dengan maksud untuk menghancurkan atau yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang
memusnahkan seluruh atau sebagian meluas atau sistemik yang diketahuinya bahwa
kelompok bangsa, kelompok ras, kelompok serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap
penduduk sipil
etnis dan kelompok agama
• Contohnya serangan pasukan bersenjata Israel yang
• Contoh
ditujukan pada penduduk sipil palestina dengan dalih
Pembantaian etnis di bekas Negara yugoskavia
melumpuhkan paramilisiyangmelakukan perlawanan
yang dilakukan oleh rodovan karadzik selaku
intifada, yakni suatu gerakan perlawanan rakyat
pemimpin bangsa Serbia terhadapetnis lain di
palestina terhadap kekejaman zionis Israel
negerinya
3. Dalam statute roma (pasal 5) di jelaskan bahwa yang disebut dengan kejahatan perang adalah sebagai berikut :
a. Pelanggaran berat terhadap konvensi jenewa 1949
b. Pelanggaran terhadap hukum dan kebiasaan yang diterapkan dalam sengketa bersenjata internasional
c. Sengketta bersenjata yang bukan merupakan persoalan internasional, antara lain melakukan kekerasan terhaap
kehidupan/pemotongan anggota tubuh/perlakuan kejam, melakukan kebiadaban terhadap martabat
d. Berlaku bagi sengketa bersenjata ang tidak bersifat internasional dan tidak berlaku bagi keadaan kekacauan dan
ketegangan dalam negeri
e. Pelanggaran serius lain terhadap hukum dan kebiasaan berlaku dalam sengketa bersenjata yang tidak bersifat
internasional, dalam rangka hukum internasional yang ditetapkan
4. Kejahatan agresi.
Jenis kejahatan ini diakibatkan oleh penyerangan pasukan satu Negara terhadap Negara lain.
B. Statuta dan praktek pengadilan Nuremberg dan tokyo
Dalam pengadilan Nuremberg dan Tokyo inilah pertama kali dikenal konsep individual
Jenis-jenis kejahatan yang hingga saat ini criminal responsibility. Pada tanggal 21 November 1947, sehabis perang dunia kedua,
dianggap sebagai tindak kejahatan internasional PBB membentuk Komisi Hukum Internasional (International Law Commission) melalui
Resolusi Majelis Umum PBB No. 174 (II). Tugas utama Komisi ini adalh untuk
pertama kali diperkenalkan oleh statute pengadilan
menyusun sebuah standar hukum internasional yang menjadi pegangan setiap Negara
Nuremberg dan Tokyo tahun 1945. tindak anggota PBB. Dalam 20 pasal “Draft Code of Crimes Against Peace and Security of
kejahatan internasional dimaksud adalah: Mankind” dinyatakan bahwa yang ttermasuk di dalam tindak “kejahatan terhadap
Statute for an International Criminal Court (Statuta Mahkamah Pidana Internasional) merupakan cikal bakal statute Roma. Statuta Roma sendiri akhirnya
disepakati dalam International Diplomatic Conference di Roma pada tanggal 17 juli 1998. dalam statute ini disebutkan bahwa tindakan kejahatan internasional
adalah “kejahatan paling serius yang menyangkut masyarakat internasional secara keseluruhan” yaitu :
Beberapa tindnakan yang dapat dimasukkan dalam dua kategori serangan seksual adalah:
1. Perkosaan
2. Perbudakan seksual
6. Bentuk lain dari kekerasan seksual yang memiliki bobot yang setara (equal gravity) (pasal 7 ayat 1.b) (pasal 8 ayat 2.b.xxii) (pasal 8 ayat 2.e.vi)
KB 2 PROSES PERADILAN HAM
INTERNASIONAL
A. APA PERLUNYA PENGADILAN SUPRANASIONAL
Dalam rangka menyelesaikan masalah pelanggaran HAM ini pula, PBB membentuk Komisi PBB untuk Hak Asasi Manusia (The United
Nations commission on Human right). Lahirnya Komisi PBB untuk Hak Asasi Manusia itu bukan tanpa kendala. Persoalan tentang
keberadaan pengadilan supranasional banyak diperdebatkan sehubungan dengan Doktrin kedaulatan Negara dan imunitas Negara (Docrine of
State Sovereignity or state Immunity) yang membentengi suatu perbuatan Negara terhadap langkah hukum dari Negara lain.
Sumber kewenangan hukum dan legitimasi (legal jurisdiction) dari pengadilan supranasional dapat dilihat dari tiga dimensi yaitu :
1. PBB sebagai badan internasional dan dukungan procedural dari anggota-anggotanya, khususnya melalui dewan keamanan. Tanpa
2. Berbagai konvensi dan traktat internasional. Misalnya saja konvensi jenewa 1949, konvensi tentang genosida tahun 1948 statute roma
tahun 1998
3. Asas hukum umum ‘jus cogens’ (peremptory norms of international law) yakni norma-norma fundamental yang diakui oleh
pelanggaran berat terhadap hukum Negara tetangga selama tahun 1994, khususnya yang
humaniter internasional selama konflik dilakukan oleh ekstremis suku shutu terhadap antara
500.000 sampai satu juta suku tutsi dan orang-orang
bersenjata sejak tahun 1991.
moderat dari suku Hutu selama kurang lebih 3 bulan.
Persamaan antar ICTY dan ICTR
1. Keduanya dibentuk oleh dewan keamanan PBB atas dasar
Chapter VII UN Charter
2. Keduanya merupakan ‘subsidiary organs’ Dewan Keamanan
3. Keduanya terikat untuk menerapkan hukum internasional yang
merupakan bagian dari hukum kebiasaan internasional
4. Keduanya memiliki struktur yang sama
Perbedaan ICTY dan ICTR
1. ICTY memiliki jurisdiksi terhadap berbagai kejahatan baik di dalam ‘international armed
conflict’ maupun ‘internal armed conflict’. ICTR memiliki yurisdiksi terhadap kejahatan yanag
dilakukan dalam ‘internal armed conflict’
2. ICTY memiliki yurisdiksi terhadap kejahatan terhadap kejahatan terhadap kemanusiaan hanya
apabila dilakukan di dalam suatu konflik bersenjata. ICTR mempunyai yurisdiksi terhadap
kejahatan terhadap kemanusiaan hanya apabila dilakukan ‘on national, political, ethnic’ racial
or other religious ground’.
3. ICTY mempunyai yurisdiksi terhadap kejahatan yang dilakukan di wilayah ‘former Yugoslavia’
sejak 1991. ICTR memiliki yurisdiksi terhadap kejahatan yang dilakukan di Rwanda atau
Negara-Negara tetangga Rwanda antara 1 januari 1994 – 31 Desember 1994