Mahkamah internasional
PERADILAN INTERNASIONAL
Peradilan
Internasional
Komponen-komponen
Lembaga Peradilan
Internasional
Komposisi terdiri dari 15 orang
Hakim dan masa jabatan 9
tahun. Dipilih oleh MU & DK (5
Mahkamah
Orang dari negara anggota tetap
DK PBB)
Internasion
Berfungsi, menyelesaikan kasus
al (The
kasus persengketaan
Internation
internasional yang subjeknya
al Court of
negara.
Justice)
Yurisdiksi adalah kewenangan MI
untuk memu-tuskan perkaraperkara pertikaian dan memberi
opini yang bersifat nasihat.
Mahkamah Pidana
Internasional
(The International Criminal
Court)
Yurisdiksi adalah
Komposisi adalah 18
kewenangan untuk
orang hakim yang masa
menegakkan aturan
jabatannya 9 tahun.
hukum internasional
Dipilih berdasarkan 2/3
terhadap pelaku
suara Majelis Negara
kejahatan berat.
Pihak.
4 Jenis
Kejahatan
(Pasal 5-8
Statuta
Mahkamah
)
Kejahatan Genosida
Kejahatan terhadap
kemanusiaan
Kejahatan perang
Kejahatan agresi
Berwenang mengadili
para tersangka
kejahatan berat
internasional yang
bersifat tidak
permanen, artinya
setelah selesai
mengadili, peradilan
dibubarkan
Contoh :
International
Criminal Tribunal
for Former
Yugoslavia
Special Court for
cambodia
Lanjutan .
Mahkamah
Internasio
nal
Lanjutan .
Mahkamah
Internasio
nal
E
Proses
Peradilan s.d.
Pemberian
Sanksi
Komisi Tinggi
HAM PBB/
Lembaga
HAM
Internasional
B
Ada
Pengaduan
Dari Negara
Yang
Dirugikan
A
Telah
Terjadi
Pelanggara
n HAM
MAHKAMAH
INTERNASIONAL
NegaraNegara
Anggota/Buk
an
PBB
Terjadi
Sengket
a/
Konflik
Lanjutan .
Lanjutan .
ICC
( INTERNATIONAL CRIMINAL COURT )
Yurisdiksi Mahkamah
Mahkamah Pidana Internasional mempunyai yuridiksi untuk
menjatuhkan hukuman kepada pelaku kejahatan ketika:
Kejahatan dilakukan di wilayah yang telah meratifikasi
Statuta Roma.
5/18/16
5/18/16
Triggering Mechanism
Statuta Roma menjabarkan kasus-kasus apa saja yang dapat dibawa ke
Penadilan:
Propio Motu:
Jaksa Penuntut Pengadilan dapat memulai investigasi dalam keadaan
dimana satu atau lebih kejahatan telah dilakukan, berdasarkan informasi
dari berbagai sumber, termasuk para korban dan keluarga. Namun, hanya
Pengadilan yang memberlakukan yuridiksi atas kejahatan dan individu
tersebut
State Referrals:
Negara yang telah meratifikasi Statuta Roma dapat meminta Jaksa
Penuntut untuk menginvestigasi situasi dimana satu atau lebih kejahatan
telah dilakukan, tetapi hanya Pengadilan yang memberlakukan yuridiksi.
UNSC Resolution:
Dewan Keamanan PBB dapat meminta Pengadilan untuk menginvestigasi
situasi dimana satu atau lebih kejahatan telah dilakukan. Tidak seperti
metode 1 dan 2, ICC akan memberlakukan yuridiksi ketika Dewan
Keamanan PBB mengajukan situasi tersebut ke Jaksa Penuntut, meskipun
kejahatan tersebut terjadi di wilayah negara yang belum meratifikasi
Statuta Roma atau telah dilakukan suatu bangsa di negara tersebut.
5/18/16
Proses Pengadilan
Di dalam masing-masing situasi tersebut di atas, semua tergantung
Jaksa Penuntut, bukan Negara Pihak atau Dewan Keamanan, untuk
memutuskan apakah investigasi akan dilakukan
Jaksa Penuntut harus meminta kewenangan dari Majelis PraPeradilan (Pre-Trial Chamber) baik untuk melakukan penyelidikan
maupun penuntutan dan permintaan tersebut dapat digugat oleh
negara.
Jaksa Penuntut harus mengajukan kasusnya kepada Pre-Trial
Chamber yang akan memutuskan apakah benar kasus tersebut
memenuhi syarat untuk masuk dalam yurisdiksi mahkamah dan
apakah ada reasonable ground untuk melanjutkan ke tahap
berikutnya.
Setelah admissibility of merit diputuskan oleh Pre-Trial Chambers,
barulah kasus dilimpahkan ke persidangan melalui Registrar
(panitera) dan Jaksa Penuntut Umum dapat melanjutkan ke tahap
investigasi.
5/18/16
Statuta Roma
Yurisdiksi ICC
Asas-Asas ICC
Complementary Principle
Unwilling tidak mau (Pasal 17 (2))
Lanjutan
www.themegallery.com
Lanjutan
www.themegallery.com
Lanjutan
Pihak-Pihak
Yang
Terlibat
Amerika
Serikat di
Filipina,
Indo China
& Jepang
Keterangan
Para pelaku
ke-jahatan
perang telah
diajukan
ke
pengadilan
mili-ter,
namun tidak
lama
kemudian
banyak yang
di-bebaskan.
(Mah-kamah
internasional belum
dapat
berbuat
banyak).
2.
Jerman &
Jepang
dalam
aksinya di
Eropa dan
Asia.
Sebelum
Perang Dunia
II,
kolonialisme
Barat
de-ngan
jutaan
korban
tidak
tersen-tuh.
Baru setelah
sekutu
membuka
Pengadilan
Nu-remberg
(1945-1946)
untuk
Nazi
dan
Jepang,
di-mulailah
proses
pelembagaan
untuk
kejahatan
perang
Serbia di
Kroasia dan
Bosnia
Herzegovina
(Yugoslavia)
Kurun
waktu
antara
tahun
1992-1995,
pasukan
Serbia
telah melakukan pemmbersihan
etnik (etnic cleansing) terutama
terhadap warga sipil muslim
Bosnia
(di
Sarajevo)
dan
daerah-daerah lain serta di
Kroasia yang ingin melepaskan
diri
dari
Serbia
setelah
bubarnya
negara
federasi
Yugoslavia.
Tidak
kurang
700.000
warga
sipil
telah
disiksa dan dibunuh dengan
kejam. Beberapa nama yang
harus bertanggungjawab atas
perbuatan kejahatan perang
tersebut antara lain : Stanislav
Galic, Gojko Jankovic, Janco
Janjic,
Dragon
Zelenovic,
Karadzic, Mladic, dan lain-lain.
Tahun
1994
pe-ngadilan
terhadap para
penjahat perag
telah
terbukti
di
Den
Haag
(Belanda).
Proses
pengadilan
terus
berlangsung,
namun
hasilnya
belum sesuai
harapan.
Banyak yang
masih
gagal
ditangkap.
TERIMAKASIH