Latar Belakang
Konvensi ICSID (Convenon on the Selement of Investment Disputes between States and Naonal of Other
States) atau ICSID (Internaonal Center for the Selement of Investment Disputes) atau Konvensi Washington
disahkan pada tahun 1965. Konvensi lahir karena adanya kebutuhan investor dan negara penerima modal
mengenai perlunya lembaga penyelesaian sengketa yang menangani sengketa mereka.
Kerja sama dan akvitas penanaman modal tidaklah selalu berjalan lancar. Setiap saat dapat saja timbul
sengketa di antara penanam modal (pihak swasta) dengan negara penerima modal.
Sengketa dapat diselesaikan oleh lembaga pengadilan nasional, tetapi perancang konvensi menyadari pula
bahwa lembaga pengadilan nasional dapat saja kurang sesuai untuk menyelesaikan sengketa antara suatu
negara dengan penanam modal. Oleh karena itu, alternatif penyelesaian melalui metode atau mekanisme
secara internasional, dalam hal ini arbitrase atau konsiliasi internasional, dipandang lebih tepat.
Dengan latar belakang pemikiran tersebut, Bank Dunia berinisiatif untuk membentuk badan arbitrase dan
konsiliasi ICSID pada tahun 1961. Upaya merancang suatu konvensi akhirnya berhasil dan Konvensi disahkan
pada tahun 1965.
Tujuan
Konvensi terdiri dari 10 bab yang terbagi ke dalam 75 pasal. Konvensi dilengkapi dengan aturan-aturan formil dan aturan administratif, yaitu the
ICSID Regulations and Rules yang dikeluarkan pada tahun 1967.
❏ Bab I Konvensi mengatur pembentukan organisasi arbitrase yaitu pembentukan the International Centre for the Settlement of Investment
Disputes (ICSID)
❏ Bab II mengatur tentang jurisdiksi Badan Arbitrase ICSID.
❏ Bab III mengatur tentang Konsiliasi.
❏ Bab IV memuat aturan-aturan tentang arbitrase, yaitu tentang permohonan, komposisi, wewenang dan fungsi arbitrase serta putusan,
pengakuan putusan arbitrase.
❏ Bab V sampai dengan VII memuat aturan-aturan tambahan tentang arbitrase.
Aturan tambahan mencakup pengganan dan pendiskualifikasian arbitrator (dan konsiliator), biaya persidangan, serta tempat
persidangan.
❏ Bab VIII mengatur sengketa-sengketa antar negara peserta konvensi.
❏ Bab IX memuat ketentuan amandemen terhadap Konvensi.
❏ Bab X memuat ketentuan akhir mengatur ratifikasi, kewajiban negara peratifikasi untuk menerapkan ketentuan-ketentuan konvensi ke
dalam hukum nasionalnya secara efektif.
Ratifikasi
Salinan Putusan
Bagaimana ICSID menyediakan forum netral dan independen untuk menyelesaikan
sengketa investasi internasional. Dengan menggunakan prosedur penyelesaian
sengketa yang diakui secara internasional, ICSID memastikan bahwa
peranan ICSID penyelesaian sengketa dilakukan secara adil dan transparan. Hal ini juga dapat
meningkatkan kepercayaan investor terhadap negara tuan rumah, dan
dalam mendorong investasi asing yang lebih besar.
perdagangan ICSID juga mempromosikan stabilitas hukum dan perlindungan hukum bagi
investor asing di negara-negara anggota. Dengan menawarkan perlindungan
hukum dan penyelesaian sengketa yang efektif, ICSID membantu menciptakan
internasional? lingkungan investasi yang stabil dan dapat dipercaya, yang dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran di negara-negara
anggota.
Sengketa Churchil Mining Plc
Sengketa Churchill Mining Plc (“Churchil”) di hadapan badan arbitrase ICSID adalah salah satu
sengketa yang menarik perhaan publik (nasional dan internasional).19 Sengketa melibatkan
Churchill sebuah perusahaan Inggris dan Planet, sebuah perusahaan pertambangan Australia.
Churchill memiliki saham sebesar 95% dan Planet memiliki 5% dalam sebuah perusahaan PMA
PT Indonesian Coal Development (PT. ICD).
Churchill Mining mengklaim bahwa pemerintah Indonesia mencabut izin tambang batu bara
mereka secara sewenang-wenang dan melanggar perjanjian investasi antara perusahaan dan
pemerintah Indonesia.
THANK YOU