Anda di halaman 1dari 15

TUGAS HUKUM ORGANISASI INTERNASIONAL

Latar Belakang, Struktur Organisasi dan Mekanisme Kerja Beberapa Organisasi Internasional

IZDIHARA NUR KHALISHA


17/412142/HK/21280

Hukum Organisasi Internasional Kelas A

Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada

2019
I. International Court of Justice (ICJ)
A. Pendahuluan
International Court of Justice / Mahkamah Internasional adalah lembaga kehakiman
perserikatan Bangsa – Bangsa yang berkedudukan di Den Haag, Belanda. Lembaga
peradilan ini didirikan pada tahun 1945 berdasarkan Piagam Persedikatan Bangsa –
Bangsa dan resmi bersidang pada tahun 1946. International Court of Justice dibentuk
berdasarkan Bab IV pasal 92-96 Piagam Perserikatan Bangsa – Bangsa yang dirumuskan
di San Fransisco. Pada pasal 92 disebutkan bahwa International Court of Justice adalah
organ utama dari Persedikatan Bangsa – Bangsa. Isi pasal 92 Piagam PBB : Mahkamah
Agung Internasional adalah badan peradilan utama dari Perserikatan Bangsa – Bangsa.
Badan ini akan bekerja sesuai dengan statuta Mahkamah Tetap Internasional dan
peradilan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari piagam ini.
Tugas utama dari International Court of Justice adalah untuk menyelesaikan sengketa
– sengketa internasional mencakup bukan saja sengketa – sengketa antara negara saja,
melainkan juga kasus – kasus lain yang berada dalam lingkup pengaturan internasional,
yakni beberapa kategori sengketa tertentu antara negara di satu pihak dan individu –
individu, badan – badan korporasi serta badan – badan bukan negara di pihak lain.
International Court of Justice didirikan untuk menyelesaikan kasus – kasus persengketaan
dengan cara damai dan dilarang menggunakan kekerasan, sehingga negara – negara yang
sedang dalam sengketa tidak perlu menyelesaikan dengan cara kekerasan ataupun perang.
1

B. Struktur Organisasi ICJ


Hakim International Court of Justice terdiri dari 15 hakim dan masing – masing
mempunyai kewarganegaraan yang berbeda. Hakim dipilih secara independen oleh Dewan
Keamanan dan Majelis Umum PBB. Dalam pemilihan hakim, tidak ada perbedaan antara
suara anggota tetap dan tidak tetap Dewan Keamanan. Masa jabatan hakim adalah Sembilan
tahun dan dapat dipilih kembali. 2
Tidak boleh ada lebih dari satu hakim yang berasal dari negara yang sama. Komposisi
Mahkamah Internasional mengacu pada pengelompokan regional yang lazimnya berlaku di
PBB, yakni Afrika, Asia, Amerika Latin dan Karibia, Eropa Barat dan Negara Barat lainnya
serta Eropa Timur.

1 Eksistensi Mahkamah Internasional Sebagai Lembaga Kehakiman Perserikatan Bangsa –


Bangsa (PBB), Indien Winarwati.
2 Ibid.
Pemilihan hakim Mahkamah Internasional dilakukan setiap tiga tahun sekali di New York
untuk memilih lima orang hakim. Agar terpilih, seorang calon wajib memperoleh dukungan
suara absolut (absolute majority) di Majelis Umum dan Dewan Keamanan. Mahkamah
Internasional dipimpin oleh seorang presiden dan wakil presiden. 3
C. Mekanisme Kerja
Sengketa Internasional dapat diselesaikan oleh International Court of Justice dengan melalui
prosedur berikut :
1. Telah terjadi pelanggaran HAM atau kejahatan humaniter (kemanusiaan) di suatu
negara terhadap negara lain atau rakyat negara lain.
2. Ada pengaduan dari korban (rakyat) dan pemerintahan negara yang menjadi korban
terhadap pemerintahan dari negara yang bersangkutan karena didakwa telah
melakukan pelanggaran HAM atau kejahatan humaniter lainnya.
3. Pengaduan disampaikan ke Komisi Tinggi HAM PBB atau melalui lembaga –
lembaga HAM Internasional lainnya.
4. Pengaduan ditindaklanjuti dengan penyelidikan, pemeriksaan dan penyidikan. Jika
ditemui bukti – bukti kuat terjadinya pelanggaran HAM atau kejahatan kemanusiaan
lainnya, maka pemerintahan dari negara yang didakwa melakukan kejahatan
humaniter dapat diajukan ke International Court of Justice.
5. Dimulailah proses peradilan sampai dijatuhkan sanksi. Sanksi dapat dijatuhkan bila
terbukti bahwa pemerintahan atau individu yang bersangkytan telah melakukan
pelanggaran HAM atau kejahatan humaniter; mempunyai wewenang untuk mencegah
terjadinya pelanggaran itu, tetapi tidak dilakukan; dan tidak melakukan apa – apa
untuk mencegah terjadinya perbuatan itu.
Untuk menyelesaikan kasus sengketa internasional, maka dikumpulkan bukti – bukti,
digunakan pertimbangan – pertimbangan dan berbagai aspek yang menyangkut dampak dari
sengketa.
Selain International Court of Justice mempunyai prosedur menyelesaikan sengketa, juga
terdapat prosedur mengajukan gugatan sengketa dari negara – negara yang bersengketa. Para
pihak harus menyepakati untuk menyerahkan sengketanya kepada International Court of
Justice, setelah para pihaknya menyepakati, selanjutnya sengketanya dapat diajukan kepada
International Court of Justice. Sesuai pada Pasal 40 (1) Statuta Mahkamah International, para
pihak harus membuat perjanjian khusus (soecial agreement) tentang penundukan terhadap
yurisdiksi International Court of Justice sebelum beracara.

3 https://kumparan.com/gulardi-nurbintoro/4-hal-yang-wajib-diketahui-tentang-mahkamah-
internasional-1550672851698861560 diakses pada Sabtu, 7 September 2019 pukul 22:18.
Dalam menyelesaikan sengketa, International Court of Justice dapat membentuk kamar
(chumber) yang lebih kecil untuk menyelesaikan golongan – golongan perkara tertentu. Tiga
tipe kamar yang dapat dibentuk oleh International Court of Justice adalah :
1. Kamar yang terdiri dari tiga hakim atau lebih sebagaimana ditetapkan untuk
menyelesaikan kasus tertentu;
2. Kamar Ad Hoc untuk mengurus kasus tertentu. Jumlah hakim yang diperlukan untuk
kamar tersebut diputuskan oleh sidang dengan persetujuan para pihak;
3. Kamar yang dibentuk berdasarkan Pasal 29 Stauta Mahkamah Internasional yang
menyatakan bahwa setiap tahun International Court of Justice membentuk satu kamar
yang terdiri dari lima orang hakim yaitu presiden dan wakil presiden International
Court of Justice secara ex officio dan tiga hakim atas permintaan pihak – pihak yang
dapat didengar dan memutuskan perkara secara cepat.
Apabila International Court of Justice dalam menyelesaikan sengketa, hakim yang akan
mengadili sengketa adalah salah satu dari negara yang bersengketa, maka cara
penyelesaiannya adalah :
1. Kewarganegaraan hakim tidak diperthatikan mengingat bahwa hakim bukan
perkawilan negara. Pasal 31 (1) Statuta Mahkamah Internasional menentukan bahwa
hakim yang mempunyai kewarganegaraan salah satu pihak tidak kehilangan haknya
untuk turut bersidang dalam kasus yang disidangkan;
2. Kemungkinan hakim yang berasal dari salah satu pihak yang bersengketa untuk tidak
mengdili sengketa tersebut;
3. Bila salah satu pihak yang bersengketa mempunyai hakim yang berkewenangan
negaranya, maka pihak yang bersengketa lainnya dapat meminta untuk memilih
hakim dari negaranya, hal ini diatur pada Pasal 31 (2) Statua Mahkamah
Internasional.4

D. Penutup
Menilik sejarah didirikannya International Court of Justice, adalah tepat untuk
membentuk suatu badan peradilan tingkat dunia yang ditujukan untuk menyelesaikan perkara
dengan cara perdamaian dan bukan peperangan. Namun sayangnya, hingga saat ini, belum
pernah ada hakim dari Indonesia yang menempati salah satu dari lima belas bangku hakim di
International Court of Justice. Hal ini kiranya dapat dijadikan motivasi bersama mengingat

4 Ibid 1.
bahwa setiap negara mempunyai hak yang sama dalam menempati posisi tersebut, selama
memenuhi persyaratan dan ketentuannya.
II. International Criminal Court (ICC / ICCt)
A. Pendahuluan
Mahkamah Pidana Internasional (atau dalam Bahasa Inggris disebut sebagai
International Criminal Court atau ICC) adalah pengadilan tetap dan independen pertama
yang mampu melakukan penyelidikan dan mengadili setiap orang yang melakukan
pelanggaran terberat terhadap hukum kemanusiaan internasional, seperti kejahatan
perang, kejahatan kemanusiaan, pembunuhan dan tindakan agresi.
Mahkamah Pidana Internasional atau ICC ini dibentuk berdasarkan Statuta Roma –
perjanjian dasar ICC – pada tanggal 1 Juli 2002. Hingga saat ini, Perjanjian Mahkamah
Pidana Internasional telah diratifikasi oleh 108 negara perwakilan di seluruh dunia.
Kerangka kerja hukum Mahkamah Pidana Internasional ini ditetapkan oleh Perserikatan
Bangsa – Bangsa. Tercatat dalam kurun waktu empat tahun, sejak penandatanganan
pertama 17 Juli 1998 hingga 11 April 2002, perjanjian Mahkamah Pidana Internasional
telah diratifikasi banyak negara dan dijadikan hukum internasional pada tanggal1 Juli
2002.
Berangkat dari pengalaman sejarah hidup uat manusia selama berabad – abad yang
penuh dengan tindak kekerasan terburuk dimana lebih dari 86 juta warga sipil tewas,
sebagian perempuan dan anak – anak, dan lebih dari 170 juta orang dirampas hak –
haknya, harta benda dan harga dirinya tanpa adanya pemberian keadilan yang memadai,
Majelis Umum PBB ditahun 1948 mengakui perlu adanya mekanisme tetap untuk
mengadili pembunuhan massal dan kejahatan perang. Sejak itu, banyak undang – undang,
perjanjian, konvensi dan protocol membatasi dan melarang segala hal menyangkut
kejahatan perang hingga gas beracun dan senjata kimia. Namun, belum ada pengajuan
sistem peradilan yang mampu menahan setiap individu yang bertanggung jawab atas
tindak kejahatan hukum internasional hingga tahun 1998 saat Statuta Roma diadopsi.
Selain untuk mewujudkan keadilan bagi para korban kejahatan, Mahkamah Pidana
Internasional diharapkan dapat memberikan efek jera bagi para pelaku dan mengakhiri
budaya pemberian ampunan (impunitas) kepada para penjahat internasional.5

B. Struktur Organisasi ICC


Sebagai sebuah mahkamah pidana internasional, ICC menggunakan beberapa Bahasa
dalam forum resminya. Adapun Bahasa resmi yang digunakan adalah Bahasa Inggris,

5 Simon, SH. 2009. Mengenal ICC Mahkamah Pidana Internasional. Koalisi Masyarakat Sipil
untuk Mahkamah Pidana Internasional : Jakarta. Hlm 3 – 4.
Prancis, Arab, Cina, Rusia dan Spanyol, sesuai dengan pasal 36 Statuta, terdapat 18
hakim di dalam ICC yang dipilih negara – negara anggota Statuta Roma. Dalam
Statuta Pasal 36 mengenai kualifikasi hakim, hakim – hakim dipilih dari orang –
orang yang memiliki karakter moral, rasa keadilan dan integritas yang tinggi dan
memiliki kualifikasi yang dipersyaratkan dari negara – negara anggota bagian untuk
menempati jabatan tertinggi di negara asing – masing. Masa jabatan hakim terbagi
atas 9 tahun, 6 tahun dan 3 tahun dan dapat dipilih kembali kecuali bagi hakim yang
telah menerima masa jabatan selama 9 tahun.
Berdasarkan Pasal 34 Statuta Roma, ICC memiliki struktur bagian yang terdiri
sebagai berikut :
a. Pimpinan (Presidency) : terdiri dari seluruh hakim yang dipilih melalui pemilihan
absolut oleh 18 hakim lainnya dengan masa jabatan 3 tahun dan dapat dipilih
kembali. Pimpinan ICC dipimpin oleh 3 hakim yaitu 1 presiden dan 2 wakil
presiden.
b. Divisi Banding, Divisi Peradilan dan Divisi Pra-Peradilan (An Appeals Division, a
Tribunal Division and a Pre-Trial Division) : Divisi banding terdiri dari seorang
Ketua (Presiden) dengan empat orang hakim, Divisi Peradilan terdiri dari tidak
kurang enam orang hakim, dan Divisi Pra-Peradilan yang terdiri dari tidak kurang
dari enam orang hakim.
c. Jaksa Penuntut (the Office of the Prosecutor) : bertanggung jawab untuk menguji
perkara dan melakukan penuntutan terhadap individu yang bertanggung jawab di
bawah wilayah yurisdiksi Mahkamah, yaitu kejahatan perang, kejahatan
kemanusiaan dan genosida.Masa jabatannya adalah 9 tahun dan tidak dapat
diangkat kembali apabila masa jabatan telah berakhir.
d. Kepaniteraan (the Registry) : bertanggung jawab terhadap hal – hal non-yudisial,
administrasi dan pelayanan ICC. Masa jabatan kepaniteraan adalah lima tahun
yang dapat dipilih kembali dengan satu kali pengulangan. 6

C. Mekanisme Kerja
Mekanisme Kerja Mahkamah Pidana Internasional selengkapnya dapat dilihat dalam
Statuta Roma, yang di antaranya menyebutkan :

6 http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/12110/6%20-%20BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y diakses pada 7 September 2019 pukul 23:21.
Pasal 13
Pelaksanaan Jurisdiksi
Mahkamah dapat melaksanakan jurisdiksinya berkenaan dengan kejahatan yang
dicantumkan dalam pasal 5 sesuai dengan ketentuan Statuta ini, kalau :
(a) Suatu situasi (kasus) di mana satu atau lebih kejahatan yang tampak telah
dilakukan itu diteruskan kepada Penuntut Umum oleh suatu negara pihak sesuai
dengan pasal 14;
(b) Suatu situasi (kasus) di mana satu atau lebih kejahatan yang tampak telah
dilakukan tersebut diteruskan kepada Penuntut Umum oleh Dewan Keamanan
yang bertindak berdasarkan Bab VI Piagam Perserikatan Bangsa – Bangsa; atau
(c) Penuntut Umum dapat memprakarsai suatu penyelidikan berkenaan dengan
kejahatan tersebut sesuai dengan pasal 15.
Pasal 14
Penyerahan suatu Situasi (Kasus) oleh Negara Pihak
1. Suatu Negara Pihak dapat menyerahkan kepada Penuntut Umum suatu situasi
(kasus) di mana satu atau lebih kejahatan dalam jurisdiksi Mahkamah tampak
telah dilakukan sambal minta Penuntut Umum untuk menyelidiki situasi (kasus)
itu dengan tujuan untuk menetapkan apakah seorang tertentu atau lebih harus
dituduh telah melakukan kejahatan tersebut.
2. Sejauh mungkin, suatu penyerahan memerinci keadaan yangberkaitan dan disertai
oleh dokumentasi pendukung sebagaimana hal itu tersedia bagi negara yang
menyerahkan situasi (kasus) tersebut.
Pasal 15
Penuntut Umum
1. Penuntut Umum dapat memulai penyelidikan proprio motu atas dasar informasi
tentang kejahatan dalam jurisdiksi Mahkamah.
2. Penuntut Umum menganalisis keseriusan informasi yang diterima. Untuk maksud
ini, ia dapat mencari informasi tambahan dari negara, badan – badan tertentu di
Perserikatan Bangsa – Bangsa, organisasi antar-pemerintah atau organisasi non-
pemerintah, atau sumber – sumber lain terpercaya yang dianggapnya tepat, dan
dapat menerima kesaksian tertulis atau lisan di tempat kedudukan Mahkamah.
3. Kalau Penuntut Umum menyimpulkan bahwa ada suatu dasar yang masuk akal
untuk melanjutkannya dengan penyelidikan, ia menyampaikan kepada Sidang Pra-
Peradilan suatu permintaan untuk kewenangan guna melakukan penyelidikan,
bersama – sama dengan suatu badan pendukung yang dikumpulkan. Para korban
dapat mengajukan wakilnya kepada Sidang Pra-Peradilan, sesuai dengan Hukum
Acara dan Pembuktian.
4. Kalau Sidang Pra-Peradilan, setelah memeriksa permohonan dan bahan
pendukung, menganggap ada suatu dasar yang masuk akal untuk melanjutkan
dengan penyelidikan, dan bahwa kasus itu tampak masuk ke dalam jurisdiksi
Mahkamah, maka Mahkamah memberi wewenang dimulainya penyelidikan tanpa
merugikan keputusan – keputusan berikutnya dari Mahkamah berkenaan dengan
jurisdiksi dan dapat doterimanya suatu kasus.
5. Penolakan Sidang Pra-Peradilan untuk memberi wewenang dilakukannya
penyelidikan tidak menghalangi suatu permohonan yang kemudian diajukan oleh
Penuntut Umum berdasarkan fakta – fakta atau bukti baru mengenai situasi
(kasus) yang sama.
6. Kalau, setelah pemeriksaan pendahuluan yang disebutkan dalam ayat 1 dan 2,
Penuntut Umum menyimpulkan bahwa informasi yang diberikan tidak merupakan
dasar yang masuk akal untuk penyelidikan, ia memberitahukan hal tersebut
kepada orang – orang yang memberi informasi. Hal ini tidak menghalangi
Penuntut Umum untuk mempertimbangkan lebih lanjut informasi yang diajukan
kepadanya mengenai situasi (kasus) yang sama berdasarkan fakta dan bukti baru.
Pasal 17
Masalah Dapat-Diterimanya Perkara
1. Dengan mengingat Ayat 10 dari Mukadimah Statuta ini dan Pasal 1, Mahkamah
menetapkan bahwa suatu kasus tidak dapat diterima kalau :
(a) Kasusnya sedang diselidiki atau dituntut oleh suatu Negara yang mempunyai
jurisdiksi atas kasus tersebut, kecuali kalau Negara tersebut tidak bersedia atau
benar-benar tidak dapat melakukan penyelidikan atau penuntutan;
(b) Kasusnya telah diselidiki oleh suatu Negara yang mempunyai jurisdiksi atas kasus
tersebut dan Negara itu telah memutuskan untuk tidak menuntut orang yang
bersangkutan, kecuali kalau keputusan itu timbul dari ketidaksediaan atau ketidak-
mampuan Negara tersebut untuk benar-benar melakukan penuntutan;
(c) Orang yang bersangkutan telah diadili atas perbuatan yang merupakan pokok
pengaduan itu, dan suatu sidang oleh Mahkamah tidak diperkenankan berdasarkan
pasal 20, ayat 3;
(d) Kasusnya tidak cukup gawat untuk membenarkan tindakan lebih lanjut oleh
Mahkamah.7

7 Statuta Roma Mahkamah Pidana Internasional.


D. Penutup
Mahkamah Pidana Internasional didirikan dan lebih difokuskan kepada pelanggaran yang
menyangkut hak asasi manusia (HAM) dengan berpedoman pada Statuta Roma yang
disahkan oleh Konferensi Diplomatik Perserikatan Bangsa – Bangsa padal tanggal 17 Juli
1998. Hal ini merupakan suatu keputusan yang baik mengingat kejahatan beragam bentuknya
dan dapat terjadi dimana saja serta oleh siapa saja; sehingga peran suatu lembaga dalam
tingkat internasional diperlukan untuk mengatasi hal – hal tersebut.
III. International Committee of the Red Cross (ICRC)
A. Pendahuluan
ICRC merupakan sebuah organisasi yang tidak memihak, netral dan independen yang
memiliki misi kemanusiaan khusus untuk melindungi kehidupan dan martabat korban konflik
bersenjata dan situasi kekerasan lainnya serta memberikan mereka bantuan. ICRC juga
berupaya mencegah penderitaan dengan mempromosikan dan memperkuat hukum humaniter
dan prinsip – prinsip kemanusiaan universal.8
ICRC didirikan pada tanggal 17 Februari 1863 di Jenewa, Swiss. ICRC bekerja
didasarkan pada Konvensi Jenewa tahun 1949, Protokol Tambahannya, Statuta dan Konvensi
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. ICRC beroperasi di seluruh dunia dan mempekerjakan
sekitar 16.000 orang di lebih dari 80 negara. ICRC didanai terutama oleh sumbangan sukarela
dari pemerintah dan dari Palang Merah Nasional dan Bulan Sabit Merah. 9
Terbentuknya ICRC diawali ketika tanggal 24 Juni 1859 di Kota Solferino, Italia
Utara, sedang terjadi pertempuran besar antara pasukan Prancis dan Italia melawan Pasukan
Austria. Seorang warga negara Swiss bernama Henry Dunant pada hari yang sama tengah
melakukan perjalanan bisnis dan kala itu akan menjumpai Kaisar Prancis, Napoleon III. Di
bekas arena peperangan tersebut, Henry Dunant melihat ribuan tentara menderita luka parah
dan tergeletak begitu saja tanpa pertolongan medis. Henry Dunant merasa iba dan berusaha
mencari tahu apa yang terjadi. Setelah ditelurusi, ternyata bantuan medis militer dari kedua
belah pihak yang berperang tidak sanggup untuk merawat banyaknya tentara terluka pada
perang tersebut, sehingga mereka dibiarkan tergeletak begitu saja. Menanggapi hal ini, Henry
Dunant mengajak warga setempat untuk bekerjasama memberikan bantuan merawat para
tentara perang yang terluka tersebut.
Setelah Henry Dunant kembali ke Swiss, Ia menuangkan pengalaman
kemanusiaannya selama di Solferino pada sebuah buku yang berjudul A Memory of Solferino,
dimana di dalam buku itu berisi dua hal penting yaitu :
a. Agar pada masa damai didirikan perhimpunan – perhimpunan bantuan kemanusiaan
yang memiliki juru rawat yang siap untuk merawat korban yang terluka pada waktu
terjadi perang;
b. Agar para relawan yang akan bertugas membantu dinas medis angkatan bersenjata
diberi pengakuan dan perlindungan melalui sebuah perjanjian internasional. 10

8 https://www.icrc.org/en/who-we-are diakses pada Minggu, 8 September pukul 11:30.


9 Ibid.
10http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/12117/f%29%20BAB%20II.pdf?
sequence=7&isAllowed=y diakses pada Minggu 8 September 2019 pukul 11:49.
B. Struktur Organisasi ICRC
Dalam menjalankan tugas – tugas organisasi, dibentuk 3 struktur umum, yaitu :
 Majelis Umum : merupakan badan tertinggi dari federasi;
 Komite Pelaksana;
 Sekretariat.
Untuk lebih detailnya, stuktur organisasi ICRC dapat dilihat dalam bagan berikut ini :

Dari bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi ICRC dikepalai oleh seorang
Presiden yang kemudian membawahi beberapa organisasi ICRC di tingkat regional lainnya.

C. Mekanisme Kerja

Terdapat empat kriteria situasi dimana ICRC akan bertindak :


1. Upaya ICRC untuk membantu para korban internasional konflik bersenjata dan
konflik bersenjata non-internasional ada di inti dari misinya. ICRC menawarkan

11 Ibid.
layanannya pada dasar hukum humaniter internasional, dan setelah mengambil karena
kebutuhan yang ada atau yang diperkirakan akan terjadi untuk bantuan kemanusiaan.
2. Dalam situasi kekerasan lainnya, ICRC menawarkan layanannya jika keseriusan
kebutuhan yang tidak terpenuhi dan urgensi situasi memerlukan langkah seperti itu.
Itu juga mempertimbangkan apakah itu dapat melakukan lebih dari yang lain karena
status spesifiknya sebagai organisasi yang netral dan independen serta
pengalamannya. Dalam situasi ini, penyedia layanannya tidak didasarkan
tentang hukum humaniter internasional tetapi pada Statuta Pergerakan.
3. Jika bencana alam atau teknologi atau pandemi terjadi di daerah di mana ICRC
memiliki kehadiran operasional, artinya dapat digunakan dengan cepat dan membuat
signifikan kontribusi, organisasi melangkah dengan keunikannya kemampuan, sejauh
mampu dan dalam kerja sama dengan Gerakan. Biasanya mengambil tindakan selama
hanya fase darurat.
4. Dalam situasi lain, ia memberikan kontribusi uniknya sendiri upaya semua lembaga
kemanusiaan, terutama di dalamnya "Bidang keahlian seperti menelusuri kerja dan
menyebarluaskan hukum humaniter internasional dan Prinsip-Prinsip Mendasar. Ini
semua "bidang di mana ia memiliki mandat eksplisit.12

D. Penutup
ICRC merupakan organisasi yang semula dan hingga kini bertujuan untuk melindungi
korban peperangan, dan berfokus pada isu pelanggaran hak asasi manusia. Organisasi ini
didirikan di Swiss dan hingga kini telah banyak terasosiasi dengan banyak organisasi palang
merah di tingkat nasional. Hal ini merupakan sebuah langkah positif dan harus kita dukung
bersama mengingat mereka yang berperang dan menjadi korban juga memiliki hak yang
harus dilindungi dan dijunjung tinggi.

IV. International Chamber of Commerce (ICC)


A. Pendahuluan
International Chamber of Commerce (ICCI atau Badan Perdagangan Internasional
merupakan sebuah organisasi nirlaba internasional yang bekerja mempromosikan dan
mendukung perdagangan global dan globalisasi. Berperan sebagai perkawilan sejumlah
bisnis dunia dalam ekonomi global, terhadap pertumbuhan ekonomi, pembuatan
lowongan kerja dan kemakmuran. Organisasi bisnis global ini berperan untuk membantu
12 https://www.icrc.org/en/doc/assets/files/other/icrc_002_0963.pdf diakses pada 8
September 2009 pukul 23:45.
pembangunan global pada masalah bisnis. ICC memiliki akses langsung ke pemerintah
nasonal di seluruh dunia melalui komite nasionalnya. ICC telah membuat sejumlah
aktivitas, salah satunya adalah ICC International Court of Arbitration, yaitu sebuah badan
yang mendengar dan menyelesaikan sengketa pribadi antara partai.
International Chamber of Commerce (ICC) didirikan tahun 1919 untuk melayani
bisnis dunia dengan mempromosikan perdagangan dan investasi, membuka pasar untuk
barang dan jasa, dan arus bebas pendapatan. Secretariat internasional organisasi dibentuk
di Paris dan International Court of Arbitration ICC didirikan tahun 1923.
Presiden pertama ICC adalah Etienne Clémentel. Bulan Desember 2004, Dewan
Dunia memilih Young Sung Park sebagai pimpinan ICC, Marcus Wallenberg sebagai
Wakil Pimpinan dan Jean-Rene Fourtou sebagai Pimpinan Kehormatan. Bulan Juni 2005,
Guy Sebban terpilih menjadi Sekretariat Internasional oleh Dewan Dunia (Wikipedia,
2011).13

B. Struktur Organisasi
Terdapat empat badan pemerintahan utama ICC :
1. Dewan Dunia (World Council) : Badan pengatur utama ICC adalah Dewan Dunia,
yang terdiri dari perwakilan komite nasional. Pejabat tertinggi ICC, ketua dan wakil
ketua dipilih oleh Dewan Dunia setiap dua tahun.
2. Dewan Eksekutif : Dewan Eksekutif memberikan arahan strategis untuk ICC. Dewan
ini dipilih oleh Dewan Dunia dan terdiri dari 30 pemimpin bisnis dan anggota ex-
officio. Tugas utama dewan eksekutif adalah pengembangan strategi ICC dan
implementasi kebijakan.
3. Sekretariat Internasional : Sekretariat Internasional adalah lengan operasional ICC
dan bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mengimplementasikan program
kerja ICC dan memperkenalkan perspektif bisnis ke organisasi antar pemerintah.
Sekretaris jendral, yang ditunjuk oleh Dewan Dunia, mengawasi badan pemerintahan
ini.
4. Komite Keuangan : Komite Keuangan bertindak sebagai penasihat bagi dewan
eksekutif di semua aspek keuangan. Komite ini menyiapkan anggaran atas nama
dewan, menyerahkan laporan berkala, meninjau implikasi keuangan dari kegiatan ICC
dan mengawasi seua pengeluaran dan aliran pendapatan.

C. Mekanisme Kerja
13 ICC, Faizah Rani, 8 Januari 2012.
Di International Chamber of Commerce, mereka melakukan lebih dari sekedar
mendukung perdagangan dalam perekonomian saat ini. Mereka juga membantu
menyelesaikan kesulitan yang timbul dalam perdagangan internasional melalui layanan
penyelesaian sengketa yang dikelola oleh pasar mereka.
Perusahaan dan pemerintah di seluruh dunia beralih ke layanan mereka sebagai altenatif
yang menarik untuk litigasi. Hal ini karena tidak hanya solusi netral dan andal yang
membantu menghemat waktu dan uang, para pihak juga cukup fleksibel untuk memenuhi
beragam kepentingan dan kebutuhan pihak di berbagai belaahn dunia dan berbagai sektor
ekonomi.
Dari Pengadilan Arbitrase Internasional unggulan mereka yang mengelola arbitrasi ICC,
hingga pusat internasional untuk alternative penyelesaian sengketa mereka menyediakan
bentuk – bentuk alternative penyelesaian sengketa lainnya. Layanan mereka didasarkan
secara eksklusif pada aturan yang disegani dan mereka hanya memeperdayakan orang –
orang yang berwenang untuk mengelola.
Para pihak tidak harus menjadi anggota ICC untuk menjadikan ICC sebagai pilihan
pertama dalam menyelesaikan sengketa besar atau kecil. Bahkan, dengan klausa standar yang
tersedia untuk dimasukkan dalam kontrak komersial mereka dan ketersediaan aturan mereka
dalam beberapa Bahasa, resolusi sengketa ICC lebih mudah diakses daripada sebelumnya.14
D. Penutup
ICC merupakan organisasi yang sangat dibutuhkan saat kini mengingat perkembangan zaman
dan globalisasi yang mengakibatkan perdagangan dan wilayah dunia sulit untuk benar –
benar dibatasi. Perdagangan dengan mudah dapat dilakukan, baik antar daerah maupun antar
negara. Sejalan dengan itu, tak dapat dipungkiri terkadang terdapat beberapa konflik yang
timbul dan ICC hadir menawarkan solusi di antaranya sebagai penengah dalam penyelesaian
sengketanya.

14 https://iccwbo.org/about-us/who-we-are/dispute-resolution/ diakses pada 8 September


2019 pukul 23:56.

Anda mungkin juga menyukai