Anda di halaman 1dari 9

OPEN ACCESS DAN WACANA PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN

AKADEMIK BERKELANJUTAN
(Open Access & Sustainable Academic Libraries)

Oleh : Agus Rifai

Abstract

This paper deals with the concept of open acces in academic libraries, and in relation on the
sustainable academic library development discourses. Based on literature review, it was found
that open acces play strategic roles in the development of sustainable academic library. It
provides oppotunities and challanges as well as needs for academic libraries to re-orientate their
paradigm in providing acces and services to information. Open acces offers a wider acces to
information as the implementation of “openes of information” and “ library for all” principles.
It also provides a foundation for the sustainability of academic libraries and for universi-ty
scholarship development.
Keywords : open access, academic library, sustainable academic library development

Abstrak

Makalah ini berisi uraian mengenai konsep ‘open access’ dalam wacana pengembangan perpus
takaan akademik yang berkelanjutan (sustainable academic libraries). Makalah ini ditulis
berdasarkan analisis terhadap wacana ‘open access’ yang terdapat dalam pelbagai literature-
(literature review). Dalam hal ini, penulis berusaha melakukan re- konstruksi pemikiran, teruta
ma dalam kaitannya dengan konsep pengembangan per- pustakaan akademik berkelanjutan.
Berdasarkan analisis, konsep ‘open access’ dalam perubahan paradigma layanan perpustakaan
telah memberikan peluang, tantangan, dan sekaligus tuntutan terutama bagi perpustakaan
akademik untuk re-orientasi da- lam penyediaan akses terhadap informasi. Perubahan tersebut
ditandai oleh dua hal penting, yaitu (1) pentingnya perpustakaan menyediakan akses yang lebih
luas sebagai bukti keberpihakan perpustakaan masyarakat dan sekaligus sebagai bukti imple
menta- si konsep perpustakaan untuk semua (library for all), dan (2) pentingnya ‘open access’
sebagai langkah strategis dalam menjamin keberlangsungan perpustakaan akademik untuk
pengembangan keilmuan di perguruan tinggi.
Kata kunci : open access; perpustakaan akademik, pengembangan perpustakaan berkelanjutan, pengem
bangan keilmuan perguruan tinggi

Pendahuluan
Dalam dua setengah dekade belakan- ah melalui penerbitan akses terbuka (open ac-
gan ini, ‘open access’ telah menjadi isu yang cess publishing) sebagai misi utama dari dua
menarik para pemerhati dan penggiat di gerakan tersebut.
bidang perpustakaan dan informasi. Isu ini Di Indonesia, isu open access menjadi ba-
menjadi semakin kuat dan menjadi suatu ger- han perbincangan di kalangan akademisi dan
akan global dengan ditandai oleh munculnya penggiat perpustakaan kurang lebih pada lima
gerakan ‘open access’ (Open Access Move- tahun terakhir. Pengembangan institutional
ment) pada tahun 1990-an yang diinisiasi oleh repository di lingkungan perpustakaan per-
the Budapest Open Access Initiative and the guruan tinggi menjadi bagian dari gerakan
Bethesda Statement on Open Access Pub- open akses di Indonesia. Setidaknya hingga
lishing. Velterop (2005) mencatat pentingnya sekarang ini tercatat lebih dari 50 repositori
penyediaan akses gratis (free access) terha- universitas yang terdaftar dalam daftar di-
dap informasi khususnya jenis informasi ilmi- rektori repositori akses terbuka (Directory

13
Agus Rifai, MA : Open Access’ Dan Wacana Pengembangan Perpustakaan Akademik Berkelanjutan

of open access repository). (http://opendoar. tuk digital online, bebas biaya, dan tidak terikat
org/), dan lebih dari 60 repositori yang terdaft- dengan masalah copyright serta aturan lisensi.
ar pada peringkat repositori versi webometrik Selanjutnya Keith G Jeffery (2006), presiden dan
(http://repositories.webometrics.info/). Geliat peneliti di EuroCRIS (Current Research Infor-
pengembangan repositori universitas tersebut mation System), mendefenisikan “Open Access
setidaknya menunjukkan bagaimana respon (OA) sebagai berikut ; “open access means that
dunia akademik terhadap wacana open access. electronic scholarly articles are available free-
Dalam hal ini penting untuk mencatat peran per- ly at the point of use.”, yaitu bahwa open akses
pustakaan akademik dalam upaya-upaya pengem- dimaksud adalah akses terhadap karya ilmiah
bangan institutional repository sebagi bentuk secara gratis. Dalam definisi lain, David Pross-
partisipasi dalam gerakan open access tersebut. er (2003) mengungkapkan dalam bukunya, In-
Perpustakaan-perpustakaan akademik tersebut stitutional repositories and Open Access: The
merupakan garda terdepan dalam pengemban- future of scholarly communication,menyatakan
gan open access terhadap hasil-hasil karya il- bahwa”open access refers to the free and un-
miah para sivitas akademika universitas. Para restricted access on the public Internet to the
pustakawan akademik, dengan demikian, dapat literature that scholars provide to the world
dikatakan sebagai open access enabler yang ber- without expectation of direct payment.
tanggung jawab terhadap pengembangan open
Beberapa pengertian atau definisi tersebut
access di lingkungan perguruan tinggi. Mereka,
menunjukkan bahwa istilah ‘open access’ meru-
para pustakawan, memiliki peran yang strategis
juk pada cara akses terhadap informasi, yaitu
dalam menentukan keberhasilan pengemban-
dengan cara melakukan menghilangkan atau
gan layanan perpustakaan berbasis open access
setidaknya mengurangi aspek komersial dari
melalui program institutional repository.
nilai ekonomi suatu informasi. Dengan ‘open
Makalah ini berusaha menjelaskan bagaiman access’ diharapkan dokumen digital berupa ar-
open access berkaitan dan berkontribusi dalam tikel-artikel ilmiah elektronik yang disediakan
upaya pengembangan perpustakaan, khususnya oleh para ilmuan (scholars) dapat didayagunakan
perpustakaan akademik berkelanjutan (sustain- oleh masyarakat dengan secara cuma-cuma atau
able academic libraries). bebas bea melalui saluran teknologi. Dengan
demikian, istilah ‘open access’ ini memiliki ke-
dekatan dengan terbitan ilmiah (scientific pub-
Pembahasan lications atau scholarly works), kemudahan dan
keluasan akses terhadap informasi baik karena
1. Tentang Open Access alasan ‘gratis’ atau tanpa bayar langsung, atau
Sebelum membincangkan wacana ‘open karena diterbitkan secara elektronik melalui jar-
access’ dalam konteks pengembangan perpus- ingan internet.
takaan khususnya di lingkungan perguruan ting-
Untuk melengkapi diskusi tentang ‘open ac-
gi. Penulis ingin memberikan penjelasan tentang
cess’ ini, dipandang penting untuk membaca kem-
pengertian dan latar belakang kemunculan kon-
bali beberapa literatur yang berkaitan dengan ke-
sep ‘open access’. Secara harfiyah, jelas bahwa
munculan ‘open access’ agar kita mendapatkan
‘open access’ berarti akses terbuka. Prosser
pengertian tersebut sesuai konteks awal. Menga-
(2003) menyamakan arti ‘open access’ dengan
pa ‘open access’, dan bagaimana istilah tersebut
free access (akses bebas atau gratis) atau unre-
muncul dan kemudian menjadi suatu gerakan.
stricted access (akses tanpa halangan).
Untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut,
Namun untuk keperluan paper ini, penulis
beberapa asumsi dapat dikemukakan berkaitan
merasa penting untuk mengemukakan bebera-
dengan kemunculan konsep ‘open access’.
pa pandangan tentang pengertian ‘open access’,
terutama dari para ahli yang memiliki perhatian Pertama, isu ‘open access’ memiliki kaitan
terhadap isu tersebut. Peter Suber (2013) men- erat dengan masalah komersialisasi dan mo-
jelaskan pengertian ‘open access’ dengan men- nopoli penerbitan ilmiah. Kemunculan ‘open
gatakan bahwa “open access (OA) merujuk pada access’, dengan demikian, dapat dipandang se-
cara akses terhadap publikasi, yaitu dalam ben- bagai antitesa (antithesis) dari komersialisasi
dan monopoli penerbitan ilmiah oleh para pener-

14
Al-Maktabah Vol. 16, Desember 2017

bit konvensional. Oleh karenanya, maka penting ing yang lebih kredibel dan mendapat keper-
bagi masyarakat akademik untuk mencari alter- cayaan dari masyarakat akademik.
natif penerbitan ilmiah yang lebih berpihak pada
kepentingan keilmuan, ketimbang kepentingan
penerbit komersial. Hal inilah yang memicu mun- 2. Pengembangan Perpustakaan Aka-
culnya gerakan open access publishing. Dengan demik Berkelanjutan
open access publishing ini maka diharapkan hasil Istilah ‘sustainable’ atau berkelanjutan popul-
penelitian ilmiah yang dibiayai dengan dana pub- er digunakan pada bidang manajemen, khususn-
lik, dapat diakses secara bebas atau gratis oleh ya dalam hal pengelolaan sumber daya, baik sum-
masyarakat dari berbagai kalangan yang diterbit- ber daya alam atau sumber daya manusia. Suatu
kan ke seluruh dunia melalui jaringan internet, sumber menyebutkan istilah ini sudah digunakan
dan tanpa hambatan atau larangan (Krishnamur- sejak abad ke-17 dan 18 Masehi, dan menjadi pop-
thy, 2007). Oleh karena itu, para akademisi, atau uler kembali sekitar tahun 1960-an dengan mun-
ilmuan kampus diharapkan dapat dengan segera culnya gerakan pembangunan yang berorientasi
menerbitkan hasil-hasil penelitian melalui sarana pada lingkungan. Istilah’sustainable’ dalam hal
atau saluran open access publishing ketimbang ini merujuk pada pengertian pentingnya penge-
melalui jurnal-jurnal ilmiah komersial. Tahun loaan sumber daya alam dengan memperhatikan
2000-an, gerakan open access publishing menjadi kelestarian lingkungan sekitar dan pemanfaatan-
gerakan publik yang dimotori oleh Open Society nya untuk generasi yang akan datang.
Institute (OSI). Gerakan ini mengkampanyekan
pentingnya hasil riset-riset yang didanai oleh Istilah ‘sustainable’ atau keberkelanjutan
publik agar dapat diakses seluas-luasnya oleh kemudian digunakan dalam banyak bidang, ter-
masayarakat. Hasil-hasil riset tersebut dan riset- masuk di bidang perpustakaan. Istilah sustain-
riset yang memiliki implikasi terhadap kemasla- able libraries atau perpustakaan berkelanjutan
hatan orang banyak agar dapat diakses secara memang tidak terlalu populer ketimbang peng-
terbuka. Oleh karena itu, gerakan ini kemudian gunaannya di bidang manajemen. Akan tetapi, is-
memunculkan gagasan baru atau inovasi dalam tilah ini pernah menjadi salah satu isu sentral da-
dunia penerbitan yang dikenal dengan open ac- lam kongres kepustakawanan dunia tahun 2011.
cess publishing. Open access publishing menis- Bertempat di San Juan, Puerto Rico, sustainable
cayakan pentingnya membuka akses bebas dan libraries menjadi salah satu tema yang dibahas
tanpa hambatan terhadap hasil-hasil riset ilmiah pada kongres ILFA tahun 2011. Pada konferen-
(Valsiner, 2007; Ren, 2013). si tersebut terdapat satu paper yang ditulis oleh
Genovese & Albanese (2011) yang diberi judul
Menurut Urs Schoepflin (2013), Direktur “Sustainable libraries, Sustainable Service: A
Perpustakaan Riset Max Planck Institute, Berlin, Global view” yang berisi tentang pembangunan
Jerman, seperti dikuitip dalam Republika Online gedung dan lingkungan yang berorientasi pada
bahwa dalam batas-batas tertentu munculnya penciptaan lingkungan fisik perpustakaan yang
open access publishing ini merupakan gerakan lebih ramah, baik dengan lingkungan sekitar
untuk mengakhiri monopoli penerbit jurnal ilm- maupun dengan penggunanya. Dalam penger-
iah komersial. tian fisik ini, sustainable library identik dengan
Meskipun demikian, selain optimisme ter- istilah green library.
hadap open access publishing sebagai bentuk Tema perpustakaan berkelanjutan atau sus-
penerbitan masa depan untuk kepentingan ko- tainable libraries kemudian masih menjadi
munikasi ilmiah seperti Alperin, Fischman, & salah satu tema yang menarik perhatian pada
Willinsky (2008), Withey (2011), dan Ivwighregh- konferensi IFLA ke 82 yang baru berlangsung di
weta & Onoriode, 2012), juga masih menyisakan Columbus, Ohio, USA tanggal 13-9 Agustus 2016.
banyak perdebatan tentang keberadaan inovasi Pada konferensi tersebut, terdapat satu sesi ter-
dalam penerbitan ilmiah ini (Albert, 2007 ; Du- buka yang bertajuk“Green Libraries-Together,
bini, Galimbert, & Micheli, 2010). Hal ini tentu For All”. Pada sesi tersebut, terdapat 3 makalah
menjadi bahan pemikiran bagi para akademisi, yang dibentangkan masing-masing berjudul (1)
dan perpustakaan akademik untuk memikirkan Using Library Information Technologies and
kembali bentuk atau format open access publish- Resources to Support Sustainable Projects, dit-

15
Agus Rifai, MA : Open Access’ Dan Wacana Pengembangan Perpustakaan Akademik Berkelanjutan

ulis oleh Hong Xu dari University-Corpus Christi, jutan atau sustainable tersebut harus mencakup
United States, (2) Environmentally Sustainable tiga aspek, yaitu lingkungan, kesetaraan secara
Library Buildings: opportunities and challeng- sosial, dan feasibel secara ekonomi.
es for Asian countries, ditulis oleh Saima Qutab, Gambar 1
Zainab Faruqui Ali, , dan Farasat Shafi Ullah dari Aspek Keberlanjutan
University of Dammam, Saudi Arabia, dan (3)
Searching for Sustainability - a blended course
in how to search interdisciplinary, ditulis oleh
Mauritza Jadefrid, dkk. dari Gothenburg Univer-
sity Library, Sweden. (Sahavirta, 2016)
Menurut hemat penulis, tema perpustakaan
berkelanjutan menjadi menarik karena istilah
tersebut tidak saja digunakan dalam pengertian
penciptaan lingkungan fisik perpustakaan seperti
gedung dan fasilitas fisik lainnya, akan tetapi juga
merujuk pada praktek-praktek yang menjadi inti
kepustakawanan. Source : NYLA (2014)
Kembali pada konsep sustainable library, Secara ringkas sebagaimana dijelaskan da-
dua paper pada konferensi IFLA 2016; paper lam laporan tersebut bahwa konsep sustainable
pertama dan ketiga, merupakan paper yang library mengacu pada usaha-usaha pengem-
menarik dalam kaitanya dengan pengembangan bangan perpustakaan yang memiliki keramahan
perpustakaan berkelanjutan, karena tidak han- lingkungan baik secara fisik maupun non fisik,
ya berorientasi pengembangan lingkungan fisik mampu ‘menyiasati’ keadaan ekonomi untuk
perpustakaan. Paper pertama dari Xu (2016) tetap memberikan layanan perpustakaan terbaik,
menekankan pentingnya perpustakaan dan pus- dan memperhatikan keluasan access (equitable
takawan berpartisipasi dalam proyek penelitian access) terhadap layanan perpustakaan. Perpus-
secara berkelanjutan. Dalam hal ini perpustakaan takaan berkelanjutan memiliki perhatian yang
dengan kapasitas yang dimiliki perlu berperan da- besar terhadap keberlangsungan masyarakat
lam penciptaan suatu platform yang mendukung yang dilayani di masa yang akan datang. Selanjut-
lembaga dan anggotanya dalam berbagai kegia- nya perpustakaan berkelanjutan (sustainable li-
tan riset, misalnya melalui pengembangan sistem brary) berkaitan dengan nilai dasar seperti akses,
manajemen informasi termasuk pengembangan demokrasi, pendidikan dan literasi, komunitas,
repositori digital, manajemen data, penyusunan kebebasasn intelektual, stewardship, dan adapt-
bibliografi, dan sistem temu kembali informasi. abilitas. Selain itu, secara sistem, perpustakaan
Paper ketiga dari Jadefried dkk. (2016) memba- berkelanjutan menekankan pada adanya proses
has pentingnya model pendidikan information lit- yang terus menerus untuk memahami bagaima-
erasi di perguruan tinggi sebagai bekal kemam- na suatu sistem harus berpihak dan beriteraksi
puan menelusur yang dapat digunakan dalam dengan lingkungan, dan memberikan pengaruh.
berbagai kegiatan dan keperluan (searching for Perpustakaan berkelanjutan terus-menerus
sustainability). melakukan ‘dialog’ dengan para stakeholders dan
Melengkapi diskusi tetang sustainable li- masyarakat yang dilayaninya agar keberadaann-
brary, alangkah baiknya kita menyimak satu ya selalu memberikan manfaat bagi pengguna.
draft laporan (white paper) dari New York Li- Dengan demikian, jika konsep ini digunakan
brary Association mengenai perpustakaan pada perpustakaan akademik, maka pengemban-
berkelanjutan atau sustainable library. Melalui gan perpustakaan berkelanjutan atau sustainable
laporan yang berjudul “NYLA (New York Li- library harus diarahkan pada penciptaan lingkun-
brary Association) Sustainability Initiative White gan perpustakaan yang responsif dan berpihak
Paper” yang disusun tahun 2014, perpustakaan pada kebutuhan masyarakat yang dilayani den-
perlu memikirkan program yang berorientasi gan memperhatikan prinsip-prinsip keramahan
pada konsep keberlanjutan atau sustainability. lingkungan dan nilai-nilai dasar penyediaan akses
Lebih lanjut dijelaskan bahwa konsep keberlan-

16
Al-Maktabah Vol. 16, Desember 2017

terhadap layanan perpustakaan. Perpustakaan us bagi hampir di semua perpustakaan di Indo-


akademik harus memikirkan terus menerus cara- nesia. Mereka mengeluhkan alokasi anggaran
cara ‘memanjakan’ masyarakat kampus untuk yang disediakan oleh lembaga induknya atau
mendapatkan akases terhadap informasi yang oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
mereka perlukan, dan menjadikan masyarakat pemerintah daerah bagi perpustakaan nasional
sebagai ‘partner’ pengelolaan perpustakaan, tan- perpustakaan-perpustakaan umum. Sementara
pa mengabaikan jaminan keamanan dan kenya- itu, di sisi lain, harga bahan perpustakaan baik
manan melalui penciptakan lingkungan perpus- bahan-bahan tercetak maupun bahan-bahan elek-
takaan yang kondusif. tronik terus mengalami kenaikan. Para penerbit
komersial telah menjadikan pengetahuan se-
bagai produk atau barang komoditi yang diper-
3. Open Access sebagai Infrastruktur jualbelikan. Ibarat kata orang, ‘ada uang ada ba-
Perpustakaan Berkelanjutan rang, itulah yang terjadi di perpustakaan. Jikalau
perpustakaan tidak memiliki banyak anggaran
Konsep ‘open access’ sebagaimana dijelaskan cukup, hanya ‘mimpi’ dapat menyediakan akses
sebelumnya sangat berpihak pada masyarakat terhadap sumber-sumber informasi. Akibatnya
untuk mendapatkan akses yang luas (equitable banyak perpustakaan yang tidak memiliki kolek-
access) terhadap informasi, dan karenanya ini si yang cukup atau perkembangan jumlah koleksi
menjadi peluang bagi perpustakaan akademik pada setiap tahunnya sangat lambat karena keter-
untuk tetap terus memberikan layanan untuk batasan anggaran.
kepentingan masyarakat dan pengembangan
keilmuan, terutama bagi masyarakat akademik Kehadiran open access sebagai suatu model
sebagai stakholder utama. Semangat dan nilai- akses terhadap sumber-sumber informasi telah
nilai yang berada di balik open access menjad- memberikan ‘angin segar’ bagi perpustakaan un-
ikannya sebagai infrastruktur pengembangan tuk menyediakan informasi secara lebih luas. Ber-
perpustakaan berkelanjutan dan menjadi pondasi beda dengan licensed access atau subscription
bagi keberlangsungan kegiatan keilmuan di per- access dimana untuk mengkases suatu sumber
guruan tinggi. Mengacu pada tiga aspek keber- informasi diperlukan izin atau harus membayar,
lanjutan yang dikemukakan oleh New York Li- open access membuka peluang untuk mendapa-
brary Association (NYLA), open access sebagai tkan informasi secara gratis atau tidak berba-
suatu paradigma untuk layanan perpustakaan yar. Peluang ini dapat menjamin kelangsungan
dapat menjadi alternatif dan solusi untuk pengem- keberlanjutan perpustakaan dalam penyediaan
bangan perpustakaan berkelanjutan. Setidaknya, sumber-sumber informasi. Perpustakaan-per-
dengan mengacu pada tiga aspek keberlanjutan pustakaan dengan anggaran dana yang terbatas
tersebut, open access memberikan peluang un- dapat menjadikan model open access sebagai
tuk hal-hal berikut ini. solusi dalam penyediaan informasi bagi pemus-
taka. Dalam hal ini, diperlukan usaha dari per-
Selama ini, sumber daya informasi yang di- pustakaan-perpustakaan untuk mengidentifikasi
miliki oleh perpustakaan lebih banyak diperoleh sumber-sumber informasi yang menyediakan
melalui pembelian, baik pembelian fisik suatu akses terbuka, baik berupa jurnal-jurnal atau da-
sumber informasi seperti pembelian buku dan tabase yang disediakan oleh penerbit komersial,
langganan jurnal tercetak, maupun pembeli- maupun jurnal-jurnal atau database yang me-
an access terhadap sumber-sumber informasi mang diterbitkan secara terbuka atau open ac-
elektronik. Model penyediaan ini akan sangat cess journal.
tergantung dari anggaran dana yang tersedia.
Besar kecil jumlah anggaran yang dimiliki oleh Selain memberikan alternatif solusi bagi per-
perpustakaan sangat berpengaruh terhadap pustakaan-perpustakaan yang memiliki anggaran
penyedian sumber-sumber informasi. Bagi per- terbatas, secara sosial bahwa kehadiran publikasi
pustakaan-perpustakaan kecil atau perpustakaan open access menunjukkan adanya keberpihakan
yang memiliki jumlah anggaran terbatas, akuisisi terhadap perpustakaan-perpustakaan yang lemah
bahan perpustakaan menjadi persoalan serius. secara finansial sehingga tercipta kesetaraan (eq-
Bertahun-tahun keterbatasan koleksi akibat ter- uity) dalam hak akses terhadap informasi. Sela-
batasnya anggaran dana menjadi masalah seri- ma ini, hanya perpustakaan-perpustakaan besar

17
Agus Rifai, MA : Open Access’ Dan Wacana Pengembangan Perpustakaan Akademik Berkelanjutan

yang dapat menyediakan akses ke jurnal-jurnal tabase yang ditawarkan merupakan restricted
dan database berbayar karena mereka memiliki access (akses dibatasi), akan tetapi di antara ar-
modal finasial yang cukup untuk melanggan atau tikel-artikel yang dimuat dalam suatu jurnal atau
membeli hak akses. Sementara perpustakaa-per- database dapat diakses secara terbuka dan gratis.
pustakaan kecil yang tidak memiliki anggaran
Sebagai contoh, Springer Link sebagai penye-
terus terpinggirkan dalam masalah penyediaan
dia database online, kini mulai memberikan ak-
akses terhadap literatur-literatur ilmiah karena
ses terbuka terhadap beberapa artikel yang di-
terbitan-terbitan tersebut dimonopoli oleh pen-
cakupnya yang dapat di-download secara gratis
erbit-penerbit komersial. Gerakan open access
tanpa harus dibatasi lisensi (password dan us-
(open access movement) yang dimotori oleh
ername). Kebijakan ini tentu saja bukan inisiatif
Open Society Institute (OSI) di tahun 2000-an
yang sifatnya sukarela, akan tetapi sebagai akibat
dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan
dari adanya tekanan dari pihak-pihak luar teru-
akses terhadap informasi ilmiah terutama yang
tama oleh gerakan open access. Para penyedia
dialami oleh negara-negara berkembang dan
database komersial menyadari spenuhnya bahwa
terbelakang. Matheka dkk (2014) menjelaskan
tanpa universitas mereka tak akan mampu men-
pentingnya penerbitan open access dalam rang-
jalankan bisnisnya. Para peneliti kampus dan sivi-
ka membangun kesetaraan pengetahuan. Dalam
tas akademika adalah partner yang berkontribusi
salah satu artikelnya, Matheka dkk (2014) mene-
dalam menyediakan informasi yang kemudian
gaskan pentingnya keperpihakan negara-negara
dikemasnya menjadi suatu produk yang dapat
maju seperti Inggris dan Australia untuk mem-
diperjual belikan.
bantu negara-negara terbelakang seperti nega-
ra-negara di kawasan Afrika untuk mendapatkan Gambar 1
akses terhadap terbitan-terbitan akademik atau Contoh Akses Terbuka oleh Springer Link
ilmiah. Pentingnya open access, seperti dikam-
panyekan dan diinisiasi oleh Gerakan Open Ac-
cess tersebut mendapatkan respon yang sangat
positif oleh masyarakat dunia, terutama dalam
rangka mengatasi kesenjangan akses terhadap
sumber-sumber informasi ilmiah atau akademik.
Tulisan yang berjudul “Equality, equity, and re-
ality of open access on scholarly information”
oleh Jeong-Wook Seo dkk (2017) menunjukkan
peran besar dan strategis penerbitan open ac-
cess sebagai infrastruktur keberlangsungan
akademik, terutama yang dimotori oleh perpus-
takaan-perpustakaan. Menurut Jeong-Wook Seo
dkk (2017), visi global open access yang disebut-
nya sebagai OA2020 merekomendasikan perlun- Sumber: Springer Link
ya trasnformasi jurnal-jurnal ilmiah menjadi open https://link.springer.com/article/10.1007/s10798-
access pada tahun 2020. Rekomendasi ini sekali- 016-9369-9
pun terdengar sangat ambisius, dan tentu akan
mendapat banyak tantangan dari penerbit-pener- Di samping itu, visi OA2020 juga menyirat-
bit komersial yang selama ini menggantungkan kan penegasan pentingnya universitas-universi-
bisnisnya pada produksi pengetahuan, setidaknya tas untuk memikirkan suatu sistem penerbitan
memberikan tekanan pada para penerbit komer- yang dapat membuka akses terhadap hasil-hasil
sial untuk ikut memperhatikan isu kesetaraan ak- riset dan karya-karya akademiknya secara lebih
ses terhadap pengetahuan sebagaimana tertuang luas. Sistem yang dibangun diharapkan mampu
dalam visi OA2020. Sebagai implikasi dari visi memenuhi kebutuhan universitas dan masyrakat
ini, banyak penyedia database atau jurnal online pada umumnya untuk dapat mengakses sum-
yang kini menyediakan akses terbuka atau open ber-sumber informasi ilmiah atau akademik. Ke-
access pada database yang ditawarkannya. Tidak munculan institutional repositories dan open
semua artikel yang dimuat dalam jurnal atau da- journal systems yang menyediakan akses ter-

18
Al-Maktabah Vol. 16, Desember 2017

buka terhadap informasi ilmiah yang dihasilkan universitas (Bailey, 2008; Johnson, 2002). Kinerja
oleh para sivitas akademik dan peneliti kampus suatu universitas akan diukur melalui produksi
merupakan bagian dari upaya mewujudkan kes- pengetahuan yang dihasilkannya. Karya-karya
etaraan pengetahuan, dan karenanya menjadi in- ilmiah para dosen sebagai output intelektual
frastruktur pengetahuan terpenting bagi perpus- universitas dapat menampilkan suatu kinerja
takaan akdemik dalam penyediaan jasa informasi. jika dipublikasikan secara luas sehingga dapat
digunakan oleh khalayak ramai. OAIRs didesain
4. Open Access Instiutional Repositories
untuk mempublikasikan karya-karya tersebut
(OAIRs) sebagai sebagai suatu Inovasi
sehingga dapat diakses oleh masyarakat luas.
untuk Perpustakaan Berkelanjutan
Dalam hal ini visibilitas suatu universitas sangat
Pada bagian akhir, penulis mengkhususkan dipengaruhi oleh seberapa besar produk-produk
pembahasan mengenai institutional reposito- pengetahuan yang dihasilkan oleh universitas
ri. Program pengembangan open access insti- dapat diakses oleh publik. Selama ini, hasil-hasil
tutional repositories (OAIRs) di perguruan penelitian universitas hanya sebatas memenuhi
tinggi memiliki peran yang signifikan dalam rak-rak perpustakaan atau gudang penyimpanan.
pengembangan perpustakaan akademik. Per- Padahal, karya-karya tersebut memiliki nilai yang
tama, OAIRs dikembangkan sebagai sarana strategis, baik untuk pengembangan ilmu peng-
atau alat untuk penyimpanan dokumen aka- etahuan maupun untuk peningkatan kinerja per-
demik yang dihasilkan oleh sivitas akademi- guruan tinggi yang bersangkutan.
ka universitas (McGovern & McKay, 2008). Selain itu, sebagaimana dinyatakan oleh Mc-
Dokumen-dokumen berupa karya-karya Cord (2003) bahwa OAIRS dapat digunakan un-
ilmiah para dosen perguruan tinggi disim- tuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan
pan dalam bentuk elektronik melalui proses penelitian yang dilakukan oleh para sivitas aka-
digitalisasi, dan kemudian disimpan secara demika. Kegiatan pembelajaran dan penelitian
abadi (long-term preservation) dalam suatu yang berkualitas memerlukan dukungan keleng-
sistem. Penyimpanan ini merupakan fungsi kapan sumber informasi, dan OAIRs menawar-
kan kemudahan akses terhadap sumber-sumber
utama suatu OAIRs agar khazanah intelektu-
informasi yang relevan dengan kebutuhan pem-
al yang dihasilkan para akademisi tidak cepat belajaran dan penelitian. Hal ini karena kolek-
punah, dan dapat diwariskan pada generasi si-koleksi digital yang disimpan OAIRs mencakup
mendatang. Kedua, pengembangan OAIRs beragam jenis yang dihasilkan oleh para ilmuwan
dimaksudkan untuk menyediakan secara dari berbagai unit, misalnya laporan teknis, lapo-
lebih luas atau akses terbuka terhadap berb- ran penelitian, skripsi, tesis, disertasi, gambar
agai terbitan ilmiah. OAIRs diharapkan dapat digital, bahan grafis, dan bahan bahan ajar (Bai-
menjadi sarana bagi para akademisi untuk ley, 2008; Crawford, 2011).
berbagi pengetahuan melalui komunikasi il- Berdasarkan atas beberapa alasan tersebut,
miah di kalangan ilmuwan (Crawford, 2011; dan dengan teknologi yang dimiliki, pengemban-
Duranceau, 2008; Palmer, Teffeau, & New- gan sistem pengelolaan open access repository di
ton, 2008; Wust, 2006). Jika sebelumnya, para banyak universitas menjadi pilihan yang dipan-
peneliti mengkomunikasikan gagasan-ga- dang paling rasional dalam rangka peningkatan
gasan dan temuan-temuannya melalui saluran kegiatan pembelajaran dan penelitian sekaligus
formal berupa jurnal-jurnal komersial, kini peningkatan kinerja organisasi / universitas di
mata publik. Kegiatan pengembangan sistem
mereka memiliki alternatif untuk mengko-
repositori kini banyak oleh kalangan perguru-
munikasikan hasil-hasil akademiknya melalui
an tinggi. Perguruan tinggi melakukan aktivitas
OAIRs. Sebagai bentuk saluran komunikasi il- mengumpulkan, melestarikan dan menyebarlu-
miah, OAIRs menawarkan model akses yang askan output berupa karya ilmiah institusi dalam
terbuka (open access) terhadap sumber-sum- format digital secara online maupun offline. Hal
ber informasi ilmiah. ini dilakukan secara berkesinambungan untuk
Ketiga, kehadiran OAIRs bagi perguruan menunjang kegiatan akademik dan penelitian.
tinggi dapat meningkatkan kinerja lembaga atau

19
Agus Rifai, MA : Open Access’ Dan Wacana Pengembangan Perpustakaan Akademik Berkelanjutan

Penutup

Sebagai lembaga penyedia layanan informasi, MIT, DSpace, and the Future of the
perpustakaan dituntut untuk terus berkrea- Scholarly Commons. Library Trends,
57(2), 244–261
si, berinovasi, dan mampu memanfaatkan
Ivwighreghweta, Oghenetega & Oghenovo
peluang yang ada dalam mengembangkan Kelvin Onoriode (2012). “Open Access
layanan. Open access sebagai salah satu ben- and Scholarly Publishing: Opportunities
tuk inovasi dalam penyediaan akses terhadap and Challenges to Nigerian
sumber-sumber informasi menyediakan pel- Researchers”. Chinese Librarianship:
uang bagi perpustakaan-perpustakaan untuk an International Electronic Journal ,
dapat memberikan layanan secara lebih baik Vol. 33, Tersedia di www.iclc.us/cliej/
cl33IO.pdf
dan berkelanjutan. Pengembangan sistem
Jadefried, Mauritza et.al. (2016). Searching
institutional repositories dan kebijakan pen-
for sustainability - A blended course
erapan open journal system dalam pengelo- in how to search interdisciplinary.
laan jurnal yang menyediakan akses secara Paper presented at: IFLA WLIC 2016
terbuka dan gratis terhadap artikel-artikel – Columbus, OH – Connections.
ilmiah karya para akdemisi sangat berperan Collaboration. Community in Session
dalam memberikan akses secara lebih luas 215 - Environmental Sustainability and
terhadap sumber-sumber informasi ilmiah Libraries. Tersedia di http://library.ifla.
org/1340/1/215-jadefrid-en.pdf.
yang sebelumnya lebih banyak dikuasai oleh
Jeffery, KG (n.d). Open Access: An Introduction.
para penerbit komersial. Kebijakan akses
Diakses tanggal 24 maret 2013 dari
terbuka atau open access dengan demikian http://users.ecs.soton.ac.uk/~harnad/
dapat menjamin keberlanjutan bagi perpus- Temp/ercim.pdf
takaan-perpustakaa akademik dalam penye- Johnson, R. K. (2002). Institutional Repositories :
diaan akses informasi, terutama informasi Partnering with Faculty to Enhance
ilmiah. Scholarly Communication. D-Lib
Magazine, 8(11). Retrieved from
http://www.dlib.org/dlib/november02/
johnson/11johnson.html
Daftar Pustaka Krishnamurthy, M. (2008). “Open access, open
source and digital libraries : A current
Albert, Karen M (2007). “Open access: implications trend in university libraries around
for scholarly publishing and medical the world”. Electronic Library and
libraries”. Journal of the Medical Library Information Systems Journal. Vol. 42
Association; Vol. 94, No. 3, pp. 253-262 No. 1, pp. 48-55
Alperin, Juan Pablo, Gustavo E. Fischman, &
Matheka, D. M., Nderitu, J., Mutonga, D., Otiti,
John Willinsky (2008). “Open access and
M. I., Siegel, K., & Demaio, A. R. (2014).
scholarly publishing in Latin America :
Open access: academic publishing and
Ten flavours and a few reflection”. Liinc
its implications for knowledge equity in
em Revista, Vol. 4, No. 2, pp. 172 – 185.
Kenya. Globalization and Health, 10 ,
Tersedia di http://www.ibict.br/liinc
26. http://doi.org/10.1186/1744-8603-
Bailey, C. W. (2008). Institutional Repositories 10-26
, Tout de Suite. San Francisco,
McCord, A. (2003). Institutional Repositories :
California. Retrieved from http://digital-
Enhancing Teaching , Learning , and
scholarship.org/ts/irtoutsuite.pdf
Research. Collections. Michigan. Retrieved
Crawford, W. (2011). Open access: what you from http://www.socolar.com/man/
need to know now. American Library NewsUpload/200737104937209816.pdf
Association.
McGovern, N. Y., & McKay, A. C. (2008).
Crawford, Walt (2011). Open Access: What You
Leveraging short-term opportunities
Need to Know Now. USA: ALA.
to address long-term obligations:
Duranceau, E. F. (2008). The“ Wealth of a perspective on institutional
Networks” and Institutional Repositories:

20
Al-Maktabah Vol. 16, Desember 2017

repositories and digital preservation Projects. Paper presented at: IFLA WLIC
programs. Library trends, 57(2), 262- 2016 – Columbus, OH – Connections.
279. Collaboration. Community in Session
New York Library Association (2014). 215 - Environmental Sustainability and
NYLA Sustainability Initiative White Libraries. Tersedia di http://library.ifla.
Paper. Tersedia di https://www. org/id/eprint/1339
nyla.org/max/4DCGI/cms/review.
html?Action=CMS_Document&DocID=1
Open DOAR = Directory of Open Access
Repositories. http://opendoar.org/
Palmer, C. L., Teffeau, L. C., & Newton,
M. P. (2008). Identifying Factors of
Success in CIC Institutional Repository
Development. Final Report. Zhurnal
Eksperimental’noi I Teoreticheskoi
Fiziki, (August), 1–52. Retrieved
fromhttp://scholar.google.com/r?hl=
en&btnG=Search&q=intitle:No+Title#
0%5Cnhttp://www.ideals.illinois.edu/
handle/2142/8981
Ranking Web of Repositories. http://repositories.
webometrics.info/
Sahavirta, Harri (2016). Green and sustainable
Libraries in IFLA WLIC 2016.
Tersedia di http://www.ifla.org/
node/10588?og=479
Schoepflin, Urs (2013). “Open Access Jungkalkan
Monopoli Jurnal Ilmiah”. Republika
Online, 28 Januari 2013. Diakses tanggal
20 Pebruari 2014 dari http://www.
republika.co.id/berita/pendidikan/
eduaction/13/01/28/mhcfwo-open-
access-jungkalkan-monopoli-jurnal-
ilmiah
Seo, J. W., Chung, H., Seo, T. S., Jung, Y., Hwang,
E. S., Yun, C. H., & Kim, H. (2017).
Equality, equity, and reality of open
access on scholarly information. Science
Editing, 4(2), 58-69.
Suber, Peter (2013). Open Access Overview.
Diakses tanggal 24 Maret 2013 dari
http://legacy.earlham.edu/~peters/fos/
overview.htm
Wust, M. G. (2006). Attitudes of education
researchers towards publishing , open
access and institutional repositories.
University of Alberta. Retrieved
from http://search.proquest.com/
docview/304955231/fulltextPDF/
CDE13E64B6DPQ/1?accountid=44024
XU, Hong (2016) Using Library and
Information technologies and
Resources to Support Sustainability

21

Anda mungkin juga menyukai