Anda di halaman 1dari 13

Regulasi Lahan Dalam

Pandangan Syariat Islam


Segala benda itu milik Allah, jadi Allah yang berhak menentukan pembagiannya,
pemanfaatan dan distribusinya

Tanah sangat lah penting bagi kehidupan manusia, bahkan sampai


mati pun kita masih membutuhkn tanah,
ketaatan kepada pemilik asli nya yaitu Allah sangat penting dan tidak
boleh diabaikan bahkan jangan sampai kita mengatur kepemilikan dan
pengelolaan tanah itu diserahkan kepada manusia, harus/wajib
memakai syariah/hukum Islam
Syariah/Hukum Islam Pasti Adil

)24( ‫اء‬ ِ ‫س َم‬ ُ ‫ت َوفَ ْر‬


‫ع َها فِي ال ه‬ ْ َ ‫ط ِيِّبَة أ‬
ٌ ‫صلُ َها ثَا ِب‬ َ ‫ش َج َرة‬ َ ‫ط ِيِّبَةً َك‬
َ ً‫َّللاُ َمثَال َك ِل َمة‬
‫ب ه‬ َ ‫ض َر‬
َ ‫ْف‬ َ ‫أَلَ ْم ت َ َر َكي‬
‫) َو َمث َ ُل َك ِل َمة‬25( ‫ون‬ َ ‫اس لَعَله ُه ْم يَت َ َذ هك ُر‬ِ ‫األمثَا َل ِللنه‬
ْ ُ‫َّللا‬ ‫ب ه‬ ُ ‫تُؤْ تِي أ ُ ُكلَ َها ُك هل ِحين ِبإ ِ ْذ ِن َر ِبِّ َها َويَض ِْر‬
)26( ‫ض َما لَ َها ِم ْن ََ َرار‬ ِ ‫األر‬
ْ ‫ق‬ ِ ‫ت ِم ْن فَ ْو‬ ْ ‫اجتُث ه‬
ْ ‫ش َج َرة َخ ِبيثَة‬ َ ‫َخ ِبيثَة َك‬

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang
baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon
itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan
perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan
akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.
(QS Ibrahim 24-26)
TATA KELOLA LAHAN DALAM
PANDANGAN ISLAM
Konsep Tata Kelola Lahan Dalam Khilafah

Sistem Kehidupan Islam Dengan Khilafah

Sistem Ekonomi Islam Sistem Politik Islam

Politik Ekonomi Islam Politik Pemerintahan Khilafah

Pemerintah Sebagai “Raa’in” (Pelayan) &“Junnah”


(Perisai)

Prinsip Tata Kelola Lahan BerBasis Syariah


PRINSIP UMUM TERKAIT LAHAN

• Kepemilikan lahan sejalan dengan pengelolaan/produksi


• Lahan merupakan pokok (asas) dalam bidang pertanian
• Tenaga manusia, alat dan sarana produksi (benih, pupuk, teknologi)
hanyalah sebagai sarana bukan asas
Tata Kelola Lahan Dalam Islam
1. Hukum Terkait Status Kepemilikan Lahan

• Lahan pertanian, perkebunan, lahan untuk kolam dsb


Lahan milik individu • Dimiliki dan dimanfaatkan/dikelola oleh individu (dijual,
diwariskan, dihibahkan dsb)

• Lahan yang diatas atau didalamnya terdapat harta milik umum. Berupa
fasilitas umum (hutan, sumber mata air,dsb); barang tambang yang
Lahan milik umum jumlahnya tidak terbatas; jalan, laut, dsb
• Tidak boleh dimiliki &dikuasai oleh individu; dikelola oleh negara untuk
kemaslahatan umum

• Diantaranya: Lahan yang tidak berpemilik, lahan yang


Lahan milik ditelantarkan lebih dari 3 tahun
negara/Daulah • Dikuasai oleh negara, dikelola dan dimanfaatkan sesuai
kepentingan negara
2. Hukum Syara Tentang Pengelolaan Lahan Pertanian
1. Adanya hukum ihya’u al-mawat (menghidupkan tanah mati)
• Adanya kebolehan setiap individu untuk memiliki lahan yang mati, kosong dan tidak berpemilik (tidak nampak adanya bekas
suatu pagar, tanaman budidaya, bangunan dan sebagainya), tanpa perlu ijin Daulah
• Cara menghidupkan: dengan memagarinya, memasang patok, dsb seluas apapun yang dia kehendaki
• Syaratnya adalah harus menghidupkannya, mengolah lahannya, menanami atau memproduksinya
• Dalil-dalinya:

‫من أحيا أرضا ميتة فهي له‬


Siapa saja menghidupkan tanah mati, maka tanah itu menjadi miliknya” (HR Imam Al Bukhari)
ِّ
‫فهوأحق بها‬ ‫من ع ِّمر أرضا ليست ألحد‬
Siapa saja memakmurkan tanah yang tidak dimiliki siapapun, maka dia berhak atas tanah itu (HR Ahmad dari Aisyah)
ِّ ‫أيِّما َوم أحيَوا شي ًءا من األرض أوع ِّمروه فهم‬
“ ‫أحق به‬
Kaum manapun yang menghidupkan sesuatu dari bumi atau mereka memakmurkannya, maka mereka berhak atasnya”
‫من أحاط على شئ فهى له‬
Siapa yang membatasi sesuatu (dengan dinding), maka dia berhak atasnya” (HR Baihaqi)
2. Keharusan Mengelola Tanah, dengan adanya larangan menelantarkan lahan selama lebih dari tiga
tahun.
 Setiap pemilik lahan ‘dipaksa’ untuk mengelola tanah yang dimilikinya agar berproduksi
 Apabila membutuhkan modal untuk pengelolaan, akan diberikan oleh Baitul Maal
 Jika tanah yang dimiliki (setelah dipagari) lalu diabaikan selama lebih dari 3 tahun, maka akan diambil oleh Daulah
 Dalil-dalilnya

Sebelumnya tanah itu milik Allah dan Rasulnya, kemudian setelah itu milik kalian. Siapa saja yang
menghidupkan tanah yang mati, maka dia menjadi pemiliknya. Dan tidak ada hak bagi yang memagari setelah
(menterlantarkan tanahnya) selama tiga tahun” (HR Baihaqi)

‫ لو كانت َطيعةٌ منِّي أو من أبي بكر‬:‫ فقال عمر‬،‫ فجاء َو ٌم فأح َيوها‬،‫فعطلوها‬
ِّ ‫ ناسا من ُمزَ يْنةَ أو ُج َهيْنةَ أرضا‬.‫أَط َع رسو ُل هللا صلى‬
“ ‫غيره فع ِّم َرها فهي له‬ َ
ُ ‫ثالث سنينَ لم يُع ِّم ْرها فجاء‬ ِّ ‫ من‬:‫ َال عمر‬.‫لَ َرد ْدتُها ولكن من رسول هللا صلى‬
‫عط َل أرضا‬
Rasulullah SAW telah memberi sebidang tanah kepada beberapa orang dari Muzainah atau Juhainah, kemudian
mereka menterlantarkannya, lalu ada suatu kaum yang menghidupkannya. Umar berkata: ‘Kalau seandainya tanah
tersebut pemberian dariku atau Abu Bakar, tentu aku akan mengembalikannya, akan tetapi (tanah tersebut) dari
Rasulullah SAW. Dia (Amru bin Syuaib) berkata: Umar mengatakan:‘Siapa saja yang mengabaikan tanah selama tiga
tahun, tidak dia kelola, lalu ada orang lain yang mengelolanya, maka tanah tersebut menjdi miliknya
3. Adanya hukum larangan menyewakan lahan pertanian

‫من كان له أرض فليزرعها أو لزرزعها أخاه وال يكاريها بثلوث وال بربع وال بطعام مسمى‬
Siapa saja yang memiliki sebidang tanah, hendaklah dia menanaminya, atau
hendaklah saudaranya yang menanaminya, dia tidak boleh menyewakannya dengan
sepertiga atau seperempat (dari hasil pertania), dan tidak pula dengan
makanan yang telah ditentukan” (HR Abu Dawud)

“ ‫ من لم يذر المخابرة فليؤذن بحرب من هللا ورسوله‬:‫ يقول‬.‫سمعت رسول هللا صلى‬
Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: ‘Siapa yang tidak meninggalkan
(akad) al-mukhabarah, maka hendaknya dia mengumumkan perang dengan Allah
dan Rasul-Nya (HR Abu Dawud)

Rasulullah SAW melarang menyewakan tanah. Kami bertanya: ‘Wahai Rasulullah,


kalau begitu kami akan menyewakannya dengan bibit’. Beliau menjawab:
‘jangan’. Bertanya (shahabat): ‘Kami akan menyewakannya dengan jerami’.
Beliau menjawab: jangan’. Bertanya (shahabat): Kami akan menyewakan dengan
sesuatu yang ada di atas rabi’ yang mengalir. Beliau menjawab: jangan. Kamu
Dampak Yang Diharapkan

1. Pertumbuhan Ekonomi
• Islam memberi kebebasan bagi individu untuk memiliki lahan pertanian
seberapapun luasnya, selama masih mampu memproduksinya.
• Islam juga membebaskan untuk mengembangkan komoditas pertanian apa
saja, asalkan halal.
• Dengan status kepemilikan individu tersebut, diharapkan produktivitas
pertanian terus meningkat, karena motivasi berproduksi tetap terjaga.
• Problem rendahnya produktivitas sebagaimana dalam sosialisme dapat
teratasi, insya Allah.
2. Pemerataan Ekonomi
• Dengan adanya larangan menterlantarkan dan menyewakan lahan
pertanian, diharapkan keserakahan dalam kepemilikan lahan lebih
terkendali.
• Diharapkan peluang bagi buruh tani untuk memiliki lahan pertanian
sendiri juga akan semakin terbuka.
• Sehingga problem feodalisme sebagaimana dalam kapitalisme akan dapat
teratasi.
• Pemerataan ekonomi di bidang pertanian dapat diwujudkan, insya Allah.
َ ‫عا ُك ْم ِل َما يُ ْح ِيي ُك ْم ۖ َوا ْعلَ ُموا أ َ هن ه‬
‫َّللا يَ ُحو ُل‬ َ ‫سو ِل ِإ َذا َد‬ ُ ‫لر‬ َ ‫يَا أَيُّ َها اله ِذ‬
ِ ‫ين آ َمنُوا ا ْست َ ِجيبُوا ِ ه‬
‫ّلِل َو ِل ه‬
‫بَي َْن ْال َم ْر ِء َوََ ْلبِ ِه َوأَنههُ ِإلَ ْي ِه ت ُ ْحش َُرون‬

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul
apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan
kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara
manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan
dikumpulkan (QS Al Anfal: 24)

Anda mungkin juga menyukai