Anda di halaman 1dari 10

JAKARTA INFORMAL MEETING

Rebecca Phoenix

12 IPA G
SMA Darma Yudha

Pekanbaru 2023

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ucapkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah sejarah
Indonesia ini dalam bentuk maupun isinya yang berjudul “Jakarta Informal Meeting” untuk
melengkapi nilai ujian penugasan sejarah Indonesia. Semoga isi dari makalah ini
bermanfaat dan dapat digunakan sebagai suatu petunjuk dan pedoman bagi pembaca untuk
menambah wawasan yang lebih luas lagi tentang sejarah Indonesia
Terimakasih sebesar-besarnya kepada Sr Donal yang telah membagi
pengetahuannya kepada penulis, dan memberikan dukungan , serta sudah mempercayakan
tugas makalah ini kepada peulis, sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan dengan tepat
waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempunaan, terutama pada bagian isi. Oleh karena itu, penulis mohon maaf
jika dapat kesalahan dalam penulisan, ataupun adanya ketidaksesuaian materi. Penulis tentu
menerima segala bentuk kritik dan saran seluas-luasnya yang membangun agar penulis bisa
membuat karya tulis yang lebih baik lagi kedepannya.
Demikian yang bisa penulis sampaikan. Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa
berkenan membalas segala kebaikan untuk semua pihak dan dukungan yang terlibat dalam
menyelesaikan karya tulis ini dan semoga makalah sejarah Indonesia ini dapat memberikan
manfaat yang baik bagi semua pihak.

Pekanbaru, Maret 2023


Rebecca Phoenix

DAFTAR ISI

2
JUDUL ..................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................6
2.1 Pengertian JIM............................................................................................................6
2.2 Sejarah Terbentuknya JIM........................................................................................6
2.3 Tokoh-Tokoh Penting JIM.........................................................................................7
2.4 Hasil JIM......................................................................................................................8
2.5 Peran Indonesia dalam JIM dan Perdamaian Dunia..............................................8
2.6 Peran Indonesia setelah Jakarta Informal Meeting (JIM)......................................9
BAB III PENUTUP.............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan dan Saran........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….….11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Negara kawasan Asia Tenggara termasuk Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand,
Vietnam, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Indoensia, dan Timor Leste.
Dari 11 negara tersebut tentu saja terdapat perbedaan dan varietas dan dinamika pada
budayanya, kehidupan sosialnya dan lain-lain. Perbedaan-perbedaan tersebutlah yang
memicu terjadinyan konflik antarnegara.
Konflik antarnegara di Kawasan Asia Tenggara tidak hanya terjadi antara Indonesia
dan Malaysia. Masih banyak konflik antar negara yang lain. Salah satu konflik antarnegara
yang akan penulis bahas dalam makalah ini adalah konflik antara Kamboja dan Vietnam.
Konflik ini terjadi pada tahun 1975 sampai 1989 yang dilatar belakangi adanya campur
tangan Amerika, Uni Soviet, dan RRT serta adanya perebutan kekuasaan antara fraksi yang
ada di Kamboja.
Upaya penyelasaian konflik ini dilakukan dengan berbagai banyak cara tetapi pada
akhirnya konflik ini dapat diselesaikan dengan adanya bantuan Indonesia sebagai
pengengah antar kedua negara dan juga mendamaikan kedua belah pihak melalui
perundingan Jakarta Informal Meeting (JIM). Hasil pelaksanaan perundingan ini dapat
mendamaikan Kamboja dan Vietnam dan bersepakat untuk tidak terjadi konflik lagi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah dan pembentukan JIM?
2. Apa peran Indonesia dalam JIM dan perdamaian dunia?
3. Bagaimana peran JIM pada masa sekarang?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui informasi-informasi
mengenai JIM dari sejarahnya, hasilnya, tokoh-tokoh penting serta apa peran Indonesia
dalam menjaga perdamaian dunia serta apa peran JIM pada masa sekarang.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian JIM


Jakarta Informal Meeting (JIM) adalah pertemuan yang dilaksanakan dalam upaya
menyelesaikan konflik Kamboja danVietnam dengan Indonesia sebagai perantaranya.
Perang Indocina III antara Republik Sosialis Vietnam melawan Pemerintah Demokratik
Kamboja berlangsung sejak tahun 1975. JIM pertama kali diadalakan di Bogor pada 5-28
Juli 1988 dan kedua kalinya telah dilaksanakan di Jakarta pada 19-21 Februari 1989. JIM
dibentuk agar Indonesia berupaya untuk berkontribusi aktif dalam hal perdamaian dunia.
Indonesia sebagai salah satu mediator bertindak menjembatani masing-masing pihak yang
bersengketa. Sementara itu, demi mencapai penyelesaian konflik, dibutuhkan independensi
dari masing-masing negara mediator, yaitu dituntut untuk tidak berpihak pada salah satu
pihak yang berkonflik.

2.2 Sejarah Terbentuknya JIM


Konflik antara Kamboja dan Vietnam sebenarnya sudah berperang cukup lama dan
menelan banyak sekali korban. Konflik ini adalah konflik yang terjadi antara Republik
Sosialis Vietnam dan Kamboja. Perang ini dimulai dengan kekhawatiran Demokratik
Kampuchea yang pada saat itu di bawah pimpinan Pol Pot akan meluasnya pengaruh
Vietnam setelah kemenangan Vietnam pada Perang Vietnam. Puncaknya konflik antara
Vietnam-Kamboja adalah saat bentrokan antara rezim Khmer Merah dengan Vietnam .
Dalam bentrokan tersebut terjadi pembantaian warga keturunan Vietnam di Kamboja yang
membuat Vietnam akhirnya menyerbu Kamboja dengan tujuan menghentikan genosida
tersebut. Tindakan-tindakan tersebut menyebabkan perang yang terus berlanjut dan terus
memakan korban tanpa ada tanda-tanda penyelesaian.
Hal inilah yang menjadi pendorong Indonesia eserta negara ASEAN lainya untuk
mengupayakan mendamaikan dan mengupayakan mediasi guna penyelesaian yang damai,
adil, dan menyeluruh. Diprakarsai oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Ali Alatas, Jakarta
Informal Meeting diadakan untuk menyelesaikan konflik Kamboja-Vietnam. Shuttle

5
diplomacy ini membuahkan hasil di mana Vietnam dan Kamboja bersedia duduk
berhadapan dalam suatu perundingan yang dinamakan Jakarta informal meeting (JIM).
Perencanaan perundingan ini terjadi pada November 1985 saat Indonesia hadir dalam
menjadi tuan rumah penyelenggaraan Cocktail Party. Penyelenggaraan Cocktail Party
menentukan tanggal pelaksanaan dan tempat pelaksanaan. Ada berbagai kendala dan
hambatan dalam merencanakan perundingan ini tetapi pada akhirnya munculnya
kesepakatan pelaksanaan perundingan JIM ini dilakukan di Istana Bogor pada 25-28 Juli
1988. Pada JIM I dipertemukan antara Vietnam-kamboja untuk memediasi kedua kubu
tersebut. JIM II di Jakarta pada 19-21 Februari, perundingan kali ini dihadiri oleh 6 Menteri
Luar Negeri (MENLU) ASEAN, Menlu Vietnam, dan kelompok yang bertikai di Kamboja.

2.3 Tokoh-Tokoh Penting JIM


1. Mochtar Kusumaatmadja
Beliau adalah seorang akademisi dan diplomat Indonesia. Ia adalah MENLU Indo-
nesia ke-12. Indonesia diwakili oleh Mochtar Kusumaatmadja saat perundingan
Jakarta Informal Meeting.
2. Ali Alatas
Beliau adalaha seorang diplomat Indonesia yang juga pernah menjabat MENLU
Indonesia pada tahun 1988-1989. Ia menjabat sebagai Utusan Khusus Sekjen PBB
untuk Myanmar, Utusan Khusus Presiden RI untuk masalah Timur Tengah, dan
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden.
Kedua tokoh diatas merupakan Tokoh yang mencetuskan dilaksanakannya Jakarta
Informal Meeting (JIM). Terlaksananya JIM mendorong Indonesia menjadi salah satu
negara stabilisator di kawasan Asia Tenggara. Indonesia jelas memiliki peran besar dalam
menciptakan perdamaian di kawasan Asia Tenggara.

2.4 Hasil JIM


Hasil JIM I diusulkan tiga tahap rencana penyelesaian perang Vietnam-Kamboja yang
diusulkan oleh Pemerintahan Koalisi Demokratis Kamboja ( Coalition Government of
Democratic Kampuchea (CGDK), yaitu sebagai berikut:

6
1. Gencatan senjata antara kedua belah pihak
2. Pasukan penjaga perdamaian PBB untuk mengawasi penarikan pasukan Vietnam
dari Kamboja
3. Penggabungan semua kelompok bersenjata Kamboja ke dalam satukesatuan

Usulan tersebut dibahas kembali saat perundingan JIM II. Hasil dari JIM II :
1. mendorong upaya gencatan senjata;
2. menurunkan pasukan penjaga perdamaian PBB di wilayah yang konflik;
3. mendorong pembentukan pemerintah persatuan nasional untuk menjaga
kedaulatan Kamboja sampai pemilihan umum diadakan.
Perundingan yang panjang ini akhirnya berakhir dengan ditandatanganinya
perjanjian Paris (Paris Peace Agreement) pada 23 Oktober 1991. Perjanjian Paris berakhir
dengan Vietnam yang menarik diri sepenuhnya tanpa syarat dari Kamboja. Hal ini
mengakhiri perang saudara antara Vietnam dan Kamboja yang telah berlangsung lama,
maka karena itu setiap tanggal 23 Oktober dijadikan hari libur nasional di Kamboja.

2.5 Peran Indonesia dalam JIM dan Perdamaian Dunia


Peran Indonesia dalam Jakarta Informal Meeting adalah membantu menyelesaikan
masalah dan penyediaan tempat secara tidak resmi untuk menyelesaikan konflik pertikaian
di Kamboja atau sebagai mediator antara pihak yang bertikai di Kamboja
Indonesia bisa dibilang cukup berkontribusi banyak dalam hal perdamaian dunia, selain
konflik Vietnam-Kamboja masih ada konflik antarnegara lainya yang mencapai
penyelesaian dengan bantuan Indonesia, seperti : Konflik Filipina Moro, konflik Kamboja-
Thailand dan konflik Rohingya-Myanmar.
Bangsa Indonesia berperan aktif dalam perdamaian dunia karena merupakan cita-cita
kemerdekaan dan tujuan politik luar negeri Indonesia. Pernyataan sikap Indonesia untuk
aktif dalam politik internasional dan mewujudkan perdamaian dunia tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang 1945 alinea keempat. Indonesia adalah negara yang menganut
politik luar negeri yang bebas dan aktif yang artinya bebas menentukan sikap dan
kebijaksanaan terhadap permasalahaan intenasional serta tidak memihak (netral) dan juga

7
berperan aktif dalam upaya perdamaian dunia. Oleh karena itu, Indonesia turuft
berkontribusi dan berperan aktif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dan konflik
yang terjadi di dunia, baik melalui jalur diplomasi maupun jalur militer.

2.6 Peran Indonesia setelah Jakarta Informal Meeting (JIM)


Kesuksesan Indonesia dalam menangani masalah konflik antara Vietnam-Kamboja
mendapatkan perhatian dan apresiasi dari Dewan Keamanan PBB. Seluruh anggota Dewan
Keamanan PBB membentuk United Nation Transitional Authority in Cambodia (UNTAC)
pada tanggal 28 Februari 1992 karena telah menyetujui upaya pembentukan pemerintahan
transisi di Kamboja.

8
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran
Jakarta Informal Meeting (JIM) adalah salah satu bentuk upaya perdamaian dunia yang
berhasil dilakukan oleh Indonesia. Hubungan antara Vietnam-Kamboja telah berdamai
melalui Perjanjian Paris pada 23 Oktober 1991. Hasil perundingan tersebut adalah
tercapainya gencatan senjata dari Vietnam dan penarikan pasukan Vietnam dari Kamboja.
Melalui JIM Indonesia mampu meningkatkan nama baiknya serta citranya dimata dunia.
Upaya-upaya penyelesaian konflik antarnegara ataupun bangsa-bangsa yang masih dijajah
tetap harus dilakukan Indonesia agar Indonesia makin aktif lagi dalam hal perdamaian
dunia. Tujuan akhir kemerdekaan Indonesia pun bisa tercapai jika Indonesia tetap
berkontribusi dalam perdamaian dunia.

9
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.kompas.com/stori/read/2022/06/24/110000379/peran-indonesia-dalam-
penyelesaian-masalah-kamboja
 https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/17/173028469/jakarta-informal-
meeting-latar-belakang-tujuan-dan-penyelenggaraan
 https://www.ruangguru.com/blog/peran-indonesia-dalam-menjaga-perdamaian-di-
asia
 https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5757087/sejarah-jakarta-informal-meeting-
berhasil-akhiri-konflik-kamboja-vietnam
 https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Kamboja
 https://prezi.com/ jim-jakarta-informal-meeting

10

Anda mungkin juga menyukai