Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM

FARMASI FISIKA

MODUL 1

PENENTUAN KERAPATAN DAN BERAT JENIS

Identitas Praktikan :

Nama : Sayyidah Nurul Muslihah


NIM : K100200183
Kelas :K
Hari Praktek : Rabu, 22 September 2021
Waktu Praktek : 16.10-19.00
Pengampu : apt. Hanidya Fidela Ulayya,S.Farm

LABORATORIUM FARMASI FISIKA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2021
MODUL 1

PENENTUAN KERAPATAN DAN BERAT JENIS

A. Tujuan Praktikum

Mampu mengukur dan menentukan berat jenis berbagai zat menggunakan


piknometer.
B. Tinjauan pustaka

Kerapatan secara umum didefinisikan sebagai berat per satuan volume, kesulitan
timbul bila seseorang mencoba untuk menentukan volume dari partikel yang mengandung
retakan-retakan mikroskopis, pori-pori, dan ruang-ruang kapiler.Kerapatan bisa
didefinisikan sebagai 3 tipe yaitu : (a) kerapatan sesungguhnya ; dari bahannya sendiri
tidak termasuk void-void dan pori-pori interpartikel yang lebih besar dari dimensi
molekular atau dimensi atomic di dalam kisi-kisi kristal. (b) kerapatan granul ; seperti yang
ditentukan dengan jalan pemindahan merkuri yang tidak merembes pada tekanan-tekanan
biasa di dalam pori-pori yang lebih kecil dari 10 mikron dan (c) kerapatan bulk serbuk ;
seperti yang ditentukan dari volume bulk dan bobot dari suatu serbuk Kering di dalam
gelas ukur.
(Martin, 1990)
Berat jenis adalah suatu biilangan murni tanpa dimensi namun dapat dikonversikan
menjadi densitas dengan menggunakan rumus yang sesuai. Bobot jenis didefinisikan
sebagai perbandingan densitas suatu zat terhadap densitas air, nilai densitas kedua zat
tersebut ditentukan pada suhu yang sama kecuali jika dinyatakan lain. Istilah bobot jenis,
daridefinisinya tidak jelas, akan lebih jika digunakan istilah densitas relatif. Bobot jenis
dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai jenis piknometer, neraca Mohr-
Westphal, hydrometer, dan alat-alat lain.
(Sinko, 2012)
Penetapan bobot per milliliter dan bobot jenis. Bobot per milliliter suatu zat cair adalah
bobot dalam g per ml zat cair pada suhu 20 ⁰C yang ditimbang di udara. Bobot per ml zat
cair dalam g dihitung dengan membagi bobot zat cair dalam g yang mengisi piknometer
pada suhu 20 ⁰C dengan kapasitas piknometer dalam ml, pada suhu 20 ⁰C. Kapasitas
piknometer ditetapkan dengan dasar bobot satu liter pada suhu 20 ⁰C adalah 997,18 g, jika
ditimbang di udara. Untuk harga bobot per ml yang dinyatakan dalam Farmakope,
Penyimpangan kerapatan udara boleh diabaikan.

(Depkes RI, 1995)


C. Alat dan Bahan
Alat :
1. Piknometer
2. Timbangan
3. Termometer
4. Baskom
Bahan :
1. Aquades
2. Es batu
3. Etanol
4. Kloroform
5. Aseton
6. Paraffin solid
7. Peluru
8. Tissue

D. 1. Cara Kerja Skematis


A. Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan
Penentuan volume piknometer pada suhu 25 ⁰C Ditimbang piknometer yang bersih
dan kering dengan seksama bersama thermometer dan tutup kapiler

Diuka tutup kapilernya, diisi piknometer dengan aquades hingga penuh. Direndam
dalam air es hingga suhu turun 2 oC kemudian ditambah air hingga penuh

Diangkat dari air es, dibiarkan suhu naik kembali, kemudian ditutup kembali pipa
kapiler cepat-cepat

Diusap air yang menempel, ditimbang dengan seksama.
B. Penetapan kerapatan zat cair (etanol, aseton, kloroform)
Lakukan penimbangan zat cair yang akan dicari kerapatannya dengan piknometer,
sama seperti percobaan A.

Jika diketahui berat zat cair tersebut = c gram
C. Penentuan kerapatan peluru (zat padat yang kerapatannya > dari air)
Timbang peluru (bisa 3-4 peluru) yang akan ditentukan kerapatannya
( mis : x gram). ↓
Masukkan peluru ke dalam piknometer yang sama, isi penuh dengan air.

Lakukan penimbangan piknometer dengan cara kerja seperti A

D. Penentuan kerapatan parafin (zat padat yang kerapatannya lebih kecil dari
air)
Cairkan sedikit parafin solid.

Gulirkan peluru yang digunakan pada percobaan C ke dalam cairan parafin tersebut
hingga rata, biarkan hingga dingin (membeku).

Timbang berat parafin + peluru tsb.

Masukkan peluru ke dalam piknometer yang sama, isi penuh dengan air.

Lakukan penimbangan piknometer dengan cara kerja seperti A.

Tentukan kerapatan parafin
E. Tentukan Berat Jenis dari masing-masing zat yang telah ditentukan kerapatan
BJ
F. Bandingkan kerapatan dan Berat Jenis dengan literatur
2. Analisis Cara Kerja
Langkah pertama dalam praktikum ini yakni menentukan volume piknometer pada
suhu 25o C guna memaksimalkan pengukuran suhu pada suhu ruang.
Piknometer yang ditimbang dengan seksama ( sudah dibersihkan dan dikeringkan)
bertujuan untuk memperoleh bobot kosong piknometer bersama dengan
thermometer dan tutup kapilernya.
Perendaman piknometer dalam air es hingga suhu turun kira-kira hingga 2oC di
bawah suhu percobaan bertujuan untuk menurunkan suhu. Sedangkan
ditambahkannya aquades hingga piknometer kembali penuh bertujuan sebagai
pembanding dalam menentukan kerapatan zat lain.
Tutup kapiler ditutup dengan cepat merupakan langkah untuk menghindari
terjadinya kontaminasi dengan zat lain yang ada di udara. Kemudian pengusapan air
yang menempel pada timbangan supaya memperoleh hasil yang akurat.
Pada pengguliran peluru ke dalam cairan paraffin hingga merata bertujuan agar
peluru tidak mengambang dalam air karena bobotnya yang ringan.
Perbandingan kerapatan berat jenis dengan literatur bertujuan agar kita mengetahui
apakah praktikum yang telah dilakukan dengan benar atau tidak.

E. Hasil Percobaan
Modul 1
Penentuan Kerapatan dan
Berat Jenis
tpercobaan = 27˚C

ρair = 0,99707

Vpiknometer = 50,548106 ml
1. Jika diketahui pada tabel kemudian bobot 3 peluru 2,0 gram dan bobot peluru
+paraffin 2,5 gram. Hitunglah kerapatan dan berat jenis dari masing-masing
sampel yang sudah ada!

Bobot Bobo Bobot ρ


No Z pikno t zat BJ
a (g ml-
1. Air koson pikno + (gram 1
)
t 45,0g gram 95,40
zatgram 50,40) gram 0,99707 1
2. Etanol
45,0 85,50 gram 40,50 gram 0,80121 0,80356
3. Aseton gram
45,0 gram 84,80 gram 39,80 gram 0,78736 0,78967
4. Kloroform
45,0 gram 119,00 74,00 gram 1,46395 1,46825
5. Peluru gram
45,0 gram 97,20 gram 52,20 gram 9,9707 10
6. Paraffin
45,0 gram 97,40 gram 52,40 gram 1,6700 1,6749

2. Bandingkan hasil analisis data dengan literaturnya!


Zat Kerapatan (hasil analisis) Kerapatan (sumber literature)
Air 0,99707 0,99651
Etanol 0,80121 0,88808
Aseton 0,78736 0,8815
Kloroform 1,46395 1,2531
Peluru 9,9707 9,9651
Parafin 1,6700 0,9965
12

10

6
Kerapatan Analisis
4
Kerapatan Literatur
2

Zat BJ (hasil analisis) BJ (sumber literatur)


Air 1,0000 1 (Ansel, 2006)
Etanol 0,80356 0,8119-0,8139 (Depkes RI, 1979)
Aseton 0,78736 0,790-0,792 (Depkes RI, 1979)
Kloroform 1,46395 1,474-1,479 (Depkes RI, 1979)
Peluru 9,9707 7,80
Parafin 1,6700 0,870 – 0,890 (Depkes RI, 1979)

12

10

BJ (hasil analisis)
6
BJ (sumber literatur
Series 3
4

0
Air etanol aseton kloroform peluru parafin
3. Buatlah grafik kerapatan vs berat jenis
12

10

8
kerapatan
6
BJ

4 Series 3

0
Air etanol aseton kloroform peluru paraffin

Mengetahui Praktikan
Pembimbing

( apt. Hanidya Fidela Ulayya, S.Farm ) (Sayyidah Nurul Muslihah)


F. Perhitungan

1) Air

Piknometer + air = 95,4 gram


Piknometer kosong = 45 gram
Berat air = 95,4 gram - 45 gram =50,4 gram
ρair = 0,99707 gram/mL
Vpiknometer = Vair
=

= 50,548106 Ml
2) Etanol

c = (berat piknometer + berat etanol) - (berat piknometer)


= 85,5 gram-45 gram
= 40,5 gram

ρ etanol =

= 0,80121 gram/Ml

BJ etanol =

= 0,80356
3) Aseton

c = (berat piknometer + berat etanol) - (berat piknometer)


= 84,8 gram - 45 gram
= 39,8 gram
ρ aseton =

= 0,78736 gram/mL

BJ aseton =

= 0,78967
4) Kloroform
c = (berat piknometer + berat kloroform) - (berat piknometer)
= 119 gram - 45 gram
= 74 gram
ρ kloroform =

= 1,46395 gram/mL

BJ kloroform =

= 1,46825

5) Peluru
berat piknometer + zat padat + air = y gram = 97,2 gram
berat zat padat (peluru) = x gram = 2 gram
berat piknometer + air = (y-x) gram = 95,2 gram
berat air = (y-x-a) gram = 50,2 gram
berat air yang ditumpahkan peluru = (b-y+x+a) gram = 0,2 gram
( )
volume air yang ditumpahkan peluru = =

ρ peluru =

= 9,9707 gram/Ml

BJpeluru =

= 10

6) Paraffin
berat piknometer + peluru + air = p gram = 98,4 gram
berat peluru + paraffin = q gram = 2,5 gram
berat paraffin = (q-x) gram = 0,5 gram
berat piknometer + air = (p-q) gram = 95,9 gram
berat air = (p-q-a) gram= 50,9 gram
berat air yang ditumpahkan oleh zat padat (paraffin + peluru) = [b-(p-q-a)] gram
= [51,4-(98,4-2,5-45,0]
= 51,4-50,9
= 0,5 gram (r)
berat air yang ditumpahkan peluru = (b-y+x+a) gram = 0,2 gram (s)
berat air yang ditumpahkan oleh paraffin saja
= berat air yang ditumpahkan oleh zat padat (paraffin + peluru) - berat air yang
ditumpahkan peluru
= 0,5 gram-0,2 gram
= 0,3 gram

volume air yang ditumpahkan oleh paraffin = volume paraffin = = = 0,3

mL (t)

densitas/kerapatan paraffin = = = 1,67 gram/mL

BJ = = = 1,6749
G. Pembahasan

Pada praktikum kali ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengukur dan
menentukan berat jenis berbagai zat menggunakan piknometer. Kerapatan sendiri
merupakan turunan besaran dengan batasan massa per satuan volume pada temperatur
dan tekanan tertentu, yang mempunyai satuan g/cm3. Sedangkan berat jenis adalah
perbandingan massa dari suatu zat terhadap sejumlah volume air yang sama pada
temperatur tertentu. Pengukuran kecepatan dan berat jenis sering digunakan apabila
mengadakan perubahan massa dan volume. Kecepatan digunakan untuk menentukan
kemurnia suatu zat.

Praktikum ini menggunakan piknometer untuk mengukur kerapatan masing-


masing zat yaitu air, etanol, aseton, kloroform, peluru, dan paraffin. Penggunaan
piknometer dikarenakan zat-zat tersebut tidak berpori. Saat menggunakan piknometer
ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu piknometer harus bersih, dikeringkan air
yang menempel pada dinding agar hasil yang diperoleh sesuai. Di langkah kerja
ditulisakan bahwa dilakukan penurunan suhu sekitar 2o C agar cairan yang dihitung
kerapatannya, susunannya benar-benar rapat dan tidak ada rongga. Suhu yang
digunakan adalah 25o C. Kerapatan air digunakan sebagai pembanding untuk
menghitung kerapatan zat lain.

Kerapatan peluru adalah kerapatan yang paling besar yaitu 9,9707 g/mL karena
peluru merupakan zat padat dari bahan besi dan kerapatannya melebihi kerapatan air.
Dari hasil percobaan, diperoleh data BJ etanol 0,8036 ; aseton 0,7896 ; dan kloroform
1,4682. Menurut literatur dari Farmakope Indonesia Edisi III, tertera BJ etanol adalah
0,8119-0,8139 ; aseton 0,79-0,792 ; dan kloroform 1,474-1,479. Berdasarkan literatur
tersebut maka hasil BJ yang diperoleh adalah mendekati dengan literatur. Berdasarkan
hasil data, semakin besar kerapatan suatu zat maka semakin besar pula berat jenisnya.
Sedangkan untuk BJ peluru dan parafin yang didapatkan adalah 10 dan 1,6749. Pada
literatur dituliskan bahwa BJ peluru danparafin adalah 7,8 dan 0,07-0,89.Untuk BJ
parafin yang dihitung dan di literatur adalah kurang sesuai. Sehingga diperoleh BJ dari
yang paling besar menuju kecil yaitu BJ peluru > paraffin > kloroform > air > etanol >
aseton.
F. Kesimpulan

Urutan BJ dari yang terbesar adalah BJ peluru > paraffin > kloroform > air > etanol
aseton.

Kerapatan diukur untuk mengetahui kemurnian suatu zat. Kerapatan dan berat jenis
biasanya diukur apabila diadakan perubahan massa dan volume dari suatu sediaan
farmasi.Berat jenis sebanding dengan kerapatan, apabila kerapatan kecil maka berat
jenisnya pun kecil.

Semakin besar kerapatan suatu zat maka semakin besar juga BJnya.
G. Daftar Pustaka

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI.

Martin, Alfred. 1990. Farmasi Fisik 1 Dasar-Dasar Kimia Fisik Dalam IlmuFarmasetik
Edisi III. Jakarta : UI Press.

Sinko, Patrick J. 2012. Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika Edisi 5. Jakarta : EGC.
E. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai