Anda di halaman 1dari 15

HAK ASASI MANUSIA PKN17

MODUL 4
KEGIATAN BELAJAR 1

Di Susun Oleh :

1. Mela Lina Wati ( 855746585)


2. Mahful Riyan (855746553)
3. Danang Bagus Saputra (857006446)

PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS


TERBUKA
MAHASISWA SMT 3 (2022)
Latar Belakang
Pelanggaran HAM Internasional

Berdasarkan statusa Roma (Pasal 5) di sebutkan bahwa yang


termasuk kejahatan HAM berat (the most serious crimes) ada
empat macam, yaitu:
1.Kejahatan genosida (crimes of genocide)
2.Kejahatan terhadap kemanusiaan (crimes against humanity);
3.Kejahatan perang (war crimes)
4.Kejahatan agresi (the crimes of aggression).
Dalam statusa Roma pasal 5 dijelaskan bahwa yang disebut dengan kejahatan perang adalah:

1. Pelanggaran berat terhadap Konvensi Jenewa 1949

2. Pelanggaran terhadap hukum dan kebiasaan yang diterapkan dalam sengketa bersenjata
internasional

3.Sengketa bersenjata yang bukan merupakan persoalan internasional

4. Berlaku bagi sengketa bersenjata yang tidak bersifat internasional dan tidak berlaku bagi keadaan
kekacauan dan ketegangan dalam negeri

5. Pelanggaran serius lain terhadap hukum dan kebiasaan berlaku dalam sengketa bersenjata yang tidak
bersifat internasional, dalam rangka hukum interasional yang ditetapkan.
Beberapa sumber hukum internasioal terpenting yang
memberikan sumbangan definisi terhadap apa yang di
sebut”internasional crimes” saat ini adalah:

a. Statusa dan praktek pengadilan Nurembergh dan Tokyo,


b. ICTRY (Interasional Criminal Tribunal for Yugoslavia),

c. ICTR (Internasional Criminal Tribunal for Rwanda), dan

d. Statusa Roma.
STATUTA DAN PRAKTEK PENGADILAN
NUREMBERG DAN TOKYO

• Jenis-jenis kejahatan yang hingga saat ini dianggap sebagai tindak


kejahatn Internasional:

• 1.Kejahatan terhadap perdamaian

• 2. Kejahatan perang

• 3. Kejahatan terhadap kemanusiaan

• Dalam pegadilan ini pertama kali dikenal konsep Individual criminal


responsibility.
• Dalam draf kodifikasi dinyatakan bahwa yang termasuk
dalam tindak kejahatan terhadap perdamaian dan keamanan
umat manusia:

• 1.Kejahatn agresi (pasal 16)

• 2. Kejahatan genosida ( pasal 17)

• 3. Kejahatan terhadap komunitas (pasal 18)

• 4. Kejahatan terhadap PBB dan personil2 nya (pasal 19)

• 5. Kejahatan perang  (pasal 20)


• 2)ICTY

Statuta ICTY memberikan sumbangan besar terhadap pengembangan konsep


individual criminal responsibility dan comand responsibility.

      ICTR Dibentuk melalui Resolusi Dewan Keamanan PBB No. S/RES /955
tahun 1994,dal;am statunya menyatakan bahwa lingkup kewenangan
pengadilan tersebut adalah mengadali mereka yang bertanggung jawab atas
tindak kejahatan internasional yang  masuk dalam yursdiksi ICTR :

• 1.Genosida (pasal 2)

• 2.Kejahatan thd kemanusiaan (pasal 3)

• 3.Pelanggaran pasal 3 seluruh Konvenmsi-konvensi Geneva 1949 beserta


Protokol tambahan II tahun 1977 (pasal 4)
• Berikutnya yang menjadi cikal bakal Statuta Roma ,yang merupakan hasil kerja International
Law Commision,menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan tindak kejahatan internasional dan
akan berada dalam yurisdiksi pengadilan pidana internasional adalah:

• 1.Kejahatan genosida

• 2.Kejahatan agresi

• 3.Pelanggaran serius terhadap hukum dan kebiasaan yang berlaku saat pertikaian bersenjata

• 4.Kejahatan terhadap kemanusiaan

• 4.kejahatan yang dilakukan berkaitan dengan perjanjian yang merupakn tindak kejahatan yang
sangat serius yang bersifat internasional
• Statuta Mahjamah Pidana Internasional merupakan cikal bakal Statuta
Roma,dan disepakati dalam International Diplomatic Conference di
Roma pada tanggal 17 Juli 1998.Statuta Roma amencantumkan secara
eksplisit  bahwa kejahatan yang berupa serangan seksual sebagai
kejahatan thd kemanusiaan dan kejahatan perang .Beberapa tindakan
yang dapat dimasukan dalam 2 kategori ani ialah:

• Perkosaan,perbudakan seksual,prostitusi yang dipaksakan ,kehamilan


yang dipaksakan ,sterilisasi yang dipaksakan.bentuk lain dari
kekerasan seksual yang memiliki bobot  yang setara (equal gravity)
(pasal 7 ayat 1.b)(pasal 8 ayat 2.b.xxii)(pasal 8 ayat 2.e.vi)


KEGIATAN BELAJAR 2

PROSES PERADILAN HAM INTERNASIONAL

•Lahirnya Komisi PBB untuk Ham bukan tanpa kendalaPersoalan tentang keberadaan
pengadilan suprasional semula bahkan sampai saat ini banyak diperdebatkan sehubungan
dengan Doktrin Kedaulatan negara dan Imunitas Negara(Doctrin  of State Sovereignity or
State Immunity) yang membentengi suatu perbuatan negara terhadap langkah hukum dari
negara lain.Logika yang digunakan adalah bahwa  wilayah /teritorial negara merupakan
landasan utama untuk menentukan yurisdiksi kriminal.

•Alasan primer masyarakat internasional untuk memaksakan rezim hukum pidana


internasional untuk menuntuk dan memidana perilaku kekejaman yang dilakukan dalam
teritorial suatu negara berdaulat adalah karena kekejaman tersebuit seringkali di
perintahkan dan bahkan diampuni oleh orang2 yang berkuasa kebal secara de jure / de
facto dari tuntutan pidana dibawah sistem hukum domestik.
• Sumber kewenangan hukum dan legitimasi dari pengadilan supranasional
dapat dilihat dari 3 dimensi :

• 1.PBB sbg  badan internasional dan dukungan procedural dari


anggota2nya ,khususnya melalui dewan Keamanan.Tanpa persetujuan PBB tidak
mungkin ada pengadila suprasional.

• 2.Berbagai Konvensi dan trakat internasional.Misalnya saja Konvensi Jenewa


1949,Konvensi tentang Genosida 1948,Statuta Roma tahun 1998

• 3.Asas hukum umum jus cogens yakni norma2 fundamental yang diakui oleh
masyarakat internasional berstatus superior terhadap norma-norma lain(Fairchild
and dammer)

• Beberapa contoh pengadilan HAM internasion


• IMT Nuremberg dan IMT Tokyo

•    Karena kejahatan sudah terjadi sebelum Charter disusun ,maka terjadi


penentangan atas dasar Ex post facto criminalzation.Untuk menjawab tantangan
tersebut .IMT menunjuk 2 konvensi Den Haag dan 1928 Kellog Briand Pact atas
dasar crimes again peace   .

• Harus diakui bahwa apapun argumentasi IMT Nuremberg telah menciptakan


Precedent yang dapat menembus asas legalitas (principle of legality)yang sangat
bermanfaat di masa  sesudahnya dalam rangka penerapan hukum pidana
internasional.IMT Numberg juga menyimpulkan bahwa maxim  nullum crime
sine lege tidak merupakan suatu pembatasan kedaulatan (limitation of
soveregnity) tetapi secara umum merupakan suatu asas keadilan (a principle of
justice)
• 2.ICTR

• 3.ICTY

• Persamaan-persamaan ICTY dan ICTR:

• 1.keduanya dibentuk  oleh dewan Keamanan PBB atas dasar Chapter VII UN


Chapter

• 2.Keduanya merupakan Subsidiary organs Dewan Keamanan

• 3.Keduanya terikat untuk menerapkan hukum internasional yang merupakan


bagian dari hukum kebiasaan internasonal

• 4.keduanya memiliki struktur yang sama


• Perbedaan ICTY & ICTR:

• 1.ICTY memiliki yuridiksi terhadap  berbagai kejahatan baik di dalam international armed conflict
maupun internal armed conflict/.ICTR memiliki yurisdiksi terhadap kejahatan yang dilakukan dalam
internal armed conflict

• 2.ICTY memiliki fungsi yurisdiksi teerhadap kemanusiaananya apabila dilakukan didalam konflik
bersenjata.ICTR mempunyai yurisdiksi  terhadap kejahatan kemanusiaan apabila dilakukan on
national,political,eyhnic,racial or other religious

• Ground.

• 3.ICTY mempunyai yuridiksi terhadap kejahatan yang dilakukan di wilayah former Yugoslavia sejak
1991.ICTR memiliki yuridiksi trhadap kejahatan yang dilakukan di Rwanda /negara-negara tetangga
Rwanda antara 1 Januari 1994-31 desember 1994.


TERIMA KASIH…!!!

Anda mungkin juga menyukai