Anda di halaman 1dari 2

3.

Permasalahan Dalam Konferensi Hukum Laut Internasional Tahun 1960

Konprensi Hukum Laut yang kedua ini berlangsung sejak tanggal 17 Maret 1960
sampai dengan 26 April 1960 di Genewa dengan diikuti oleh 98 negara peserta. Seperti telah
disinggung diatas, tugas daripada Konferensi ini adalah untuk mencari jawaban serta jalan
keluar dalam menetapkan berapa mil laut kah lebar Laut Teritorial yang dapat dimiliki oleh
suatu negara.

Konferensi juga membicarakan masalah Negara Kepulauan lebih jelas muncul dari
pihak Philipina, bila dibandingkan dengan Indonesia. Ikhtiar yang ada itu sebenarnya
bukanlah usaha yang sungguh-sungguh, sebab tugas dari Konferensi ini adalah untuk
menyelesaikan masalah Laut Teritorial dan bukannya masalah konsep Negara Kepulauan,
karenanya perhatian yang diberikan negara peserta terhadap masalah Negara Kepulauan ini
mendorong Indonesia maupun Philipina untuk tidak mengharapkan suatu keajaiban.

Pada pertemuan yang ke-14 dalam debat umum pada tangga 4 April 1960, delegasi
Philipina mengingatkan Konferensi agar setiap ketentuan mengenai Lebar Laut Teoritorial
hams memperhatikan praktek negara yang sudah ada, yaitu posisi Negara Kepulauan. Karena
masalah Negara Kepulauan telah disinggung oleh Philipina, maka Indonesia selanjutnya
berkonsentrasi pada masalah lebar laut Teritorial. Ini berarti Indonesia bahwa Indonesia tidak
secara langsung membicarakan prinsip Negara Kepulauannya pada konferensi. Seperti yang
telah digariskan oleh Undang-undang No. 4/Prp/ 1960, pada Konferensi II ini Indonesia
selalu mendukung setiap usulan yang menghendaki agar 12 mil laut ditetapkan sebagai lebar
Laut Teritorial. Bahkan Indonesia bersama negara Asia dan Afrika lainnya mengusulkan agar
setiap negara berhak meluaskan Laut teritoriaInya 33 sampai dengan 12 mil laut.
Kesemuanya mengalami kegagalan untuk menentukan lebar laut teritorial. Kelemahan
lainnya ialah pengaturan yang terlalu kompleks dari Konvensi tentang Perikanan dan
Konservasi Sumber-Sumber Hayati Laut Lepas. Dengan demikian jelas, diperlukan adanya
suatu konferensi hukum laut berikutnya untuk membahas masalah laut teritorial dan masalah
perikanan.

UNCLOS I gagal untuk menghasilkan kesepakatan terhadap hal-hal krusial yang


gagal dirumuskan pada UNCLOS I. Kegagalan tersebut terutama pada gagalnya dicapai kata
sepakat terhadap proposal yang diajukan oleh Kanada dan Amerika Serikat yang
mengusulkan 6 mil laut untuk lebar laut territorial di tambah 0 mil laut untuk zona perikanan.
Pada akhirnya Konferensi tidak dapat menetapkan suatu putusan pun mengenai lebar Laut
teritorial yang dapat dimiliki oleh suatu negara. Dengan hasil yang demikian ini, maka
kegagalan Konferensi Liga Bangsa-Bangsa tahun 1930 serta kegagalan Konferensi Hukum
Laut yang pertama tahun 1958 terulang kembali. Sesungguhnya hal yang seperti demikianlah
yang dikuatirkan oleh masyarakat dunia. Dalam pada itu Konprensi tahun 1960 ini tidak juga
membawa kemajuan dalam menyelesaikan masalah Negara Kepulauan. Akan tetapi,
UNCLOS II berhasil merumuskan suatu resolusi tentang perlunya metode teknis tertentu
dalam hal perikanan.

Anda mungkin juga menyukai