Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS

PERAN KERJA PRAKTIK DALAM PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN


TENTANG HAKIKAT SAINS DALAM MATERI DIFUSI-OSMOSIS

Ahmad Soleh (2307466)


Kompetensi :
KD yang dicapai : Membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis,
transport aktif, endositosis, eksositosis).

Sub Materi :
Mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis)
ANALISIS HASIL
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menelaah peran kerja praktik dalam pengajaran dan
pembelajaran di sekolah. Berdasarkan framework yang dikembangkan oleh Millar (2004), kita
dapat menyimpulkan beberapa hal yang terkait dengan pelaksanaan praktik kerja di kelas,
khususnya dalam proses pembelajaran dan pengajaran. Kerja peratik adalah komponen esensial
dalam pengajaran sains. Diantaranya adalah untuk mengembangkan pengetahuan sains siswa.
Hal penting yang perlu difahami dalam kerja praktik adalah perbedaan terkait laboraturium riset
adan laboratorium pengajaran (kelas). Laboratorium riset terkait dengan saintis yang melakukan
eksplorasi untuk menemukan pengetahuan baru, sementara siswa di kelas melakukan percobaan
untuk mengkonfirmasi konsep/pengetahuan yang sudah ada.
Kerja praktik untuk mengembangkan pengetahuan sains umumnya melibatkan aktivitas
untuk menghubungkan dua domain pengetahuan. Domain tersebut diantaranya adalah domain
objek dan domain ide. Kerja praktik lebih bersifat terbuka (open-ended). Proses investigasi
dalam kegiatan inquiri dapat mengembangkan pengetahuan saintifik yang diperlukan dalam
literasi sains.
Kaitan dengan DKL (Desain Kegiatan Laboratorium) yang kami peroleh, Millar (2004)
menyebutkan beberapa indikator yang dapat dijadikan acuan untuk mengukur efektivitas kerja
praktik di sekolah. Berikut hasil analisis yang dilakukan berdasarkan indikator tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tujuan pembelajaran jelas.
Judul yang diharapkan dalam kegiatan laboratorium berkaitan dengan proses difusi dan
osmosis. Sementara yang tertulis dalam tujuan hanya sebatas mengamati peristiwa osmosis saja.
Hal ini tentu menunjukan adanya ketidaksesuaian antara tujuan dengan judul. Padahal, konsep
difusi dan osmosis merupakan konsep yang mirip dan seringkali tertukar. Sehingga, selain
kesesuaian antara judul dengan tujuan yang penting, seharusnya dua konsep ini dipelajari secara
bersamaan sehingga perbedaan objek dan fenomena yang muncul terlihat jelas dan dapat
difahami dengan mudah oleh siswa.
2. Tugas yang didesain focus pada tujuan utama.
Jika mengacu pada tujuan DKL, kegiatan yang dirancang dalam DKL pada dasarnya
kurang representatif. Dimana, objek dan fenomena yang diharapkan untuk “mengamati proses
osmosis” tidak muncul. Masalahnya adalah tidak terlihat dengan jelas “proses osmosis”,
melainkan yang ada hanyalah bukti terjadinya osmosis dengan fenomena
berkurang/bertambahnya ukuran dan massa kentang sebagai objek pengamatan. Proses
pengukuran yang dilakukan pada objek juga cukup menyulitkan, hal ini menyebabkan peluang
terjadinya kesalahan sangat besar. Tantangan pada permasalahan ini adalah perluanya membuat
desain untuk memunculkan “proses osmosis” yang dapat diamati peserta didik.
3. Strategi jelas digunakan untuk menstimulasi siswa dalam berfikir. Sehingga tugas
praktik menjawab hal yang menjadi pertanyaan peserta didik.
Terdapat aktivitas yang dapat menstimulasi siswa dalam berfikir. Diantaranya adalah saat
siswa diminta untuk membuat larutan hipotonik, isotonic dan hipertonik dengan persentase
yang telah ditentukan. Hal tersebut dapat mereview kembali ingatan siswa terkait cara untuk
membuat larutan. Siswa juga diarahkan untuk mengukur objek pengamatan, sehingga
diharapkan dapat menggiring pemahaman terhadap konsep berdasarkan fakta yang ditemukan.
Namun, lagi-lagi fakta yang diobservasi tidak cukup mengarahkan siswa untuk menjawab
pertanyaan dan menemukan konsep yang diharapkan.
4. Tugas disusun untuk pemandu (scaffold) upaya siswa dalam menghubungkan dua
domain pengetahuan.
Panduan siswa untuk mengolah informasi tersedia dalam bentuk langkah kerja maupun
pertanyaan-pertanyaan. Namun, fakta dan fenomena yang diamati oleh siswa sepertinya tidak
mendukung untuk mengarahkan siswa dalam menghubungkan konsep/pengetahuan. Seperti
halnya pertanyaan tentang “apakah yang terjadi pada kentang?”, “lewat manakah sebenarnya
air yang ada?”. Beberapa pertanyaan tersebut mengarah pada konsep “osmosis”, hanya saja
tidak ada fenomena/proses perpindahan air yang teramati oleh siswa. Siswa hanya memperoleh
data perubahan ukuran kentang, yang samasekali tidak membuktikan adanya perpindahan
molekul air.
Hal yang dapat disimpulkan dari hasil analisis DKL adalah : 1) Kerja praktik memiliki
peran penting dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sains siswa, 2) DKL
memiliki peran yang sangat penting dalam pengajaran dan pembelajaran tentang hakikat sains
terutama sebagai panduan bagi siswa dalam melaksanakan praktik kerja di laboratorium, 3)
Praktik kerja yang efektif perlu memperhatikan kejelasan tujuan, kesesuaian tujuan dengan
desain kegiatan, strategi untuk menstimulasi pemikiran siswa, serta panduan untuk siswa dalam
menghubungkan antar domain pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai