Anda di halaman 1dari 15

MODUL 4

PELANGGARAN DAN PROSES PERADILAN HAM


INTERNASIONAL
Kelompok 4
1. Exkit Lestari
2. Hasni Syaqira Rahayu
3. Ika Tirta Yani
KB 1 PELANGGARAN HAM INTERNASIONAL
A. APA PELANGGARAN HAM INTERNASIONAL ITU
Pelanggaran HAM adalah pelanggaran terhadap hak-hak yang paling asasi
dari seseorang atau kelompok orang termasuk merampas hak hidup .
Berdasarkan statuta roma (pasal 5) disebutkan bahwa yang termasuk kejahatan
HAM berat (the most serious crimes) ada 4 macam :
1. Kejahatan genosida (crime of genocide)
2. Kejahatan terhadap kemanusiaan (crimes against humanity)
3. Kejahatan perang (war crimes)
4. Kejahatan agresi (the crime of aggression)
1. Genosida adalah kejahatan yang dilakukan 2. Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah perbuatan

dengan maksud untuk menghancurkan atau yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang

memusnahkan seluruh atau sebagian meluas atau sistemik yang diketahuinya bahwa

kelompok bangsa, kelompok ras, kelompok serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap
penduduk sipil
etnis dan kelompok agama
• Contohnya serangan pasukan bersenjata Israel yang
• Contoh
ditujukan pada penduduk sipil palestina dengan dalih
Pembantaian etnis di bekas Negara yugoskavia
melumpuhkan paramilisiyangmelakukan perlawanan
yang dilakukan oleh rodovan karadzik selaku
intifada, yakni suatu gerakan perlawanan rakyat
pemimpin bangsa Serbia terhadapetnis lain di
palestina terhadap kekejaman zionis Israel
negerinya
3. Dalam statute roma (pasal 5) di jelaskan bahwa yang disebut dengan kejahatan perang adalah sebagai berikut :
a. Pelanggaran berat terhadap konvensi jenewa 1949
b. Pelanggaran terhadap hukum dan kebiasaan yang diterapkan dalam sengketa bersenjata internasional
c. Sengketta bersenjata yang bukan merupakan persoalan internasional, antara lain melakukan kekerasan terhaap
kehidupan/pemotongan anggota tubuh/perlakuan kejam, melakukan kebiadaban terhadap martabat
d. Berlaku bagi sengketa bersenjata ang tidak bersifat internasional dan tidak berlaku bagi keadaan kekacauan dan
ketegangan dalam negeri
e. Pelanggaran serius lain terhadap hukum dan kebiasaan berlaku dalam sengketa bersenjata yang tidak bersifat
internasional, dalam rangka hukum internasional yang ditetapkan

4. Kejahatan agresi.
Jenis kejahatan ini diakibatkan oleh penyerangan pasukan satu Negara terhadap Negara lain.
B. Statuta dan praktek pengadilan Nuremberg dan tokyo

Dalam pengadilan Nuremberg dan Tokyo inilah pertama kali dikenal konsep individual
Jenis-jenis kejahatan yang hingga saat ini criminal responsibility. Pada tanggal 21 November 1947, sehabis perang dunia kedua,

dianggap sebagai tindak kejahatan internasional PBB membentuk Komisi Hukum Internasional (International Law Commission) melalui

Resolusi Majelis Umum PBB No. 174 (II). Tugas utama Komisi ini adalh untuk
pertama kali diperkenalkan oleh statute pengadilan
menyusun sebuah standar hukum internasional yang menjadi pegangan setiap Negara
Nuremberg dan Tokyo tahun 1945. tindak anggota PBB. Dalam 20 pasal “Draft Code of Crimes Against Peace and Security of

kejahatan internasional dimaksud adalah: Mankind” dinyatakan bahwa yang ttermasuk di dalam tindak “kejahatan terhadap

perdamaian dan keamanan umat manusia” adalah :


1. Kejahatan terhadap perdamaian (crimes
1. Kejahatan agrasi (pasal 16) yang memberikan dasar bagi penjabaran lebih lanjut
against peace)
definisi command responsibility
2. Kejahatan perang (war crimes) 2. Kejahatan genosida (pasal 17)

3. Kejahatan terhadap kemanusiaan (crimes 3. Kejahatan terhadap kemanusiaan (pasal 18)

4. Kejahatan terhadap PBB dan personel-personelnya (pasal 19)


against humanity)
5. Kejahatan perang (pasal 20)
d. ICTR (INTERNATIONAL CRIMINAL
C. ICTY (INTERNATIONAL CRIMINAL TRIBUNAL FOR RWANDA)
TRIBUNAL FOR YUGOSLAVIA
ICTR yang dibentuk melalui Resolusi Dewan Keamanan PBB
No. S/RES.955 tahun 1994, dalam statutanya menyatakan
bahwa lingkup kewenangan pengadilan tersebut adalah
Statuta ICTY di anggap bertanggung mengadili mereka yang bertanggung jawab atas tindak
kejahatan internasional yang masuk dalam yurisdiksi ICTR ini
jawab pidana secara individu tidak adalah :
1. Genosida (pasal 2)
hanya orang yang melakukan tapi 2. Kejahatan terhadap kemanusiaan (pasal 3)
3. Pelanggaran pasal 3 seluruh konvensi-konvensi Geneva
juga yang memerintahkan 1949 beserta protocol tambahan II tahun 1977 (pasal 4)
Pada tahun 1994, Draft Statute for an International Criminal
melakukan tindak kejahatan. Court, menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan tindak
kejahatan internasional dan akan berada dalam yurisdiksi
ICTY juga yang mempekenalkan pengadilan pidana internasional adalah :
1. Kejahatan genosida
praktek penerapan command
2. Kejahatan agresi
responsibility dalam pengadilan 3. Pelanggaranserius terhadap hukum dan kebiasaan yang
berlaku saat pertikaian bersenjata
pidana. 4. Kejahatan terhadap kemanusiaan
5. Kejahatan yang dilakukan berkaitan dengan perjanjian
yang merupakan tindak kejahatan yang sangat serius
yang bersifat internasional
STATUTA ROMA

Statute for an International Criminal Court (Statuta Mahkamah Pidana Internasional) merupakan cikal bakal statute Roma. Statuta Roma sendiri akhirnya

disepakati dalam International Diplomatic Conference di Roma pada tanggal 17 juli 1998. dalam statute ini disebutkan bahwa tindakan kejahatan internasional

adalah “kejahatan paling serius yang menyangkut masyarakat internasional secara keseluruhan” yaitu :

1. Genosida (The Crime Of Genocide)

2. Kejahatan terhadap kemanusiaan (Crime Against humanity)

3. Kejahatan perang (War Crimes)

4. Kejahatan agresi (The Crimes of aggression)

Beberapa tindnakan yang dapat dimasukkan dalam dua kategori serangan seksual adalah:

1. Perkosaan

2. Perbudakan seksual

3. Prostitusi yang dipaksakan

4. Kehamilan yang dimaksakan

5. Sterilisasi yang dipaksakan

6. Bentuk lain dari kekerasan seksual yang memiliki bobot yang setara (equal gravity) (pasal 7 ayat 1.b) (pasal 8 ayat 2.b.xxii) (pasal 8 ayat 2.e.vi)
KB 2 PROSES PERADILAN HAM
INTERNASIONAL
A. APA PERLUNYA PENGADILAN SUPRANASIONAL
Dalam rangka menyelesaikan masalah pelanggaran HAM ini pula, PBB membentuk Komisi PBB untuk Hak Asasi Manusia (The United

Nations commission on Human right). Lahirnya Komisi PBB untuk Hak Asasi Manusia itu bukan tanpa kendala. Persoalan tentang

keberadaan pengadilan supranasional banyak diperdebatkan sehubungan dengan Doktrin kedaulatan Negara dan imunitas Negara (Docrine of

State Sovereignity or state Immunity) yang membentengi suatu perbuatan Negara terhadap langkah hukum dari Negara lain.

Sumber kewenangan hukum dan legitimasi (legal jurisdiction) dari pengadilan supranasional dapat dilihat dari tiga dimensi yaitu :

1. PBB sebagai badan internasional dan dukungan procedural dari anggota-anggotanya, khususnya melalui dewan keamanan. Tanpa

persetujuan PBB tidak mungkin ada pengadilan supranasional

2. Berbagai konvensi dan traktat internasional. Misalnya saja konvensi jenewa 1949, konvensi tentang genosida tahun 1948 statute roma

tahun 1998

3. Asas hukum umum ‘jus cogens’ (peremptory norms of international law) yakni norma-norma fundamental yang diakui oleh

masyarakat internasional berstatus ‘superior’ terhadap norma-norma lain (Farchild an Dammer,2001)


B. BAGAIMANA KOMISI PBB UNTUK HAM
BEKERJA
Cara kerja komisi PBB untuk Hak Asasi mausia untuk sampai pada
Sanksi internasional bagi pelanggaran HAM

proses peradilan internasional dapat digambarkan sebagai berikut. internasional adalah :


Langkah pertama melakukan pengkajian (studies) terhadap 1. Diberlakukannya travel warning terhadap
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan, baik dalam suatu Negara warga negaranya
tertentu maupun secara global. Terhadap kasus-kasus pelanggaran 2. Pengalihan investasi atau penanaman modal
yang terjadi, kegiatan Komisi terbatas pada himbauan serta asing
persuasi. Kekuatan himbauan dan persuasi terletak pada tekanan
3. Pemutusan hubungan diplomatic
opini dunia internasional terhadap pemerintah yang bersangkutan.
4. Pengurangan bantuan ekonomi
Seluruh temuan komisi ini dimuat dalam Yearbook of Human Rights
5. Pengurangan tingkat kerja sama
yang disampaikan kepada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-
6. Pemboikotan produk ekspor
bangsa
7. Embargo ekonomi
C. BEBERAPA CONTOH PENGADILAN HAM INTERNASIONAL

1. IMT NUREMBERG DAN IMT TOKYO


Atas dasar deklarasi Moscow 1 November 1943 dan London Converence, paka pada tanggal 8 agustus 1945
diadopsi ‘the agreement for the prosecution and punishment of major war criminals of the European axis, and
establishing the chrterof the IMT’, ditandatangani oleh 4 Negara pemenang perang yaitu Inggris, Prancis, Uni
Soviet Dan Amerika Serikat. Charter tersebut yang merupakan lampiran dari agreement. Perjanjian tersebut juga
didukung oleh 19 Negara. Pada Oktober 1945, 24 tokoh NAZI di adili dan selesai setahun kemudian dan secara
keseluruhan berhasil mengadili 99 orang terdakwa, 12 di antaranya dijatuhi pidana mati. Yurisdiksi IMT
menyangkut 3 kategori kejahatan yakni :
a. Crimes Against Peace
b. War Crimes
c. Criems Against Humanity
2. International criminal tribunal for the 3. International criminal tribunal
former Yugoslavia (ICTY)
for Rwanda (ICTR)gs

• ICTR dibentuk oleh Dewan Keamanan PBB pada bulan


ICTY dibentuk melalui resolusi dewan
November 1994 dan berlokasi di Arusha, Tanzania. ICTR
keamanan PBB pada tahun 1993 guna bertujuan untuk menuntut dan mengadili orang-orang yang
menginvestigsi, menuntut dan bertanggung jawab atas terjadinya genosida dan kejahatan-
mengadili individu-individu yang kejahatan berat lain yang melanggar hukum humaniter
bertanggung jawab atas terjadinya internasional di Rwanda atau oleh orang-orang Rwanda di

pelanggaran berat terhadap hukum Negara tetangga selama tahun 1994, khususnya yang

humaniter internasional selama konflik dilakukan oleh ekstremis suku shutu terhadap antara
500.000 sampai satu juta suku tutsi dan orang-orang
bersenjata sejak tahun 1991.
moderat dari suku Hutu selama kurang lebih 3 bulan.
Persamaan antar ICTY dan ICTR
1. Keduanya dibentuk oleh dewan keamanan PBB atas dasar
Chapter VII UN Charter
2. Keduanya merupakan ‘subsidiary organs’ Dewan Keamanan
3. Keduanya terikat untuk menerapkan hukum internasional yang
merupakan bagian dari hukum kebiasaan internasional
4. Keduanya memiliki struktur yang sama
Perbedaan ICTY dan ICTR
1. ICTY memiliki jurisdiksi terhadap berbagai kejahatan baik di dalam ‘international armed
conflict’ maupun ‘internal armed conflict’. ICTR memiliki yurisdiksi terhadap kejahatan yanag
dilakukan dalam ‘internal armed conflict’
2. ICTY memiliki yurisdiksi terhadap kejahatan terhadap kejahatan terhadap kemanusiaan hanya
apabila dilakukan di dalam suatu konflik bersenjata. ICTR mempunyai yurisdiksi terhadap
kejahatan terhadap kemanusiaan hanya apabila dilakukan ‘on national, political, ethnic’ racial
or other religious ground’.
3. ICTY mempunyai yurisdiksi terhadap kejahatan yang dilakukan di wilayah ‘former Yugoslavia’
sejak 1991. ICTR memiliki yurisdiksi terhadap kejahatan yang dilakukan di Rwanda atau
Negara-Negara tetangga Rwanda antara 1 januari 1994 – 31 Desember 1994

Anda mungkin juga menyukai