Anda di halaman 1dari 8

HUKUM INTERNASIONAL

“PERBEDAAN INTERNATIONAL COURT OF JUSTICE ( ICJ ) DENGAN


INTERNATIONAL CRIMINAL COURT ( ICC )”

Disusun Oleh:

ARTANTI PUTRI CANDRANINGTYAS

183112330050157

UNIVERSITAS NASIONAL

FAKULTAS HUKUM

ILMU HUKUM

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu sengketa internasional dapat berujung pada perang, perang dingin ataupun
bukan perang, tergantung dari luas atau dalamnya sengketa tersebut. Untuk menghindari
terjadinya hal yang tidak diharapkan, sengketa internasional perlu mekanisme
penyelesaian. Sebagaimana dambaan masyarakat internasional, penyelesaian sengketa
perlu dilakukan seadil-adilnya. Sebagai organisasi yang menaungi negara-negara dunia,
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat beberapa pengadilan di bawah
naungannya.
Negara anggota PBB telah menetapkan tiga pengadilan hukum, yakni International
Court of Justice (ICJ) atau Mahkamah Internasional, International Criminal Court (ICC)
atau Mahkamah Kejahatan Internasional, dan International Tribunal for the Law of the
Sea (ITLOS) atau Pengadilan Internasional untuk Hukum Laut. ICJ didirikan oleh
Piagam PBB yang ditandatangani pada 26 Juni 1945. Ini adalah badan peradilan utama
dalam keluarga PBB dan memiliki yurisdiksi di antara hal-hal lain, pertanyaan yang
berkaitan dengan Piagam PBB, penafsiran perjanjian internasional, pertanyaan hukum
internasional, pelanggaran hukum internasional, dan sifat serta tingkat kompensasi dalam
hal pelanggaran kewajiban di bawah hukum internasional.

B. Rumusan Masalah
1. Definisi dari International Court of Justice adalah?
2. Definisi dari International Criminal Court adalah?
3. Apakah perbedaan dari International Court of Justice (ICJ) dengan International
Criminal Court (ICC)?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan International Court Of Justice (ICJ)
2. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan International Criminal Court (ICC)
3. Untuk mengetahui perbedaan dari international Court of Justice (ICJ) dengan
International Criminal Court (ICC)
BAB II
PEMBAHASAN

A. International Court of Justice (ICJ)


1. Definisi International Court of Justice
International Court of Justice bisa di singkat ICJ adalah sebuah badan
kehakiman utama Perserikatan Bangsa-Bangsa. Didirikannya International Court Of
Justice adalah untuk menggantikan peradilan yang sebelumnya yaitu Permanent
International Court Of Justice. Dengan tujuan untuk menyelesaikan kasus-kasus
persengketaan dengan cara damai dan dilarang menggunakan kekerasan dalam
menyelesaiakan suatu sengketa internasional, sehingga Negara-negara yang sedang
bersengketa tidak perlu menyelesaikan sengketa dengan cara kekerasan. Berikut
adalah penjelasan seputar Pengertian Mahkamah Internasional (International Court
Of Justice). Sumber Hukum Mahkamah Internasional. Keanggotaan Mahkamah
Internasional Dan Kewenangan Mahkamah Internasional (International Court Of
Justice). International Court Of Justice (ICJ)/Mahkamah Internasional adalah
lembaga kehakiman Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berkedudukan di Den Haag
Belanda, lembaga peradilan ini didirikan pada tahun 1945 berdasarkan Piagam
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan resmi bersidang pada tahun 1946 International
Court Of Justice dibentuk berdasarkan Bab IV pasal 92-96 Piagam Perserikatan
Bangsa-Bangsa yang dirumuskan di San Fransisco. Pada pasal 92 disebutkan bahwa
International Court Of Justice adalah organ utama dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Isi pasal 92 Piagam PBB : Mahkamah Agung Internasional adalah badan peradilan
utama dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Badan ini akan bekerja sesuai dengan
Statuta Mahkamah Tetap Internasional dan peradilan merupakan bagian yang tidak
terpisah dari Piagam ini.1

B. International Criminal Court (ICC)


International Criminal Court (ICC) atau Mahkamah Pidana Internasional merupakan
sebuah lembaga peradilan internasional yang bersifat tetap dan independen dengan
kedudukannya yang berada diluar tubuh Perserikatan BangsaBangsa. ICC didirikan
berdasarkan Statuta Roma 1998 dengan tujuan utama adalah untuk dapat mengadili
individu yang melakukan pelanggaran berat terhadap hukum kemanusiaan internasional.
1
https://id.wikipedia.org/wiki/ICJ
Sejarah pembentukan ICC diawali sejak kejahatan-kejahatan yang terjadi selama Perang
Dunia II yang telah memicu dibentuknya tribunal militer yang dikenal dengan Nurenberg
Tribunal melalui London Agreement untuk mengadili

Para penjahat perang Nazi. Demikian juga pada tahun 1946, Negara-Negara sekutu
menyepakati suatu piagam yang membentuk International Military Tribunal untuk Timur
Jauh yang dikenal dengan Tokyo Tribunal untuk mengadili para penjahat perang Jepang
selama Perang Dunia II.2 Terbentuknya Nurenberg Tribunal dan Tokyo Tribunal menjadi
awal kesadaran terhadap pentingnya membentuk sebuah lembaga peradilan internasional
yang bersifat permanen dan independen untuk dapat mengadili pelaku kejahatan
kemanusiaan dan menghilangkan hak impunitas tidak terkecuali bagi kepala Negara dan
diplomat yang dapat membebaskannya untuk diadili didalam pengadilan. Tujuan
utamanya adalah untuk menghentikan segala bentuk kejahatan kemanusiaan seperti
genosida, penghapusan suatu etnis dan juga kejahatan perang yang dilakukan oleh
individu. Berdasarkan hal tersebut, Majelis Umum PBB membentuk sebuah komisi
untuk menyiapkan proposal yang berhubungan dengan pembentukan sebuah peradilan
internasional. Secara bertahap sejak tahun 1949 sampai tahun 1954, Komisi Hukum
Internasional PBB melakukan persiapan pembentukan draft Statuta yang berisi tentang
pembentukan suatu mahkamah pidana internasional. Perjalanan pembentukan ICC
sempat mengalami penundaan akibat adanya perbedaan pendapat dari para anggota
Komisi Hukum International PBB dalam menyiapkan draft Statuta bagi pembentukan
suatu mahkamah pidana internasional.3

Pada bulan Desember tahun 1989, Trinidad dan Tobago kembali meminta kepada
Komisi Hukum Internasional untuk melanjutkan pembahasan mengenai pembentukan
mahkamah pidana internasional.4. Dalam usulannya, Trinidad dan Tobago juga
mengusulkan untuk menyertakan penjualan narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya
agar dapat masuk kedalam salah satu pelanggaran berat yang menjadi yuridiksi
mahkamah pidana internasional untuk dapat diadili secara serius.

2
Boer Mauna, Hukum Internasional Pengertian, Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika Global, P.T. Alumni,
Bandung, 2013, hlm 290
3
ibid
4
Overview, Rome Statute of the International Criminal Court, http://legal.un.org/icc/general/overview.htm
diakses pada 8 Januari 2020 pukul 11.57 WIB
Kejahatan kemanusiaan nyatanya tidak juga berhenti setelah berakhirnya Perang
Dunia Kedua. Pada tahun 1993, terjadi konflik di Negara bekas Yugoslavia yang menjadi
perhatian masyarakat internasional. Konflik yang terjadi di wilayah bekas Yugoslavia
membuat Dewan Keamanan PBB memutuskan untuk membentuk sebuah peradilan Ad
Hoc bernama International Criminal Tribunal for the Former Yugoslavia (ICTY) atas
kejahatan perang, kejahatan kemanusiaan, genosida dan pembersihan etnis yang terjadi
di wilayah tersebut. Tidak berhenti disitu, Dewan Keamanan PBB kembali membentuk
pengadilan Ad Hoc untuk Rwanda bernama The International Criminal Tribunal for
Rwanda (ICTR) untuk melakukan penuntutan terhadap orang-orang yang dianggap
bertanggung jawab atas genosida dan kejahatan kemanusiaan serius lainnya yang berada
di wilayah teritorial Rwanda5

Di tahun 1994, Komisi Hukum Internasional PBB berhasil menyelesaikan draft


Statuta dan kembali mengajukan draft tersebut kepada Majelis Umum PBB untuk
mendapat persetujuan. Menindaklanjuti draft Statuta yang telah dibuat oleh Komisi
Hukum Internasional, Majelis Umum PBB memutuskan untuk membentuk Komisi Ad
Hoc pembentukan International Criminal Court. Setelah Majelis Umum PBB
mempertimbangkan laporan dari komisi, Majelis Umum PBB membentuk sebuah panitia
persiapan pembentukan ICC atau The Preparatory Committe on the Establishment of an
International Criminal Court untuk kemudian mempersiapkan konferensi diplomatik
yang akan membahas mengenai persetujuan pada draft Statuta yang telah
disempurnakan.

Pada tahun 1998, diselenggarakan The United Nations Diplomatic Conference of


Plenipotentiaries tentang Pembentukan suatu Mahkamah Pidana Internasional yang
berlangsung dari tanggal 15 Juni sampai 17 Juli 1998 di Markas Besar FAO di Roma,
Itali. Konferensi tersebut dihadiri oleh 160 Negara termasuk Indonesia, 33 Organisasi
Internasional dan sebanyak 236 NGO’s. Statuta Mahkamah Pidana Internasional tersebut
diterima melalui pemungutan suara pada tanggal 17 Juli 1998 oleh 120 Negara, 7
menentang dan 21 abstain.6

5
The ICTR in Brief, United Nations Mechanism for International Criminal Tribunals,
http://unictr.unmict.org/en/tribunal diakses pada 8 januari 2020 pukul 12.00 WIB
6
Boer Mauna, loc. cit.
C. Perbedaan antara International Court of Justice (ICJ) dengan International
Criminal Court (ICC)
Mahkamah Internasional lebih mengarah pada penyelesaian persoalan diplomatis
seperti ganti rugi antar pemerintahan, sengketa wilayah dan sengketa perbatasan.
Sedangkan Mahkamah Pidana Internasional lebih mengarah pada penindakan terhadap
orang-orang yang melakukan pelanggaran berat yaitu genosida, kejahatan perang dan
kejahatan terhadap kemanusiaan.

Mahkamah Internasional diatur sebagaimana perjanjian dalam Piagam PBB yang


ditandatangani oleh 193 negara. Sedangkan Mahkamah Pidana Internasional diatur
dalam Statuta Roma Pengadilan Kejahatan Internasional tahun 1998 yang ditandatangani
149 negara. Indonesia termasuk mengakui wewenang Mahkamah Internasional, karena
sudah menandatangani Piagam PBB namun tidak mengakui wewenang Mahkamah
Pidana Internasional karena tidak menandatangani Statuta Roma.

Mahkamah Internasional memiliki 15 hakim, masing masing dipilih oleh Majelis


Umum PBB dan Dewan Keamanan PBB untuk masa bakti 9 tahun. Pemilihan hakim
Mahkamah Internasional dilakukan setiap 3 tahun, dengan 5 posisi terbuka untuk dipilih.
Sedangkan Mahkamah Pidana Internasional terdiri oleh 18 hakim yang negara-negara
yang telah meratifikasi Statuta Roma dalam pertemuan tahunan untuk masa bakti 9
tahun.

Mahkamah Pidana Internasional juga memiliki penuntut untuk mengajukan tuntutan


pada tersangka yang diadili di Mahkamah Pidana Internasional. Sedangkan Mahkamah 
Internasional hanya memiliki dewan hakim saja, yang mendengar argumentasi negara-
negara yang berselisih.Contoh kasus yang pernah ditangani oleh Mahkamah
Internasional antara lain adalah sengketa wilayah antara Malaysia dan Indonesia di pulau
Sipadan dan Ligitan. Sedangkan contoh kasus yang ditangani Mahkamah Pidana
Internasional adalah kasis kejahatan perang yang dilakukan oleh Slobodan Milosevic
yang membantai orang Bosnia pada Perang Bosnia setelah bubarnya Yugoslavia pada
tahun 1990an7.
Perbedaan antara ICC dan ICJ dapat dilihat darihubungan antara kedua peradilan
internasional dengan PBB sebagai otoritas tertinggiorganisasi internasional dimana
7
https://brainly.co.id/tugas/185873
hubungan antara PBB dengan ICC hanya sebataslandasan pembuatan ICC yaitu Statuta
Roma yang masih berhubungan dengan sistemdari PBB dan juga karena seluruh anggota
ICC merupakan Negara anggota di PBB,sedangkan hubungan antara ICJ merupakan
instansi peradilan yang dibuat olehPBB.

Perbedaan lain antara ICJ dan ICC berada pada ruang lingkup pengadilan,dimana
ICC merupakan pengadilan yang dibuat untuk mengadili aktor individu yangmelakukan
kejahatan internasional dan ICJ merupakan pengadilan yang dibuat olehPBB untuk
menyelesaikan permasalahan dalam lingkup negara, namun kedua peradilan tersebut
sama-sama menggunakan dasar-dasar hukum internasional. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa saat ini terdapat dua mahkamah internasional yang berfungsi, yaitu ICC
dan ICJ.Kedua mahkamah tersebut dapat dibedakan berdasarkan tujuan pembentukan
dan landasan dasar pembentukannya.8

KESIMPULAN

8
Doria, Jose, Gasser, Peter Hans & Bassiouni, Cherfif. 2009. The Legal regime of The
International Criminal Court. Leiden, Boston:Martinus Nijhoff .Volume 19. Hlm. 1003
Fungsi utama ICJ ini adalah untuk mengadili dan menyelesaikan sengketa antarnegara-
negara anggota dan memberikan pendapat-pendapat bersifat nasihat kepada organ-organ
resmi dan badan khusus PBB. ICJ beranggotakan lima belas orang hakim yang menjabat
selama sembilan tahun dan dipilih oleh Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB.
Contohnya sengketa antara Indonesia dengan Malaysia atas kepemilikan pulau Sipadan dan
Ligitan.

Pada tahun 2002, Majelis hakim Internasional Court of Justice (ICJ) di Den Haag
akhirnya memutuskan bahwa Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan milik pemerintah Malaysia.
Mereka lebih mendasarkan putusannya tersebut karena pemerintah kolonial Inggris jauh lebih
aktif menggunakan kedua pulau tersebut ketimbang pemerintah kolonial Belanda.

Sementara kewenangan ICC adalah untuk mengadili kejahatan paling serius yang
mendapatkan perhatian internasional yang dilakukan secara individu. Kejahatan yang
dimaksud terdiri dari empat jenis, yaitu the crime of genocide (pemusnahan etnis/suku
bangsa), crimes against humanity (kejahatan terhadap kemanusiaan), war crimes (kejahatan
perang), dan the crime of aggression (agresi).9

9
http://hanifnurwidhiyanti.lecture.ub.ac.id/2019/09/kompetensi-mahkamah-internasional-icj-dan-icc/

Anda mungkin juga menyukai