Refleksi Pengalaman Belajar Setiap Mata Kuliah (LK 2)
Prinsip Pengajaran dan Asesmen II Nama: Zahara Suciani Putri NIM: 7000122574
Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri
Nama mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen II
Reviu pengalaman 1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan
belajar menarik? Pengalaman belajar yang berguna dan menarik saya temukan ketika terlibat dalam proses lengkap dari pembuatan asesmen awal hingga evaluasi pembelajaran. Mata kuliah ini menawarkan kesempatan untuk mendalami setiap tahapan secara detail, mulai dari pembahasan instrumen kemampuan awal hingga pengolahan hasil asesmen yang menjadi landasan untuk modul pembelajaran. Melalui proses ini, saya memperoleh pemahaman mendalam tentang penyesuaian metode dan model pembelajaran, serta pentingnya pendekatan yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik.
Selama menjalani mata kuliah tersebut, fokus
pembelajaran berpusat pada analisis instrumen kemampuan awal dan penerapannya dalam konteks pembelajaran. Kami mempelajari secara menyeluruh bagaimana mengolah data asesmen awal untuk merumuskan strategi pembelajaran yang efektif. Selain itu, kami juga diberikan wawasan tentang pentingnya kesesuaian antara metode pengajaran dan karakteristik peserta didik. Dengan demikian, pengalaman ini tidak hanya meningkatkan pemahaman saya tentang proses asesmen dan evaluasi, tetapi juga mengasah kemampuan dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. 2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang menarik? Pengalaman belajar yang berguna namun kurang menarik adalah ketika dihadapkan pada tugas implementasi pembelajaran yang harus direkam dalam bentuk video. Terkadang, meskipun masukan yang diberikan oleh dosen terkait kegiatan pembelajaran sangat berguna, namun pada kenyataannya sulit untuk mengaplikasikannya sepenuhnya dalam waktu dua jam mengajar yang terbatas. Selain itu, proses pembuatan video pembelajaran yang harus mencakup refleksi, penutupan, dan persiapan untuk materi selanjutnya menjadi tugas yang cukup menuntut dan membutuhkan waktu ekstra. Meskipun video tersebut dapat menjadi sumber belajar yang berguna di masa depan, namun saat itu, mengalami kendala untuk mereplikasikan semua elemen yang diajarkan dalam waktu yang terbatas.
3. Pengalaman belajar apa yang menarik tapi kurang
berguna? Sebagai seorang guru matematika, saya sering merasa tertantang ketika diminta untuk menyusun materi pembelajaran menggunakan media presentasi PowerPoint (PPT). Meskipun PPT dapat membuat pembelajaran terlihat menarik, namun seringkali saya merasa bahwa penggunaannya kurang bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman peserta didik. Proses penyusunan PPT yang terlalu detail dan rumit cenderung membuat pembelajaran menjadi bertele-tele dan memakan banyak waktu. Hal ini dapat mengalihkan fokus dari inti materi yang seharusnya ditekankan dalam pembelajaran matematika. Akibatnya, waktu yang seharusnya digunakan untuk memperdalam pemahaman konsep matematika menjadi terbuang hanya untuk memahami isi dari slide-slide PPT yang terlalu padat.
Dalam pengalaman pembelajaran saya, penggunaan
media PPT kadang-kadang menghasilkan hasil yang kurang memuaskan. Meskipun secara visual menarik, namun PPT seringkali tidak efektif dalam meningkatkan pemahaman peserta didik dalam matematika. Terlalu banyaknya informasi yang disajikan dalam satu slide dapat membuat peserta didik kesulitan untuk memahami inti dari materi yang disampaikan. Selain itu, proses penyusunan materi dengan PPT sering kali memakan waktu yang cukup lama. Sebagai guru, waktu yang terpakai untuk menyesuaikan media pembelajaran dengan PPT seharusnya dapat dimanfaatkan lebih baik untuk kegiatan yang lebih produktif, seperti mengasah pemahaman konsep matematika secara lebih mendalam. Dengan demikian, saya merasa perlunya penyesuaian strategi penggunaan media pembelajaran agar lebih efektif dalam memfasilitasi proses pembelajaran matematika yang berkualitas.
4. Pengalaman belajar apa yang tidak menarik dan
tidak berguna dalam konteks sebagai calon guru? Menurut saya pembelajaran yang kurang menarik dan tidak berguna sampai topik 2 ini belum ada. Untuk salah satunya yang tidak menarik ataupun tidak berguna masih ada dalam 2 topik yang sudah di pelajari. Karena ini pembelajaran yang baru bagi saya terkait sosial emosional sehingga pasti memiliki daya tarik dan kegunaannya di beberapa hal tertentu yang sudah saya gambarkan di pertanyaan sebelumnya.
Refleksi pengalaman 1. Apa yang telah terjadi?
belajar Selama mengikuti mata kuliah prinsip pengajaran dan asesmen 2, saya mengalami proses pembelajaran yang melibatkan pembuatan instrumen karakteristik dan tes diagnostik, penyusunan perangkat pembelajaran, hingga implementasi dalam kelas menggunakan pendekatan TaRL (Teaching at the Right Level). Setiap tahap dalam proses ini membawa pengalaman yang berharga, terutama karena mata kuliah ini menekankan pentingnya kesesuaian pembelajaran dengan tingkat pemahaman siswa. Mulai dari mempelajari dasar-dasar penyusunan instrumen hingga menerapkan strategi pembelajaran yang relevan dengan pendekatan TaRL, saya merasakan setiap proses tersebut memberikan pemahaman yang mendalam terhadap topik 1 dan 2 yang diajarkan.
Pengalaman dalam mata kuliah ini tidak hanya sebatas
pada teori, tetapi juga melibatkan aplikasi langsung di lapangan. Implementasi perangkat pembelajaran yang telah disusun dalam kelas membuka wawasan baru tentang dinamika proses belajar-mengajar. Melalui pendekatan TaRL, saya merasakan betapa pentingnya menyajikan materi secara tepat sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Pengalaman ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang tantangan yang dihadapi oleh guru dalam menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan individual siswa. Dengan demikian, proses pembelajaran mata kuliah prinsip pengajaran dan asesmen 2 tidak hanya meningkatkan pemahaman teoritis, tetapi juga memberikan perspektif praktis yang berharga untuk menjadi seorang pendidik yang efektif di masa depan.
2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Hal itu dapat terjadi karena mata kuliah prinsip pengajaran dan asesmen 2 fokus pada pembelajaran langsung dari awal hingga implementasi praktis. Melalui proses pembelajaran yang melibatkan penyusunan instrumen, pembuatan perangkat pembelajaran, dan implementasi di kelas dengan pendekatan TaRL, siswa dapat langsung merasakan setiap tahap pembelajaran dengan praktik langsung. Dengan demikian, pengalaman tersebut tidak hanya berupa teori semata, tetapi juga mencakup aplikasi praktis yang memperdalam pemahaman siswa tentang topik yang diajarkan dalam mata kuliah tersebut.
Analisis artefak 1. Artefak-artefak pembelajaran mana yang dapat saya
pembelajaran jadikan bukti dukung hasil refleksi pengalaman belajar?
Artefak yang dilampirkan adalah Ruang Kolaborasi
topik 2, Instrument tes diagnostic, dan juga perangkat Ajar dengan pendekatan TaRL pada link berikut:
tuangkan pada pertanyaan di atas tentang pembelajaran yang menarik ataupun yang berguna.
3. Bagian mana dari artefak ini yang mendukung hasil
refleksi saya?
Artefak ini terlihat sangat jelas refleksinya karena
memuat semua proses penyusunan mulai dari instrument diagnostic hingga perangkat ajar. Rumusan hasil Apabila saya mengajar atau membahas topik ini, dengan refleksi berupa mempertimbangkan prinsip pembelajaran bermakna yang pembelajaran berpusat kepada siswa, perubahan apa yang akan saya bermakna lakukan?
Apabila saya mengajar atau membahas topik ini dengan
pertimbangan prinsip pembelajaran bermakna saya akan lebih realistis dengan keadaan di kelas atau sekolah, sebisa mungkin saran yang di berikan realistis dan tidak terlalu perfeksionis hingga tidak sulit menerapkannya. Untuk pembelajaran secara detail saya akan tetap sama memberikan perkuliahan dengan timeline yang detail dan penjelasan yang detail dengan tambahan lebih realistis.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional