3. Jelaskan dengan gambar are of circle, straight base line jelaskan pentingnya kedua asas
tersebut bagi indonesia !
4. Jelaskan apakah konsep high sea dengan open sea dengan contoh !
Jawab : Konsepsinya berbeda meskipun objeknya pengaturan sama. Objek pengaturan
perairan bebas.
Perbedaanya High sea bermakna perairan bebas itu zona maritim yang bebas di
gunakan oleh semua negara di dunia. Maka prinsip freedom of the high sea. Bagi semua
negara di dunia, maupun negara punya pantai atau tidak mempunyai pantai, karena dia
freedom artinya dia free of the navigation berlayar tidak ada hukum negara pantai
berlaku di situ.
Open Sea bermakna terbuka bagi semua negara
5. Jelaskan apakah mahkamah internasional dalam menetapkan asas hukum sistem
pengukuran laut wilayah teritorial berpedoman pada laut water mark ?
Jawab : Ahli hukum maritim pertama kali, dalam sistem pengukuran laut dengan
keadaan alam, keadaan laut pasang surut dan pasang naik.
Tahun 1951 menetapkan asas hukum yaitu 3 maka patokanya ialah pasan surut. Dipakai
waktu air surut terjadi, namun demmikian asas tersebut dapat dipakai untuknegara
dalam mengukur laut teritorial.
PBB
Hukum
ILC (international law commision) Komisi Hukum Internasional (ILC) adalah badan
ahli yang dibentuk oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1947 untuk membantu dalam
pengembangan dan kodifikasi hukum internasional. [1] Ini terdiri dari 34 orang yang
dipilih oleh Majelis Umum AS untuk "kompetensi dan kualifikasi yang diakui" mereka
dalam hukum internasional. ILC mengadakan sesi tahunan di Kantor PBB di Jenewa
untuk membahas dan menyusun berbagai topik dalam hukum internasional.
ILC (international law commision) atau disebut komisi hukum internasional yang
memiliki tugas yaitu :
MARITIM
Pada tahun 1951 kuncinya itu ialah yurisprudensi internatinal khusus mengenai sistem
pengukuran laut teritorial.
Dalam konvensi Jenewa 1958 terdapat empat buah konvensi telah dihasilkan dari
serangkaian pertemuan di Jenewa yaitu:
a. The Geneva Convention on the Territorial Sea and the Contiguous Zone (mengenai
laut territorial dan jalur tambahan)
c. The Geneva Convention on Fishing and Conservation of the Living Resources of the
High Seas ( tentang Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati di Laut)
Konvensi-konvensi Hukum Laut 1958 ini merupakan hasil Konperensi Hukum Laut
yang diselenggarakan oleh PBB yang I, yang diadakan pada 24 Pebruari hingga 27
April 1958, dihadiri oleh 86 negara. Sebagai sebuah sumber hukum, maka konvensi ini
adalah bagian dari perjanjian internasional yang mengikat bagi para pihak yang telah
menyatakan tunduk terhadapnya. Namun demikian, konvensi ini juga mengikat para
pihak yang tidak turut serta dalam perjanjian tersebut dengan catatan sebagai berikut:
a. Jika hal-hal yang diatur dalam konvensi tersebut menunjukkan bahwa itu merupakan
ketentuan tertulis dari sebuah hukum kebiasaan internasional yang dipraktekkan oleh
banyak negara
b. Jika konvensi itu merupakan dampak lanjutan yang terjadi akibat diakuinya suatu
perkembangan dalam hukum kebiasaan
Sedangkan di dalam Undang-undang nomor 4 tahun 1960 dimasukkan prinsip-prinsip
dalam Deklarasi, yang isinya sebagai berikut :Untuk kesatuan bangsa, integritas wilayh,
dan kesatuan ekonominya, ditarik garis-garis pngkal lurus yang menghubungkan titik-
titik terluar dari kepulauan terluar. Termasuk dasar laut dan tanah bawahnya maupun
ruang udara di atasnya dengan segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Jalur laut wilayah laut territorial selebar 12 mil diukur dari garis-garis lurusnya. Hak
lintas damai kapal asing melalui perairan nusantara (archipelagic waters).
pada tahun 1982, menghasilkan 1982 Law of the Sea Convention (LOSC). LOSC mulai
berlaku pada tahun 1994 setelah menerima sejumlah penandatangan UN yang
diperlukan.
Sementara Amerika Serikat meratifikasi Konvensi 1958, pada akhir 2013, itu tidak
menjadi bagian dari Konvensi 1982. Amerika Serikat mengakui bahwa Konvensi 1982
mencerminkan hukum kebiasaan internasional dan mematuhi ketentuan-ketentuannya.
HUKUM MARITIM
Topik Pembahasan
Konfrensi
geneva 1958
Unclos I 1958
4 konvensi
laut
Final Act
th 1930
Laut teritorial a.Aspek perjajian internasional yang baru itu jalur tambahan
b. Laut bebas
c. Masalah perikanan dan masalah konsekuensi sumber
kekayaan hayati laut teritorial.
d. Landasan kontinen
e. Laut teritorial
Timbul suatu pertanyaan masalah laut teritorial aspek teritorial apakah kedua semua itu
terkodifikasi.?
1. Article 1 menegaskan bahwa laut bagian dari wilayah negara maka negara ini
berdaulat penuh disini. Kalau berdaulat penuh disini maka laut teritorial merupakan yuridiksi
teritorial. Berkaitan dengan prinsip kedaulatan.
2. Article 2 ruang lingkup, sejauh mana kedaulatan. Kedaulatan teritorial itu sejauh
mana maka konfrensi di deen hag mempertegas bahwa bukan laut saja namun dasar laut dan
tanah di bawah lautan.
3. Article 3
1. Final Act I prinsipnya sama, namun perbedaan rumusnya yaitu bahwa letak
teritorial terletak di sepanajng pantai terjemahan dari legal text along the coust of
the state,
Kedua-duanya sama sumber hukum yag artinya baik yurisprudensi maupun perjanjian
internasional dapat di gunakan sebagai dasar untuk menyelesaikan suatu masalah
internasional khusus di bidang hukum maritim.
Perbedaanya :
1. Perjanjian maka akan asasnya pacta sunt servanda. Pacta sunt servanda dalah asas
hukum yang menyatakan bahwa “setiap perjanjian menjadi hukum yang mengikat bagi
para pihak yang melakukan perjanjian.
2. Yurisprudensi dia tidak pacta sunt servanda bukan produk hukum yang mengikat karen
adanya perbedaan fungsi tadi konfrensi genewa 1958 memasukan 2 asas tersbut
menerima sebagai norma hukum.
Konfrensi genewa
Pasal 3 membuktikan bahwa negara pantai dapat mengunakan sistem pengukuran garis pangkal
biasa atau disebut normal base line guna untuk menetapkan laut teritorial di negaranya.
Pada saat tahun 1958 menggunakan garis pangkal biasa, garis pangkal ini konvensi dari trace
paralel.
Trace paralel dianggap kurang pas, namun pengertiannya sama.
Disebut normal base line karena mengikuti garis pangkal ketika terjadi adanya air surut.
Hukum alam terjadi di karenakan oleh keadaan alam. Disebut normal karena keadaan biasa,
normal base line garis biasa pangkalnya yang ditarik menghubungkan ke semua titik pangkal
pada saat pasang surut. Bahwa garis pangkal merupakan garis awal untuk mengukur laut
teritorial. Normal base line ditetapkan pada pasal 3 merupakan konvensi trace paralel tahun
1951.
Pasal 4
Mengambil asas trace paralel lalu diterima dan disepakati oleh negara-negara dalam mengatur
sistem pengukuran garis pangkal lurus, yang menghubungkan sejumlah titikk pangkal atau
titik-titik pangkal tertentu dan bahwa garis pangkal lurus merupakan titik awal mulai diukurnya
laut teritorial.
Dari yurisprudensi menjadi perjanjian dan dari asas menjadi kaidah maka hukumnya wajib.
Apakah pasal 3 dan 4 dapat diterapkan di negara-negara.?
Jawabanya ialah iya dengan mengunakan kaidah hukum tsb yaitu contoh indonesia.
Pasal 5
Mulai dari tahun 1958 masih bebas, dalam zona laut negara berdaulat penuh yang artinya kalau
ada penyakit menular dll.
Akibat dari pasal 3 dan pasal 4 Bahwa di atur ada perairan yang dipertanyakan karena akibat
hukum penarikan, perairan internal yaitu internal water.
Perairan perdamaian, perairan yang letaknya disebelah sisi darat yang letaknya dari garis
pangkal.
Pasal 6
Menyatakan sebagai outer limit, menyebutkan bahwa garis batas akhir dari laut teritorial
disebut sebagai garis batas luar outer limit.
Posisi Geografis menurut genewa semua zona perairan letak di zona antara garis pantai.
HUKUM MARITIM
23 Juni 2019
1
2
3 dan 4
Konfrensi Genewa tahun 1958 menghasilkan 4
2 Berkaitan
3&4
Tahun 1958 yang di awali tahun 1951, 195 pasal 3 terace paralel jadi normal base line pasal 4
straight base line tetap sama setelah
pasal 5 di sepanjang Negara A garis pangkal mengawali garis teritorial baik normal based
line maupun straight based line perairan pedalaman.
Yuridiksi teritorial ialah Perluasan teknik yurisdiksi teritorial terjadi karena perbuatan
hukum,khususnya perbuatan pidana,dirumuskan dengan menetapkan unsur-unsur perbuatan
tersebut.sebagian unsur-unsur itu mungkin terjadi di suatu negara dan sebagian unsur-unsur
yang lain terjadi di negara lain. Yuridiksi teritorial ini tunduk pada pasal 1 dan 2 kemudian
batasanya pasal 6.
Konfrensi genewa secara resmi mengunakan istilah outer limit atau disebut batas penutup.
Pasal 6
Batasannya outer Limit konfrensi geneva secara resmi menggunakkan istilah outer limit atau
batas laut teritorial.
Pasal 7
Mengatur, menetapkan kewajiban bagi setiap kapal selam harus berlayar, diatas permukaan
laut dan memperlihatkan bendera kapal.
Hak lintas damai di laut teritorial berlaku bagi kapal komersial atau disebut kapal niaga dan
kapal non komersial. Karena mengatur lintasnyya hak dan kewajiban, bagaimana peningkatan.
Apakah ada tambahan konfrensi genewa,bahwa mengatur, menetapkan kewajiban bagi setiap
kapal. Untuk navigasi di atas permukaan kapal laut dan memperlihatkan bendera kapal.
Hak lintas damai di laut teritorial berlaku bagi di kapal komersial atau kapal niaga, non
komersial (swasta) kalau dilihat sudut kepemilikan, ada 2 macam :
Contoh :
pesawat milik negara disebut pesawat komersial cotoh : Pelni , garuda indonesia
Pesawat & kapal / kapal perang milik negara non komersial, non komersial Contoh : seperti
pesawat militer yang memiliki tugas untuk menjaga kedaulatana negara .
kapal perang yang sahamnya seluruh milik pemerintahan.Saham tunggal Artinya PT Milik
pemerintahan, supaya uangnya masuk ke dalam ke kas negara. Pesawat ini bisa komersial dan
bisa non komersial, di hak lintas damai bisanya kapal penumpang, baik kapal komersial
maupun non komersial karena dia masuk di wilayah negara kita ia harus memberi tahu kalau
dia masuk ke wilayah negara kita.
1. y
2. kewajiban kapal selam di ata permukaan laut dan memunculkan bendera.
Pasal 19 dan 20 menegaskan bahwa tentang kriminal yuridiksi (criminal yurisdiction) dari
negara pantai apabila terdapat pelanggaran terhadap hak lintas damai oleh kapal-kapal Asing.
Asas teritorial bukan nasionalitas aktif atau pasif, bukan asas ekstratorial.
Pasal 24
Mengatur tentang jalur tambahan diatur pasal 24 konfrensi genewa 1958 yang pertama tentang
laut teritorial dan tambahan contineu zone.
Ayat (1) Mengatur pengertian jalur tambahan suatu jalur/ suatu zona perairan yang menetap di
luar laut teritorial, tapi berbatasan laut teritorial. Yang dimaksud untuk kepentingan
pengawasan oleh negara pantai terhadap setiap orang yang memasuki wilayah teritorial negara
pantai. Prinsip kedaulatan negara adalah negara yang berdaulat terhadap orang yang masuk
baik warga negara indonesia maupun warga negara asing, yang berada di dalam laut teritorial
Instansi imigrasi, imigrasi sahnya atau memiliki punya paspor tidak.? Atau punya visa tidak?
KKP, Badan tadi mempunyai custom bea cukai yang memeriksa barang. Paspor merupakan
surat perjalanan antarnegara atau dokumen internasional
Ayat (2) mengatur tentang berapa lebar jalur tambahan, lebarnya 12 mill ( diukur dari garis
pangkal), terdapat di dalam pasal 2. Konvensi genewa pasal 24 ayat 2 (laut teritorial dibuat
jarak max 12. Kedaultanya beda dengan pasal 3 yang lain.