Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HUKUM PENYELESAIAN PERSELISIHAN

INTERNASIONAL

KELOMPOK 3: ARBITRASE

Disusun oleh :

Crisdayanti Sutanto 010001800124

Elya Almadinatulmunawaroh 010001800163

Exousia Abisha Sipasulta 010001800172

Hadyan Aptadhia Falah 010001800215

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI

TA 2020/2021

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………....……….…………….…… 1

DAFTAR ISI ……………………………………...…………………….…..……...….…… 2

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….……….....……… 3

A. Latar Belakang .…………...………………....……………….….....……....…….. 3


B. Rumusan Masalah………..………………………………………….…..…….….. 4
C. Tujuan Penulisan …………………………………………………….…..…….….. 4

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………........….………. 5

A. Sejarah Penyelesaian Perselisihan Internasional Menggunakan Arbitrase ….5


B. Penjelasan Mengenai Mahkamah Internasional …………………….…….........6
C. Perbedaan Arbitrase dan Mahkamah Internasional Dalam Hal
Penyelesaian Perselisihan Internasional …..……………..….……...…………..8

BAB III Kesimpulan …………………………………………………………….………..11

A. Kesimpulan ………………………………………………....……………………...11

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………...…………………….12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ada dua cara untuk menyelesaikan perselisihan internasional yaitu: dapat


diselesaikan melalui pengadilan dan diselesaikan diluar pengadilan, salah satu cara
menyelesaikan perselisihan diluar pengadilan adalah dengan melakukan arbitrase.
Arbitrase berasal dari kata latin arbitrari yang memiliki arti “untuk mengadili”1. Dalam
sejarah, pertama kali terjadinya arbitrase dilakukan oleh Raja Solomon ketika ada
dua ibu yang datang ke Raja Solomon untuk menyelesaikan masalah mereka2. Pada
tahun 1953, ICC berinisiatif untuk membuat kerangka pertama sebuah konvensi
yang akan menggantikan kedua konvensi tersebut, konferensi diadakan pada bulan
Mei dan Juni 1958 di PBB New York dan diratifikasi 7 Juni 19593, konferensi ini
menghasilkan Convention on the Recognition and Enforcement of Foreign Arbital
Awards, dikenal juga sebagai New York Arbitration Convention, atau The New York
Convention4. Indonesia sendiri telah meratifikasi Konvensi New York pada tanggal 5
Agustus 1981 dengan keluarnya Keputusan Presiden No. 34 Tahun 1981 dan
diumumkan di Berita Negara No. 40 tahun 1981, terdaftar secara resmi di tanggal 7
Oktober 19815.

Arbitrase internasional, atau dikenal sebagai bentuk campuran untuk penyelesaian


masalah internasional, karena arbitrase menggabungkan unsur dari common law
dan civil law, selagi memberikan kesempatan kepada para pihak yang bersangkutan

1
“Arbitration” (On-line), tersedia di:
https://www.vocabulary.com/dictionary/arbitration#:~:text=The%20noun%20arbitration%20comes%20to,that%20
arbiter%20making%20a%20judgment. (7 Maret 2021).
2
Frank D. Emerson, “History of Arbitration Practice and Law”, (Cleveland State Law Review, 1970), h. 1
3
“60 YEARS OF THE NEW YORK CONVENTION: A TRIUMPH OF TRANS=NATIONAL LEGAL
CO-OPERATION OR A PROUDUCT OF ITS TIME AND IN NEED OF REVISION?” {On-line), tersedia di:
https://www.herbertsmithfreehills.com/latest-thinking/60-years-of-the-new-york-convention-a-triumph-of-trans-nati
onal-legal-co-operation, (9 Maret 2021).
4
“The New York Convention”, (On-line), Tersedia di: https://www.newyorkconvention.org/, (9 Maret 2021).
5
NIRMALA, “Pengakuan dan Pelaksanaan Putusan Arbitrase Asing (Internasional) di Indonesia”, (On-line),
tersedia di
https://business-law.binus.ac.id/2017/04/30/pengakuan-dan-pelaksanaan-putusan-arbitrase-asing-internasional-d
i-indonesia/#:~:text=Indonesia%20meratifikasi%20Konvensi%20New%20York,pada%20tanggal%207%20Oktobe
r%201981. (9 Maret 2021).

3
untuk membuat prosedur arbitrase secara signifikan. Arbitrase internasional dapat
menyelesaikan segala perselisihan yang “arbitrable”, sebuah istilah yang
cakupannya berbeda dari negara ke negara lain, tetapi termasuk sebagian besar
perselisihan komersil6.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis akan memaparkan beberapa poin, yaitu:

1. Apa sejarah dari penyelesaian perselisihan internasional menggunakan


arbitrase?
2. Apa itu Mahkamah Internasional?
3. Adakah perbedaan arbitrase dan mahkamah internasional dalam hal
penyelesaian perselisihan internasional?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah menjelaskan:

1. Sejarah dari penyelesaian perselisihan internasional menggunakan arbitrase.


2. Mengetahui mahkamah internasional.
3. Perbedaan arbitrase dan mahkamah internasional dalam hal penyelesaian
perselisihan internasional.

6
“What is International Arbitration Used For?”, (On-Line), Tersedia di:
https://www.international-arbitration-attorney.com/what-is-international-arbitration/, (9 Maret 2021).

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Penyelesaian Perselisihan Internasional Menggunakan Arbitrase

Pada awalnya di Konferensi Perdamaian Den Haag tahun 1899, dengan


diselenggarakannya Konferensi itu berbagai badan yang dibentuk, antara lain
Pengadilan Arbitrase Permanen. Mahkamah Arbitrase Internasional atau Permanent
Court of Arbitration (PCA) adalah sebuah organisasi internasional permanen
antarbangsa pertama yang menyediakan sebuah forum untuk penyelesaian
sengketa internasional melalui arbitrase dan cara cara damai lainnya. PCA
mendorong penyelesaian sengketa yang melibatkan negara, badan negara,
organisasi antar pemerintah, dan pihak swasta dengan membantu dalam
pembentukan arbitrase pengadilan dan memfasilitasi urusan hukum antara mereka.

Salah satu tujuan diadakannya konferensi tersebut juga adalah penguatan


sistem penyelesaian sengketa internasional- terutama arbitrase internasional.
Delegasi pada konferensi tersebut menyadari bahwa, selama 100 tahun
sebelumnya, telah terjadi sejumlah permasalahan arbitrase internasional yang
berhasil, dimulai dengan Komisi Campuran "Jay Treaty" pada akhir abad ke-18, dan
mencapai puncaknya pada penyelesaian The Alabama Arbitration pada tahun
1871-1872. Selain itu, the Insitut de Droit International telah mengadopsi sebuah
kode prosedur untuk arbitrase ini pada tahun 1875. Pergerakan untuk membawa
arbitrase sebagai alat penyelesaian perselisihan sengketa internasional ini kemudian
berlanjut pada tahun 1899, dan pencapaian paling konkrit dari Konferensi 1899
adalah pembentukan PCA sebagai mekanisme global pertama untuk penyelesaian
perselisihan antar negara. Ketentuan Pasal 16 Konvensi 1899 berbunyi sebagai
berikut: in questions of a legal nature, and especially in the interpretation or
application of International Conventions arbitration is the “most effective, and at the
same time the most equitable, means of settling disputes which diplomacy has failed
to settle”. Ketentuan Pasal 16 ini dengan kata lain mengakui bahwa dalam
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat hukum, dan khususnya dalam penafsiran atau
penerapan konvensi internasional, arbitrase merupakan cara yang paling efektif, dan

5
juga pada saat yang sama merupakan cara yang paling adil untuk menyelesaikan
perselisihan yang mana gagal diselesaikan melalui cara diplomasi.7

Dengan demikian, ketentuan Pasal 20 Konvensi 1899 secara resmi


membentuk PCA, yang menyatakan:

“With the object of facilitating an immediate recourse to arbitration for


international differences which it has not been possible to settle by diplomacy, the
signatory Powers undertake to organize a Permanent Court of Arbitration, accessible
at all times and operating, unless otherwise stipulated by the parties, in accordance
with the rules of procedure inserted in the present Convention.”8

Konvensi 1899 ini kemudian diperbaharui pada Konferensi Perdamaian Den


Haag kedua tahun 1907. Saat ini PCA menyediakan layanan untuk penyelesaian
sengketa yang melibatkan kombinasi berbagai negara, entitas negara, organisasi
antar pemerintah, maupun pihak swasta. Tercatat hingga masa sekarang,
Mahkamah Arbitrase Internasional memiliki 121 negara yang menandatangani baik
itu salah satu konvensi dasar Mahkamah maupun kedua konvensi sekaligus.9

B. Mengenal Mahkamah Internasional

Mahkamah Internasional adalah salah satu badan pelengkap PBB yang


beranggotakan 15 hakim yang dipilih dari 15 negara10; juga memiliki masa jabatan 9
tahun11. Berkedudukan di Den Haag, Belanda12; Mahkamah Internasional yang
memiliki nama lain Mahkamah Agung Internasional merupakan Mahkamah
Pengadilan tertinggi di dunia.

Dengan menjadi pengadilan tertinggi di dunia, Mahkamah Internasional dapat


mengadili semua perselisihan yang terjadi antara Negara. Penyelesaian yang

7
History of PCA diakses pada 10 Maret 202, https://pca-cpa.org/en/about/introduction/history/
8
Pasal 20 Konvensi Perdamaian Den Haag 1899
9
E-journal Univ. Atma Jaya Yogyakarta diakses pada 10 Maret 2021,
http://e-journal.uajy.ac.id/16812/3/HK117852.pdf
10
ICJ Statute Pasal 3(1)
11
ICJ Statue Pasal 13(1)
12
ICJ Statute Pasal 22(1)

6
ditempuh melalui pengadilan di Mahkamah Internasional adalah penyelesaian jalan
damai yang harus sesuai dengan asas-asas keadilan dan hukum internasional yang
ada. Mahkamah Internasional mengadili perselisihan mulai dari perselisihan
kepentingan sampai perselisihan hukum13.

Dalam mengadili suatu perkara, Mahkamah Internasional berpedoman pada


perjanjian internasional seperti traktat-traktat dan kebiasaan-kebiasaan internasional
sebagai sumber hukum. Sumber hukum yang dipakai telah dijelaskan dalam
ketentuan-ketentuan pasal 38 Statuta Mahkamah Internasional, yang menyatakan :

The Court, whose function is to decide in accordance with international law such
disputes as are submitted to it, shall apply:

a. international conventions, whether general or particular, establishing rules


expressly recognized by the contesting states
b. international custom, as evidence of a general practice accepted as law
c. the general principles of law recognized by civilized nations
d. subject to the provisions of Article 59, judicial decisions and the teachings of
the most highly qualified publicists of the various nations, as subsidiary means
for the determination of rules of law14

Mahkamah Internasional memiliki 2 peranan, yang pertama untuk


menyelesaikan kasus sengketa (contentious case) menurut hukum internasional
atas perkara yang diajukan oleh Negara-negara yang sebelumnya sudah sepakat
untuk tunduk pada putusan pengadilan, dan putusan tersebut bersifat mengikat bagi
negara-negara yang bersangkutan, dan kedua memberikan nasehat (advisory
opinions), pendapat hukum, serta menjelaskan alasan-alasan/jawaban-jawaban
hukum, sesuai dengan pertanyaan yang diberikan oleh organisasi-organisasi
internasional, yang dinyatakan dalam lingkup hukum internasional.15

Dalam penyelesaian sengketa internasional melalui Mahkamah Internasional,


istilah Adjudication muncul. Adjudication, yang berarti memutuskan, berbeda dengan
13
Statuta Mahkamah Internasional diakses pada 10 Maret 2021, https://referensi.elsam.or.id
14
ICJ Statute Pasal 38(1)
15
ICJ Statute Pasal 36(1)

7
arbitrate walau artinya serupa.16 Dengan ajudikasi, perselisihan internasional
diserahkan keputusannya kepada lembaga peradilan, yang dalam kasus ini adalah
Mahkamah internasional.17

C. Perbedaan Arbitrase dan Mahkamah Internasional dalam Hal Penyelesaian


Perselisihan Internasional

Sebelum menjelaskan perbedaan arbitrase dan Mahkamah Internasional,


pertama kita juga harus mengenal istilah Arbitrase Internasional. Arbitrase
internasional serupa dengan litigasi pengadilan domestic, tetapi berbeda dengan
pengadilan domestic, arbitrase internasional terjadi di hadapan juri pribadi yang
dikenal sebagai arbiter. Cara ini adalah sebuah cara penyelesaian sengketa
internasional yang konsensual, netral, mengikat, pribadi, dan yang dapat ditegakkan
dan biasanya lebih cepat dan lebih murah dari proses pengadilan domestic

Arbitrase internasional dapat disebut juga sebagai bentuk hibrida dari


penyelesaian sengketa internasional, karena memadukan unsur-unsur prosedur
hukum perdata dan prosedur hukum umum, juga memungkinkan para pihak untuk
mendapatkan kesempatan yang signifikan untuk merancang prosedur arbitrase,
dimana perselisihan mereka akan diselesaikan. Arbitrase internasional dapat
digunakan untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang dianggap sebagai
“arbitrable”, cakupan dari istilah tersebut bervariasi dalam tiap Negara, dan
sebagian besar mencakup sengketa komersial.

Aturan arbitrase internasional diatur oleh lembaga-lembaga arbitrase


internasional, dan penggunaannya disesuaikan dengan perselisihan yang harus
diselesaikan melalui arbitrase. Aturan arbitrase yang paling terkenal termasuk
orang-orang dari Kamar Dagang Internasional (“ICC”), Pengadilan London untuk
Arbitrase Internasional (“LCIA”), Pusat Internasional untuk Penyelesaian Sengketa
Asosiasi Arbitrase Amerika (“ICDR”), dan peraturan Pusat Arbitrase Internasional
Singapura (“SIAC”) dan Pusat Arbitrase Internasional Hong Kong (“HKIAC”).
Arbitrase investasi sering diselesaikan berdasarkan aturan dari Pusat Internasional

16
Adjudicate diakses pada 10 Maret 2021, https://www.merriam-webster.com
17
Statuta Mahkamah Internasional diakses pada 10 Maret 2021, https://referensi.elsam.or.id

8
Bank Dunia untuk Penyelesaian Perselisihan Investasi (“ICSID”) atau Komisi PBB
tentang Hukum Perdagangan Internasional (“UNCITRAL”) aturan. Banyak arbitrase
yang melibatkan bisnis Rusia berlangsung di bawah aturan Kamar Dagang
Stockholm (“SCC”).18

Perbedaan Arbitrase Internasional dan Mahkamah Internasional pada


dasarnya terletak pada siapa yang menjadi orang ketiga dalam penyelesaian
perselisihan tersebut. Dalam penyelesaian perselisihan internasional melalui
lembaga arbitrase internasional, kedua pihak yang bersengketa dapat memilih
arbitrator, biasanya arbitrator yang dipilih adalah mereka yang telah ahli mengenai
pokok sengketa dan harus netral.19

Arbiter setidaknya harus memenuhi 2 syarat utama, yaitu seorang arbiter


harus independen, dan tidak boleh memihak (netral) sehubungan dengan masalah
perselisihan. Ada beberapa syarat lagi yang harus dipenuhi seorang arbiter, harus
memiliki pengalaman sebelumnya dalam menengahi arbitrase internasional (sebagai
arbiter), kefasihan dalam bahasa arbitrase, pengetahuan tentang hukum substantif
dipermasalahkan, pengetahuan mengenai aturan arbitrase, pengetahuan khusus
bidang yang disengkatan untuk hal-hal yang sangat teknis, integritas, kecerdasan,
dna perhatian terhadap detail, cukup waktu untuk mengabdikan diri untuk kasus
tersebut, dan keterampilan manajemen kasus untuk memastikan prosedur yang
efisien.20

Berbeda dengan Mahkamah Internasional, anggota Mahkamah Internasional


beranggotakan 15 hakim yang dipilih oleh General Assembly (Majelis Umum) dan
Security Council (Dewan Keamanan). 15 hakim yang menjadi anggota Mahkamah
Internasional berasal dari 15 negara yang berbeda21, dan memiliki masa jabatan 9
tahun. Setiap 3 tahun dipilih ketua dan wakilnya, dan dapat dipilih kembali.22

18
Apa itu Arbitrase Internasional?
https://www.international-arbitration-attorney.com/id/what-is-international-arbitration/
19
http://repository.lppm.unila.ac.id/12708/1/HPSI%20Buku%20Ajar_revisi_final.pdf
20
Temukan Arbiter Internasional,
https://www.international-arbitration-attorney.com/id/find-international-arbitrators/
21
ICJ Statute Pasal 3(1)
22
ICJ Statute Pasal 21(1)

9
Perbedaan berikutnya terdapat di segi hukumnya. Untuk arbitrase
internasional, dasar hukumnya tergantung dari perkara yang sedang disengketakan.
Contohnya, bila sengketa melibatkan perusahaan Indonesia di Singapore, maka
kasus tersebut dinaungi oleh Singapore International Arbitration Center (SIAC), bila
di HongKong, maka dinaungi oleh HongKong International Arbitration Center
(HKIAC), dan lain sebagainya.

Bagi Mahkamah Internasional ketentuan dasar hukum yang dipakai tertulis


dalam pasal 38(1) yaitu konvensi internasional, kebiasaan internasional,
prinsip-prinsip umum hukum yang diakui oleh negara-negara beradab.23

Bagi Arbitrasi internasional dan Mahkamah Internasional, keputusan


keduanya tidak mengikat, kecuali bagi kedua pihak yang bersengketa.24

23
ICJ Satute Pasal 38(1)
24
ICJ Statute Pasal 59

10
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Arbitrase atau yang berarti “untuk mengadili” adalah salah satu cara untuk
menyelesaikan perselisihan internasional. Arbitrase internasional berarti bentuk
campuran untuk penyelesaian masalah internasional karena adanya gabungan
unsur common law dan civil law, sehingga memberikan kesempatan bagi kedua
belah pihak untuk membuat prosedur arbitrase yang signifikan.

Arbitrase mulai digunakan untuk Penyelesaian Perselisihan Internasional


sejak terjadinya Konferensi Perdamaian Den Haag pada 1899, dan dibentuknya
Pengadilan Arbitrase Permanen. Mahkamah Arbitrase Internasional atau Permanent
Court of Arbitration (PCA) dengan maksud untuk menyelesaikan sengketa dengan
menggunakan arbitrase atau cara damai lainnya. Konvensi 1899 diperbaharui pada
Konferensi Perdamaian Den Haag kedua tahun 1907 dan menjadi lebih baik lagi.

Mahkamah Internasional yang berada di Den Haag, Belanda adalah


Mahkamah Internasional yang dapat mengadili semua perselisihan yang terjadi
antara Negara. Mahkamah Internasional dalam mengadili suatu perkara
berpedoman pada perjanjian internasional seperti traktat-traktat dan
kebiasaan-kebiasaan internasional sebagai sumber hukum.

Arbitrase dan Mahkamah Internasional memiliki perbedaan, yaitu terletak


pada siapa yang menjadi orang ketiga dalam penyelesaian perselisihan tersebut.
Segi hukum yang dimiliki juga berbeda.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. “Arbitration” (On-line), tersedia di:


https://www.vocabulary.com/dictionary/arbitration#:~:text=The%20noun%20ar
bitration%20comes%20to,that%20arbiter%20making%20a%20judgment, (7
Maret 2021).
2. Frank D. Emerson, “History of Arbitration Practice and Law”, (Cleveland State
Law Review, 1970), h. 1
3. “60 YEARS OF THE NEW YORK CONVENTION: A TRIUMPH OF
TRANS=NATIONAL LEGAL CO-OPERATION OR A PROUDUCT OF ITS
TIME AND IN NEED OF REVISION?” {On-line), tersedia di:
https://www.herbertsmithfreehills.com/latest-thinking/60-years-of-the-new-york
-convention-a-triumph-of-trans-national-legal-co-operation, (9 Maret 2021).
4. The New York Convention”, (On-line), Tersedia di:
https://www.newyorkconvention.org/, (9 Maret 2021).
5. NIRMALA, “Pengakuan dan Pelaksanaan Putusan Arbitrase Asing
(Internasional) di Indonesia”, (On-line), tersedia di
https://business-law.binus.ac.id/2017/04/30/pengakuan-dan-pelaksanaan-putu
san-arbitrase-asing-internasional-di-indonesia/#:~:text=Indonesia%20meratifik
asi%20Konvensi%20New%20York,pada%20tanggal%207%20Oktober%2019
81, (9 Maret 2021).
6. “What is International Arbitration Used For?”, (On-Line), Tersedia di:
https://www.international-arbitration-attorney.com/what-is-international-arbitrati
on/, (9 Maret 2021).
7. History of PCA diakses pada 10 Maret 2021,
https://pca-cpa.org/en/about/introduction/history/
8. Pasal 20 Konvensi Perdamaian Den Haag 1899
9. E-journal Univ. Atma Jaya Yogyakarta diakses pada 10 Maret 2021,
http://e-journal.uajy.ac.id/16812/3/HK117852.pdf
10. Statue of the International Court of Justice
11. Statuta Mahkamah Internasional diakses pada 10 Maret 2021,
https://referensi.elsam.or.id
12. Adjudicate diakses pada 10 Maret 2021, https://www.merriam-webster.com
13. Statuta Mahkamah Internasional diakses pada 10 Maret 2021,
https://referensi.elsam.or.id
14. Apa itu Arbitrase Internasional?
https://www.international-arbitration-attorney.com/id/what-is-international-arbitr
ation/
15. http://repository.lppm.unila.ac.id/12708/1/HPSI%20Buku%20Ajar_revisi_final.
pdf
16. Temukan Arbiter Internasional,
https://www.international-arbitration-attorney.com/id/find-international-arbitrato
rs/

12

Anda mungkin juga menyukai