Negara-negara Sekutu memberi daftar 900 nama tersangka kepada Jerman untuk diadili di depan
pengadilan militer di Jerman. Pada akhirnya jumlah tersangka terus berkurang dan hanya 12 nama
yang diadili.
>>> dari semua terdakwa yang diadili, 6 orang di antaranya hanya mendapatkan hukuman ringan.
Dalam pengadilan yang dikenal sebagai “Leipzig Trials”, beberapa orang tentara Jerman
dinyatakan bersalah karena mengikuti perintah yang melanggar hukum perang –yaitu menembaki
sampai tenggelam sebuah kapal yang dipakai sebagai rumah sakit.
Tahun 1920-an, diperkirakan sekitar 1,5 juta orang Armenia dibantai oleh kekuatan yang didukung
pemerintah Turki, tanpa ada sebuah reaksi yang berarti dari masyarakat internasional.
Pada akhir konflik, sebuah perjanjian yang mencantumkan proses pengadilan ditolak oleh Turki dan
diganti dengan perjanjian damai yang mencantumkan amnesti.
Piagam London (London Charter of the International Military Tribunal), yang juga dikenal
sebagai Piagam Nuremberg
Inggris, Amerika Serikat, Perancis dan Uni Soviet yang menandatangani Piagam London
sebagai dasar dari pembentukan Pengadilan Militer Internasional
Australia, Belgia, Czechoslovakia, Denmark, Ethiopia, Yunani, Haiti, Honduras, India,
Luxembourg, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Panama, Paraguay, Polandia, Serbia,
Uruguay dan Venezuela
dua jalur pengadilan:
Pengadilan Militer Internasional, untuk mengadili para penjahat perang yang berperan
tangan.
24 terdakwa terpilih untuk diadili. hanya 21 orang yang hadir di persidangan.
Putusan 1 Oktober 1946: 12 hukuman mati, 3 penjara seumur hidup, 4 org penjara 10-20
tahun, dan tiga orang terdakwa lainnya bebas.
Control Council Law No. 10 (CCL-10), yang mulai diberlakukan pada 20 Desember
1945, >> dasar hukum untuk mengadili individu yang dianggap sebagai penjahat perang
“kecil” di depan pengadilan domestik.
Dua belas sidang digelar dengan menggunakan CCL-10. Sidang pertama digelar tanggal
26 Oktober 1946 dan sidang terakhir pada tanggal 14 April 1949.
185 orang terdakwa yang diajukan ke persidangan, 12 orang dijatuhi hukuman mati, 8
orang dijatuhi hukuman seumur hidup dan 77 orang dijatuhi masa hukuman penjara.
Terdakwa lainnya dibebaskan.
Perbedaan signifikan antara CCL-10 dengan Piagam London adalah bahwa :
dalam CCL-10, penahanan, penyiksaan, pemerkosaan masuk ke dalam kategori
konteks perang, tidak ada lagi. Kejahatan terhadap kemanusiaan dapat terjadi di
dalam maupun di luar konteks perang.
www.themegallery.com
(b) WAR CRIMES: namely, violations of the laws or customs of war. Such violations shall include,
but not be limited to, murder, ill-treatment or deportation to slave labor or for any other purpose of
civilian population of or in occupied territory, murder or ill-treatment of prisoners of war or persons
on the seas, killing of hostages, plunder of public or private property, wanton destruction of cities,
towns or villages, or devastation not justified by military necessity;
Complementary Principle
Unwilling – tidak mau (Pasal 17 (2))
Suatu negara dinyatakan tidak mempunyai kesungguhan dalam menjalankan
pengadilan apabila:
• Pengadilan nasional dijalankan dalam rangka melindungi pelaku dari tanggung
jawab pidana atas kejahatan berat tersebut
• Terjadi penundaan yang tidak konsisten dengan niat untuk mendapat keadilan
• Pengadilan dilakukan secara tidak independen dan memihak, serta tidak konsisten
dengan niat untuk mendapatkan keadilan
Unable - tidak mampu (Pasal 17 (3))
Pengadilan suatu negara dinyatakan tidak mampu apabila
terjadi kegagalan sistem pengadilan nasional, secara menyeluruh ataupun
• Ne bis in idem (Pasal 20): Tidak ada seseorang pun dapat dipidana untuk
kedua kali dalam perkara yang sama. Akan tetapi ada pengecualian terhadap
prinsip ini apabila dapat dibuktikan pengadilan yang digelar dilakukan untuk
melindungi pelaku atau tidak dilakukan sesuai standar hukum internasional.
• Nullum crimen sine lege, nulla poena sine lege (Pasal 22 & 23): Seseorang
hanya dapat dituntut berdasarkan kejahatan yang diakui dalam Statuta Roma.
Dan seseorang yang dinyatakan bersalah oleh pengadilan hanya boleh dihukum
sesuai dengan ketentuan berdasarkan Statuta ini.
• Nonretroaktif (Pasal 24): Tidak seorangpun dapat dituntut melakukan
kejahatan berdasarkan Statuta Roma apabila dia melakukan perbuatan tersebut
sebelum Statuta ini berlaku.
www.themegallery.com