Anda di halaman 1dari 9

Laporan Ujian Praktek Sejarah Indonesia

Mading 3 Dimensi
(Jakarta Informal Meeting)

Guru Pengajar : Yusrianti, S.Pd


NIP : 197309272007012008

Kelompok :

Aisya Nurul Dzihni


Alexa Resandriya
Bella Ayu Putri
Dhia Syafitri
Harits Tri Andika
Najla Zahirah
Niko Adrian
Zabrina Bunga Diva Savitri

12 MIPA 2

SMAN 5 TAMBUN SELATAN


Jl. Sunset Ave Grand Wisata Desa Lambang Sari Kecamatan Tambun Selatan
Kabupaten Bekasi
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kondisi dunia internasional yang anarki menyebabkan konflik antar negara


muncul akibat pertarungan kepentingan nasional masing-masing negara. Konflik antar
negara biasanya terjadi dalam bentuk perang terbuka karena alasan perebutan wilayah
dan penyebaran pengaruh bahkan ideologi. Namun sejak berakhirnya Perang Dunia II,
telah terjadi pergeseran dari bentuk konflik terbuka menjadi konflik yang terjadi di
dalam suatu negara. Konflik yang terjadi di dalam suatu negara atau disebut dengan
konflik internal dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah bahwa sistem
politik nasional serta lembaganya tidak mampu berfungsi secara efektif dan seringkali
juga diperkeruh oleh berbagai motif atau latar belakang seperti etnis, budaya, dan
yang cukup umum adalah ekonomi dan politik.
Konflik internal kerap kali secara signifikan menyebabkan jatuhnya korban sipil
dalam jumlah banyak di suatu negara, sehingga pada skala tertentu akan
mempengaruhi stabilitas politik dan keamanan di wilayah regional, hingga keamanan
dan perdamaian dunia secara umum. Oleh karena itulah dalam penyelesaian konflik
internal seringkali dilakukan perundingan atau negosiasi di antara pihak-pihak yang
bertikai dalam suatu forum guna mencapai suatu kesepakatan yang mengarah pada
penyelesaian masalah. Salah satu contoh konflik internal yang memakan waktu cukup
lama dan menelan cukup banyak korban, sehingga membutuhkan peran pihak ketiga
dalam penyelesaiannya adalah konflik internal yang terjadi di Kamboja.
Konflik ini pertama kali dipicu oleh bangkitnya pergolakan dan besarnya friksi
ketegangan politik dalam negeri. Sihanouk yang diangkat sebagai Pangeran Kamboja
sejak tahun 1951 mendeklarasikan untuk pertama kalinya politik luar negeri Kamboja
sebagai negara yang netral sehingga ia berusaha untuk tidak terlibat dalam perang
Vietnam yang tengah berkecamuk. Namun keputusan tersebut ternyata malah
memancing reaksi negatif dari para petinggi militer Pangeran Sihanouk yaitu Jendral
Lon Nol yang merupakan aliansi pro-AS.
Perang saudara kemudian terus berlanjut tanpa ada tanda-tanda penyelesaian.
Kenyataan yang menyebabkan kesengsaraan yang sangat memprihatinkan bagi rakyat
Kamboja inilah yang kemudian mendorong Indonesia bersama-sama negara-negara
anggota ASEAN lainnya memulai prakarsa serta berbagai upaya mediasi guna
mencari penyelesaian yang damai, adil, langgeng dan menyeluruh. Dalam rangka
penyelesaian konflik Kamboja, berbagai upaya telah dilaksanakan untuk mencapai
sebuah perdamaian. Salah satu negara yang memainkan peran signifikan dalam
penyelesaian konflik Kamboja, adalah Indonesia. Hal ini tentunya sejalan dengan
politik luar negeri Indonesia yang turut aktif dalam menghadapi
permasalahan-permasalahan dunia seperti juga yang termuat dalam mukadimah UUD
1945 yaitu turut mewujudkan perdamaian dunia.
2. Perumusan Masalah

Sejalan dengan prinsip politik luar negeri Indonesia untuk mewujudkan


perdamaian dunia, maka peranan Indonesia dalam membantu penyelesaian konflik
Kamboja untuk mewujudkan perdamaian di kawasan dinilai sangatlah penting. Dalam
hal ini Indonesia berupaya untuk berperan sebagai jembatan bagi para pihak yang
bertikai di Kamboja dengan dukungan ASEAN, PBB, dan beberapa negara besar
lainnya.
Berdasarkan dengan apa yang telah dipaparkan dalam latar belakang maka kami
mengangkat suatu pertanyaan yaitu: Bagaimanakah peran Indonesia dalam proses
penyelesaian konflik di Kamboja?
BAB II
ISI

1. Resume Materi

A. Latar Belakang
Kamboja dan Vietnam adalah negara tetangga yang telah lama berselisih.
Puncak konflik keduanya terjadi saat Vietnam menginvasi Kamboja dan
menggulingkan pemerintahannya. Dilansir dari The Diplomat, pada 7 Januari
1979 tentara Vietnam menyerang Phnom Penh dan menggulingkan
pemerintahan Khmer merah.

B. Tujuan
JIM bertujuan untuk mengakhiri konflik bersenjata atau perang antara
Vietnam dan Kamboja, dengan melakukan Shuttle diplomacy dimana
Indonesia sebagai perantara akan menemui kedua belah pihak yang berselisih
untuk mengusahakan perdamaian.

C. Peran Indonesia dalam Jakarta Informal Meeting


★ Indonesia mendapatkan apresiasi dari Dewan Keamanan PBB karena
telah berhasil menyelenggarakan JIM
★ PBB membentuk United Nation Transitional Authority in Cambodia
(UNTAC) pada 28 Februari 1992
★ menyelesaikan konflik di Kamboja dengan mensponsori Jakarta
Informal Meeting (JIM) pada bulan

D. Konflik Kamboja
● Sejak 1941

Kamboja dipimpin oleh Norodom Sihanouk

● Maret 1970

Sihanouk digulingkan oleh jenderal Lon Nol

● 1970-an

Sihanouk beraliansi dengan Khmer Merah (Partai Komunis Kamboja)

● 1975
❖ Jenderal Lon Nol digantikan oleh Khmer Merah
❖ Khmer Merah saat itu dipimpin oleh Pol Pot
❖ Kerajaan diubah menjadi Republik Demokratik Kampuchea
● Akhir 1978

Pembunuhan orang-orang keturunan Vietnam di Kamboja

● Januari 1979

Rezim Khmer Merah digulingkan oleh Vietnam

E. Pelaksanaan Jakarta Informal Meeting I


Jakarta Informal Meeting I diadakan di Jakarta pada 25-28 Juli 1988
sebagai upaya Indonesia untuk berkontribusi dalam perdamaian dunia. JIM I
diikuti oleh Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina,
Singapura, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.
Pihak Indonesia diwakili oleh Mochtar Kusumaatmadja, Pemerintah
Koalisi Demokratik Kamboja diwakili oleh Norodom Sihanouk, pemerintah
Vietnam diwakili oleh Nguyen Co Tach dan Republik Rakyat Kamboja
diwakili oleh Hun Sen. Dalam JIM I, Pemerintah Koalisi Demokratik
Kamboja yaitu Norodom Sihanouk mengusulkan tiga tahap rencana untuk
menyelesaikan Perang Indocina III. Tiga usul tersebut yaitu melakukan
gencatan senjata antara kedua belah pihak Kamboja dan Vietnam,
pembentukan pasukan penjaga perdamaian PBB untuk mengawasi penarikan
mundur pasukan Vietnam dari Kamboja dan penggabungan semua kelompok
bersenjata di Kamboja ke dalam satu kesatuan.

F. Pelaksanaan Jakarta Informal Meeting II


Jakarta Informal Meeting II diadakan di jakarta pada 16-18 Februari 1989
sebagai kelanjutan hasil pertemuan JIM I. JIM II ini diikuti oleh Brunei
Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand,
Vietnam, Indonesia, dan Australia. Australia mengusulkan rancangan
Cambodia Peace Plan yang berisi upaya mendorong gencatan senjata antara
pihak-pihak yang bertikai di Kamboja, menurunkan pasukan penjaga
perdamaian PBB di wilayah yang sedang dilanda konflik di Kamboja dan
mendorong pembentukan Pemerintahan Persatuan Nasional untuk menjaga
kedaulatan Kamboja sampai diselenggarakannya pemilihan umum di
Kamboja.

G. Pelaksanaan Jakarta Informal Meeting III


JIM III dilaksanakan pada bulan Februari 1990. Dalam pertemuan ini, JIM
III membahas pengaturan pembagian kekuasaan antara Pemerintah Koalisi
Demokratik Kamboja dengan Republik Rakyat Kamboja dengan dibentuknya
Supreme National Council (SNC). Proses perundingan dilanjutkan di kota
Paris pada tanggal 23 Oktober 1991 yang dinamakan Paris International
Conference On Cambodia. Kelompok-kelompok yang bertikai di Kamboja
menandatangani Perjanjian Paris yang diantaranya yaitu akan diselenggarakan
pemilihan umum di Kamboja. Dengan diawasi oleh PBB dan dijaga ketat oleh
pasukan UNTAC, pada tahun 1993 dilaksanakan pemilihan umum di
Kamboja. Hasil dari pemilihan umum tersebut terpilih pemimpin Kamboja
yaitu Hun Sen yang memimpin hingga sekarang ini. Dengan adanya pemimpin
di Kamboja yang merupakan hasil pemilu maka proses perdamaian di
Kamboja semakin membaik. Pada tanggal 31 Agustus 1995, Kamboja resmi
menjadi anggota ASEAN yang ke sepuluh.

H. Isi Perjanjian Paris


Kamboja akan diberikan ketentuan untuk mempromosikan rekonsiliasi
nasional. Lalu, untuk memastikan pelaksanaan hak penentuan nasib sendiri,
rakyat Kamboja akan melaksanakan pemilihan umum yang bebas dan adil.
Pihak internasional juga akan melakukan gencatan senjata dan menangani
perlindungan Hak Asasi Manusia.

I. Dampak Penyelenggaraan JIM


Indonesia membantu penyelesaian permasalahan tersebut dengan jalur
diplomasi. Hal itu dilakukan untuk mencegah adanya konflik secara fisik
antara kedua negara tersebut.
Selain itu, dengan penyelenggaraan Jakarta Informal Meeting mampu
berdampak pada peningkatan citra Indonesia dimata dunia. Hal itu disebabkan
karena ini adalah diplomasi pertama yang dapat secara sukses diselenggarakan
oleh Indonesia. Dan upaya ini juga dilakukan demi menjaga perdamaian
dunia.
2. Sketsa atau Konsep Gambar Mading 3D

3. Alat dan Bahan


● Gabus/kardus
● Lem gabus/kertas
● Gunting/cutter
● Pensil dan pulpen
● Penghapus
● Penggaris
● Spidol warna
● Kertas karton dan kertas origami
● Tutup botol
● Sticky notes atau print out materi
4. Langkah-langkah Pembuatan Mading 3 Dimensi

1. Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah persiapkan alas mading (gabus
atau triplek) dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran yang kalian mau, tergantung
selera dan tempat mading yang akan digunakan.
2. Kemudian lapisi alas tersebut dengan menggunakan kertas manila tau karton.
Apabila gabus sudah mempunyai warna, maka tidak perlu lagi dilapisi kertas. Karena
sudah cukup bagus menurut saya.
3. Langkah selanjutnya, pasang judul mading dengan huruf yang terbuat dari gabus
atau bisa juga dengan menggunakan kertas berwarna yang dipotong membentuk
rangkaian kata.
4. Setelah itu, mulailah untuk menempel isi mading, dari potongan majalah, koran,
ataupun gambar yang sudah kamu persiapkan untuk membuat mading. Jangan lupa, isi
mading haruslah menarik seperti yang sudah dijelaskan pada saat merancang sketsa
mading.
5. Jika isi mading sudah ditempel dengan baik, selanjutnya hiaslah mading dengan
menggunakan bahan-bahan yang sudah kamu sediakan. Disini kreatifitas kamu harus
kamu tonjolkan.
6. setelah di hias dan di rapihkan, mading pun jadi.

BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Pada dasarnya, pembuatan mading 3D dapat memberikan visualisasi yang
menarik dan menonjol, membuat materi lebih menarik untuk dipelajari. Ini
dapat meningkatkan daya tarik visual dari LKPD dan membantu siswa
memahami materi dengan lebih baik.

2. SARAN
Beberapa saran dalam pembuatan mading 3D, meliputi:
1. Pilih topik yang relevan dengan materi pembelajaran.
2. Gunakan bahan-bahan yang mudah didapat dan ramah lingkungan.
3. Pastikan mading 3D dapat memberikan pemahaman visual yang jelas terkait
dengan konsep yang diajarkan.
4. Libatkan siswa dalam proses pembuatan untuk meningkatkan keterlibatan
dan pemahaman mereka terhadap materi.
5. Pastikan mading 3D merupakan tambahan yang mendukung pembelajaran,
bukan sekadar hiasan visual.
LAMPIRAN
1. Gambar panduan atau instruksi pembuatan mading 3D.
2. Data referensi atau informasi tambahan terkait dengan topik yang disajikan
dalam mading 3D.
3. Daftar bahan-bahan yang dibutuhkan beserta sumber atau tempat
memperolehnya.
4. Contoh-contoh desain mading 3D yang dapat menjadi inspirasi bagi siswa.
5. Evaluasi atau rubrik penilaian untuk mading 3D sebagai bagian dari kegiatan
pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
https://haloedukasi.com/jakarta-informal-meeting
https://bpkpenabur.or.id/bekasi/smak-penabur-harapan-indah/berita/berita-lainn
ya/peran-indonesia-dalam-menciptakan-perdamaian-di-kamboja-melalui-jakart
a-informal-meeting#:~:text=Dikenal%20dengan%20Jakarta%20Informal%20
Meeting,pihak%20yang%20bertikai%20di%20Kamboja
https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/17/173028469/jakarta-informal-
meeting-latar-belakang-tujuan-dan-penyelenggaraan
https://app.ruangguru.com/ruangbelajar/sma-kelas-12-ipa/sejarah-indonesia/per
an-bangsa-indonesia-dalam-perdamaian-dunia/jakarta-informal-meeting-jim
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126047-T%2026231-Peran%20Indonesia-Pe
ndahuluan.pdf

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai