RESOR METRO
KLINIK BHAYANGKARA
Jln.Raden Intan No.26 Kel.Imopuro Kec.Metro Pusat
Kota Metro 34100 Email: dokkes_resmetrolpg@yahoo.com
TENTANG
Menimbang : 1. Bahwa penggunaan Alat pelindung diri (APD) merupakan salah satu bagian dari
kewaspadaan standar
2. Bahwa penggunaan APD bertujuan untuk melindungi para pekerja dari
kemungkinan resiko bahaya yang dapat mengancam keselamatan jiwa yang
mempunyai standarisasi dan spesifikasi sesuai dengan fungsinya untuk
menanggulangi jenis bahay tertentu
3. Bahwa Klinik Bhayangkara Polres Metro mempunyai potensi yang besar dalam
penularan penyakit, penyakit akibat kerja, serta kecelakaan kerja bagi karyawan
4. Bahwa untuk melindungi keselamatan dan kesehatan karyawan Klinik
Bhayangkara Polres Metro terhadap pengaruh penularan penyakit, penyakit akibat
kerja serta kecelakaan kerja maka perlu adanya tindakan pencegahan
5. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir 1,2,3 dan
4, perlu menetapkan kebijakan tentang Penggunaan Apd (Alat Pelindung Diri) di
Klinik Bhayangkara Polres Metro denagan keputusan Kepala Klinik Bhayangkara
Polres Metro
Mengingat : 1. Undang-undang republik Indonesia No. 36 tahun 2009
2. Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015, tentang
akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama
3. Keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia NO. 1457/MENKES/SK/X/2003
tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota
4. Surat keputusan menteri kesehatan No. 270/MENKES/2007 tentang pedoman
manajerial PPI di RS dan Fasyankes lainnya
5. Surat keputusan menteri kesehatan No. 382/Menkes/2007 tentang pedoman PPI
di RS dan Fasyankes Lainnya
MEMUTUSKAN
Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN KEPALA KLINIK BHAYANGKARA POLRES METRO
TENTANG KEBIJAKAN PENGGUNAAN APD (ALAT PELINDUNG DIRI)
Kesatu : Keputusan Kepala Klinik Tentang Kebijakan Penggunaan Apd (Alat Pelindung Diri)
Kedua : Panduan penggunaan alat pelindung diri (APD) merupakan acuan dalam
menyelenggarakan pelayanan di lingkungan Klinik Bhayangkara Polres Metro
Ketiga : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Metro
Pada tanggal : Januari 2023
KEPALA KLINIK BHAYANGKARA
POLRES METRO
Kebijakan penggunaan alat pelindung diri (APD) di Klinik Bhayangkara Polres Metro harus di ikuti oleh
semua orang yang berada di dalam lingkungan Klinik Bhayangkara Polres Metro : seluruh staf / pegawai
klinik.
1. LATAR BELAKANG
Alat pelindung diri (APD) merupakan suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri atau tubuh
terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana secara teknis dapat menurangi tingkat keparahan dari
kecelakaan kerja yang terjadi. Peralatan pelindung diri tidak menghilangkan atau pun mengurangi bahaya
yang ada. Peralatan ini hanya mengurang jumlah kontak dengan bahaya dengan cara penempatan
penghalang antara tenaga kerja dengan bahaya (Suma’mur, 2009)
Melihat tingginya risiko terhadap gangguan kesehatan di Klinik, maka perlu dilakukakan upaya-
upaya pencegahan terhadapa kejadian penyakit atau traumatic akibat lingkungan kera dan fakto
manusianya. Slah satu upaya tersebut diantaranya adalah penggunaan APD. Kemampuan petugas untuk
mencegah transmisi infeksi dan upaya pencegahan infeksi di Klinik Bhayangkara Polres Metro dan upaya
pencegahan adalah tingkatan pertama dan pemberian pelayanan bermutu.
2. TUJUAN
2.1. Tujuan Umum
Meningkatan mutu pelayanan di Klinik Bhayangkara Polres Metro
2.2. Tujuan Khusus
2.2.1 Sebagai panduan pelaksanaan pelayanan kesehatan agar mendapatkan metode yang sama
dan seragam pada penerapan Alat Pelindung Diri (APD) setiap pegawai
2.2.2 Sebagai panduan bagi tim pencegahan dan pengendalian infeksi Klinik Bhayangkara Polres
Metro dalam memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan penerapan APD
2.2.2 Mengajak dan menggerakkan seluruh sumber daya manusia di Klinik Bhayangkara Polres
Metro untuk menerapkan APD yang benar
umum nya sarung tangan bedah terbuat dari bahan lateks karena elastis, sensitive dan tahan
lama serta dapat disesuaikan dengan ukuran tangan.
5.2. Masker
masker digunakan untuk melindung wajah dan membrane mukosa mulut dari cipratan
darah dan cairan tubuh dari pasien atau permukaan lingkungan udara yang kotor dan melindungi
pasien atau permukaan udara dari petugas pada saat batuk atau bersin. Terdapat tiga jenis
masker, yaitu :
5.2.1 Masker bedah tindakan bedah atau mencegah penularan melalui droplet
5.2.2 Masker respiratorik, untuk mencegah penularan melalui airborne
5.2.3 Masker rumah tangga, digunakan di bagian gizi atau dapur
Cara memakai masker
5.3. Gaun pelindung
Gaun pelindung digunkan untuk melindungi baju petugas dari kemungkinan paparan
atau percikan darah atau cairan tubuh, sekresi, eksresi atau melindungi pasien dari paparan
pakaian petugas pada tindakn steril. Jenis-jenis gaun pelindung :
5.3.1 Gaun pelindung tidak kedap air
5.3.2 Gaun pelindung kedap air
5.3.3 Gaun steril
5.3.4 Gaun non steril
Indikasi penggunaan gaun pelindung, tindakan atau penanganan alat yang
memungkinkan pencemaran atau kontaminasi pada pakaian petugas, seperti, membersihkan
luka, tindakan drainase, menuangkan cairan terkontaminasi kedalam lubang pembuangan atau
WC/toilet, menangani pasien perdarahan pasif, tindakan bedah, perawatan gigi
Cara memakai gaun pelindung, tutupi badan, tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga
lutut, lengan hingga bagian pergelangan tangan dan selubungkan ke belakang punggung, ikat di
bagian belakang leher dan pinggang
5.4. Goggle dan perisai wajah
Harus terpasang dengan baik dan benar agar dapat melindungi wajah dan mata. Tujuan
pemakaian goggle dan perisan wajah yaitu untuk melindungi mata dan wajah dari percikan darah,
cairan tubuh, sekresi dan eksresi. Indikasi pemakaian pada saat tindakan.
5.5. Sepatu Pelindung
Tujuan pemakaian sepatu pelindung adalah melindungi kak petugas dari
tumpahan/percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari kemungkinan tusukan
benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan, sepatu tidak boleh berlubang agar berfungsi optimal.
Jenis sepatu pelindung seperti sepatu boot atau sepertu yang menutup seluruh permukaan kaki.
5.6. Topi pelindung
Tujuan pemakaian topi pelindung adalah untuk mencegah jatuhnya mikroorganisme
yang ada di rambut dan kulit kepala petugas terhadap alat-alat/daerah steril atau membrane
mukosa pasien dan juga sebaliknya untuk melindungi kepala/rambut petugas dari percikan darah
atau cairan tubuh dari pasien.
Penggunaan APD pada pasien harus ditetapkan melalui standar prosedur operasional (SPO) di
fasilitas pelayanan kesehatan terhadap pasien infeksius sesuai denngan indikasi dan ketentuan pencegahan
pengendalian infeksi (PPI), sedangkan penggunaan APD untuk pengunjung juga ditetapkan melalui SPO di
fasilitas pelayanan
Ditetapkan di : Metro
Pada tanggal : Januari 2023
KEPALA KLINIK BHAYANGKARA
POLRES METRO