Anda di halaman 1dari 10

Lex Administratum, Vol. IX/No.

4/Apr/EK/2021

KAJIAN HUKUM MENGENAI PENYELESAIAN Jurisdiksi atas pokok sengketa yang


SENGKETA INTERNASIONAL SECARA DAMAI diserahkannya (contentious jurisdiction); kedua
MENURUT HUKUM INTERNASIONAL1 non-contentious jurisdiction atau jurisdiksi
Oleh: Variztian Fernandis Turangan2 untuk memberikan nasihat hukum (advisory
jurisdiction).
ABSTRAK Kata kunci: sengketa internasional;
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana macam-macam PENDAHULUAN
alternatif penyelesaian sengketa internasional A. Latar Belakang
secara damai menurut hukum Internasional Setiap sengketa internasional berdasarkan
dan bagaimana mekanisme penyelesaian Pasal 2 ayat (3) Piagam Perseikatan
sengketa internasional di Mahkamah BangsaBangsa (PBB) harus diselesaikan secara
Internasional menurut Hukum Internasional, di damai. Penyelesaian sengketa secara damai
mana dengan metode penelitian hukum tersebut berdasarkan Pasal 33 Piagam PBB
normatif disimpulkan: 1. Cara penyelesaian dibedakan menjadi dua, yaitu penyelesaian
secara diplomatik lebih banyak menekankan sengketa di luar pengadilan dan penyelesaian
pencapaian penyelesaian sengketa secara sengketa melalui pengadilan. Adapun
damai. Cara-cara yang termasuk dalam penyelesaian sengketa melalui pengadilan
penyelesaian sengketa seperti ini tampaknya dapat ditempuh melalui dua cara yaitu melalui
tidak mementingkan atau menekankan lembaga arbitrase dan melalui lembaga
argumen- argumen hukum. Tujuanlah yang pengadilan yudisial internasional.3
utama, yaitu mencapai hasil yang diterima oleh
masing-masing pihak yang bersengketa secara B. Rumusan Masalah
damai. Dengan demikian, cara penyelesaian 1. Bagaimana macam-macam alternatif
sengketa ini memiliki prioritas yang disyaratkan penyelesaian sengketa internasional
oleh hukum untuk lebih dahulu digunakan. Bila secara damai menurut hukum
gagal, baru ditempuh cara-cara penyelesaian Internasional ?
sengketa secara hukum. 2. Mahkamah 2. Bagaimana mekanisme penyelesaian
Internasional atau International Court of Justice sengketa internasional di Mahkamah
(ICJ) adalah lembaga peradilan yang didirikan Internasional menurut Hukum
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ada Internasional?
tiga cara yang bisa diikuti negara yang ingin
mengajukan kasus sengketanya dengan negara C. Metode Penulisan
lain ke Mahkamah Internasional.Pertama, Metode penelitian yang digunakan dalam
dengan kesepakatan khusus (special penulisan skripsi ini adalah metode penilitian
agreement). Dua negara atau lebih yang Yuridis Normatif.
bersengketa bersama-sama mengajukan kasus
tersebut ke Mahkamah Internasional dalam PEMBAHASAN
suatu kesepakatan. Kedua, melalui klausul A. Penyelesaian Sengketa Internasional Secara
khusus dalam traktat perjanjian (clause in a Damai Menurut Hukum Internasional
treaty). Ketiga, adanya deklarasi unilateral 1. LEWAT JALUR POLITIK
(unilateral declaration). Negara-negara yang 1.) Negosiasi
mengajukan kasus sengketanya ke Mahkamah 2.) Pencarian Fakta
Internasional bisa memilih menggunakan 3.) Jasa Baik
deklarasi unilateral yang sesuai dengan 4.) Mediasi
yurisdiksi Mahkamah dan mengikuti bagi 5.) Konsiliasi
negara lainnya. Jurisdiksi Mahkamah 2. LEWAT JALUR HUKUM
Internasional mencakup dua hal. Pertama 1.) Arbitrase
2.) Mahkamah Internasional
1
Artikel Skripsi
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM.
17071101067 3 Pasal 33 Piagam PBB

171
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

Salah satu alternatif penyelesaian sengketa Sidang pertama Mahkamah berlangsung


secara hukum atau 'judicial settlement' dalam pada tanggal 15 Februari 1922. Persidangan
hukum internasional adalah penyelesaian dipimpin oleh ahli hukum Belanda Loder, yang
melalui badan peradilan internasional (world pada waktu itu diangkat sebagai Presiden PCIJ
court atau international court).4 Dalam hukum pertama.
internasional, penyelesaian secara hukum Sebagai badan peradilan internasional, PCIJ
dewasa ini dapat ditempuh melalui berbagai diakui sebagai suatu peradilan yang
cara atau lembaga, yakni: Permanent Court of memainkan peranan penting dalam sejarah
International of Justice (PCIJ atau Mahkamah penyelesaian sengketa internasional. Arti peran
Permanen Internasional), International Court of PCIJ tampak sebagai berikut:
Justice (ICJ atau Mahkamah Internasional), the 1.) PCIJ merupakan suatu badan peradilan
International Tribunal for the Law of the Sea permanen yang diatur oleh Statuta dan
(Konvensi Hukum Laut 1982), atau Rules of Procedure-nya yang telah ada
International Criminal Court (ICC). dan mengikat para pihak yang
PCIJ pendahulu Mahkamah Internasional menyerahkan sengketanya kepada
(ICJ), dibentuk berdasarkan pasal XIV Kovenan PCIJ.
Liga Bangsa-bangsa (LBB) pada tahun 1922. 2.) PCIJ memiliki suatu badan kelengkapan
Badan LBB yang membantu berdirinya PCIJ yaitu Registry (pendaftar) permanen
adalah Dewan (Council) LBB. Dalam sidangnya yang, antara lain, bertugas menjadi
pada awal 1920, Dewan menunjuk suatu penghubung komunikasi antara
Advisory Committee of Jurists untuk membuat pemerintah dan badan-badan atau
laporan mengenai rencana pembentukan PCIJ. organisasi internasional.
Komisi yang berkedudukan di Den Haag 3.) Sebagai badan peradilan, PCIJ telah
dipimpin oleh Baron Descamps dari Belgia. menyelesaikan berbagai sengketa yang
Pada bulan Agustus 1920, Descamps putusannya memiliki nilai penting
mengeluarkan dan menyerahkan laporan dalam mengembangkan hukum
mengenai rancangan pembentukan PCIJ internasional. Dari tahun 1922 sampai
kepada Dewan. 1940, PCIJ menangani 29 kasus.
Dalam pembahasan di Dewan, Rancangan Beberapa ratus perjanjian dan
tersebut mengalami perubahan-perubahan. konvensi memuat klausul penyerahan
Rancangan tersebut pada akhirnya berhasil sengketa kepada PCIJ.5
dirumuskan menjadi Statuta yang mendirikan 4.) Negara-negara telah memanfaatkan
PCIJ pada tahun 1922. badan peradilan ini dengan cara
Dua masalah yang timbul pada waktu itu menundukkan dirinya terhadap
adalah bagaimana memilih hakim dan di mana jurisdiksi PCIJ.
tempat kedudukan PCIJ. Hasil rancangan 5.) PCIJ memiliki kompetensi untuk
Statuta Baron Descamps pada waktu itu telah memberikan nasihat hukum terhadap
berpikir jauh ke depan (dan sekarang masih masalah atau sengketa hukum yang
digunakan). Rancangan Descamps yaitu bahwa diserahkan oleh Dewan atau Majelis
hakim-hakim yang dipilih harus mewakili LBB. Selama berdiri, PCIJ telah
peradaban dan sistem hukum di dunia. mengeluarkan 27 nasihat hukum yang
Masalah tempat kedudukan PCIJ berhasil berupa penjelasan terhadap aturan-
dipecahkan berkat inisiatif dan pendekatan aturan dan prinsip-prinsip hukum
pemerintah Belanda pada tahun 1919. Belanda internasional.6
melobi agar tempat kedudukan PCIJ berada di 6.) Statuta PCIJ menetapkan berbagai
Belanda. Upaya ini berhasil sehingga pada sumber hukum yang dapat
waktu berlangsungnya pembahasan ini, digunakannya terhadap pokok perkara
disepakati bahwa kedudukan tetap PCIJ adalah
di Peace Palace (Istana Perdamaian), Den Haag.
5 Cf., Malanczuk menyatakan bahwa PCIJ menangani 32
kasus. Sengketa yang ditangani PCIJ lebih banyak
4 Peter Malanczuk, Akehurst's Modern Introduction to menangani sengketa antar negara-negara Eropa. (Peter
International Law, London: Routledge, 7th.rev.ed., 1997, Malanczuk, Ibid., hlm 25).
hlm. 270. 6 Peter Malanczuk, Ibid., hlm 25.

172
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

yang diserahkan kepadanya termasuk di dalamnya tentang penyeleasaian sengketa ke


masalah-masalah yang meminta hadapan Mahkamah Internasional. 8
nasihat hukum. PCIJ antara lain diberi Setelah Kepaniteraan Mahkamah mencatat
wewenang untuk menerapkan prinsip segala sesuatu yang berkaitan dengan sengketa
ex aequo et bono apabila para pihak yang diajukan kepada Mahkamah kemudian
menghendakinya. diumumkan dan memberitahukan kepada para
7.) PCIJ memiliki lebih banyak perwakilan pihak yang mempunyai kepentingan pada
(anggota) baik dari jumlah maupun sengketa itu. Di samping itu kepaniteraan wajib
sistem hukum yang terwakili di pula memberitahukan kepada semua anggota
dalamnya. PBB melalui Sekretaris Jenderal tentang adanya
sengketa tersebut.
B. PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA Dalam sebuah perkara para pihak diminta
INTERNASIONAL DI MAHKAMAH untuk menunjukan kuasa (agent) untuk
INTERNASIONAL mewakili sernua kepentingan mereka maka
Prosedur Penyelesaian Sengketa Melalui yang ditunjuk sebagai kuasa suatu negara
Mahkamah Internasional (ICJ) dihadapan Mahkamah adalah bersifat mutlak
a. Ketentuan Umum dalam arti kuasa tersebut memegang
Cara mengajukan sengketa atau perkara kekuasaan penuh untuk melakukan segala
antar negara kehadapan Mahkamah upaya hukum demi kepentingan pihak yang
Internasional dapat dilakukan dengan dua cara diwakili (negaranya). Dalam menjalankan
yaitu: Melalui suatu pemberitahuan tugasnya kuasa/wakil suatu negara didampingi
(Nontification) kepada Kepaniteraan oleh Co agent, Deputy agent, Assisten agent
Mahkamah (Registy) berdasarkan adanya, dan Additional agent.
kesepakatan khusus (Special Agreement) pada Disamping itu ada pula yang dinamakan
pihak yang bersengketa atau melalui perjanjian Council dan Advocates (penasehat-penasehat
secara tertulis (Written Aplication) yang hukum) yaitu mereka yang berfungsi
ditujukan kepada kepaniteraan Mahkamah7. membantu kuasa hukum dalam berbagai upaya
Dalam hal pengajuan sengketa tersebut baik melakukan pembelaan (Pleading). Para
secara lisan maupun tulisan harus penasehat hukurn tersebut tidak diwajibkan
mencantumkan hal-hal yang menjadi pokok berkebangsaan yang sama dengan kuasa
persoalan serta, pihak-pihak yang tersangkut hukum yang bersangkutan.
didalamnya. Kuasa dan para penasehat hukum memiliki
Perbedaan cara pengajuan sengketa pula hak-hak istimewa dan kekebalan
disebabkan oleh kondisi masing-masing pihak. diplomatik seperti halnya para hakim anggota
Keadaan tersebut adalah kesediaan para pihak Mahkamah. Pemberian hak-hak istimewa dan
untak tunduk pada Yurisdiksi Mahkamah bila kekebalan diplomatik itu agar di dalam
terjadi sengketa diantara mereka pengajuan menjalankan tugas mereka jangan ada
sengketa dengan cara pemberitahuan biasanya pengaruh yang dapat mencoreng kewibawaan
berdasarkan persetujuan khusus para pihak mereka.
(sesudah sengketa terjadi) untuk membawa Pengajuan nama-nama wakil negara pada
masalahnya bersama-sama kehadapan suatu sengketa kepada Panitera, dilakukan
mahkamah. dengan cara pengajuan suatu perkara yang
Sedangkan secara tertulis sengketa dapat diajukan dengan persetujuan khusus, beserta
diajukan oleh salah satu pihak (negara namanama yang disampaikan oleh masing-
penggugat). Hal ini oleh karena para pihak yang masing kedua belah pihak bersamaan dengan
bersangkutan telah mengadakan deklarasi pengajuan perkaranya kehadapan Mahkamah.
berdasarkan “Optional Clause” (Pasal 36 ayat Untuk pengajuan perkara dengan persetujuan
(2) Statuta) atau tunduk sebagai pihak di dalam khusus penyampaian nama-nama wakil dari
perjanjian maupun Konvensi internasional yang negara pemohon disertakan dalam
permohonan gugatan.
7Lihat di
http://repository.lppm.unila.ac.id/12708/1/HPSI%20Buku
%20Ajar_revisi_final.pdf 8Ibid.

173
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

Selanjutnya pihak negara tergugat setelah Setelah pengajuan telah selesai maka Ketua
mengkonfirmasikan pemberitahuan sengketa Mahkamah akan menyatakan pemeriksaan
secepatnya menyampaikan nama-nama kuasa selesai selanjutnya Mahkamah akan menunda
(wakil) yang akan mewakilinya. 9 persidangan untuk mempertimbangkan
b. Langkah-langkah pendahuluan keputusannya. Segala pembicaraan tersebut
Setelah segala sesuatu yang menyangkut akan dilakukan dalam suatu sidang tertutup
persyaratan pengajuan sengketa dipenuhi (para dan akan dirahasiakan. 11
wakil telah jelas, dan para pendampingnya, d. Putusan Mahkamah Internasional
telah diumumkan nama-namanya dan Majelis Keputusan Mahkamah atas suatu sengketa,
Hakim Mahkamah telah terbentuk). hanya mengikat para pihak yang terkait dengan
Ketua Mahkamah akan memanggil para sengketa tembut (Pasal 59 Statuta) keputusan
wakil pihak-pihak untuk membicarakan soal- tersebut adalah final dan tanpa banding (Pasal
soal beracara (penentuan tanggal persidangan). 60 Statuta) tetapi suatu keputusan boleh
Dalam pembicaraan itu Mahkamah akan dilakukan atas dasar penemuan suatu fakta
meminta keterangan dari pihak-pihak untuk baru yang menguntungkan dengan ketentuan
menetapkan antara lain jumlah dan urutan bahwa, dalam jangka waktu 6 bulan setelah
acara dalam persidangan, pembelaan dan batas ditemukan fakta baru, dan tidak boleh lebih
waktu untuk maksud tartentu. 10 dari 10 tahun, sejak keputusan diberikan (Pasal
c. Prosedur Beracara di hadapan Mahkamah. 61 Statuta).
Prosedur beracara dihadapan Mahkamah Didalam Pasal 94 Piagam PBB ditegaskan
dapat dilakukan secara tertulis dan lisan proses bahwa setiap anggota PBB yang menjadi pihak
pemeriksaan tertulis di Mahkamah dalam suatu pihak persengketaan yang telah
mencangkup penyampaian alasan kepada diputuskan wajib mentaati putusan tersebut.
Mahkamah melalui nota-nota, nota-nota Apabila salah satu pihak hendak mentaati
balasan, jawaban dan jawaban balasan, putusan tersebut maka pihak lain dapat
makalah, serta dokumen-dokumen penunjang. meminta bantuan kepada Dewan Keamanan,
Sedangkan pemeriksaan lisan dari saksi, para dan jika perlu, Dewan Keamanan dapat
penasehat dan para ahli dilaksanakan oleh memberikan anjuran-anjuran atau menentukan
hakim. Dalam beracara dihadapan Mahkamah tindakan-tindakan yang diambil demi
dipergunakan bahasa Inggris dan bahasa terlaksananya putusan itu.
Perancis. Akan tetapi bila tidak ada peresmian Jika di kemudian hari terjadi perselisihan
mengenai bahasa yang disukai namun mengenai makna dan ruang lingkup dari
putusannya dalam kedua bahasa tersebut (lihat keputusan itu, Mahkamah akan memberikan
Pasal 39 Statuta) penafsiran sesuai dengan permintaan salah
Pemeriksaan tersebut terbuka untuk umum satu pihak yang bersangkutan. 12
kecuali jika Mahkamah memutuskan sebaliknya Suatu sengketa yang diperiksa oleh
atau para pihak yang meminta untuk tidak Mahkamah Internasional dapat berakhir karena
dilaksanakan secara terbuka. hal-hal sebagai berikut 13:
Dalam sidang tersebut Mahkamah • Adanya kesepakatan dari para pihak
diperkenankan untuk meminta pihak-pihak Kesepakatan ini dapat dilakukan pada
untuk mendatangkan saksi-saksi maupun para setiap tahap persidangan dengan
ahli serta menyerahkan alat bukti lainnya memberitahukan kepada Mahkamah
mengenai pokok-pokok fakta dalam hal mana bahwa mereka telah mencapai
terjadi perbedaan diantara pihak-pihak bila kesepakatan. Dalam hal terjadi
perlu Mahkamah akan berhubungan langsung kesepakatan, Mahkamah Internasional
dengan pemerintah negara masing-masing akan mengeluarkan surat putusan atau
pihak. order yang berisi penghapusan sengketa

11 Ibid.
9 Lihat di 12 Ibid.
http://repository.lppm.unila.ac.id/12708/1/HPSI%20Buku 13Schlochhauer, dalam Huala Adolf, Hukum Penyelesaian

%20Ajar_revisi_final.pdf Sengketa Internasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2004, hal.


10 Ibid. 89

174
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

dari daftar Mahkamah. Contoh seperti didahului dengan pertemuan awal hakim. Pada
ini, tampak dalam sengketa-sengketa saat itu majelis hakim menyampaikan garis
yang ditangani PCIJ yaitu the besar masalah yang perlu dibahas dan diputus
Delimanition of Territorial Water oleh Makakamah Internasional. Selanjutnya,
between Island of Castello and the Coast setiap hakim akan membuat catatan tentang
of Anatolia, Losinger, Bochgrave . pandangan mereka masing-masing. Catatan
• Tidak dilanjutkannya Persidangan tersebut akan dibagikan ke para hakim lainnya.
(Discontinuance) Setelah proses ini dilalui pertemuan paripurna
Suatu negara penuntut atau pemohon dilakukan dan panitia (committe) perancang
setiap waktu dapat memberitahukan putusan dipilih. Panitia akan terdiri dari dua
Mahkamah bahwa mereka telah sepakat orang hakim yang memiliki pandangan yang
untuk tidak melanjutkan persidangan sama dengan mayoritas hakim dan ketua
atau kedua belah pihak menyatakan majelis bisa ikut dalam tim tersebut. Langkah
bahwa mereka sepakat untuk menarik berikutnya adalah panitia akan mempersiapkan
kembali sengketanya. Dalam keadaan ini rancangan teks putusan. Rancangan inilah yang
Mahkamah Internasional akan membuat akan divoting untuk diadopsi menjadi putusan
surat putusan (order) yang berisi Mahkamah Internasional.15
penghapusan sengketa dari daftar Voting untuk mengasilkan putusan
Mahkamah. Mahkamah Internasional diambil dengan suara
• Dikeluarkannya putusan (Judment) mayoritas hakim yang hadir dan jika dihasilkan
Cara ini yang paling lazim digunakan suara yang seimbang maka, suara dari ketua
untuk megakhiri sengketa yang diajukan atau wakilnya yang akan menentukan (Pasal 55
ke Mahkamah Internasional. Putusan Statuta Mahkamah Internasional). Sidang
(Judment) adalah hasil akhir yang pembacaan putusan dilakukan dengan terbuka.
diharapkan oleh para pihak yang Keputusan Mahkamah Internasional tanggal
bersengketa di Mahkamah Internasional 7 September 1927 dalam perkara Lotus antara
untuk mengakhiri sengketa diantara para Perancis dan Turki mengenai tabrakan kapal
pihak tersebut. Setelah Mahkamah dilaut lepas dan Keputusan Mahkamah
Internasional melakukan pemeriksaan Internasional tanggal 18 Juli 1966 mengenai
terhadap sengketa yang diajukan para peristiwa Afrika Barat Daya adalah dua contoh
pihak, maka berdasarkan fakta-fakta di mana keputusan baru dapat diambil dengan
yang ada dan bukti-bukti yang ada dalam pemberian suara Ketua Mahkamah.16
persidangan maka Mahkamah 2. Dissenting Opinion (Penyampaian Pendapat
Internasional akan membuat suatu yang Terpisah)
putusan (Judment) terhadap perkara Pendapat-pendapat para hakim dalam suatu
yang diajukan oleh para pihak tersebut sengketa termuat pula secara lengkap dalam
yang ditetapkan dalam sidang terbuka.14 laporan-laporan putusan (Report of the
Judgment). Suatu laporan memuat dua bentuk
Prosedur Penjatuhan Putusan Mahkamah pendapat para hakim yaitu:17
Internasional, Dissenting Opinion, Dan Akibat a) Dissenting Opinion
Hukum Yaitu suatu pendapat hakim yang tidak
Putusan Mahkamah Internasional. setuju dengan satu atau beberapa hal
1. Prosedur Penjatuhan Putusan dari putusan Mahkamah, khususnya
Setelah ditetapkan hukum apa yang akan dasar hukum dan argumentasi dari
dijadikan dasar untuk memutuskan suatu
sengketa diantara para pihak dan setelah
melihat fakta-fakta persidangan yang ada, maka 15 Hikmahanto Juwana, Penyelesaian Sengketa
para hakim Mahkamah Internasional akan Kepemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan dalam Sengketa
menjatuhkan putusannya. Secara teknis Sipadan dan Ligitan Mengapa Kita Kalah karya O.C. Kaligis,
OC Kaligis & Associates, Jakarta, 2003, hal. 51.
pengambilan putusan oleh majelis hakim akan 16 Boer Mauna, Hukum Internasional Pengertian Peranan

Dan Fungsi dalam Era Dinamika Global, Alumni, Bandung,


2003, hal.247
14 Ibid. 17Huala Adolf, op.cit. hal. 90-91.

175
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

putusan atau pendapat yang menentang putusan Mahkamah Internasional tersebut. Bila
putusan Mahkamah tersebut. negara yang berperkara gagal melaksanakan
b) Separate Opinion kewajibannya maka sesuai dengan Pasal 94
Yaitu suatu pendapat yang menyatakan Piagam tersebut diatas maka, negara lawan
dukungan seorang hakim terhadap berperkara dapat meminta Dewan Keamanan
putusan Mahkamah khusunya mengenai PBB agar putusan Mahkamah Internasional iu
ketentuan hukum yang digunakan dan dilaksanakan atau menetapkan tindakan yang
beberapa aspek yang menurutnya harus diambil. Mahkamah Internasional sendiri
penting, namun ia sendiri tidak sepaham tidak dapat mengeksekusi putusannya.18
dengan semua atau beberpa argumentasi Suatu negara yang bersengketa yang tidak
mahkamah meskipun akhirnya isi hadir di Mahkamah tidak akan menghalangi
putusan sama dengan Mahkamah. Mahkamah untuk mengambil putusan dengan
3. Akibat Hukum Putusan Mahkamah syarat seperti tercantum dalam Pasal 53 ayat
Internasional (1) Statuta Mahkamah Internasional, bahwa
Sifat putusan Mahkamah adalah mengikat, sebelum penjatuhan putusan kepada pihak
final, dan tidak ada banding sesuai Pasal 60 yang tidak hadir, Mahkamah harus yakin bahwa
Statuta Mahkamah Internasional: “Keputusan ia bukan saja mempunyai wewenang tetapi
itu adalah terakhir dan tak dapat mengadakan juga putusannya betul-betul didasarkan pada
banding. Dalam hal ini terjadi perselisihan atas fakta dan hukum. Dengan demikian pihak
mengenai makna dan ruang lingkup dari yang dihukum, walaupun tidak hadir pada
keputusan itu Mahkamah akan menafsirkannya prinsipnya tidak dapat menolak putusan yang
atas permohonan sesuatu pihak”. Prinsip ini ditetapkan Mahkamah.
berlaku terhadap semua keputusan Mahkamah. Sampai sejauh ini sejak didirikan pada tahun
Baik yang dikeluarkan oleh Mahkamah dengan 1946, Mahkama Internasional telah menangani
anggota penuh (full bench of the court) atau 166 kasus diantaranya 160 kasus telah
oleh suatu Chamber. Sifat mengikat putusan dikeluarkan putusan dan ada 6 kasus yang
Mahkamah ini merupakan konsekuensi dari masih sementara berlangsung.19
ratifikasi, aksesi atau penerimaan atas Statuta
Mahkamah oleh negara. Ketentuan ini SENGKETA INDONESIA DAN MALAYSIA
20
tercantum dalam Pasal 94 Piagam PBB yang TENTANG SIPIDAN DAN LIGITAN
menyatakan sebagai berikut. Proses penyelesaikan sengketa antara
1) Each member of the United Nations Indonesia dan Malaysia itu timbul pada tahun
undertakes to comply with the decision of 1969 ketika Indonesia dan Malaysia berunding
the International Court of Justice in any untuk menentukan garis batas landas kontinen
case to which it is a party. antara Sabah dan Kalimantan Timur muncullah
2) If any party to a case fails to perform the masalah Sipadan-Ligitan.
obligations incumbent upon it under a Kedua belah pihak berusaha menyelesaikan
judgment rendered by the court, the other persoalan tersebut dengan cara diplomasi,
party may have recourse to the Security namun perundingan yang diadakan tidak
Council, which may, if it deems necessary, membawa hasil. Sebenarnya berdasarkan Pasal
make recommendations or decide upon 33 (1) piagam PBB menyediakan berbagai cara
measures to be taken to give effect to the untuk penyelesaian secara damai, demikian
judgment juga dalam rangka ASEAN, di mana baik
Putusan Mahkamah hanya mengikat para Malaysia maupun Indonesia menjadi pihak dari
pihak yang bersengketa. Hal ini termuat dalam
Pasal 59 Statuta Mahkamah, yang menyatakan 18 F. Sugeng Istianto, Hukum Internasional, Atmadjaya ,
bahawa “the decision of the Court has no Yogyakarta, 1998, hal. 97.
19Lihat di
binding force except between the parties and in
respect of that particular case”. https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kasus_Mahkamah_In
ternasional
Karena putusan Mahkamah Internasional 20Shabati Rosenne, The World Court What it is and it
mengikat pihak-pihak yang bersengketa, negara Works, Fifth Completely Revised Edition
pihak yang bersengketa wajib mematuhi (Dordrecht/Boston/London: Martinus Nijhoff, 1955), hlm.
10.

176
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

Treaty of Amity and Cooperationin South East the parties. Pasal 5 perjanjian tersebut
Asia yang ditandatangani pada 24 Februari menyatakan bahwa kedua belah pihak: agree to
1976. Menurut Treaty tersebut maka para accept the judgement of the Court given
peserta perjanjian bila terlibat dalam sengketa pursuant to this Special Agreement as final and
harus menahan untuk menggunakan kekerasan binding upon them.
dan berusaha untuk menyelesaikan secara Proses persidangan di ICJ mulai diperiksa di
damai. Juga dapat meminta pada High Council ICJ bulan November 1998. Filipina berdasarkan
ASEAN yang terdiri dari pejabat yang setingkat Pasal 62 (1) statuta ICJ mengajukan intervensi
Menteri. Menurut Hasjim Jalalli21 sebaiknya dengan alasan bahwa Filipina dan Malaysia
penyelesaian sengketa ini diselesaikan dalam mempunyai masalah dengan Sabah dan Sabah
tingkat Asean dengan menggunakan jasa High oleh Malaysia pada 23 Oktober 2001 intervensi
Council ASEAN, tetapi Malaysia menentang usul Filipina ini ditolak oleh ICJ.23
tersebut, mengingat Malaysia mempunyai Persidangan perkara ini dibagi dua bagian
masalah kewilayahan dengan negara anggota utama, yaitu: tertulis (written) dan lisan (oral)
ASEAN lainnya (misalnya dengan Filipina (Pasal 43(1) statuta ICJ. Menurut Pasal 45 rules
masalah Sabah, dengan Singapura masalah of Court (1978) maka permohonan akan
Pulau Batu Putih). Malaysia berpendapat diajukan dalam bentuk Memorial (yang akan
bahwa bila diselesaikan dalam rangka ASEAN berisi pernyataan tentang fakta-fakta, tentang
akan merugikannya. hukum yang dijadikan dasar dan kedudukannya
Kemudian Malaysia mengusulkan membawa (Pasal 49(1) rules of Court 1978) dan oleh
ke ICJ. Walaupun dari pihak Indonesia banyak pemohon dan Counter memorial dari tergugat
yang menentang untuk membawa masalah ini memuat: suatu alasan atau sangkalan fakta-
ke ICJ, namun kesepakatan antara dua fakta yang termuat di memorial, tambahan
pemerintah menyetujui untuk membawa fakta-fakta jika diperlukan, observasi tentang
masalah ini ke ICJ. Alasan pemerintah Indonesia dasar hukum yang dikemukakan pihak lawan
saat itu adalah untuk tidak mewariskan dan alasan hukum balik (Pasal 49(2) rules of
persoalan untuk generasi yang akan datang dan Sourt 1978), bila perlu tanggapan yang disebut
untuk menunjukkan kepada masyarakat dengan Reply dan Rejoinder, yang akan
internasional bahwa kedua negara sebagai memberi arahan untuk masalah yang belum
anggota PBB menghormati hukum mendapat kesepakatan (Pasal 49(3) rules of
internasional.22 Court 1978). Dalam argumentasi tertulis
Kesepakatan antara kedua negara untuk komunikasi pada ICJ dan pihak-pihak, surat-
membawa masalahnya pada ICJ dituangkan surat peringatan, surat- surat sangkalan
dalam perjanjian pada 31 Mei 1997 (Special peringatan dan bila perlu, jawaban-jawaban
Agreement for Submission to the International (replies) juga semua dokumen dan papers
Court of Justice of the Dispute between untuk mensupport alasan masing-masing (Pasal
Indonesia and Malaysia Concerning Sovereignty 43(2) statuta ICJ).24
over Pulau Ligitan and Pulau Sipadan) dan Indonesia dan Malaysia menyampaikan
berlaku pada 30 September 1998, yang memorial mereka pada bulan November 1999.
disampaikan ke ICJ 30 September 1998 dan Masing-masing menyampaikan Counter
diregister di panitera ICJ 2 November 1998. memorial pada bulan Agustus 2000, Pada bulan
Kesepakatan kedua negara tersebut sesuai Maret 2001 masing-masing menyampaikan
dengan Pasal 36(2) statuta ICJ. Menurut Pasal 2 Reply ke ICJ. Pada bulan Juni masing-masing
perjanjian tersebut untuk menentukan apakah pihak diberi kesempatan untuk menyampaikan
kedua pulau tersebut menjadi milik Indonesia pendapatnya secara lisan. Indonesia
atau Malaysia on the basisof the treaties, menyampaikan alasan lisan oleh Menteri Luar
agreements and other evidence furnished by Negeri (Hasan Wirayuda) sedangkan Malaysia
disampaikan oleh Duta Besar Keliling
21Hasjim Djalal, Hukum dan Pembangunan, Edisi Khusus
Dies Natalis UI ke-53, No 1 Tahun XXXIII Januari-Maret
2003, hlm. 130.
22Sri Setianingsih Suwardi, Penyelesaian Sengketa 23 Ibid.
Internasional, Universitas Indonesia, 2006, hlm. 124. 24Ibid.

177
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

Ambassador at Large Tan Sri Abdul Kadir dibuktikan dengan adanya tindakan
Mohamad.25 administrasi, legislatif dan quasi yudicial,
Keputusan ICJ misalnya:
Dalam proses di ICJ Indonesia 1. Adanya Turtle Preservation Ordinance
mengemukakan Counter memorial, Indonesia tahun 1917 yang bertujuan untuk
mengemukakan bahwa Malaysia tidak benar membatasi penangkapan penyu dan
mengajukan klaim atas Pulau Sipadan dan pengumpulan telur penyu. Ordonansi ini
Ligitan didasarkan pada kepemilikan Sultan dibuat untuk pemberian lisensi dan
Sulu, karena kedua pulau tersebut menurut untuk penciptaan native reserves untuk
Indonesia adalah milik Sultan Bulungan. pengumpulan telur penyu. Sipadan
Menurut Indonesia selanjutnya berdasarkan termasuk pulau-pulau yang ada dalam
Perjanjian tahun 1891 kepemilikan atas kedua daftar sebagai native reserves. Malaysia
pulau tersebut adalah milik Belanda. dapat menunjukkan bahwa Ordonansi
Pelaksanaan kedaulatan dan administrasi oleh tersebut berlaku sampai tahun 1950.
Malaysia atas kedua pulau tersebut setelah 2. Malaysia juga mengemukakan bahwa izin
Perjanjian tahun 1891 tidak dapat dijadikan yang dikeluarkan Pejabat Distrik Tawau
alasan untuk kepemilikan kedua pulau tersebut. 28 April 1954 yang memperkenankan
26
penangkapan penyu di wilayah yang
Sedangkan Malaysia dalam Counter meliputi wilayah Pulau Sipadan, Ligitan,
memorial-nya mengemukakan bahwa Kapalat, Mabul, Dinawan dan Siami.
Perjanjian tahun 1891 sebagai dasar klaim 3. Malaysia juga menunjukkan bahwa
Indonesia tidak dapat dijadikan alasan klaim otoritas administrasi dapat
Indonesia. Malaysia juga tidak menyetujui menyelesaikan masalah sengketa
dasar historis yang dikemukakan oleh Indonesia mengenai pengumpulan telur penyu baik
dan peta yang disampaikan oleh Indonesia sebelum dan sesudah tahun 1930 di
dinyatakan oleh Malaysia bukan sebagai peta Pulau Sipadan.
yang sah.27 4. Berdasarkan Ordonansi Tanah tahun
Pada 17 Desember 2002 ICJ memberikan 1930 bagian 28, Sipadan dinyatakan
keputusannya yang memutuskan bahwa Pulau sebagai suatu reserve bagi tujuan
Sipidan dan Ligitan adalah milik Malaysia. penangkaran burung.
Alasan ICJ adalah berdasarkan pada : 5. Adanya mercusuar yang dibangun di
1.) Doktrin effectivities. Keputusan ICJ ini Sipadan tahun 1962 dan di Ligitan tahun
didasarkan pada pertimbangan bahwa 1963, yang sampai saat ini dipelihara
klaim Indonesia yang didasarkan pada oleh Otoritas Malaysia dan Malaysia
conventional title dan juga klaim berpendapat bahwa pembangunan dan
Malaysia yang didasarkan pada chain of pemeliharaan mercusuar tersebut
title adalah lemah karena tidak dapat sebagai pelaksanaan otoritas Pemerintah
menunjukkan bukti-bukti yang dapat Malaysia.29
mendukung klaimnya. ICJ berpendapat bahwa fakta-fakta yang
2.) ICJ juga berpendapat bahwa tidak ada dikemukakan oleh Malaysia membuktikan
bukti dokumen autentik yang dapat adanya pengelolaan secara damai dan
dipakai sebagai pegangan apakah berkelanjutan sejak kolonial Inggris dan ini
kedua pulau tersebut termasuk milik dinilai oleh ICJ Malaysia telah menunjukkan
Belanda atau milik Inggris.28 adanya keinginan dan melaksanakan fungsi
Menurut ICJ Malaysia memiliki sejumlah negara berkaitan dengan Pulau Sipadan dan
dokumen yang menunjukkan adanya efektivitas Ligitan.30
kegiatan administrasi yang dilakukan oleh
Inggris terhadap kedua pulau tersebut. Hal ini
29AdijayaYusuf, Hukum dan Pembangunan, Edisi Khusus
Dies Natalis UI ke-53, No 1 Tahun XXXIII Januari-Maret
25Ibid. hlm. 125. 2003, hlm. 27-28.
26Ibid. 30Hasan Wirayuda, Hukum dan Pembangunan, Edisi
27Ibid. Khusus Dies Natalis UI ke-53, No 1 Tahun XXXIII Januari-
28Ibid. hlm. 126. Maret 2003, hlm. 33.

178
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

yang bersengketa memilih alternatif yang tidak


PENUTUP berdampak buruk bagi keutuhan suatu negara
A. Kesimpulan beserta menghindari terciptanya suatu
1. Cara penyelesaian secara diplomatik hubungan yang tidak sehat. Salah satunya
lebih banyak menekankan pencapaian dengan melihat kelebihan dan kekurangan dari
penyelesaian sengketa secara damai. setiap alternatif penyelesaian sengketa dan
Cara-cara yang termasuk dalam menyesuaikan dengan sengketa yang sedang
penyelesaian sengketa seperti ini dihadapi.
tampaknya tidak mementingkan atau Yang paling penting dalam menentukan
menekankan argumen- argumen hukum. alternatif penyelesaian sengketa, yaitu harus
Tujuanlah yang utama, yaitu mencapai adanya good political will dari setiap negara
hasil yang diterima oleh masing-masing dalam hal memiliki kebijakan untuk
pihak yang bersengketa secara damai. menyerahkan sengketa melalu penyelesaian
Dengan demikian, cara penyelesaian sengketa secara damai karena dianggap lebih
sengketa ini memiliki prioritas yang efektif dalam mengatasi sengketa yang sedang
disyaratkan oleh hukum untuk lebih di hadapi. Dibandingkan dengan menempu jalur
dahulu digunakan. Bila gagal, baru kekerasan yang bisa saja mengakibatkan
ditempuh cara-cara penyelesaian beberapa faktor yang dapat merusak keutuhan
sengketa secara hukum. suatu negara.
2. Mahkamah Internasional atau
International Court of Justice (ICJ) adalah DAFTAR PUSTAKA
lembaga peradilan yang didirikan oleh Buku
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ada Aryanto, Dimas Pria Yudhistira, Penyelesaian
tiga cara yang bisa diikuti negara yang Sengketa Internasional Secara Damai
ingin mengajukan kasus sengketanya Melalui Mahkama Internasional, Fakultas
dengan negara lain ke Mahkamah Hukum Unika Atma Jaya, 2004
Internasional.Pertama, dengan Boer Mauna, Hukum Internasional (Pengertian
kesepakatan khusus (special agreement). Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika
Dua negara atau lebih yang bersengketa Global), PT Alumni, Bandung, 2003
bersama-sama mengajukan kasus Boer Mauna, Hukum Internasional (Pengertian,
tersebut ke Mahkamah Internasional Peranan, dan Fungsi Dalam Era Dinamika
dalam suatu kesepakatan. Kedua, melalui Global), Edisi ke2, PT. Alumni, Bandung,
klausul khusus dalam traktat perjanjian 2005
(clause in a treaty). Ketiga, adanya Carl August Fleischhauer, Negotiation, dalam R.
deklarasi unilateral (unilateral Bernhardt, Encyclopedia of Public
declaration). Negara-negara yang Internatinal Law (Instalment 1, 1981)
mengajukan kasus sengketanya ke Hasjim Djalal, Hukum dan Pembangunan, Edisi
Mahkamah Internasional bisa memilih Khusus Dies Natalis UI ke-53, No 1 Tahun
menggunakan deklarasi unilateral yang XXXIII Januari-Maret 2003
sesuai dengan yurisdiksi Mahkamah dan Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa
mengikuti bagi negara lainnya. Jurisdiksi Internasional, Cetakan Ketiga, Sinar
Mahkamah Internasional mencakup dua Grafika, Jakarta, 2008
hal. Pertama Jurisdiksi atas pokok Ion Diaconu, "Peaceful Settlement of Disputes
sengketa yang diserahkannya between States: History and Prospects,"
(contentious jurisdiction); kedua non- dalam R.St. J. MacDonald and Douglas M.
contentious jurisdiction atau jurisdiksi Johnston, The Structure and Process of
untuk memberikan nasihat hukum International Law: Essays in Legal
(advisory jurisdiction). Philosophy Doctrine and Theory, Martinus
Nijhoff Publishers, 1986
B. Saran J.G. Merrills, International Disputes Settlement,
Dengan tersedianya beberapa alternatif Cambridge University Press, United
penyelesaian sengketa, maka sebaiknya pihak Kingdom, 1998

179
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

J.G. Starke, Pengantar Hukum Internasional, Lihat di


diterjemahkan oleh Bambang Iriana https://www.neliti.com/id/publications/58
Djajaatmadja, Sinar Grafika, Jakarta, 2003 720/penyelesaian-sengketa-gugatan-
Jose Sette-Camara, "Methods of Obligatory filipina-terhadap-china-mengenai-laut-
Settlemenit of Disputes.’ In Bedjaoui (ed)., china-selata
International Law: Achievements and https://europa.eu/e
Prospects,’ The Netherlands: Martinus uropeanunion/
Nijhoff Publishers, 1997 index_en
Louis Henkin, et.al., International Law: Cases http://www.ejournal-
and Materials, St. Paul: West Publishing s1.undip.ac.id/index.php/dlr/ Penyelesaian
Co., 3rd ed., 1991 Sengketa Gugatan
Mochtar Kusuma Atmadja, Pengantar Hukum https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kasus_Ma
Internasional, Bina Cipta , Bandung, 1978 hkamah_Internasional
Palitha TB Kohona, The Regulation of
International Economic Relations through
Law, the Netherlands: Martinus Nijhoff
Publ., 1985
Peter Behrens, "Alternative Methods of Dispute
Settlement in International Economic
Relations," dalam: Ernst-Ulrich Petersmann
and Gunther Jaenicke, Adjudication of
International Trade Dispute in
International and National Economic Law,
Fribourg U.P., 1992
Peter Malanczuk, Akehurst's Modern
Introduction to International Law, London:
Routledge, 7th.rev.ed., 1997
Peter Malanczuk, Akehurst's Modern
Introduction to International Law, London:
Routledge, 7th.rev.ed., 1997
Rebecca M. M. Wallace, Hukum Internasional,
diterjemahkan oleh Bambang Arumadi,
IKIP Semarang Press, Semarang, 1993
Rudolf L. Bindschedler, 'Good Offices,' dalam R.
Bernhardt, Encyclopedia of Public
International Law, (Instalment 1, 1981)
Shabati Rosenne, The World Court What it is
and it Works, Fifth Completely Revised
Edition Dordrecht/Boston/London:
Martinus Nijhoff, 1955
Sudargo Gautama, Selekta Hukum Perdata
Internasional, Binacipta, Bandung, 1987
Walter Poeggel dan Edith Oeser, Methods of
Diplomatic Settlement, dalam Bedjaoui
(ed.), International Law: Achievements
and Prospects. The Netherlands: artinus
Nijhoff, 1991

Sumber lain dan Website


PIAGAM PBB
STATUTA ICJ

180

Anda mungkin juga menyukai