0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
103 tayangan8 halaman
Dokumen ini membahas latar belakang konflik internal di Kamboja pada tahun 1951 yang menyebabkan kesengsaraan rakyat Kamboja. Indonesia bersama negara ASEAN lainnya berupaya menyelesaikan konflik ini melalui pertemuan informal di Jakarta pada tahun 1988-1989. Pertemuan tersebut mencapai kesepakatan penarikan pasukan Vietnam dari Kamboja dan pembentukan pemerintahan transisi di bawah UNTAC dengan dukungan pasukan Garuda Indonesia
Dokumen ini membahas latar belakang konflik internal di Kamboja pada tahun 1951 yang menyebabkan kesengsaraan rakyat Kamboja. Indonesia bersama negara ASEAN lainnya berupaya menyelesaikan konflik ini melalui pertemuan informal di Jakarta pada tahun 1988-1989. Pertemuan tersebut mencapai kesepakatan penarikan pasukan Vietnam dari Kamboja dan pembentukan pemerintahan transisi di bawah UNTAC dengan dukungan pasukan Garuda Indonesia
Dokumen ini membahas latar belakang konflik internal di Kamboja pada tahun 1951 yang menyebabkan kesengsaraan rakyat Kamboja. Indonesia bersama negara ASEAN lainnya berupaya menyelesaikan konflik ini melalui pertemuan informal di Jakarta pada tahun 1988-1989. Pertemuan tersebut mencapai kesepakatan penarikan pasukan Vietnam dari Kamboja dan pembentukan pemerintahan transisi di bawah UNTAC dengan dukungan pasukan Garuda Indonesia
LATAR BELAKANG Konflik internal negara Kamboja yang diawali dengan terpilihnya Sinhanouk sebagai Pangeran Kamboja dan reaksi negatif dari petinggi militer yaitu Jenderal Lon Nol pada tahun 1951 akibat deklarasi Sinhanouk tentang politik luar negeri Kamboja yang netral.
Dampak negatif dari kekacauan ini berupa
kesengsaraan yang dialami rakyat kamboja lah yang mendorong negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia untuk membantu menyelesaikan konflik ini. PENDAHULUAN
Dilaksanakan sebanyak dua kali:
25 – 28 Juli 1988 di kota Bogor
16 – 18 Februari 1989 di kota Jakarta
Diprakarsai oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Ali Alatas
JAKARTA INFORMAL MEETING I
Dilaksanakan pada tanggal 25 – 28 Juli 1988
Diikuti oleh 4 faksi, 2 negara tetangga Indochina, 6 negara ASEAN
Hasil :
1. Rekomendasi bagi Vietnam untuk menarik mundur pasukannya
dari Kamboja sebagai itikad baik penyelesaian konflik
2. Kesepahaman mengenai pentingnya pencegahan berkuasanya
kembali rezim Pol Pot
3. Pembentukan kelompok kerja guna membahas elemen-elemen
dasar dari konflik itu sendiri dan menyusun usulan-usulan JAKARTA INFORMAL MEETING 2
Dilaksanakan pada tanggal 16-18 Februari1989
Diikuti oleh negara-negara peserta JIM 1
Hasil
1. penarikan seluruh pasukan Vietnam yang harus segera
dilakukan dengan batas waktu 30 September 1989
2. himbauan penghentian keterlibatan pihak asing
termasuk dukungan militer dan persenjataan terhadap masing-masing pihak yang bertikai di Kamboja PERAN INDONESIA SETELAH JIM
Seluruh anggota Dewan keamanan PBB menyetujui
upaya pembentukan pemerintahan transisi di Kamboja dengan membentuk United Nation Transitional Authority in Cambodia (UNTAC) tanggal 28 Februari 1992 berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 745.
Pasca pembentukan UNTAC, Indonesia mengambil
peran dengan mengirimkan pasukan Kontingen Garuda XII A – XII D untuk menjaga transisi pemerintahan di Kamboja. Jumlah pasukan Kontingen Garuda Indonesia di UNTAC sebanyak 2.000 personil militer ataupun polisi. DAFTAR PUSTAKA
Maradona A.R (Universitas Indonesia), 2009. Peran
Indonesia dalam Proses Penyelesaian Konflik Kamboja. Hlm 1 – 25. Diakses tanggal 19 Januari 2019.
Maradona A.R (Universitas Indonesia), 2009. Sumber
Konflik Kamboja dan Proses Penyelesaiannya. Hlm 1 – 46. Diakses tanggal 20 Januari 2019.