Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. latar belakang
Dalam suatu hubungan hukum yang terjadi antara para pihak tidak
selalu berjalan dengan lancar, namun adakalanya timbul ketidak serasian yang
kemudian menimbulkan sengketa diantara para pihak tersebut. Salah satu
penyelesaian sengketa internasional secara damai yaitu melalui konsiliasi
(Conciliation) adalah suatu bentuk penyelesaian sengketa di mana pihak ketiga
mengupayakan pertemuan diantar pihak-pihak yang bersengketa untuk mencapai
perdamaian. Pihak ketiga sebagai konsiliator tidak harus duduk bersama dalam
perundingan dengan para pihak yang bersengketa akan tetapi lebih mengarah pada
hal berupa mengupayakan agar para pihak mau bertemu untuk berunding dalam
rangka mencapai perdamaian dan menyediakan fasilitas dan pelayanan demi
lancarnya perundingan. Dalam hal ini penulis ingin memberi pengertian lebih
mendalam mengenai konsiliasi ini.

B. PerumusaanMasalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka kemudian muncul
suatu perumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. penegertian konsiliasi
2. hal-hal apa saja yang mencangkup konsiliasi

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa jauh penyelesaian sengketa
internasional melalui konsiliasi dalam penerapan hukum yang
berlaku.
2. Untuk mengetahui bidang-bidang apa yang ada dalam penyelesaian
sengketa internasional
BAB II

PENGERTIAN PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL


MELALUI KONSILIASI

A. Pengertian

Pengertian dasar sengketa (termasuk perbedaan pendapat, perselisihan,


ataupun konflik) adalah hal yang lumrah dalam kehidupan bermasyarakat, yang dapat
terjadi saat dua orang atau lebih berinteraksi pada suatu peristiwa/ situasi dan mereka
memiliki persepsi, kepentingan, dan keinginan yang berbeda terhadap peristiwa/
situasi tersebut. Pengertian konsiliasi yaitu “suatu cara untuk menyelesaikan sengketa
internasional mengenai keadaan apapun dimana suatu Komisi yang dibentuk oleh
pihak-pihak, baik yang bersifat tetap atau ad hoc untuk menangani suatu sengketa ,
berada pada pemeriksaan yang tidak memihak atas sengketa tersebut dan berusaha
untuk menentukan batas penyelesaian yang dapat diterima oleh pihak-pihak, atau
memberi pihak-pihak, pandangan untuk menyelesaikannya, seperti bantuan yang
mereka pinta”.
Konsiliasi merupakan kombinasi antara penyelidikan (enquiry) dan mediasi
(mediation). Perbedaan diantaranya yaitu konsiliator memiliki peran intervensi yang
lebih besar daripada mediator, dalam konsiliasi pihak ketiga (konsiliator) secara aktif
memberikan nasihat atau pendapatnya untuk membantu para pihak menyelesaikan
sengketa. Mediator hanya mempunyai kewenangan untuk mendengarkan, membujuk
dan memberikan inspirasi bagi para pihak. Mediator tidak boleh memberikan opini
atau nasihat atas suatu fakta atau masalah (kecuali diminta oleh para pihak). konsiliasi
merupakan proses dari suatu penyelidikan tentang fakta-fakta para pihak dapat
menerima atau menolak usulan rekomendasi resmi yang telah dirumuskan oleh badan
independen.
BAB III

KONSILIASI

A. Timbulnya Konsiliasi

Perjanjian pertama untuk mengatur konsiliasi diadakan antara Swedia dan


Chili 1920. Tahun 1975 ditandai dengan dua perkembangan penting. Pertama
suatu perjanjian antara Prancis – Swiss mendefinisan fungsi komisi konsiliasi
permanen yaitu “ tugas komisi konsiliasi permanen ialah untuk menjelaskan
masalah dalam sengketa, dengan tujuan itu mengumpulkan semua keterangnan
yang berguna melalui penyelidikan atau dengan cara lain,dan berusaha untuk
membawa pihak-pihak pada persetujuan. Komisi ini, setelah mempelajari kasus
itu, dpat mendekatkan pada pihak-pihak batas penyelesaian yang kelihatannya
sesuai, dan menetapkan batas waktu kapan mereka harus membuat keputusan.
Pada akhir pemeriksaannya komisi itu akan membuat suatu laporan, karena hal ini
memungkinkan, yang menyatakan bahwa pihak-pihak harus mencapai persetujuan
dan, jika perlu, batas persetujuan, atau bahwa terbukti tidak mungkin untuk
melakukan penyelesaian. Pemeriksaan komisi, kecuali jika pihak-pihak tidak
setuju, harus diakhiri dalam waktu enam bulan terhitung sejak hari diserahkannya
sengketa itu pada komisi tersebut”.
Periode antara tahun 1925 dan Perang Dunia Ke-dua konsiliasi
berkembang luas dan hampir dibuat 200 perjanjian pada tahun 1940. Sebagian
besar berdasarkan pada perjanjian antara Prancis – Swiss tahun 1925.

B. Praktek Konsiliasi

Fungsi komisi konsiliasi adalah untuk menyelidiki sengketa dan batas


penyelesaian yang mungkin. Fungsi komisi konsiliasi adalah memberikan
informasi dan nasehat tentang pokok masalah posisi pihak-pihak dan untuk
menyarankan suatu penyelesaian yang bertalian dengan apa yang mereka
terima, bukan apa yang mereka tuntut. Karena proposal komisi konsiliasi dapat
diterima atau ditolak, praktek yang umum untuk komisi itu adalah memberikan
pihak-pihak jangka waktu tertentu selama beberapa bulan guna
memperlihatkantanggapan mereka. Jika proposal komisi diterima komisi itu
membuat proces-verbal (persetujuan) yang mencatat fakta konsiliasi dan
menentukan batas penyelesaian. Jika batas diusulkan ditolak, maka konsiliasi itu
gagal dan para pihak tidak mempunyai kewajiban lagi.

C. Pentingnya Konsiliasi

Konsiliasi terbukti paling berguna untuk sengketa-sengketa mengenai


hukum, tapi para pihak menginginkan kompromi yang sama. Sengketa jenis
ini ialah sengketa antara Italian Republic dan Holy See, konsiliasi akan
muncul untuk menawarkan suatu alternatif yang jelas. Pertama, cara konsiliasi
itu diatur melalui dialog dengan dan antara pihak-pihak – tidak terdapat resiko
konsiliasi yang memberikan akibat yang sangat mengejutkan pihak-pihak,
seperti yang kadang terjadi dalam acara pemeriksaan hukum. Kedua, proposal
komisi tidak mengikat dan jika tidak dapat diterima , boleh di tolak.
Komisi konsiliasi pada daerah landas kontinen antara Islandia dan Jan
Mayen 1981, komisi ini telah membuat rekomendasi tertentu untuk bagian
batas daerah khusus kedua belah pihak. Dalam praktek konsiliasi yang umum,
cukup mendapat tempat sederhana.
di antara prosedur yang terdapat dalam negara, dan kasus Jan Mayen
kebetulan merupakan peringatan akan nilainya. Seperti penyelidikan, proses
yang mengembangkan konsiliasi, konsiliasi dapat diterima dalam semua
kebutuhan dan memperlihatkan kelebihan yang berasal dari struktur
keterlibatan pihak luar dalam menyelesaikan sengketa internasional.
BAB IV
KESIMPULAN

Salah satu penyelesaian sengketa internasional secara damai yaitu melalui


konsiliasi (Conciliation) adalah suatu bentuk penyelesaian sengketa di mana pihak
ketiga mengupayakan pertemuan diantar pihak-pihak yang bersengketa untuk
mencapai perdamaian. Pihak ketiga sebagai konsiliator tidak harus duduk bersama
dalam perundingan dengan para pihak yang bersengketa akan tetapi lebih mengarah
pada hal berupa mengupayakan agar para pihak mau bertemu untuk berunding dalam
rangka mencapai perdamaian dan menyediakan fasilitas dan pelayanan demi
lancarnya perundingan.
Konsiliasi merupakan gabungan antara penyelidikan (enquiry) dan mediasi
(mediation). Organisasi internasional dapat membentuk suatu komisi konsiliasi yang
anggotanya terdiri dari 3 atau 5 orang.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
berkat rahmat-Nya lah makalah yang berjudul “Penyelesaian Sengketa
Internasional Melalui Konsiliasi” dapat diselesaikan.
Penulis juga sadar bahwa makalah yang telah dibuat ini sangat jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
nantinya berguna dalam penyempurnaan makalah ini. Penulis juga berharap agar apa
yang penulis buat ini dapat berguna bagi masyarakat.

pekanbaru, 22 februari 2011

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

Starke, JG. Pengantar Hukum Internasional, Jakarta: Sinar Grafika, 2001.


Meriils, JG. Penyelesaian Sengketa Internasonal. Bandung: Tarsito, 1986.
MAKALAH HUKUM INTERNASIONAL

PENYELESAIAN SENGKETA
INTERNASIONAL MELALUI KONSILIASI

Disusun Oleh :

WAHYU NOPRIANTO
0809112928

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS RIAU

Anda mungkin juga menyukai