Anda di halaman 1dari 7

Lex Privatum Vol. VII/No.

1/Jan/2019

KEWENANGAN TRIBUNAL INTERNASIONAL PENDAHULUAN


HUKUM LAUT DALAM PENYELESAIAN A. Latar Belakang Masalah
SENGKETA KELAUTAN MENURUT KONVENSI Hukum laut internasional telah mengalami
HUKUM LAUT PBB TAHUN 19821 sejarah yang cukup panjang. Keberadaan
Oleh : Marsita Kantjai2 hukum laut internasional sampai pada waktu
sebelum didirikannya Perserikatan Bangsa-
ABSTRAK Bangsa (PBB) hanya merupakan penjelmaan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk dari supremasi negara-negara maritim besar di
mengetahui bagaimana pengaturan konvensi benua Eropa waktu itu, sehingga dengan
hukum laut (UNCLOS 1982) berkaitan dengan lahirnya doktrin 'mare liberum' (laut bebas)
penyelesaian sengketa kelautan antar negara yang dicetuskan oleh Hugo Grotius, hukum laut
dan bagaimana kewenangan pengadilan telah mengalami suatu proses transformasi
internasional hukum laut (International menjadi suatu perangkat ketentuan hukum
Tribunal For The Law Of The Sea-ITLOS) dalam yang menggambarkan keseimbangan antara
menyelesaikan sengketa kelautan. Dengan kepentingan negara maritim dan negara non-
menggunakan metode penelitian yuridis maritim secara lebih baik.
normatif, disimpulkan: 1. Pada umumnya Badan dunia PBB yang merupakan
penyelesaian sengketa internasional didasarkan himpunan dari negara-negara internasional
pada Pasal. 33 ayat (1) Piagam PBB sebagai lex boleh dikatakan telah berhasil dalam usaha
generalis. Penyelesaian sengketa Hukum Laut mengembangkan hukum laut internasional
menggunakan mekanisme Pasal. 287 UNCLOS hingga kini. Konvensi Hukum Laut 1982
1982, dalam hal ini Hukum Laut menyediakan menyediakan berbagai metode dalam rangka
empat forum yang dapat dipilih oleh negara penyelesaian sengketa hukum laut. Dilihat dari
yang bersengketa, yaitu : Mahkamah perkembangan sistem peradilan internasional,
Internasional Hukum Laut (International mekanisme konvensi ini merupakan yang
Tribunal for the Law of the Sea- ITLOS); pertama kali dapat mengarahkan negara-
Mahkamah Internasional (International Court of negara peserta untuk menerima prosedur
Justice – ICJ); Mahkamah Arbitrase (Arbitral memaksa (compulsory procedures). Dengan
Tribunal); Mahkamah Arbitrase Khusus (Special sistem konvensi ini maka tidak ada lagi ruang
Arbitral Tribunal). 2. ITLOS (International bagi negara-negara peserta konvensi untuk
Tribunal for Law of The Sea) merupakan forum menunda-nunda sengketa hukum lautnya
untuk penyelesaian perselisihan yang timbul dengan bersembunyi di belakang konsep
dari Konvensi, namun ada juga cara lainnya kedaulatan negara karena konvensi secara
yaitu melalui Mahkamah Internasional, prinsip mengharuskan negara-negara untuk
pengadilan arbitrase yang dibentuk sesuai menyelesaikan sengketanya melalui mekanisme
dengan Lampiran VII Konvensi, dan sidang konvensi.
arbitrase khusus yang dibentuk sesuai dengan Adapun Konvensi Perserikatan Bangsa-
Lampiran VIII Konvensi. Kewenangan ITLOS Bangsa (PBB) tentang Hukum Laut tahun 1982
berfungsi untuk menengahi sengketa-sengketa merupakan suatu perwujuan dari kehendak dan
yang lahir dari pelaksanaan maupun penafsiran usaha bersama masyarakat internasional untuk
ketentuan-ketentuan UNCLOS. Berdasarkan mengatur masalah yang berhubungan dengan
statusnya, ITLOS dapat membentuk chamber kelautan. Hal ini merupakan suatu kemajuan
untuk menangani bidang-bidang tertentu yang besar dan berharga bagi masyarakat
disengketakan. internasional yang mampu memecahkan
Kata kunci: Kewenangan Tribunal Internasional masalah permasalahannya terutama
Hukum Laut, Penyelesaian Sengketa Kelautan, menyangkut kelautan dalam suatu forum yang
Konvensi Hukum Laut PBB Tahun 1982. bernaung di bawah PBB. Konvensi Hukum Laut
yang diselenggarakan oleh PBB tahun 1982 ini
juga mengatur cara bagaimana penyelesaian
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Hengky A. Korompis,
persengketaan itu.
SH, MH; Dr. Corneles Dj. Massie, SH, MH Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. tertarik untuk menulis karya ilmiah ini dengan
14071101298

98
Lex Privatum Vol. VII/No. 1/Jan/2019

judul “Kewenagan Pengadilan Internasional ketiga tidak akan pecah, yang dapat
Hukum Laut Dalam Penyelesaian Sengketa memusnahkan umat manusia seluruhnya. Tiap
Kelautan Menurut Konvensi Hukum Laut PBB bangsa dan negara harus berusaha keras untuk
Tahun 1982” mempertahankan perdamaian dan
menciptakan saling pengertian dan kerjasama
B. Perumusan Masalah dalam segala bidang, termasuk didalamnya
1. Bagaimanakah Pengaturan Konvensi Hukum dibidang kelautan.6
Laut (UNCLOS 1982) Berkaitan dengan Negara-negara tidak dapat lagi menunda-
Penyelesaian Sengketa Kelautan Antar nunda penyelesaian sengketa dengan
Negara ? bersembunyi dibelakang kedaulatan negara.
2. Bagaimanakah Kewenangan Pengadilan Suatu negara dapat menunda penyelesaian
Internasional Hukum Laut (International sengketa bila negara lain yang terlibat dalam
Tribunal for The Law of The Sea -ITLOS) sengketa setuju untuk itu. Jika tidak ada
Dalam Menyelesaikan Sengketa Kelautan ? persetujuan demikian, maka mekanisme
prosedur memaksa (compulsory procedures)
C. Metode Penelitian dalam UNCLOS 1982 harus diberlakukan.
Secara umum, ruang lingkup penelitian ini Negara-negara yang menghadapi sengketa
merupakan disiplin ilmu hukum, yakni Hukum diharuskan menyelesaikan sengketa yang
Laut Internasional khususnya berkaitan dengan mereka hadapi dalam ketentuan yang
Kewenagan Mahkamah Internasional Hukum diharuskan oleh konvensi.
Laut Dalam Penyelesaian Sengketa Kelautan Sehubungan dengan sengketa kelautan,
Menurut Konvensi Hukum Laut PBB Tahun maka Pasal. 287 UNCLOS 1982 mengatur
1982, maka penelitian ini merupakan bagian tentang alternatif dan prosedur penyelesaian
dari penelitian hukum yakni dengan cara sengketa (dispute setlement) bagi negara-
meneliti bahan pustaka yang dinamakan negara yang berhubungan dengan wilayah atau
penelitian hukum kepustakaan. 3 Sedangkan zona kelautan.
metode pendekatan yang digunakan dalam Ada dua bentuk alernatif penyelesaian
penelitian ini adalah yuridis normatif, yaitu sengketa dimana negara-negara diberi
penelitian yang difokuskan untuk mengkaji kebebasan memilih bentuk penyelesaian mana
penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma yang mereka anggap paling tepat dalam
dalam hukum normatif.4 sengketa yang dihadapi. Adapun bentuk
alternatif penyelesain sengketa dalam kerangka
PEMBAHASAN UNCLOS 1982 adalah :
A. Pengaturan Hukum Penyelesaian Sengketa 1. Penyelesaian sengketa secara damai
Kelautan Antar Negara Menurut Konvensi 2. Penyelesaian sengketa dengan prosedur
Hukum Laut (UNCLOS 1982) wajib
Penyelesaian sengketa dalam bidang hukum Jika tidak tercapai suatu kesepakatan dalam
laut sebelum UNCLOS yang umumnya, yaitu penyelesaian sengketa secara damai, maka
sengketa diselesaikan melalui mekanisme- para pihak dapat menggunakan prosedur wajib
mekanisme dan institusi-institusi peradilan yang menghasilkan keputusan yang mengikat.
internasional yang sudah ada. UNCLOS 1982 Bab. XV, khususnya Pasal. 287 UNCLOS 1982
mengarahkan semua negara-negara untuk menyediakan empat forum yang dapat dipilih
segera menyelesaikan sengketa yang untuk penyelesaian sengketa yaitu :
5
berhububgan dengan laut. 1. Mahkamah Internasional Hukum Laut
Dewasa ini kita hidup dalam suasana dengan (International Tribunal for the Law of the
tidak adanya kepastian bahwa perang dunia Sea- ITLOS).
2. Mahkamah Internasional (International Court
3
of Justice – ICJ)
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum
Normatif, Rajawali, Jakarta, 1985, hal. 14.
3. Mahkamah Arbitrase (Arbitral Tribunal)
4
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum
Normatif, Bayu Media, Malang, 2008, hlm.306. 92
5 6
Konvensi PBB tentang Hukum Laut tahun 1982 yang Suffri Yusuf, Hubungan Internasional Dan Politik Luar
terdiri dari XVII Bab dan 320 Pasal, serta IX Lampiran Negeri, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1989, hal. 33

99
Lex Privatum Vol. VII/No. 1/Jan/2019

4. Mahkamah Arbitrase Khusus (Special Arbitral tiap negara yang ini menyelesaikan sengketa
Tribunal) melalui jalur hukum yang mungkin kedepannya
bilamana sengketa Indonesia dan china di laut
A. Kewenangan Tribunal Internasional Hukum Natuna menjadi sengketa Terbuka maka solusi
Laut (International Tribunal for The Law of dair penyelesaian sengketa antara dua Negara
The Sea -ITLOS) Dalam Menyelesaikan ini yaitu:
Sengketa Kelautan 1) Mahkamah Internasional Hukum Laut
The International Tribunal for the Law of the (International Tribunal for the Law of the
Sea (ITLOS) adalah sebuah badan hukum Sea-ITLOS).
independen yang dibentuk oleh UNCLOS 1982 2) Mahkamah Internasional (International
untuk mengadili sengketa yang timbul dari Court of Justice-ICJ).
penafsiran dan penerapan Konvensi tersebut.
Tribunal terdiri dari 21 anggota independen, a. Mahkamah Internasional Hukum Laut
yang dipilih dari antara orang-orang memiliki Disamping melahirkan Konvensi Hukum Laut
reputasi tertinggi untuk keadilan dan integritas, 1982, dalam hal penyelesaian sengketa laut
dan mempunyai kompetensi yang diakui di PBB juga turut serta melahirkan sebuah badan
bidang hukum laut. Sesuai dengan ketentuan peradilan yang khusus menangani sengketa
yang ada dalam Statuta, Tribunal terdiri dari 3 hukum laut.
kamar (chambers) sebagai berikut: Chamber of Tribunal ini dibentuk pada tanggal 1 agustus
Summary Procedure, Chamber for Fisheries 1996 dan berkedudukan di Hamburg, Jerman.
Disputes, Chamber for Marine Environment Tujuannya untuk menyelesaikan sengketa-
Disputes dan Chamber for Maritime sengketa berhubungan dengan interpretasi dan
Delimitation Disputes.7 pelaksanaan konvensi. Dapatlah dikatakan
Sebelum dibentuknya ITLOS, Mahkamah bahwa pembentukan tribunal ini
Internasional (ICJ) adalah sarana peradilan yang mencerminkan bahwa sengketa hukum laut
dipilih negara-negara dalam penyelesaian ditempatkan pada suatu sistem tersendiri
sengketa, termasuk dibidang kelautan, dengan mengingat karakter khusus yang dimiliki hukum
cara ligitasi. ICJ dalam memutus perkara, laut.
termasuk dalam bidang hukum laut, tidak Tribunal ini mempunyai 21 hakim
hanya menggunakan ketentuan UNCLOS, akan independen, masingmasingnya dipilih untuk
tetapi juga menggunakan ketentuan Hukum periode 9 tahun dan dibagi dalam 5 kamar
Internasional yang berkaitan dengan sengketa. (Chambers): the Chambers of Summary
Bab XV khususnya Pasal 287 UNCLOS 1982 Procedure, the Chamber for Fisheries Dispute,
menyediakan empat forum yang dapat dipilih the Chamber for Marine Enviromental Disputes,
untuk peneyelesaian sengketa yaitu: 8 the Seabed Disputes Chamber dan satu kamar
1. Mahkamah Internasional Hukum Laut khusus yang membahas masalah Conservation
(International Tribunal for the Law of the and Sustainable Exploitation of Swordfish
Sea-ITLOS); Stocks di South-Eastern Pacific Ocean. Kamar ini
2. Mahkamah Internasional (International menyangkut konservasi dan eksploitasi yang
Court of Justice-ICJ); berkesinambungan dari stok ikan todak9
3. Mahkamah Arbitrase (Arbitral Tribunal),
dan b. Mahkamah Internasional
4. Mahkamah Arbitrase Khusus (Special Salah satu alternatif penyelesaian secara
Arbitral Tribunal). hukum atau judicial settlement dalam hukum
Akan tetapi, disini penulis hanya membahas internasional adalah penyelesaian melalui
dua proses penyelesaian yang sering digunakan badan peradilan internasional (world court atau
international court).10Meskipun demikian
7 Mahkamah Internasional ini berperan aktif
International Tribunal for the Law of the Sea,
http://www.itlos.org/start2_en.html, diunggah, Januari dalam penyelesaian sengketa di jalur hukum
2019.
8
Bernard Sipahutar, 2008, Makalah: Penyelesaian
9
Sengketa Internasional Dalam Kerangka UNCLOS, Fakultas Boer Mauna, Op.Cit., hlm. 420
10
Hukum Universitas Jambi: Jambi, hlm.9 Huala Adolf, Op.Cit., hlm. 58

100
Lex Privatum Vol. VII/No. 1/Jan/2019

dan putusan hakim di pengadilan tersebut d. A special arbitral tribunal


bersifat mengikat. constituted in accordance with
Hal ini dimaksudkan agar setiap sengketa Annex VIII for one or more of the
yang terjadi tidak mengarah pada penggunaan categories of disputes specified
kekerasan bersenjata. Lembaga tersebut therein.
berwenang untuk menyelesaikan semua 2. A declaration made under paragraph 1
sengketa hukum yang terjadi.11 Namun dalam shall not affect or be affected by the
mengajukan gugatan ke mahkamah obligation of a State Party to accept the
internasional menjadi suatu keharusan para jurisdiction of the Seabed Disputes
pihak sengketa menyetujui kasusnya di Chamber of the International Tribunal
ajukan kemahkamah internasional dikarenakan for the Law of the Sea to the extent and
pengadilan ini bersifat fakultatif. Hal ini in the manner provided for in Part XI,
merupakan prinsip kedaulatan suatu negara. section 5.
International Tribunal for The Law of The 3. A State Party, which is a party to a
Sea (selanjutnya disebut ITLOS) merupakan dispute not covered by a declaration in
Mahkamah Laut Internasional yang didirikan force, shall be deemed to have
oleh PBB pada tanggal 1 Agustus 1966 dan accepted arbitration in accordance with
berkedudukan di Hamburg, Jerman. ITLOS Annex VII.
mempunyai tujuan untuk menyelesaikan 4. If the parties to a dispute have accepted
sengketa yang berhubungan dengan the same procedure for the settlement
interprestasi dan pelaksanaan konvensi hukum of the dispute, it may be submitted only
laut 1982.12 Para pihak yang bersengketa baru to that procedure, unless the parties
mengajukan perselisihan pada ITLOS, ketika otherwise agree.
kedua belah pihak negara yang bersengketa 5. If the parties to a dispute have not
setuju untuk mengajukannya kepada ITLOS accepted the same procedure for the
yang merupakan lembaga penyelesaian settlement of the dispute, it may be
sengketa yang ada dalam UNCLOS 1982 diatur submitted only to arbitration in
pada ANNEX VI tentang Mahkamah accordance with Annex VII, unless the
Internasional Hukum Laut terdapat dalam parties otherwise agree.
Article 287 : 6. A declaration made under paragraph 1
Choice of procedure shall remain in force until three months
1. When signing, ratifying or acceding to after notice of revocation has been
this Convention or at anytime deposited with the Secretary-General of
thereafter, a State shall be free to the United Nations.
choose, by means of a written 7. A new declaration, a notice of
declaration, one or more of the revocation or the expiry of a declaration
following means for the settlement of does not in any way affect proceedings
disputes concerning the interpretation pending before a court or tribunal
or application of this Convention: having jurisdiction under this article,
a. The International Tribunal for the unless the parties otherwise agree.
Law of the Sea established in 8. Declarations and notices referred to in
accordance with Annex VI. this article shall be deposited with the
b. The International Court of Justice. Secretary-General of the United
c. An arbitral tribunal constituted in Nations, who shall transmit copies
accordance with Annex VII. there of to the States Parties.
Terjemahannya:
11
Hilton Tarnama Putera dan Eka An Aqimuddin Pilihan prosedur
Mekanisme Penyelesaian Sengketa Di Asean Lembaga Dan 1. Saat menandatangani, meratifikasi, atau
Proses, Graha Ilmu, Yogyakarta, Cetakan Pertama, 2011, mengaksesi Konvensi ini atau kapan pun
hlm 13 sesudahnya, suatu Negara bebas untuk
12
Boer Mauna., Hukum Internasional, Pengertian Peranan memilih, melalui deklarasi tertulis, satu
dan Fungsi dalam Era Dinamika Global. PT.Alumni
Bandung., 2005
atau lebih cara berikut untuk

101
Lex Privatum Vol. VII/No. 1/Jan/2019

menyelesaikan perselisihan mengenai 8. Deklarasi dan pemberitahuan yang dirujuk


interpretasi atau penerapan ini. dalam pasal ini akan disimpan oleh
Konvensi: Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-
a. Pengadilan Internasional untuk Bangsa, yang akan mengirimkan
Hukum Laut didirikan sesuai dengan salinannya ke Negara-negara Pihak.
Lampiran VI.
b. Pengadilan Internasional. Berkaitan dengan kewenangan ITLOS dalam
c. Pengadilan arbitrase dibentuk sesuai menyelesaikan sengketa kelautan yang terjadi
dengan Lampiran VII. antar negara, sebagai berikut :
d. Pengadilan arbitrase khusus dibentuk 1. Yurisdiksi / kewenangan ITLOS
sesuai dengan Lampiran VIII untuk ITLOS memiliki yurisdiksi yang tidak terbatas
satu atau lebih kategori sengketa yang atas setiap sengketa mengenai penerapan
ditentukan di dalamnya. konvensi serta semua permasalahan yang
2. Suatu deklarasi yang dibuat berdasarkan berhubungan dengan pelaksanaan dalam
ayat 1 tidak akan mempengaruhi atau ketentuan UNCLOS 1982.
dipengaruhi oleh kewajiban suatu Negara Mengenai kompetensi Mahkamah,
Pihak untuk menerima yurisdiksi Kamar ditentukan bahwa Mahkamah terbuka untuk
Sengketa Dasar Laut dari Pengadilan Negara-negara anggota konvensi dan badan-
Internasional untuk Hukum Laut sejauh badan lainnya yang bukan Negara. Yuridiksi
dan dengan cara yang diatur dalam Mahkamah meliputi semua perselisihan dan
Bagian XI, bagian 5. permohonan-permohonan yang diajukan
3. Suatu Negara Pihak, yang merupakan kepadanya menurut ketentuan-ketentuan
pihak yang sedang bersengketa yang konvensi beserta semua hal yang ditetapkan
tidak tercakup oleh deklarasi yang didalam persetujuan lainnya yang memberikan
berlaku, akan dianggap telah menerima yuridiksi kepada Mahkamah. Persetujuan pihak-
arbitrase sesuai dengan Lampiran VII. pihak bersangkutan berkaitan dengan
4. Jika para pihak yang berselisih telah perselisihan tentang interpretasi atau
menerima prosedur yang sama untuk penerapan dari perjanjian-perjanjian
penyelesaian perselisihan, itu dapat international tentang masalah-masalah hukum
diajukan hanya untuk prosedur itu, laut dapat diajukan kepada Mahkamah.
kecuali para pihak sepakat.
5. Jika para pihak yang berselisih belum 2. Tahapan dalam Pengajuan Sidang ITLOS
menerima prosedur yang sama untuk Tahap awal dalam pengajuan sengketa
penyelesaian perselisihan, itu hanya kehadapan Mahkamah Laut Internasional,
dapat diajukan ke arbitrase sesuai adalah :
dengan Lampiran VII, kecuali para pihak 1) Kedua negara yang bersengketa
sepakat. sepakat untuk mengajukan masalah
6. Suatu deklarasi yang dibuat berdasarkan tersebut kehadapan Mahkamah
ayat 1 akan tetap berlaku sampai tiga Hukum Laut.
bulan setelah pemberitahuan 2) Mengajukan nota atau persetujuan
pencabutan diserahkan kepada tertulis kepada Mahkamah Hukum
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa- Laut.
Bangsa. Para pihak sudah melakukan hal tersebut,
7. Deklarasi baru, pemberitahuan maka Mahkamah Hukum Laut melakukan
pencabutan atau berakhirnya deklarasi upaya-upaya sementara terhadap wilayah yang
tidak dengan cara apa pun memengaruhi disengketakan agar tidak terjadi peperangan
proses yang tertunda di hadapan dan kerusakan. Sebagai contoh, sengketa batas
pengadilan atau pengadilan yang landas kontinen yang terjadi antara China
memiliki yurisdiksi berdasarkan artikel dengan negara negara diatas harus mengajukan
ini, kecuali para pihak menyetujui sengketa ini kehadapan ITLOS, karena masalah
sebaliknya. ini sudah berlangsung sejak tahun 1947 diawali
dengan China memproduksi peta Laut China

102
Lex Privatum Vol. VII/No. 1/Jan/2019

Selatan dengan 9 garis putus-putus dan 4. Mahkamah Arbitrase Khusus (Special


membentuk huruf U, menyatakan itu menjadi Arbitral Tribunal)
wilayah teritorial China. Tahun 1974 mengklaim 2. ITLOS (International Tribunal for Law of
Kepulauan Spartly, tahun 1976 China telah The Sea) merupakan forum untuk
menduduki beberapa pulau di Kepulauan penyelesaian perselisihan yang timbul
Paracel dan pada tahun 1992 China dari Konvensi, namun ada juga cara
menegaskan kembali klaim tersebut. lainnya yaitu melalui Mahkamah
Internasional, pengadilan arbitrase yang
3. Sifat Keputusan Sidang ITLOS dibentuk sesuai dengan Lampiran VII
Keputusan dari sidang ITLOS bersifat Konvensi, dan sidang arbitrase khusus
mengikat negara negara yang terlibat dalam yang dibentuk sesuai dengan Lampiran
sengketa ini dengan cara mengambil sistem VIII Konvensi. Kewenangan ITLOS
suara terbanyak dari anggota mahkamah yang berfungsi untuk menengahi sengketa-
hadir dengan ketentuan bahwa ketua sengketa yang lahir dari pelaksanaan
mahkamah dapat memberikan suara penentu maupun penafsiran ketentuan-ketentuan
dalam hal terdapat suara sama banyak.13 UNCLOS. Berdasarkan statusnya, ITLOS
Namun, diantara para pihak ada perbedaan dapat membentuk chamber untuk
penafsiran keputusan atau pelaksanaannya menangani bidang-bidang tertentu yang
mengenai kesalahan dalam suatu perjanjian disengketakan.
yang bertentangan maka kepada para pihak
memungkinkan mengajukan pada mahkamah B. Saran
(Pasal 82 Konvensi) untuk melakukan tindak 1. Perlu kerjasama diatara negara-negara
lanjut mengadakan interprestasi, mengubah berpantai untuk memperjelas batas-
(revise), meralat dan membatalkan. Mengubah batas wilayah maritim melalui
keputusan hanya dimungkinkan apabila ada perundingan, apakah bersifat bilateral
fakta baru dan kesalahan dalam suatu maupun multilateral untuk menghindari
keputusan. Penolakan juga dapat dilakukan terjadinya konflik kelautan antar negara,
dalam suatu keputusan jika adanya cacat demikian juga perlu anggota masyarakat
hukum dalam keputusan tersebut. Ada internasional yang berkepentingan atas
kemungkinan bagi para pihak untuk menolak lautan untuk mencari penyelesaian
suatu keputusan didasarkan pada doktrin persengketaan di antara mereka dengan
pembatalan (nullify doctrine). cara damai, khususnya menurut yang
diatur dalam Konvensi PBB tentang
PENUTUP Hukum Laut.
A. Kesimpulan 2. Diharapkan negara-negara dapat
1. Pada umumnya penyelesaian sengketa menyerahkan kasus sengketa yang
internasional didasarkan pada Pasal. 33 berkaitan dengan kelautan melalui forum
ayat (1) Piagam PBB sebagai lex penyelesaian dalam ITLOS (International
generalis. Penyelesaian sengketa Hukum Tribunal for Law of The Sea), sebab
Laut menggunakan mekanisme Pasal. Tribunal ini terbuka bagi semua negara
287 UNCLOS 1982, dalam hal ini Hukum anggota UNCLOS 1982. Namun dalam
Laut menyediakan empat forum yang penyelesaian sengketa yang dilakukan
dapat dipilih oleh negara yang melalui ITLOS, hal yang paling utama,
bersengketa, yaitu : Mahkamah bagi negara yang bersengketa diharapkan
Internasional Hukum Laut (International mampu menjaga hubungan baik demi
Tribunal for the Law of the Sea- ITLOS); terwujudnya perdamaian dan keamanan
Mahkamah Internasional (International internasional sebagaimana tujuan utama
Court of Justice – ICJ); Mahkamah Piagam PBB .
Arbitrase (Arbitral Tribunal)
DAFTAR PUSTAKA
13
Chairul Anwar.1989.Hukum Internasional Horizon Baru
Hukum Laut Internasional Konvensi Hukum Laut
1982.Jakarta : Djambatan.hal 134

103
Lex Privatum Vol. VII/No. 1/Jan/2019

Agrawala, Ramarao, New Horizons of Dinamika Global, Edisi ke-2, PT Alumni,


International Law and Developing Bandung, 2005.
Countries. 1983. Merrills, J.G., Penyelesaian Sengketa
Anwar Chairul,1989.Hukum Internasional Internasional, Diterjemahkan oleh
Horizon Baru Hukum Laut Internasional Achmad Fauzan, Tarsito, Bandung,
Konvensi Hukum Laut 1982 1986.
Arsana, Batas Maritim Antar Negara, Sebuah Miles, Gamble, Law of the Sea, Conference
Tinjauan Tehnis dan Yuridis, Gadjah outcome and Problems of
Mada University Press, Yokyakarta, Implementation, Balinger, Cambreidge,
2007 Mass, 1977.
Anwar Chairul , Hukum Internasional Horizon Mirza Satria Buana, Hukum Internasional Teori
Baru Hukum Laut Internasional dan Praktek, Penerbit Nusamedia,
Konvensi HUkum Laut 1982 Bandung, 2007
Atje M. M., Status Hukum Perairan Kepulauan Moh. Burhan Sani, Hukum dan Hubungan
Indonesia dan Hak Lintas Kapal Asing, Internasional, Liberty, Yogyakarta, 1990
Alumni, Bandung, 1993. Ogroseno, A H, Indonesia’s Maritime
Bernard Sipahutar, Makalah: Penyelesaian Bounderies, dalam Cribb, R dan Ford, M
Sengketa Internasional Dalam (eds) Singapore, 2009.
Kerangka UNCLOS, Fakultas Hukum
Universitas Jambi: Jambi, 2008 Parthiana, I. W., Pengantar Hukum
Brownlie Ian , Principles of Public International Internasional, Mandar Maju, Cetakan
Law, Oxford : Clarendon Press, 1990 Pertama, Bandung, 1990.
Burhan T.M., Hukum dan Hubungan P. Joko Subagyo, Hukum Laut - Indonesia ,
Internasional, Liberty, Yogyakarta, Rineka Cipta, Jakarta, 1993
1990. Prodjodikoro, W., Hukum Laut Bagi Indonesia,
Dixon Martin, Textbook on International Law, Sumur Bandung, 1981.
London : Blackstone Press, 2000 Soekanto Soedjono dan Sri Mamudji, Penelitian
Etty R Agoes, “Praktik Negara-Negara Atas Hukum Normatif, Rajawali, Jakarta,
Konsepsi Negara Kepulauan”, Jurnal 1985.
Hukum Internasional Vol 1 No.3 April Starke, J. G, Introduction to International Law,
2004, (Jakarta: LPHI UI, 2004) Saduran Bambang Iriana Djajaatmadja,
Glahn, Vohn, Public International Law Among Pengantar Hukum Internasional, Sinar
Nation, An Introduction, New Grafika, Jakarta, 1992.
York,1965. T. May Rudy., Hukum Internasional II, Rafika
Huala, A., Aspek-aspek Negara Dalam Hukum Aditama, Bandung, 2002
Internasional, Rajawali Pers, Jakarta, Yusuf, Suffri, Hubungan Internasional Dan
1991. Politik Luar Negeri, Pustaka Sinar
Hilton Tarnama Putera dan Eka An Aqimuddin Harapan, Jakarta, 1992.
Mekanisme Penyelesaian Sengketa Di
Asean Lembaga Dan Proses, Graha
Ilmu, Yogyakarta, Cetakan Pertama, Sumber-sumber lain :
2011
Ibrahim Johnny, Teori dan Metodologi Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Penelitian Hukum Normatif, Bayu Konvensi Hkum Laut PBB1982 (UNCLOS)
Media, Malang, 2008 International Tribunal for the Law of the Sea,
Kusumaatmadja, M., Hukum Laut Internasional, http://www.itlos.org/start2_en.html,
Bina-cipta, Bandung, 1978. diunggah, Januari 2019.
________________, Pengantar Hukum Rules of Tribunal.
Internasional, Bina-cipta, Cetakan Ke-2, http://www.UN.org, diakses, Januari 2019.
Bandung, 1978.
Mauna Boer., Hukum Internasional, Pengertian
Peranan dan Fungsi Dalam Era

104

Anda mungkin juga menyukai