Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi Dosen Pengampu : Ibu Nurherawati, S.E., M.M.
Disusun Oleh: Ridwan Fadilah 20220101300
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS CIPASUNG TASIKMALAYA 2023/2024 1. Pengertian Persepsi Persepsi (perception) adalah sebuah proses individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan sensoris untuk memberikan pengertian pada lingkungannya. Persepsi penting bagi prilaku organisasi karena perilaku orang-orang didasarkan pada persepsi mereka tentang apa realita yang ada, bukan mengenai realita itu sendiri.
Persepsi menurut para ahli:
Persepsi menurut Robbins adalah suatu proses yang ditempuh oleh setiap individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka. Persepsi menurut Rakhmat Jalaludin adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi menurut Ruch adalah suatu proses tentang petunjuk-petuntuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang terstuktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Sejumlah faktor membentuk dan kadang-kadang mengganggu persepsi. Ketika anda melihat sebuah target, interpretasi anda tentang apa yang anda lihat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi anda, sikap, kepribadian motif, minat, pengalaman masa lampau dan ekspektasi. Misalnya jika anda mengharapkan seorang petugas polisi agar otoritas, anda mungkin menilainya demikian, tanpa memandang sifat-sifat yang sebenarnya. Karakteristik dari target juga mempengaruhi apa yang kita nilai. Orang- orang yang berisik mungkin lebih disadari dari pada yang pendiam. Demikian halnya juga terhadap orang yang menarik maupun tidak. Oleh karena kita tidak melihat target dalam isolasi, hubungan antara sebuah target dan latar belakang mempengaruhi persepsi, bagaimana kecenderungan kita untuk mengelompokkan hal- hal yang dekat dan mirip bersama- sama. Konteks pun berpengaruh. Waktu saat kita melihat suatu objek atau peristiwa dapat mempengaruhi perhatian kita, seperti lokasi, cahaya, panas atau faktor-faktor situasional, misalnya pada sabtu malam anda mungkin tidak menyadari seseorang berhias, tetapi jika seseorang itu berhias pada kelas manajemen senin pagi, tentu saja anda akan memperhatikannya. Tidak satupun dari penilai atau target berubah dari sabtu malam dan senin pagi, tetapi situasinya berbeda. 2.1 Hubungan Antara Persepsi dan Pengambilan Keputusan Individual. Setiap individu yang mengambil keputusan, merupakan pilihan yang dibuat dari dua atau lebih alternatif. Manajer puncak menentukan sasaran organisasi mereka, produk atau jasa apa yang akan ditawarkan, cara terbaik apa untuk mendanai operasional, atau dimana lokasi sebuah pabrik manufaktur baru. Manajer level menengah dan level rendah menetapkan jadwal produksi, memilih pekerja-pekerja baru, dan menentukan bagaimana alokasi kenaikan gaji. Oleh karena itu pengambilan keputusan individu merupakan bagian penting dari perilaku organisasi. Tetapi cara individu mengambil keputusan dan kualitas pilihannya sangat dipengaruhi oleh persepsi mereka. Pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi atas masalah yaitu sebuah perbedaan antara situasi sekarang dan yang diinginkan, yang mengharuskan kita mempertimbangkan alternatif-alternatif tindakan. Setiap keputusan kita membutuhkan untuk menginterpretasi dan mengevaluasi informasi. Kita umumnya menerima data dari banyak sumber yang perlu kita saring, proses dan interpretasi. Data mana yang relevan bagi keputusan dan mana yang tidak. Persepsi kita akan menjawab pertanyaan itu. Kita juga perlu mengembangkan alternatif dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya. Sekali lagi, proses perseptual kita akan mempengaruhi hasil akhir. Selama proses pengambilan keputusan, kesalahan perseptual sering kali muncul sehingga dapat membiaskan analisis dan kesimpulan.
2.2 Etika Dalam Pengambilan Keputusan.
Pertimbangan etis harusnya menjadi kriteria dalam semua pengambilan keputusan dalam organisasi. Ada tiga cara untuk membingkai keputusana secara etis, yaitu: a. Utilitarianisme Mengusulkan pengambilan keputusan hanya berdasarkan outcome/keluaran, idealnya untuk memberikan yang paling baik dalam jumlah yang paling besar. Pandangan ini mendominasi pengambilan keputusan bisnis. Ia konsisten dengan sasaran seperti efisiensi, produktivitas dan laba tinggi.
b. Membuat Keputusan Konsisten
Dengan kebebasan dan hak-hak fundamental, seperti yang tercantum dalam Piagam Hak Azazi. Sebuah penekanan pada hak dalam pengambilan keputusan berarti menghormati dan melindungi hak-hak asasi individu, seperti hak atas privasi, kebebasan berbicara dan proses yang pantas. Kriteria ini melindungi whistle blower (ketika mereka mengungkapkan praktik tidak etis organisasi pada pers atau agen pemerintah, menggunakan hak kebebasan berbicara).
c. Menanamkan dan Mendorong Aturan-Aturan
Dengan adil dan netral untuk memastikan keadilan atau distribusi yang merata atas manfaat dan biaya. Anggota serikat umumnya memihak pandangan ini. Adil membayar orang dengan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama tanpa memandang perbedaan kinerja dan menggunakan senioritas sebagai penentu utama dalam keputusan PHK. Setiap kriteria memiliki keuntungan dan kewajiban. Sebuah fokus pada utilitarianisme mendorong efisiensi dan produktivitas, tetapi dapat menyerempet hak-hak beberapa individu, khususnya mereka dengan representasi minoritas. Penggunaan hak melindungi individu dari cidera dan konsisten dengan kebebasan dan privasi, tetapi dapat menciptakan lingkungan legalistik yang mengurangi Sebuah fokus pada keadilan melindungi kepentingan yang kurang diwakilkan dan kurang berkuasa, tetapi dapat mendorong rasa kepemilikan yang mengurangi pengambilan resiko, inovasi dan produktivitas. Riset etika perilaku menekankan pentingnya budaya pada pengambilan keputusan etis. Ada beberapa standar global untuk pengambilan keputusan etis.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional