk menghambat aliran 300-cc/menit, karena

filternya yang sangat kecil dengan ukuran 0,000650 juta mikro sehingga

menimbulkan tekanan air pada membrane untuk menghasilkan air super

bersih. Jika alat ini tidak ada maka tidak ada tekanan pada membrane

sehingga air akan dibuang semua dan tidak ada air yang dialirkan dari

membrane untuk di cek Lab maupun di alirkan ke sinar ultra violet.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 48

14. Sinar UV (Ultraviolet)

Setelah penyaringan dengan spons micro, air selanjutnya

dialirkan ke alat sterilisator ultar violet (UV). Alat ini berbahan kaca dan

dengan lampu 30 watt. Air dialirkan dari tabung kaca kemudian disinari

dengan tabung sinar ulrta violet. Prinsip kerja sinar ultraviolet ini adalah

sinar UV dapat mampu mengenai sistem genetik dari bakteri, sehingga

pembunuhan bakteri dapat langsung dalam waktu yang singkat. Selain

itu disenfeksi sinar UV tidak menghasilkan efek samping sebagaimana

disenfeksi menggunakan chlorine.

15. Tangki RO ( Reverse Osmosis)

Membarane Reverse Osmosis (Tabung besar berwarna putih

melintang secara horisontal) Penyaringan pada tahap ini berbeda dari

tahap sebelumnya, pada tahap penyaringan ini memiliki dua saluran yaitu

pertama, air minum RO, air yang melalui filter 0.0001 mikron. Dan kedua,

air limbah atau air buangan yang tidak dapat masuk kedalam membran

seperti pencemaran kimia dan fisika, bakteri dan virus.

16. Tangki Penampungan Air

Tangki Penyimpanan air (8 psi) Fungsi dari alat ini :

 Menampung dan menyimpan air minum RO.

 Menampung air yang keluar dari tangki ulta violet

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 49

 Mengalirkan air minum RO secara cepat dalam waktu

terbatas pada saat diperlukan sampai cadangan air dalam

tangki habis.

3. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan

sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet

combustion, pressure filtration, vacuum filtration, centrifugation,

lagooning or drying bed, incineration, atau landfill. Proses Pengolahan

Limbah Padat.

4.3.2.1 Tujuan Penimbunan Limbah Padat

Adapun Tujuan pembuatan penimbunan limbah ialah untuk

menstabilkan limbah padat dan membuatnya menjadi bersih melalui

penyimpanan limbah secara benar dan penggunaan fungsi metabolis

alami yang benar.

 Klasifikasi struktur penimbunan limbah

Lokasi penimbunan limbah Areal WAP digolongkan ke dalam 5

jenis menurut struktur sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3. Dari segi

mutu lindi dan gas yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan limbah, baik

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 50

metode penimbunan limbah semi-aerobik maupun aerobik yang

dikehendaki.

Tabel 3. Klasifikasi Struktur Penimbunan limbah

Penimbunan limbah Limbah padat harus ditimbun kedalam galian


anaerobik di area tanah datar atau lembah. Limbah
berisi air dan dalam keadaan anaerobik.
Penimbunan limbah Penimbunan limbah anaerobik dengan
saniter anaerobik penutup berbentuk "sandwich". Kondisi limbah
padat sama dengan penimbunan limbah
anaerobik.
Penimbunan limbah Memiliki sistem penampungan lindi di dasar
saniter anaerobik yang lokasi penimbunan limbah. Sedangkan yang
telah disempurnakan lainnya sama seperti penimbunan limbah
(penimbunan limbah saniter anaerobik. Kondisinya tetap anaerobik
saniter yang telah dan kadar air jauh lebih sedikit dibandingkan
disempurnakan) dengan penimbunan limbah saniter anaerobik.
Penimbunan limbah semi- Saluran penampungan lindi lebih besar dari
aerobik pada saluran penimbunan limbah saniter yang
telah disempurnakan. Lubang saluran
dikelilingi udara dan salurannya ditutupi batu
yang telah dihancurkan kecil-kecil. Kadar air
pada limbah padat kecil. Oksigen disediakan
bagi limbah padat dari saluran penampungan
lindi

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 51

Penimbunan limbah Di samping saluran penampungan lindi, .....a


aerobik persediaan udara dipasang dan udara
didorong agar memasuki limbah padat
sehingga kondisinya menjadi lebih aerobik
dibandingkan dengan penimbunan limbah
semi-aerobik.

4.3.2.2 Pencegahan Polusi Skunder

lokasi penimbunan limbah merupakan fasilitas umum yang

sangat diperlukan bagi setiap orang khususnya masyarakat sekitar WAP.

Oleh karena itu, PT ..... merencanakan dan merancang lokasi

penimbunan limbah dengan cara yang baik dan benar sehingga

masyarakat sekitar merasakan dampak baik.

Guna membuat lokasi penimbunan limbah tersebut agar

polusi sekunder dan dampak ........k yang ditimbulkannya perlu

diperkecil. Perlu juga untuk dirumuskan rencana pemakaian lokasi

paska-penutupan dengan mempertimbangkan pendapat masyarakat

setempat.

3. Polusi sekunder yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan

limbah

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 52

a) Pencemaran air

Lindi yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan limbah, jika tidak

diolah maka akan, mencemarkan sungai, laut dan air tanah.

b) Pembentukan gas

Gas utama yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan limbah adalah

metan, amonium, hidrogen sulfida, dan karbon dioksida.

c) Bau tak sedap

Ada dua jenis bau tak enak yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan

limbah. Pertama adalah bau yang ditimbulkan dari limbahnya

sendiri, yang lainnya adalah gas yang ditimbulkan melalui

dekomposisi limbah.

d) Hama dan vektor

Limbah dapur cenderung menjadi sarang lalat, dan menarik tikus

dan ........ng gagak.

e) Kebisingan dan getaran

Kendaraan angkutan limbah yang masuk dan peralatan penimbunan

limbah dapat menjadi sumber kebisingan dan getaran.

f) Kebakaran

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 53

Kebakaran dapat terjadi secara spontan akibat pembentukan gas

metan atau pemakaian bahan kimia. Kebakaran juga dapat

disebabkan oleh para pemulung atau orang lain.

2. Pencegahan polusi sekunder dengan tanah penutup

Langkah yang PT.................................. Ambil ialah ingin

mencegah polusi sekunder dengan sempurna dengan mendirikan fasilitas

pengolahan air limbah dengan teknologi tinggi yang diperlukan,

Penggunaan tanah penutup, meskipun tidak sempurna dalam

pencegahan polusi sekunder, dianjurkan karena cara ini ekonomis dan

efektif. Bahan penutup seperti tanah harus digunakan untuk menutup

limbah padat dengan cepat setelah diturunkan. Setelah penurunan limbah

terakhir setiap hari, tanah penutup limbah harus dikumpulkan pada

lerengan lapisan limbah yang harus diatur setiap hari. Aplikasi tanah

penutup sebagaimana mestinya akan cukup banyak mengurangi polusi

sekunder.

3. Efektifitas metode tanah penutup

Penggunaan tanah penutup, akan memberi manfaat dan

pengaruh sebagai berikut:

(a) Pencegahan terjadinya penyebaran sampah.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 54

(b) Pencegahan terjadinya bau tak sedap.

(c) Menyingkirkan hama dan vektor.

(d) Pencegahan kebakaran serta penyebarannya.

(e) Penyempurnaan lansekap.

(f) Pengurangan pembentukan lindi.

Sebagaimana disebutkan di atas, aplikasi tanah penutup sangat

efektif dalam pencegahan polusi lingkungan hidup. Bahan tanah penutup

tidak perlu yang harus dibeli. Limbah tanah, limbah pembongkaran, atau

limbah lama dapat digunakan sebagai tanah penutup.

4. Pengelolaan dan Kegiatan Lokasi Penimbunan limbah

Hal yang penting tak dilupakan ialah memelihara lokasi

penimbunan limbah agar tetap bersih dan sehat, dan memperbesar

kapasitas lokasi penimbunan limbah dengan operasi yang baik.

Aktivitas pengelolaan dan operasi lokasi meliputi hal-hal berikut:

 Analisa limbah

 Periksa semua jenis limbah yang masuk. Jangan menerima limbah

berbahaya jenis apapun. Buat catatan limbah yang masuk

mengenai jenis dan banyaknya.

 Penimbunan limbah saniter

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 55

 Membuat rencana kegiatan lokasi penimbunan limbah dimuka, dan

ikuti rencana ini. "Merencanakan sebelum Operasi" sungguh

penting bagi sanitasi lokasi penimbunan limbah.

 Upaya pelestarian lingkungan hidup

 Memantau linindi dan gas secara reguler, dan kontrol vektor.

 Catatan Penimbunan limbah Ukur dan buat catatan ketinggian

lokasi penimbunan secara rutin, yang dapat berguna untuk

memperkirakan kapasitas lokasi penimbunan yang masih ada.

Serta menyediakan semua bahan yang diperlukan.

 Pengelolaan lokasi paska-penimbunan limbah Bahkan setelah

penyelesaian pembuatan lokasi penimbunan limbah, perlu

dilanjutkan dengan pemantauan penurunan tanah dan polusi

lingkungan hidup yang diakibatkan oleh lindi.

4. Rencana Pemanfaatan Lokasi Paska-Penimbunan limbah

Kegiatan penimbunan limbah dapat dipertimbangkan sebagai

langkah pembentukan tanah. Sehingga kegiatan penimbunan limbah

dirancang sedemikian rupa dan mempercepat penggunaan kembali lokasi

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 56

paska-penutupan, dan mempermudah pengelolaan lokasi paska-

penutupan sebelum digunakan kembali. Karena pembuangan secara

terbuka akan menciptakan tanah lempung, dan memerlukan waktu lebih

lama sebelum pembentukan gas metan dan bau tak sedap hilang, metode

pembuangan terbuka memerlukan waktu yang lama sebelum pemakaian

kembali dimungkinkan, dan karenanya kegiatan ini tidak dianjurkan.

Berbagai faktor yang mempengaruhi permulaan penggunaan

kembali penimbunan limbah paska-penutupan meliputi :

1) kecepatan penurunan tanah,

2) mutu lindi,

3) mutu dan kadar gas, dan

4) suhu endapan limbah di lokasi penimbunan limbah paska-penutupan.

Adalah sangat penting untuk menggunakan rencana penggunaan

lokasi paska-penutupan ke dalam rancangan dan kegiatan lokasi

penimbunan limbah.

3.3.3. Pengolahan Limbah Gas

Sebagian jenis gas dapat dipandang sebagai pencemar udara

terutama apabila konsentrasi gas tersebut melebihi tingkat konsentrasi

normal dan dapat berasal dari sumber alami serta juga gas yang berasal

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 57

dari kegiatan industri. Senyawa pencemar udara itu sendiri digolongkan

menjadi

(a) senyawa pencemar primer, dan

(b) senyawa pencemar sekunder.

Senyawa pencemar primer atau senyawa pencemar yang

langsung dibebaskan dari sumber sedangkan senyawa pencemar

sekunder ialah senyawa pencemar yang baru terbentuk akibat antar-aksi

dua atau lebih senyawa primer selama berada di atmosfer.

Dari sekian banyak senyawa pencemar yang ada, lima senyawa yang

paling sering dikaitkan dengan pencemaran udara ialah:

karbonmonoksida (CO), oksida nitrogen (NOx), oksida sulfur (SOx),

hidrokarbon (HC), dan partikulat (debu).

Definisi dari pencemaran udara itu sendiri ialah peristiwa

pemasukan dan/atau penambahan senyawa, bahan, atau energi ke

dalam lingkungan udara akibat kegiatan alam dan manusia sehingga

temperatur dan karakteristik udara tidak sesuai lagi untuk tujuan

pemanfaatan yang paling baik. Atau dengan singkat dapat dikatakan

bahwa nilai lingkungan udara tersebut telah menurun.

Pencemaran udara yang disebabkan oleh aktivitas manusia dapat

ditimbulkan dari 6 (enam) sumber utama, yaitu:

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 58

1. pengangkutan dan transportasi

2. kegiatan rumah tangga

3. pembangkitan daya yang menggunakan bahan bakar fosil

4. pembakaran sampah

5. pembakaran sisa pertanian dan kebakaran hutan

6. pembakaran bahan bakar dan emisi proses

A. Perencanaan Pengendalian Pencemaran

Pengendalian pencemaran akan membawa dampak positif bagi

lingkungan Masyarakat sekitar WAP karena hal tersebut akan

menyebabkan kesehatan masyarakat yang lebih baik, kenyamanan hidup

lingkungan sekitar yang lebih tinggi, resiko yang lebih rendah, kerusakan

materi yang rendah, dan yang paling penting ialah kerusakan lingkungan

yang rendah. Faktor yang diperhatikan dalam pengendalian pencemaran

ialah karakteristik dari pencemaran dan hal tersebut bergantung pada

jenis dan konsentrasi senyawa yang dibebaskan ke lingkungan, kondisi

geografik sumber pencemaran, dan kondisi meteorologis pada dusun

................

Pengendalian pencemaran udara akan dilakukan dengan dua cara

yaitu pengendalian pada sumber pencemaran dan pengenceran limbah

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 59

gas, Pengendalian pada sumber pencemaran merupakan metode yang

lebih efektif karena hal tersebut dapat mengurangi keseluruhan limbah

gas yang akan diproses dan yang pada akhirnya dibuang ke lingkungan.

Di dalam sebuah pabrik kimia, pengendalian pencemaran udara terdiri

dari dua bagian yaitu penanggulangan emisi debu dan penanggulangan

emisi senyawa pencemaran.

Alat-alat pemisah debu bertujuan untuk memisahkan debu dari

aliran gas buang. Debu dapat ditemui dalam berbagai ukuran, bentuk,

komposisi kimia, densitas, daya kohesi, dan sifat higroskopik yang

berbeda. Maka dari itu, pemilihan alat pemisah debu yang tepat berkaitan

dengan tujuan akhir pengolahan dan juga aspek ekonomis. Secara umum

alat pemisah debu dapat diklasifikasikan menurut prinsip kerjanya:

 Pemisah Brown

Alat pemisah debu yang bekerja dengan prinsip ini menerapkan

prinsip gerak partikel menurut Brown. Alat ini dapat memisahkan debu

dengan rentang ukuran 0,01 – 0,05 mikron. Alat yang dipatenkan

dibentuk oleh susunan filamen gelas dengan jarak antar filamen yang

lebih kecil dari lintasan bebas rata-rata partikel.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 60

 Penapisan

Deretan penapis atau filter bag akan dapat menghilangkan debu

hingga 0,1 mikron. Susunan penapis ini dapat digunakan untuk gas buang

yang mengandung minyak atau debu higroskop Electrostatic Precipitator.

 Pengendap elektrostatik

Alat ini mengalirkan tegangan yang tinggi dan dikenakan pada

aliran gas yang berkecepatan rendah. Debu yang telah menempel dapat

dihilangkan secara beraturan dengan cara getaran. Keuntungan yang

diperoleh dari penggunaan pengendap elektrostatik ini ialah

didapatkannya debu yang kering dengan ukuran rentang 0,2 – 0,5

mikron. Secara teoritik seharusnya partikel yang terkumpulkan tidak

memiliki batas minimum.

 Pengumpul sentrifugal

Pemisahan debu dari aliran gas didasarkan pada gaya sentrifugal

yang dibangkitkan oleh bentuk saluran masuk alat, Gaya ini melemparkan

partikel ke dinding dan gas berputar (vortex) sehingga debu akan

menempel di dinding serta terkumpul pada dasar alat. Alat yang

menggunakan prinsip ini digunakan untuk pemisahan partikel dengan

rentang ukuran diameter hingga 10 mikron lebih.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 61

 Pemisah inersia

Pemisah ini bekerja atas gaya inersia yang dimiliki oleh partikel

dalam aliran gas. Pemisah ini menggunakan susunan penyekat sehingga

partikel akan bertumbukan dengan penyekat dan akan dipisahkan dari

aliran fasa gas. Alat yang bekerja berdasarkan prinsip inersia ini bekerja

dengan baik untuk partikel yang berukuran hingga 5 mikron.

 Pengendapan dengan gravitasi

Alat yang bekerja dengan prinsip ini memanfaatkan perbedaan

gaya gravitasi dan kecepatan yang dialami oleh partikel. Alat ini akan

bekerja dengan baik untuk partikel dengan ukuran yang lebih besar dari

40 mikron dan tidak digunakan sebagai pemisah debu tingkat akhir.

Di industri, terdapat juga beberapa alat yang dapat memisahkan

debu dan gas secara bersamaan (simultan). Alat-alat tersebut

memanfaatkan sifat-sifat fisik debu sekaligus sifat gas yang dapat terlarut

dalam cairan.

 Menara percik

Prinsip kerja menara percik ialah mengkontakkan aliran gas yang

berkecepatan rendah dengan aliran air yang bertekanan tinggi dalam

bentuk butiran. Alat ini merupakan alat yang relatif sederhana dengan

kemampuan penghilangan sedang (moderate). Menara percik mampu

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 62

mengurangi kandungan debu dengan rentang ukuran diameter 10-20

mikron dan gas yang larut dalam air.

 Siklon basah

Modifikasi dari siklon ini dapat menangani gas yang berputar

lewat percikan air. Butiran air yang mendandung partikel dan gas yang

terlarut akan dipisahkan dengan aliran gas utama atas dasar gaya

sentrifugal. Slurry dikumpulkan di bagian bawah siklon. Siklon jenis ini

lebih baik daripada menara percik. Rentang ukuran debu yang dapat

dipisahkan ialah antara 3 – 5 mikron.

 Pemisah venture

Metode pemisahan venturi didasarkan atas kecepatan gas yang

tinggi pada bagian yang disempitkan dan kemudian gas akan

bersentuhan dengan butir air yang dimasukkan di daerah sempit tersebut.

Alat ini dapat memisahakan partikel hingga ukuran 0,1 mikron dan gas

yang larut di dalam air.

 Tumbukan orifice plate

Alat ini disusun oleh piringan yang berlubang dan gas yang lewat

orifis ini membentur lapisan air hingga membentuk percikan air. Percikan

ini akan bertumbukkan dengan penyekat dan air akan menyerap gas serta

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 63

mengikat debu. Ukuran partikel paling kecil yang dapat diserap ialah 1

mikron.

 Menara dengan packing

Prinsip penyerapan gas dilakukan dengan cara mengkontakkan

cairan dan gas di antara packing. Aliran gas dan cairan dapat mengalir

secara co-current, counter-current, ataupun cross-current. Ukuran debu

yang dapat diserap ialah debu yang berdiameter lebih dari 10 mikron.

 Pencuci dengan pengintian

Prinsip yang diterapkan adalah pertumbuhan inti dengan

kondensasi dan partikel yang dapat ditangani ialah partikel yang

berdiameter hingga 0,01 mikron serta dikumpulkan pada permukaan

filamen.

 Pembentur turbulen

Pembentur turben pada dasarnya ialah penyerapan partikel

dengan cara mengalirkan aliran gas lewat cairan yang berisi bola-bola

pejal. Partikel dapat dipisahan dari aliran gas karena bertumbukkan

dengan bola-bola tersebut. Efisiensi penyerapan gas bergantung pada

jumlah tahap yang digunakan.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 64

3.3.4. Pengelolaan Limbah B3

Limbah lain yang dihasilkan dalam industri limbah yang

mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3). Penyimpanan limbah

B3 dilakukan dengan penempatan khusus di lokasi penyimpanan yang

dibuat dengan standar keamanan dan keselamatan tertentu serta

dilengkapi sistem pengemasan khusus dan pencatatan sesuai peraturan

pemerintah. Pengolahan limbah padatan B3 dilakukan dengan cara

dimusnahkan menggunakan alat insinerator atau diserahkan kepada

pihak ketiga. Limbah B3 yang dimusnahkan di insinerator di antaranya

bekas/sisa cairan kimia/reagent dan bahan terkontaminasi lain. Sedang

limbah padatan B3 lain seperti oli, lumpur minyak, gemuk (grease),

limbah medis, aki, dan abu dari pembakaran, diserahkan kepada

perusahaan berizin untuk proses lebih lanjut.

Dalam hal ini tidak ada limbah B3 yang bawa ke luar atau

dikapalkan ke luar negeri. Pengelolaan limbah B3 dan juga cairan

berbahaya lain Dilakukan dengan standar prosedur operasi maupun

pengawasan ketat untuk mencegah terjadinya kebocoran maupun

tumpahan. Melalui penerapan standar prosedur operasi yang ketat,

selama tahun 2012 tidak ada laporan yang menyatakan adanya

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 65

kebocoran penyimpanan limbah B3 maupun temuan tumpahan atau

rembesan cairan berbahaya lainnya.

a) Penanganan Limbah B3

Limbah B3 harus ditangani dengan perlakuan khusus mengingat

bahaya dan resiko yang mungkin ditimbulkan apabila limbah ini menyebar

ke lingkungan. Hal tersebut termasuk proses pengemasan, penyimpanan,

dan pengangkutannya.

Pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai dengan karakteristik

limbah yang bersangkutan. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa

kemasan limbah B3 harus memiliki kondisi yang baik, bebas dari karat

dan kebocoran, serta harus dibuat dari bahan yang tidak bereaksi dengan

limbah yang disimpan di dalamnya. Untuk limbah yang mudah meledak,

kemasan harus dibuat rangkap di mana kemasan bagian dalam harus

dapat menahan agar zat tidak bergerak dan mampu menahan kenaikan

tekanan dari dalam atau dari luar kemasan. Limbah yang bersifat self-

reactive dan peroksida organik juga memiliki persyaratan khusus dalam

pengemasannya. Pembantalan kemasan limbah jenis tersebut harus

dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak mengalami

penguraian (dekomposisi) saat berhubungan dengan limbah. Jumlah

yang dikemas pun terbatas sebesar maksimum 50 kg per kemasan

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 66

sedangkan limbah yang memiliki aktivitas rendah biasanya dapat dikemas

hingga 400 kg per kemasan.

Limbah B3 yang diproduksi dari sebuah unit produksi dalam

sebuah pabrik harus disimpan dengan perlakuan khusus sebelum

akhirnya diolah di unit pengolahan limbah. Penyimpanan harus dilakukan

dengan sistem blok dan tiap blok terdiri atas 2×2 kemasan. Limbah-

limbah harus diletakkan dan harus dihindari adanya kontak antara limbah

yang tidak kompatibel. Bangunan penyimpan limbah harus dibuat dengan

lantai kedap air, tidak bergelombang, dan melandai ke arah bak

penampung dengan kemiringan maksimal 1%. Bangunan juga harus

memiliki ventilasi yang baik, terlindung dari masuknya air hujan, dibuat

tanpa plafon, dan dilengkapi dengan sistem penangkal petir. Limbah yang

bersifat reaktif atau korosif memerlukan bangunan penyimpan yang

memiliki konstruksi dinding yang mudah dilepas untuk memudahkan

keadaan darurat dan dibuat dari bahan konstruksi yang tahan api dan

korosi.

Persyaratan yang harus dipenuhi kemasan di antaranya ialah apabila

terjadi kecelakaan dalam kondisi pengangkutan yang normal, tidak terjadi

kebocoran limbah ke lingkungan dalam jumlah yang berarti. Selain itu,

kemasan harus memiliki kualitas yang cukup agar efektivitas kemasan

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 67

tidak berkurang selama pengangkutan. Limbah gas yang mudah terbagak

harus dilengkapi dengan head shields pada kemasannya sebagai

pelindung dan tambahan pelindung panas untuk mencegah kenaikan

suhu yang cepat. Di Amerika juga diperlakukan rute pengangkutan

khusus selain juga adanya kewajiban kelengkapan Material Safety Data

Sheets (MSDS)

Secured Landfill, Faktor hidrogeologi, geologi lingkungan,

topografi, dan faktor-faktor lainnya harus diperhatikan agar secured

landfill tidak merusak lingkungan. Pemantauan pasca-operasi harus terus

dilakukan untuk menjamin bahwa badan air tidak terkontaminasi oleh

limbah B3.

C. PEMBUANGAN LIMBAH B3 (Disposal)

Sebagian dari limbah B3 baik yang telah diolah atau tidak dapat

diolah dengan teknologi yang tersedia harus berakhir pada pembuangan

(disposal). Tempat pembuangan akhir yang banyak digunakan untuk

limbah B3 ialah landfill (lahan urug) dan disposal well (sumur

pembuangan). Di Indonesia, peraturan secara rinci mengenai

pembangunan lahan urug telah diatur oleh Badan Pengendalian Dampak

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 68

Lingkungan. Landfill untuk penimbunan limbah B3 diklasifikasikan

menjadi tiga jenis yaitu: (1) secured landfill double liner,

(2) secured landfill single liner, dan

(3) landfill clay liner dan masing-masing memiliki ketentuan khusus

sesuai dengan limbah B3 yang ditimbun.

Dimulai dari bawah, bagian dasar secured landfill terdiri atas

tanah setempat, lapisan dasar, sistem deteksi kebocoran, lapisan tanah

penghalang, sistem pengumpulan dan pemindahan lindi (leachate), dan

lapisan pelindung. Untuk kasus tertentu, di atas dan/atau di bawah sistem

pengumpulan dan pemindahan lindi harus dilapisi geomembran.

Sedangkan bagian penutup terdiri dari tanah penutup, tanah tudung

penghalang, tudung geomembran, pelapis tudung drainase, dan pelapis

tanah untuk tumbuhan dan vegetasi penutup. Secured landfill harus

dilapisi sistem pemantauan kualitas air tanah dan air pemukiman di

sekitar lokasi agar mengetahui apakah secured landfill bocor atau tidak.

Selain itu, lokasi secured landfill tidak boleh dimanfaatkan agar tidak

beresiko bagi manusia dan habitat di sekitarnya.

a. Sumur dalam/sumur injeksi (deep well injection)

Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan

manusia yang akan dilakukan oleh PT..................................... adalah

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 69

dengan memompakan limbah tersebut melalui .....a ke lapisan batuan

yang dalam, di bawah lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah

dalam. Secara teori, limbah B3 ini akan terperangkap di lapisan itu

sehingga tidak akan mencemari tanah maupun air. Namun, sebenarnya

tetap ada kemungkinan terjadi kebocoran atau korosi .....a, atau

pecahnya lapisan batuan akibat gempa sehingga limbah merembes ke

lapisan tanah.

Deep Injection Well

Pembuangan limbah B3 melalui metode ini walaupun masih

mejadi kontroversi dan masih diperlukan pengkajian yang komprehensif

terhadap efek yang mungkin ditimbulkan namun Data menunjukkan

bahwa Sumur injeksi atau sumur dalam (deep well injection) digunakan

sebagai salah satu tempat pembuangan limbah B3 cair (liquid hazardous

wastes) dihampir semua industri. Pembuangan limbah ke sumur dalam

merupakan suatu usaha membuang limbah B3 ke dalam formasi geologi

yang berada jauh di bawah permukaan bumi yang memiliki kemampuan

mengikat limbah, sama halnya formasi tersebut memiliki kemampuan

menyimpan cadangan minyak dan gas bumi. Hal yang penting untuk

diperhatikan dalam pemilihan tempat ialah strktur dan kestabilan geologi

serta hidrogeologi wilayah setempat.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 70

Limbah B3 diinjeksikan ke dalam suatu formasi berpori yang

berada jauh di bawah lapisan yang mengandung air tanah. Di antara

lapisan tersebut harus terdapat lapisan impermeable seperti shale atau

tanah liat yang cukup tebal sehingga cairan limbah tidak dapat

bermigrasi. Kedalaman sumur ini sekitar 0,5 hingga 2 mil dari permukaan

tanah. Tidak semua jenis limbah B3 dapat dibuang dalam sumur injeksi

karena beberapa jenis limbah dapat mengakibatkan gangguan dan

kerusakan pada sumur dan formasi penerima limbah. Hal tersebut dapat

dihindari dengan tidak memasukkan limbah yang dapat mengalami

presipitasi, memiliki partikel padatan, dapat membentuk emulsi, bersifat

asam kuat atau basa kuat, bersifat aktif secara kimia, dan memiliki

densitas dan viskositas yang lebih rendah daripada cairan alami dalam

formasi geologi.

b. Kolam penyimpanan (surface impoundments)

Limbah cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang memang

dibuat untuk limbah B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang

dapat mencegah perembesan limbah. Ketika air limbah menguap,

senyawa B3 akan terkonsentrasi dan mengendap di dasar, Kelemahan

metode ini adalah memakan lahan karena limbah akan semakin tertimbun

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 71

dalam kolam, ada kemungkinan kebocoran lapisan pelindung, dan ikut

menguapnya senyawa B3 bersarma air limbah sehingga mencemari

udara.

c. Landfill untuk limbah B3 (secure landfills)

Limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus dengan

pengamanan tinggi. Pada metode pembuangan secure landfill, limbah B3

ditempatkan dalam drum atau tong-tong, kemudian dikubur dalam landfill

yang didesain khusus untuk mencegah pencemaran limbah B3. Landfill

ini harus dilengkapi peralatan monitoring yang lengkap untuk mengontrol

kondisi limbah B3 dan harus selalu dipantau. Metode ini jika diterapkan

dengan benar dapat menjadi cara penanganan limbah B3 yang efektif.

Namun, metode secure landfill merupakan metode yang memiliki biaya

operasi tinggi, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran, dan tidak

memberikan solusi jangka panjang karena limbah akan semakin

menumpuk.

3.3.5. Pengolahan Limbah Udara Industri

1. Penanganan Limbah Udara Tahap Awal

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 72

Penanganan udara Industri tahap awal,

PT..................................... mengkhususkan untuk menangani partikel

debu yang berukuran cukup besar berskala milimeter. Alat yang akan

digunakan untuk menangani debu pada tahap awal adalah settling

chamber (ruang pengendapan) dan siklon, yang dijelaskan sebagai

berikut.

a. Settling chamber

Alat ini merupakan teknologi penanganan debu yang telah

diterapkan sejak lama oleh semua Industri. Prinsip dari alat ini adalah

pengendapan berdasarkan gaya gravitasi, Alat ini terdiri dari sebuah

chamber (kamar/ruang) besar yang terintegrasi dalam aliran .....a gas

industri yang mengandung partikel debu yang akan dipisahkan.

Keberadaan ruang tersebut akan mengurangi kecepatan gas yang

melewatinya sehingga partikel debu yang cukup besar akan terendapkan

di dasar chamber tersebut. Partikel debu yang dapat dipisahkan oleh alat

ini berukuran lebih besar dari 60 mm. Alat ini kemudian difungsikan

sebagai pembersih awal (preliminary cleaners) gas dari sistem

penanganan debu yang ada. Alat ini dapat dipasang sejumlah tray pada

tiap sisi chamber untuk mempersingkat waktu pengendapan partikel debu

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 73

yang akan dipisahkan sehingga efisiensi pemisahan dan pengumpulan

debu menjadi lebih besar.

Berikut konsep design alat :

= Gambar 11. Settling Chamber

π = Efisiensi Penyilisihan %

L = Total Panjang chamber m

Vt = terminal setting velocity m/detik

H = Tinggi Chamber

Vg = Kecepatan aliran gas horizontal m/detik

Adapun kelebihan dan kekurangan dari alat tersebut antara lain :

 Kelebihan

 Desain alat sederhana

 Mudah untuk dibuat konstruksinya

 Pemeliharaan yang mudah dan biaya pemeliharaan sangat rendah

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 74

 Kekurangan

 Ukurannya besar, perlu lahan yang luas

 Hanya dapat menyisihkan partikel berukuran besar

b. Cyclone (siklon)

Penggunaan alat ini menggunakan gaya sentrifugal sebagai

driving force pemisahan debu dari gas yang akan dihasilkan kegiatan

Industri. Alat ini memiliki biaya instalasi dan operasi yang rendah, serta

memiliki dimensi yang relatif kecil untuk mendukung efisiensinya,

Keuntungan tersebut membuat siklon banyak digunakan industri untuk

mengumpulkan partikel debu yang akan menimbulkan pencemaran

udara.

Siklon yang berdiameter kecil akan memberikan gaya sentrifugal

sampai 2500 kali dibandingkan dengan gaya gravitasi pada settling

chamber, Efisiensi siklon dapat ditingkatkan dengan pengurangan

diameter, penambahan panjang siklon, dan penambahan rasio siklon

terhadap diameter keluaran gas.

Berikut adalah deskripsi deskripsi alat :

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 75

Gambar 12. Siklon

 Prinsip Penyisihan

 gaya inersia partikel -> sentrifugal

 udara mengandung partikulat “dipaksa” untuk berputar seperti

siklon.

 Massa Partikel menyebabkan partikel terlempar dari “vortex”.

Kelebihan Kekurangan

 Capital Cost yang  Efisiensi rendah untuk

rendah partikel yang sangat

 Peralatan relatif kecil.

sederhana  Biaya operasi tinggi

 Dapat dioperasikan karena tingginya

pada temperatur tinggi pressure drop

 Pemeliharaan mudah

 Merupakan sistem

pengumpul kering

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 76

 Partikel besar memasuki “hopper”, bagian bawah silkon, aliran

udara berputar ke atas dan keluar lewat lubang exit.

2. Penanganan Limbah Udara Tahap Akhir

Penanganan tahap akhir dalam proses penanganan limbah Udara

Industri digunakan untuk menangani partikel debu berukuran lebih kecil

dan tidak dapat dipisahkan pada tahap awal akan ditangani pada tahap

akhir, Tahap ini dapat menangani partikel debu berukuran diameter

kurang dari 5 mm.

Alat atau metode yang pada umumnya digunakan pada tahap ini

adalah electrostatic precipitator, fabric flter (bag-house), dan wet

collector (scrubber).

Berikut ini penjelasannya :

a) Electrostatic Precipitation

Alat ini memiliki teknik pemisahan partikel padat dan tetesan kecil

cairan dari gas terpolusi yang paling efisien. Gas yang mengandung

partikel debu dilewatkan melalui daerah yang dialiri listrik bertegangan

50.000 Volt antara dua elektroda dengan polaritas berlawanan, Efesiensi

alat ini dipengaruhi oleh laju alir gas yang melalui sistem elekroda,

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 77

temperatur gas, konsentrasi debu, dan ukuran partikel. Alat ini mampu

memisahkan partikel berdiameter di bawah 10 nm dengan efisiensi

mencapai 99,5%. Walaupun biaya instalasi dan pemeliharaan alat ini

cukup mahal, namun biaya operasinya murah karena menggunakan

konsumsi energi yang rendah. Rasio kebutuhan energi untuk electrostatic

precipitator mendekati 50% apabila dibandingkan dengan sistem wet

scrubbing dan 25% apabila dibandingkan dengan sistem bag filter.

Electrostatic precipitation ini digunakan di pertambangan emas Kalgoorlie

Consolidated, Australia Barat (gas mengalir melalui electrostatic

precipitation sebelum dilepaskan ke atmosfer), di pabrik refinery alumina

Alcoa di Kwinana, Australia Barat, dan sejumlah daerah internasional

lainnya.

b) Fabric filters

Alat ini digunakan sebagai unit tahap akhir filtrasi partikel debu.

Lapisan kain atau tenun yang digunakan pada alat ini berfungsi untuk

menahan partikel debu yang masih terkandung didalam gas. Walaupun

memiliki efisiensi cukup tinggi, alat ini memiliki beberapa kekurangan, di

antaranya dapat menyebabkan terjadinya penurunan tekanan gas yang

melewati medium filtrasi ini dan terbentuknya lapisan partikel debu di

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 78

permukaan filter yang akan mempengaruhi proses filtrasi akibat sifat

bahan filter tersebut.

c) Wet collector (scrubber)

Venturi Scrubber menghilangkan partikel debu dan kontaminan

gas tertentu dari gas aliran dengan memaksanya melewati aliran cair,

menghasilkan cairan yang teratomisasi. Tinggi kecepatan diferensial di

antara gas kotor dan cairan droplets menyebabkan partikel bertumbukan,

kemudian akan berkelompok untuk membentuk tetesan yang lebih besar.

Terakhir, tetesan cair tersebut dilemparkan pada dinding alat pemisah

dan gas bersih pun dikeluarkan melalui puncak scrubber. Sebelum gas

kotor dilepaskan ke dalam scrubber, suhu harus direndahkan di bawah

100 oC, dan gas bersih harus dipanaskan kembali sebelum dikeluarkan.

Air dipompakan kembali melewati sistem ketika scrubber tidak

mampu lagi menahan partikel debu dan bahan yang terlarut. Proses ini

beroperasi dengan efisiensi 85% untuk pemidahan sulfur dioksida (SO 2),

30% untuk pe Proses ini membedah efisiensi sebanyak sekitar 85% untuk

pemisahan dioksida belerang, 30% untuk pemisahan nitrogen oksida

(NO), dan 99% untuk pemisahan debu/partikulat.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 79

Sejauh ini, teknologi untuk mengontrol pencemaran sebagian

besar didesain unuk memisahkan partikel debu dari emisi gas. Pemisahan

polutan gas yang lain pun penting dilakukan dengan teknologi yang

spesifik. Misalnya pada pemisahan sulfur oksida (SO2), injeksi batu kapur

sangat umum digunakan. Proses tersebut dilakukan di mana batu kapur

digiling dengan batubara dan dimasukkan ke dalam tungku perapian. Gas

polutan dipanaskan terlebih dahulu dan dimasukkan ke dalam tungku

perapian, dimana batu kapur akan bereaksi dengan belerang dioksida

(SO2) dan oksigen (O2)untuk menghasilkan kalsium sulfat (CaSO 4 atau

gips). Proses ini dapat memisahkan sekitar 20-30% sulfur oksida.

Senyawa sulfat, abu terbang, dan kapur yang tidak bereaksi mengalir

melalui pre-heater sebelum memasuki wet scrubber, agar senyawa

tersebut dapat mengalami kontak dengan air.

Efisiensi pemisahan yang dapat tercapai yaitu sebesar 80% untuk

SO2 dan 98% untuk zat partikulat.

3.4. Pengolahan Batuan Limbah Industri

Batuan limbah industri tambang dari ........ akan di tempatkan di salah

satu dari tiga lokasi utama : dasar kolam proses dan areal WPA. Sebuah lokasi

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 80

penimbunan batuan limbah khusus di utara , dan lokasi-lokasi penimbunan

batuan limbah khusus pada kemiringan di bawah dan di dekat fasilitas.

Sejumlah batuan limbah tambang juga akan digunakan untuk

kegiatan-kegiatan konstruksi lainnya. Semua batuan limbah ........ akan di

tempatkan di lokasi-lokasi batuan limbah khusus di pit emas yang sudah ada.

lokasi lokasi batuan limbah bergantung pada kebutuhan material urungan

untuk konstruksi pada saat limbah tersebut ditambang dan potensi

pembentukan asam dari batuan limbah tersebut.

3.4.1 Strategi Pengelolaan Batuan Limbah

Proses dimulai di ........ dan semua batuan limbah yang

diproduksi dari atau dari persiapan lahan untuk konstruksi akan di

gunakan sebagai material urungan konstruksi. Hal ini akan terus di

lakukan hingga semua kebutuhan material urungan konstruksi terpenuhi

pada saat Pembangunan selesai, yaitu salah satu bulan setelah

dimulainya Produksi.

Setelah itu, batuan limbah industri akan ditempatkan dilokasi-

lokasi penimbunan limbah Industri yang telah ditentukan, Lokasi

penimbunan di sisi Kecamatan .............. akan diisi paling dahulu karena

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 81

lokasi ini akan memerlukan lebih banyak material non-sulfida untuk

pencegahan air asam dan pitnya akan menghasilkan limbah sulfida yang

semakin banyak ketika Industri semakin berkembang dan Setelah lokasi

penimbunan sisi industri penuh, semua batuan limbah yang masih tersisa

dari industri akan ditempatkan di lokasi penimbunan batuan limbah yang

ada di ujung utara ......... Limbah ini akan didominasi oleh sulfida dan

lokasi penimbunannya dilengkapi dengan berbagai alat perlindungan air

asam tambang khusus, termasuk lapisan dasar dan sistem penampungan

untuk menangkap limpasan dan rembesan air untuk digunakan sebagai

air proses atau pengolahan di pabrik penetralan.

3.4.2 Karakterisasi Batuan Limbah

Faktor utama dalam menentukan metode penyimpanan limbah

batuan adalah potensi untuk menghasilkan asam jika air hujan atau air

tanah melewatinya. Kriteria yang digunakan untuk industri adalah

perkiraan kadar sulfur di dalam model blok sumber dayanya, dua kategori

sudah ditetapkan:

Limbah yang tidak membentuk asam (NAF) – Sulfur < 0.5%

Limbah yang berpotensi membentuk asam (PAF) – sulfur > = 0.5%

Semua material urukan dari penutupan pit emas lama/liar dianggap NAF.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 82

3.4.3 Kriteria Desain Lokasi Penimbunan Bantuan Limbah

Penjelasan mengenai strategi penampungan limbah sulfida

disajikan di bagian lingkungan dari DFS ini:

 Jika mungkin, material PAF akan di kubur dengan material NAF

sesegera mungkin stelah ditempatkan;

 Material PAF tidak boleh ditem[atkan di bawah permukaan miring

pada profil akhir lokasi penimbunan limbah;

 Jika mungkin, lokasi-lokasi penimbunan harus dipadatkan untuk

membatasi rembesan air kedalam material timbunan;

 Jika ada material NAF dalam jumlah yang memadai untuk

membungkus material PAF ketika material tersebut ditempatkan,

dasar lokasi penimbunan harus dilapisi dan sistem penampungan

harus dilapisi dan sistem penampungan harus dipasang agar air

limpasan dan rembesan dapat ditampung untuk digunakan sebagai

air proses atau pengolahan di pabrik penetralan.

 Desain akhir permukaan luar bergantung pada posisi lokasi

penimbunan limbah dan kebutuhan akses, tetapi secara umum;

 Sudut permukaan akkhir pada lift tersebut tidak boleh lebih dari 37°

umumnya, permukaan 25° s/d 30° di gunakan;

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 83

 Lift harus dikelilingi oleh tanggul dengan lebar 9 s/d 10 meter untuk

meminimalkan erosi dan menguraangi kemiringan totalnya; dan

 Kemiringan total akhir tidakboleh lebih dai 1 vertikal dalam 2,5

horisontal.

 Material PAF tidak boleh ditempatkan dibawah permukaan miring

pada profil akhir lokasi penimbunan limbah;

 Jika mungkin, lokasi-lokasi penimbunan harus dipadatkan untuk

membatasi rembesan air kedalam material timbunan;

 Jika tidak ada material NAF dalam jumlah yang memadai untuk

membungkus material PAF ketika material tersebut ditempatkan,

dasar penimbunan harus dilapisi dan sistem penampungan harus

dipasang sebagai air proses atau pengolahan di pabrik penetralan.

 Desain akhir permukaan luar bergantung pada posisi lokasi

penimbunan limbah dan kebutuhan akses, tetapi secara umum.

 Sudut permukaan akhir pada lift tersebut tidak boleh lebih dari 37°

Umumnya, permukaan 25° s/d 30° digunakan;

 Lift harus dikelilingi oleh tanggul dengan lebar 9 s/d 10 meter untuk

meminimalkan erosi dan mengurangi kemitingan totalnya; dan

 kemiringan total akhir tidak boleh lebih dari 1 vertikal dalam 2,5

horisontal.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 84

3.5. Penanganan K3 dalam Tenaga Kerja

Pengelolaan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja harus

terinteraksi dalam seluruh tahapan kegiatan operasi di

PT..................................... termasuk eksplorasi, pertambangan, pengolahan

dan penutupan kegiatan operasi.

3.5.1 Tahapan Yang Akan Di Programkan

Dan akan mengukur unjuk kerja sesuai dengan hasil-hasil atau

tahapan yang telah diprogramkan sebagai berikut :

 Tersedianya lingkungan kerja dimana seluruh karyawan dapat

melakukan kewajiban-kewajiban mereka tanpa resiko cidera atau

penyakit akibat kerja.

 Pencegahan polusi atau pencemaran

 Rehabilitas lahan pernah tambang agar perlu berkondisi aman dan

produktif sesuai dengan peraturan dan perjanjian yang berlaku

 Perlindungan terhadap keanekaragaman hayati

 Kepatuhan terhadap undang-undang pemerintah serta komitmen

perusahaan

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 85

 Pemenuhan terhadap ospektasi atau harapan segenap stakeholders

termasuk para karyawan, masyarakat setempat, pemerintah,

pemilik saham dan kolega perusahaan kami

 Penggunaan sumber daya secara efisien

 Peningkatan atau perbaikan yang berkelanjutan agar mencapai cara

terbaik bagi pengolahan Limbah pada PT......................................

 Mengidentifikasi resiko-resiko K3L yang terkait dengan semua

aspek pekerjaan di PT......................................

 Menetapkan tujuan dan target bagi seluru resiko yang signifikan

 Mengemplementasikan rencana, standard dan prosedur-prosedur

untuk menangani atau mengatasi resiko-resiko yang akan di hadapi.

 Melakukan audit secara rutin, mengevaluasi serta melaporkan

kinerja tentang K3L.

 Melaksanakan tindakan perbaikan terhadap hal-hal yang belum

terpenuhi sesuai dengan aturan yang berlaku.

A. Langkah – Langkan Mengatasi Limbah

Pihak PT..................................... dalam hal keslamatan dan

kesehatan kerja, akan mengadakan beberapa alat klelengkapan atau

uniform dalam proses pengolahan limbah Serta adanya pelatihan atau

(training) dari tenaga ahli dan peralatan khusus terhadap tenaga kerja

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 86

sehingga Kecelakaan dalam upaya pengolahan limbah industri dapat

dicegah tanpa perlu mengeluarkan investasi dalam jumlah yang tinggi,

dan Untuk dapat menjalankan prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(K3) dengan baik hanya perlu mengikuti peraturan-peraturan dan kaidah

yang ada, seperti langkah – langkah dalam mengatasi limbah.

Pengolahan Limbah Perlu dilakukan dengan menerapkan

beberapa langkah. Langkah-langkah untuk mengatasi limbah kimiawi

tersebut agar tidak beresiko terhadap pekerja antara lain:

Melakukan pencegahan untuk mengurangi jumlah limbah kimia

b3 berbahaya, caranya yaitu:

1. Menggunakan teknik microscale, bahan pengganti yang tidak

berbahaya, atau proses modifikasi untuk mengurangi jumlah

limbah.

2. Mencari tahu dengan bertanya pada profesional atau ahli tentang

teknik mencegah limbah berbahaya.

3. Melatih karyawan dalam teknik pencegahan polusi.

4. Menggunakan program redistribusi bahan kimia untuk mengolah

bahan kimia yang tidak digunakan.

5. Jangan membuang limbah berbahaya sembarangan.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 87

Jika zat kimia tersebut tidak memiliki “xxNH” maka tergolong

berbahaya dan tidak boleh dibuang sembarangan. Jangan pernah

membuang zat kimia berbahaya di tempat sampah. Jangan juga

membuangnya ke tempat cuci, toilet, lantai kamar mandi, atau pada

tanah. Zat kimia tersebut bisa saja memberikan dampak berbahaya bagi

lingkungan ataupun manusia.

1. Memberi label pada kontainer limbah. Beri label di botol dengan

tulisan “Limbah Berbahaya” dan kandungan di botol tersebut

termasuk persentase dan kandungan air.

2. Jangan menulis formula kimia atau singkatan karena bisa

membingungkan bagi yang tidak mengerti.

3. Beri keterangan tanggal dimulai dan tanggal kontainer penuh.

4. Jaga limbah yang telah di olah atau dalam proses pengolahan dan

tutup sepanjang waktu.

Limbah zat kimia harus ditempatkan di kontainer yang sesuai

dengan jenis zat kimia tersebut dan jaga agar kontainer tersebut tertutup

sepanjang waktu kecuali sat menambahkan atau menghilangkan limbah.

Jangan meninggalkan kontainer dalam keadaan terbuka.

1. Memisahkan limbah yang tidak sesuai

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 88

Gunakan tempat yang sudah diberi kode untuk memisahkan zat

kimia yang tidak sesuai. Terutama pisahkan antara asam dan basa,

oxidizers menjauh dari bahan organik, air menjaduh dari bahan yang

sensitif dengan air, sianida dari asam, dan asam organik dari asam

oxidizers. Gunakan kontainer atau tempat yang sesuai dengan zat kimia

tersebut, misalnya gelas untuk cairan atau poyethylene untuk bahan yang

keras. Perlu juga untuk memastikan bahwa tutup dari wadah kontainer

limbah tersebut juga tahan terhadap zat kimia yang akan disimpan.

1. Periksa keadaan limbah seminggu sekali jika diperlukan

Keadaan limbah perlu diperiksa secara berkala untuk memastikan

agar limbah tersebut tersimpan dengan baik sebelum diolah lebih lanjut.

Oleh karena itu sangat diperhatikan khusus dari

PT..................................... dan para pekerja. Sehingga penyediaan alat

pelindung diri seperti sarung tangan, masker, dan baju pelindung sangat

penting.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 89

3.5.2. Rambu – Rambu Keselamatan Dan Peralatan Yang


Harus Digunakan.

Demi menjaga keselamatan kerja dan mengantisipasi adanya

kecelakaan, berikut beberapa Rambu-rambu dan Peralatan yang harus di

gunakan dalam pengolahan limbah. tanda-tanda peringatan maupun

larangan yang dipasang ditempat kerja/laboratorium, guna

mengingatkan atau mengidentifikasi pada semua pelaksana kegiatan

disekeliling tempat tersebut terhadap kondisi, resiko, yang terkait dengan

keselamatan dan kesehatan kerja.

A. Rambu – Rambu K3

 Larangan

Rambu ini adalah rambu yang meberikan larangan yang wajib

ditaati kepada siapa saja yang ada di PT.....................................

maupun masyarakat sekitar ............... project area (WAP) harus

mematuhinya, tanpa ada pengecualian.

Adapun larangan yang harus ditaati adalah sesuai dengan rambu

gambar atau informasi yang terpasang. Seperti gambar sebagai berikut :

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 90

Gambar 13. Rambu Larangan

 Rambu Peringatan

Rambu ini adalah rambu yang memberikan peringatan yang

perlu diperhatikan kepada siapa saja yang ada di lingkungan area industri

maupun area pengolahan limbah, karena dapat mengakibatkan kejadian

yang tidak diinginkan. Adapun Peringatan yang perlu diikuti adalah sesuai

dengan rambu gambar atau informasi yang terpasang seperti gambar di

bawah ini.

Gambar 14. Rambu Peringatan

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 91

 Rambu Prasyarat/ Wajib Dilaksanakan

Rambu ini adalah rambu yang meberikan persyaratan

dilaksanakan kepada pekerja di PT..................................... siapa saja

yang ada di lingkungan itu karena prasyarat tersebut merupakan

kewajiban yang harus dilaksanakan.

Adapun Prasyarat yang perlu dilaksankan adalah sesuai

dengan rambu tergambar atau informasi yang terpasang,seperti

gambar dibawah ini :

Gambar 15. Rambu Prasyarat

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 92

 Rambu Pertolongan

Rambu ini adalah rambu yang meberikan bantuan atau

pertolongan serta arah yang ada di lingkungan itu dan merupakan

petunjuk arah yang harus diikuti siapa saja terutama bila terjadi kondisi

darurat.

Adapun rambu pertolongan atau petunjuk arah tersebut

dipasang pada tempat yang strategis dan mudah terlihat dengan jelas,

Seperti gambar berikut ini.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 93

B. Perlengkapan

Berikut merupakan uraian jenis-jenis Alat Pelindung Diri yang

harus digunakan dalam Proses pengolahan limbah maupun pada saat

bekerja :

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 94

Safety Helmet

Safety helmet berfungsi sebagai


pelindung kepala dari benda yang bisa
mengenai kepala secara langsung.

Gambar 17. Safety Helmet


Safety Belt

Safety belt berfungsi sebagai


pelindung diri ketika pekerja
bekerja/berada di atas ketinggian.

Gambar 18. Safety Belt

Safety Shoes

Safety shoes berfungsi untuk


mencegah kecelakaan fatal yang
menimpa kaki karena benda tajam
atau berat, benda panas, cairan kimia
dan sebagainya.

Gambar 19. Safety Shoes

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 95

Sepatu Karet

Sepatu karet (sepatu boot) adalah


sepatu yang didesain khusus untuk
pekerja yang berada di area basah
(becek atau berlumpur). Kebanyakan
sepatu karet di lapisi dengan metal
untuk melindungi kaki dari benda
Gambar 20. Sepatu Karet
tajam atau berat, benda panas, cairan
kimia, dsb.

Sarung Tangan

Berfungsi sebagai alat pelindung


tangan pada saat bekerja di tempat
atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan
dan bentuk sarung tangan di
sesuaikan dengan fungsi masing- Gambar 21. Sarung Tangan

masing pekerjaan.

Masker (Respirator)

Berfungsi sebagai penyaring udara


yang dihirup saat bekerja di tempat
dengan kualitas udara ........k (misal
berdebu, beracun, dsb).
Gambar 22. Masker

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 96

JasHujan (RainCoat)
Berfungsi melindungi dari percikan air
bahkan bahan kimia cair saat bekerja

Gambar 23. Jas Hujan

Kaca Mata (Safety Glasses)

Berfungsi sebagai pelindung mata

ketika bekerja.

Gambar 24. Safety Glases

Penutup Telinga (Ear Plug)

Berfungsi sebagai pelindung telinga


pada saat bekerja di tempat yang
bising
Gambar 24. Penutup Telinga

Pelindung Wajah (Face Shield)

Berfungsi sebagai pelindung wajah

dari percikan benda asing saat bekerja

(misal pekerjaan mengelas).

Gambar 25. Pelindung Wajah

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 97

3.5.3. Rambu – Rambu Keselamatan Dan Peralatan Yang


Harus Digunakan.

Rencana tenaga kerja yang digunakan oleh PT. ..... adalah berjumlah 116

orang yang terdiri dari 86 karyawan ditambah security dan pengamanan

berjumlah 30 orang sehingga total karyawan PT...... adalah berjumlah 116

orang.

Berikut adalah perencanaan penggunaan tanaga kerja untuk industri

dengan perencanaan 2 shift kerja adalah sebagai berikut:

Biaya Gaji Karyawan / Tahun Rp 4,380,000,000


Biaya Gaji Karyawan / Bulan Rp 365,000,000
Total Tenaga Kerja 86

Jumlah
No Jabatan Gaji Pokok Tunjangan THP Total Gaji
Tenaga
1 Managerial Rp 15,000,000 Rp 5,000,000 Rp 20,000,000 2 Rp 40,000,000
2 Assisten Managerial (Duty Manager) Rp 10,000,000 Rp 4,000,000 Rp 14,000,000 2 Rp 28,000,000
3 Super Intendent Rp 6,000,000 Rp 3,000,000 Rp 9,000,000 4 Rp 36,000,000
4 Supervisor Rp 5,000,000 Rp 2,000,000 Rp 7,000,000 8 Rp 56,000,000
5 Staf Rp 3,000,000 Rp 1,000,000 Rp 4,000,000 10 Rp 40,000,000
6 Karyawan Rp 3,000,000 Rp - Rp 3,000,000 10 Rp 30,000,000
7 Karyawan Industri Rp 2,000,000 Rp 1,000,000 Rp 3,000,000 20 Rp 60,000,000
8 Non Karyawan Rp - Rp - Rp 2,500,000 30 Rp 75,000,000
Rp 62,500,000 86 Rp 365,000,000

Sementara untuk security dan tenaga pengamanan yang totalnya

berjumlah 30 orang mengikuti kebutuhan perusahaan karena komposisinya

akan menyesuaikan tingkat keamanan disekitar lingkungan industri.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 98

BAB IV

Kesimpulan

Dalam Perencanaan ini masih terbatas Dan belum mencapai penelitian

kuantitatif sehingga belum dapat menentukan kadar pencemaran di Desa ........

Kecamatan .............. Kabupaten ......... Selain itu, dalam penelitian ini masih

menggunakan kelas sampel untuk menentukan intrusi limbah merkuri atau

limbah cair lainnya, sehingga perlu penelitian lebih lanjut untuk dapat

memetakan penyebaran limbah merkuri tersebut.

Dalam hal perencanaan pengolaaan limbah, maka

PT.................................. sangat membutuhkan bantuan maupun peran dari

semua pihak untuk mewujudkan pengelolaan yang lebih baik dalam

menghadapi setiap masalah dalam lingkungan Industri, dan untuk

menciptakan kenyamanan masyarakat maupun pekerja. Dengan komitmen itu

kami akan terus berupaya mengembangkan budaya perusahaan di mana setiap

karyawan ikut terlibat dan berkomitmen terhadap kinerja lingkungan,

kesehatan dan keselamatan kerja yang baik.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA


RENCANA PENGOLAHAN LIMBAH P a g e | 99

PT.................................. mengharuskan agar segenap karyawan

perusahaan dan karyawan kontraktor yang bekerja di

PT..................................... wajib menaati kebijakan ini, Selanjutnya

perusahaan berkomitmen untuk penyediaan fasilitas dan sumberdaya yang di

perlukan guna mencapai hasil akhir tersebut.

Team Executive Consultant by DR.Ir,M.Abdul Ghany, MBA

Anda mungkin juga menyukai