Anda di halaman 1dari 7

JAKARTA INFORMAL MEETING

Nama : Dhimas Risang S . A . N


Kelas : XII IPS 1
No. :9
Latar Belakang
Jakarta Informal Meeting (JIM) adalah pertemuan yang dilaksanakan dalam upaya
menyelesaikan konflik kamboja-vietnam dengan Indonesia sebagai perantaranya.
Perang Indocina 3 antara republik sosialis Vietnam melawan pemerintah demokratis
Kamboja berlangsung sejak tahun 1975. Puncak penyerangan Vietnam terhadap
pemerintah demokratik Kamboja terjadi pada 25 desember 1978 yang berhasil
menjatuhkan pemerintahan Pol Pot.
Tujuan
Pada dasarnya, dibentuknya Jakarta Informal Meeting adalah upaya Indonesia untuk
berkontribusi dalam hal perdamaian dunia, yaitu dengan menyelenggarakan
perundingan atau negosiasi untuk konflik yang terjadi di Kamboja. Penyelesaian
konflik di Kamboja dilakukan melalui mediasi, yaitu sebuah tindakan yang
berkenaan untuk memunculkan intervensi demi membantu menyelesaikan konflik
dan sengketa diantara pihak yang terlibat.
1. Jakarta Informal Meeting 1
Pada JIM 1, pemerintah koalisi demokratik Kamboja
mengusulkan tiga tahap rencana penyelesaian perang
Indocina. Tiga usul tersebut adalah melakukan
gencatatn senjata antata kedua belah pihak,
diturunkannya pasukan perdamaian PBB, dan
penggabungan semua kelompok bersenjata Kamboja ke
dalam satu kesatuan.
2. Jakarta Informal Meeting 2
Program Kerja Pada JIM 2 Australia juga ikut serta. Melalui Perdana
Mentrinya, Gareth Evans, Australia mengusulkan rancangan
Cambodia Peace Plan.

3. Jakarta Informal Meeting 3


Pertemuan terakhir JIM 3 membahas tentang pengaturan
pembagian kekuasaan diantara pihak pemerintah koalisi
demokratik Kamboja dengan Republik Rakyat Kamboja
dengan membentuk pemerintah persatuan yang dikenal dengan
nama Supreme National Council (SNC).
Isi Rancangan Cambodia Peace Plan
1. Mendorong upaya gencatan senjata;
2. Menurunkan pasukan penjaga perdamaian di
wilayah konflik; dan
3. Mendorong pembentukan pemerintah
persatuan nasional untuk menjaga
kedaulatan Kamboja sampai pemilihan
umum diadakan.
Hasil / Keberhasilan
Pada tanggal 21 oktober 1991, digelarlah Paris International
Conference on Cambodia (PICC) dibawah pimpinan ketua
bersama ( Co – Chairman ) Indonesia dan Perancis yang
memberi hasil ditandatanganinya dokumen Perjanjian Paris.
Kesepakatan ini telah menandai perjuangan akhir dari upaya
perdamaian di Kamboja dan memulai babak baru dalam
pemerintahan yang demokratis di negara ini.
Sekian dan Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai