Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS PAKUAN

FAKULTAS HUKUM

HUKUM
PIDANA
INTERNASIONAL
Dr. Weldy Jevis Saleh, SH., MH.
PERKULIAHAN
KE- 14

Penegakan HPI secara campuran


HYBRID MODEL
Pengadilan campuran (hybrid
tribunal) merupakan pencampuran
antara hukum nasional dan hukum
internasional. Pengadilan campuran
Hybrid (hybrid tribunal) sejauh ini hanya

Model dibentuk untuk menangani

(Model
perbuatanperbuatan yang
dikategorikan sebagai kejahatan

Campuran) internasional (international crimes).


HYBRID MODEL
diterapkan dalam menangani suatu masalah kejahatan internasional karena
Mahkmah Pidana Internasional (International Criminal Court) yang sebagai
dasar pembentukannya yaitu Statuta Roma 1998 (Rome Statue 1998) secara
jelas dalam pasal 24 menganut prinsip NonRetroaktif yang membatasi ruang
geraknya dan juga secara jelas menerangkan mengenai jurisdiksi Mahkamah
Pidana Internasional (International Criminal Court) dalam pasal 11 yaitu
jurisdiksi Ratione Temporis menyatakan bahwa mahkamah mempunyai
jurisdiksi hanya berkaitan dengan kejahatan yang dilakukan setelah berlakunya
Statuta Roma 1998 (Rome Statue 1998).
Istilah “pengadilan campuran”
atau pengadilan hibrida Pengadilan campuran
dipergunakan untuk menunjuk (hybrid tribunal) jelas berbeda
pada lembaga-lembaga dari pengadilan nasional,
pengadilan yang melibatkan karena secara eksplisit ia
unsur-unsur nasional maupun
internasional di dalam mengandung elemen
penyusunan, struktur dan internasional yang bisa berada
fungsinya serta dalam pada struktur atau fungsinya.
penerapan hukum dan Pengadilan campuran
prosedur pengadilan. (hybrid tribunal) juga berbeda
dari pengadilan internasional
karena ia mengakomodasikan
elemen-elemen hukum atau
struktur hukum nasional di
dalamnya.
Penyelesaian konflik Kamboja tidak dilakukan
Contoh oleh negara itu sendiri melainkan melalui
intervensi pihak asing. Penyelesaian konflik

Kasus: Kamboja diawali oleh Indonesia yang


melakukan shuttle diplomacy anatara Vietnam

Konflik dan Kamboja, lalu memfasilitasi pertemuan


keduanya dalam Jakarta Informal Meeting

Kamboja
(JIM).
Jakarta Pembentukan
Perjanjian
Informal UNTAC oleh
Paris
Meeting (JIM) PBB

Menteri luar negeri indonesia yang berperan penting dalam upaya


penyelesaian konflik di kamboja yakni Ali Alatas pada tahun 1988
dan 1989. JIM berhasil menghasilkan gencatan senjata antara
kedua pihak dan menarik pasukan Vietnam dari perbatasan
Kamboja.
Hasil dari JIM kemudian dilanjutkan pada perjanjian Paris (Paris
Peace Agreement) yang disetujui oleh 19 negara termasuk
Kamboja dan Vietnam.
Perjanjian Paris mengakhiri perang saudara antara
Vietnam dan Kamboja. PBB juga menurunkan pasukan
ke Kamboja untuk menjaga perbatasan dan membantu
menanggulangi kerusakaan yang diakibatkan perang.

Pelaku Setelah itu, PBB membentuk UNTAC (United Nation


Genosida Transitional Authority in Cambodia) untuk mengisi kekosongan
pemerintahan dalam masa transisi dan juga mengenalkan
Kamboja Kamboja dalam pemilihan umum. Dilansir dari United Nation
Peacekeeping, UNTAC juga mengurus aspek HAM,
diadili setelah pelaksanaan pemilihan, pengaturan militer, administrasi sipil,
penegakan hukum dan ketertiban, pemulangan dan
pembenahan pemukiman kembali pengungsi, pengurusan orang telantar,

pemerintahan serta Rehabilitasi infrastruktur Kamboja.

secara
diplomatis.
Penegakan HPI melalui hukum nasional dan hukum internasional yang
pertama kali dilakukan terhadap para pelaku killing field di Kamboja
selama kurang lebih 4 tahun, 17 April 1975 sampai dengan 7 Januari
1979. Kamboja menjadi lahan pembantaian manusia oleh Khmer
Merah di bawah pimpinan Pol pot. Korban tewas atas peristiwa
tersebut lebih dari 2.000.000 jiwa.

Proses penegakan hukum ini dibentuklah Majelis luar


biasa yang diantaranya beranggotakan hakim dari
Kamboja dan PBB. Pengadilan tingkat pertama
mencapai 5 hakim dengan komposisi 3 hakim
Dibentuknya Kamboja dan 2 hakim PBB. Tingkat banding
melibatkan 7 hakim, yaitu 4 hakim Kamboja dan 3
Majelis Luar hakim PBB. Hal ini sampai dengan tingkat Majelis
Mahkamah Agung yang melibatkan 9 hakim, yaitu 5
hakim Kamboja dan 4 hakim PBB.
Biasa oleh Hasil dari putusan Hakim menyatakan bahwa
pimpinan Pol pot dihukum seumur hidup atas
PBB genosida yang telah dilakukannya.

Anda mungkin juga menyukai