Anda di halaman 1dari 3

EVALUASI DAN REVIEW KAPITA SELEKTA HUKUM TRANSNASIONAL

KELOMPOK 1:
AYUPHA BAGUS PRADANA 205170247
PUTRI AISYAH CAHYANI 205190145
AGUN SAPUTRA 205190256
VERDY CAHYANA PUTRA 205190261
KELAS KAPSEL HUKUM TRANSNASIONAL C

SOAL
1. Bagaimana tanggapan saudara mengenai kasus sengketa territorial antara Rusia dan
Ukraina
2. Bagaimana cara menyelesaikan kasus tersebut
3. Hukum apa yang harus diterapkan guna menyelesaikan sengketa tersebut
4. Forum penyelesaian sengketa apa saja yang dapat  digunakan untuk menyelesaikan
sengketa tersebut

Jawaban
1. Tanggapan dari kelompok kami tentang kasus territorial antara Rusia dan Ukraina dimulai dari
Presiden Ukraina yang ingin bergabung dengan NATO, dan menurut Presiden Rusia jika
Ukraina bergabung dengan NATO otomatis  mereka akan membuat pangkalan militer di dekat
daerah teritori dari Rusia yang menurut Presiden Rusia itu akan membahayakan wilayah negara
dari Rusia dan seharusnya Ukraina tidak perlu bergabung dengan NATO karena jika Ukraina
bergabung dengan NATO bisa menyebabkan peperangan karena Rusia tidak mau terirorinya
diganggu oleh negara lain, rusia menyerang karena hanya untuk melindungi teritori nya saja, dan
Rusia harus menarik semua pasukan nya karena serangan yang dilancarkan oleh Rusia sudah
melanggar aturan yg sudah di buat oleh PBB.
2. Ada tiga aspek diplomatik sebagai jangka menengah, Pertama, turunkan ketegangan dan
gencatan senjata segera. Caranya, dengan menarik pasukan Rusia. Kedua, memberikan
kesempatan pada Presiden Putin untuk menggambarkan setiap kesepakatan apapun sebagai
kemenangan baginya. Ketiga, kesepakatan apa pun yang dihasilkan harus kredibel, berguna, dan
dijamin bersama oleh Moskow dan Washington.
Penyelesaian masalah dengan cara pergantian rezim di Rusia menjadi solusi terbaik. Sebab
absolutisme Presiden Rusia Vladimir Putin dan kekuatan nuklir yang dimilikinya, berisiko
menjatuhkan lebih banyak korban.
Ada tiga aspek diplomatik sebagai jangka menengah, menurut Yanis, yang harus disepakati
dalam menyelesaikan konflik ini. Pertama, turunkan ketegangan dan gencatan senjata segera.
Caranya, dengan menarik pasukan Rusia.
Kedua, memberikan kesempatan pada Presiden putin untuk menggambarkan setiap kesepakatan
apapun sebagai kemenangan baginya. Ketiga, kesepakatan apa pun yang dihasilkan harus
kredibel, berguna, dan dijamin bersama oleh Moskow dan Washington.
3. Metode yang memungkinkan untuk menyelesaikan sengketa selain arbitrase adalah melalui
pengadilan. Penggunaan cara ini biasanya ditempuh apabila cara-cara penyelesaian yang ada
ternyata tidak berhasil. Pengadilan dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu pengadilan
permanen dan pengadilan ad hoc atau pengadilan khusus. Sebagai contoh pengadilan
internasional permanen adalah Mahkamah Internasional (the International Court of Justice).
Kedua adalah pengadilan ad hoc atau pengadilan khusus. Dibandingkan dengan pengadilan
permanen, pengadilan ad hoc atau khusus ini lebih populer, terutama dalam kerangka suatu
organisasi ekonomi internasional. Badan pengadilan ini berfungsi cukup penting dalam
menyelesaikan sengketa-sengketa yang timbul dari perjanjian-perjanjian ekonomi internasional.
Salah satu alternatif penyelesaian sengketa secara hukum atau 'judicial settlement' dalam hukum
internasional adalah penyelesaian melalui badan peradilan internasional (world court atau
international court). Dalam hukum internasional, penyelesaian secara hukum dewasa ini dapat
ditempuh melalui berbagai cara atau lembaga, yakni: Permanent Court of International Justice
(PCIJ atau Mahkamah Permanen Internasional), International Court of Justice (ICJ atau
Mahkamah Internasional), the International Tribunal for the Law of the Sea (Konvensi Hukum
Laut 1982), atau International Criminal Court (ICC). PCIJ pendahulu Mahkamah Internasional
(ICJ), dibentuk berdasarkan Pasal XIV Kovenan Liga Bangsa-bangsa (LBB) pada tahun 1922.
Badan LBB yang membantu berdirinya PCIJ adalah Dewan (Council) LBB. Dalam sidangnya
pada awal 1920, Dewan menunjuksuatu Advisory Committee of Jurists untuk membuat laporan
mengenai rencana pembentukan PCIJ.

4.Pasal 287 ayat (1) UNCLOS juga memberikan pilihan forum penyelesaian sengketa bagi para
pihak yaitu: 
When signing, ratifying or acceding to this Convention or at any time thereafter, a State shall be
free to choose, by means of a written declaration, one or more of the following means for the
settlement of disputes concerning the interpretation or application of this Convention:
the International Tribunal for the Law of the Sea established in accordance with Annex VI;
the International Court of Justice;
an arbitral tribunal constituted in accordance with Annex VII;
a special arbitral tribunal constituted in accordance with Annex VIII for one or more of the
categories of disputes specified therein.
Berdasarkan pasal di atas, jika terjadi sengketa mengenai pelaksanaan hak dan kewajiban terkait
wilayah laut, maka dapat diselesaikan, misalnya, melalui International Tribunal for the Law of
the Sea atau Mahkamah Internasional (International Court of Justice) tergantung dari pilihan para
pihak yang bersengketa.
Sebagaimana yang diterangkan di atas, ketika terjadi sengketa antar para pihak mengenai
pelaksanaan perjanjian internasional, berdasarkan asas pacta sunt servanda, maka para pihak
wajib menyelesaikan sengketa berdasarkan mekanisme penyelesaian sengketa yang ditentukan
dalam perjanjian internasional tersebut.

Anda mungkin juga menyukai