Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN I

PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS



I. Tujuan
Menentukan kerapatan dan bobot jenis bermacam-macam zat.

II. Dasar Teori
A. Kerapatan Zat
Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada temperatur tertentu. Sifat
ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan sekaligus paling
definitif serta dapat digunakan untuk menentukan kemurnian zat kimia. Hubungan
antara massa dan volume tidak hanya menunjukkan ukuran dan bobot molekul
suatu komponen tetapi juga gaya-gaya yang mempengaruhi sifat karakteristik
pemadatan. Dalam sistem metrik kerapatan diukur dalam gram per mililiter atau
gram persentimeter kubik.
B. Bobot Jenis
Bobot jenis adalah ratio kerapatan suatu zat terhadap kerapatan air pada 4 (

).
Karena dalam sistem metrik kerapatan air pada 4 sama dengan 1gram/cc, maka
nilai numerik kerapatan dan bobot jenis air dalam sistem ini adalah sama.
Disamping itu dikenal definisi bobot jenis yang lain, yaitu ratio kerapatan suatu
zat terhadap air pada t yang sama (

).

III. Prinsip Kerja
A. Penentuan Volume Piknometer Pada Suhu Percobaan
1. Timbang piknometer yang bersih dan kering dengan seksama.
2. Isi piknometer dengan air hingga penuh, lalu rendam dalam air es sehingga
suhunya di bawah suhu percobaan.
3. Piknometer ditutup, pipa kapiler dibiarkan terbuka dan suhu air dibiarkan
naik sampai mencapai suhu percobaan, lalu pipa kapiler piknometer
ditutup.
4. Biarkan suhu air dalam piknometer mencapai suhu kamar, lalu air yang
menempel di dinding luar piknometer diusap dan ditimbang dengan
seksama.
5. Lihat dalam tabel, berapa kerapatan air pada suhu percobaan dan
digunakan untuk menghitung volume air = volume piknometer.
6. Cara perhitungan :
Misal :
bobot piknometer kosong = a gram
bobot air awal = b gram
bobot piknometer + air = a + b gram

dari tabel diketahui kerapatan air =
air
Volume piknometer = volume air = V
p
=




B. Penentuan Kerapatan Zat Cair X (Etanol, Aseton, Klorofom)
1. Lakukanlah penimbangan zat X dengan menggunakan piknometer yang
sama seperti pada percobaan A. Misalkan bobotnya = c gram
2. Kerapatan zat cair X =




C. Penentuan Kerapatan Zat Padat Yang Kerapatannya Lebih Besar Daripada
Air (Peluru)
1. Lakukanlah penimbangan zat padat yang akan ditentukan kerapatannya,
misalnya X gram.
2. Masukkan zat padat tersebut ke dalam piknometer yang sama lalu diisi
penuh dengan air.
3. Lakukanlah penimbangan dengan memperhatikan suhu percobaan sama
seperti percobaan A.
4. Perhitungan :
Bobot piknometer + zat padat (peluru) + air = d gram
Bobot zat padat (peluru) = X gram
Bobot air + piknometer = (d - X) gram
Bobot piknometer kosong = a gram
Bobot air = (d - X - a) gram
Bobot air yang ditumpahkan oleh adanya zat padat (peluru)
= b - (d - X - a) gram
= b - d + X + a gram

Volume air yang ditumpahkan = volume zat padat
=



=


ml
Kerapatan zat padat = (x gram) / [(b - d + X + a)/
air
ml]
= (x
air
) / (b - d + x + a) gram ml
-1


D. Penentuan Kerapatan Zat Padat Yang Kerapatannya Lebih Kecil Daripada
Air
Perhitungan:
Bobot piknometer + zat padat + air = d gram
Bobot zat padat (peluru + cera) = e gram
Bobot peluru = X gram
Bobot piknometer kosong = a gram
Bobot cera = (e-X) gram
Bobot air + piknometer = (d-e) gram
Bobot air awal = b gram
Bobot air yang tumpah karena cera+peluru = b (d-e-a) gram
Bobot air yang tumpah untuk cera flava = b (d-e-X-a) gram
Volume air yang ditumpahkan =


ml

Kerapatan zat padat = (x
air
) / (b - d + x + a) gram ml
-1


1. Lakukan seperti cara C dengan mengaitkan zat tersebut dengan suatu pemberat
yang kerapatannya sudah diketahui.
E. Penentuan Bobot Jenis
Bobot Jenis =


=




Data Pendukung
Tabel I. Kerapatan air (g/ml) pada beberapa temperatur
t 0 3,98 10 15 20 25

t
4
0,99987 1,000 0,99973 0,99 0,99823 0,99707


t 30 40 50 60 70 80

t
4
0,99569 0,99224 0,98807 0,98324 097781 0,97183

IV. Data Pengamatan
A. Penentuan Volume Piknometer Pada Suhu Percobaan
Keterangan Piknometer I Piknometer II Piknometer III
Bobot piknometer + air (g) 92,543 92,213 g 92,552 g
Bobot piknometer kosong (g) 42,228 42,228 g 42,228 g
Bobot air (g) 50,315 49,985 g 50,322 g
Kerapatan air (dari tabel) 0,99707 g/ml 0,99707 g/ml 0,99707 g/ml
Volume piknometer = volume air
V
p
=



Vp =


= 50,463 ml
Vp =


= 50,132 ml
Vp =


= 50,472 ml


B. Penentuan Kerapatan Zat Cair
Zat uji Piknometer
Bobot
yang
kosong (g)
Bobot zat +
piknometer
(g)
Bobot
zat (g)
Kerapatan
(g/ ml)
Bobot
jenis
Etanol 1 42,228 82,852 40,624

etanol
=
0,805
0,807
2 42,228 82,747 40,510

etanol
=
0,808
0,810
3 42,228 82,655 40,427

etanol
=
0,801
0,803
Aseton 1 42,136 81,437 39,301

aseton
=
0,773
0,775
2 42,136 81,150 39,014

aseton
=
0,781
0,783
3 42,136 81,295 39,159

aseton
=
0,779
0,781
Kloroform 1 42,136 115,116 72,980

klorofom
=
1,447
1,451
2 42,136 115,173 73,037

klorofom
=
1,458
1,462
3 42,136 115,225 73,089

klorofom
=
1,446
1,450

1. Etanol
Rata-rata:
Kerapatan =


= 0,805 g/ml
Bobot jenis =


= 0,807
SD = 3,5112 . 10
-3

CV =

x 100%
=

x 100%
= 0,4352 %
% kesalahan = |

| x 100%
= 0,860 %


2. Aseton
Rata-rata
Kerapatan =


= 0,778 g/ml
Bobot jenis =


= 0,780
SD = 4,163 . 10
-3

CV =

x 100%
=

x 100%
= 0,534 %
% kesalahan = |

| x 100%
= 0,128 %

3. Kloroform
Rata-rata :
Kerapatan =


= 1,450 g/ml
Bobot jenis =


= 1,454
SD = 6,659 . 10
-3

CV =

x 100%
=

x 100%
= 0,458 %

% kesalahan = |

| x 100%
= 1,624 %

C. Penentuan Kerapatan Zat Padat Yang Kerapatannya Lebih Besar Daripada Air
(Peluru)
Keterangan Piknometer I Piknometer II Piknometer III
Bobot piknometer +
peluru +air
92,965 92,974 92,526
Bobot peluru 0,4444 0,443 0,445
Bobot air + piknometer 92,521 92,531 92,081
Bobot piknometer
kosong
42,228 42,228 42,228
Bobot air 50,293 50,303 49,853
Bobot air awal 50,315 49,985 50,324
Bobot yang
ditumpahkan dengan
adanya peluru
0,022 -0,318 0,471
Volume air yang
ditumpahkan = volume
zat
=


= 0,022 ml
=


= -0,319 ml
=


= 0,472 ml
Kerapatan zat padat
=



=


= 20,18
=


= -1,289
=


= 0,946
Bobot jenis peluru 20,24 -1,393 0946

D. Penentuan Kerapatan Zat Padat Yang Kerapatannya Lebih Kecil Daripada Air
Keterangan Piknometer I Piknometer II Piknometer III
Bobot piknometer + air + peluru +
cera (g)
92,934 92,990 92,954
Bobot piknometer kosong (g) 42,228 42,228 42,228
Bobot peluru +cera (g) 0,583 0,544 0,482
Bobot peluru (g) 0,444 0,446 0,445
Bobot cera (g) 0,139 0,098 0,037
Bobot air awal (g) 50,315 49,985 50,324
Bobot piknometer + air (g) 92,351 92,446 92,472
Bobot air (g) 50,123 50,228 50,244
Bobot air yang ditumpahkanoleh
peluru + cera
0,192 -0,233 0,08
Bobot air yang ditumpahkan dengan
adanya cera (g)
0,170 0,085 -o,391
Volume air yang ditumpahkan =



=


= 0,17
=


= 0,085
=


= -0,392
Kerapatan cera =



=


= 0,815
=


= 1,150
=


Bobot jenis cera
=


= 0,817
=


= 1,153
=


= 0,093

1. Cera
Rata- rata kerapatan zat =


= 0,685 g/ml
Bobot jenis =


= 0,688
SD = 0,542
CV =

x 100%
= 78,78%
2. Peluru
Rata- rata kerapatan zat =


= 6,578 g/ml
Bobot jenis =


= 6,598
SD =11,872
CV =

x 100%
= 179,93%


V. Pembahasan
Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan kerapatan dan bobot jenis
bermacam-macam zat. Zat cair yang digunakan dalam praktikum ini adalah etanol,
aseton, dan kloroform. Zat padat yang digunakan adalah cera flava dan peluru.
Praktikan melakukan percobaan dengan menggunakan metode piknometer dengan
prinsip penentuan massa zat cairan berdasarkan Hukum Archimedes
Sebelum melakukan percobaan, piknometer dicuci dan dibersihkan terlebih
dahulu yaitu dengan cara mengisikan aquadest ke dalam piknometer lalu digojok dan
dibuang airnya. Pencucian menggunakan aquadest berfungsi menghilangkan zat-zat
pengotor yang bersifat polar. Setelah itu piknometer dibersihkan menggunakan etanol
untuk menghilangkan zat-zat pengotor yang bersifat non polar.
Suhu percobaan yang digunakan yaitu . Suhu diturunkan dibawah
suhu percobaan untuk menstabilkan suhu dari dalam piknometer. Hal ini dilakukan
dengan cara merendam piknometer pada baskom berisi es batu (piknometer dalam
keadaan tanpa tutup). Setelah mencapai suhu piknometer diangkat dan
dipanaskan pada water bath hingga suhu kembali . Saat mencapai suhu
piknometer diangkat dan ditutup, tujuan penutupan piknometer pada suhu ini adalah
untuk menetapkan kerapatan zat sistem tersebut agar tidak ada perubahan lagi
meskipun suhu berubah-ubah.
Berdasarkan Farmakope Indonesia Ed. III kerapatan zat yang diuji adalah
etanol: 0,709 0,792 g/ml ; aseton: 0,7904 0,7935 g/ml ; kloroform: 1,474 1,479
g/ml. Kerapatan yang diperoleh saat percobaan adalah etanol: 0,805 g/ml, aseton:
0,778 g/ml, kloroform: 1,450 g/ml. Hasil percobaan tidak sesuai dengan teori. Hal ini
disebabkan piknometer yang belum seluruhnya kering sehingga volume yang
dimasukkan ke dalam piknometer tidak tepat serta masuknya zat pengotor ke dalam
sampel. Kerapatan etanol, aseton, dan kloroform kurang sesuai dengan literatur. Hal
ini mungkin disebabkan karena ketidaktelitian praktikan ketika menimbang
piknometer serta saat menaikkan atau menurunkan suhu. Ketika praktikum, praktikan
sempat kehilangan peluru dan diganti dengan peluru yang memiliki massa yang
berbeda, maka dari itu ada hasil yang negatif (-) di dalam data. Dari perbandingan
percobaan dan teoritisnya dapat disimpulkan bahwa etanol dan kloroform mungkin
sudah terkontaminasi, atau karena terjadi peguapan sehingga mempengaruhi
penimbangan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerapatan suatu zat yaitu:
Suhu apabila suhu naik, kerapatan menurun karena zat
mendapatkan energi kinetik dari panas sehingga partikel zat dapat terus
bergerak menjauhi partikel lainnya.
Konsentrasi semakin tinggi konsentrasi, jumlah partikel konsentrasi
semakin banyak sehingga jarak antar partikel meningkat (kerapatan
tinggi).
Volume semakin besar volume partikel menjadi leluasa untuk
bergerak sehingga kerapatan antar patikel kecil.
Tekanan besarnya tekanan menyebabkan ruang gerak antar partikel
mengecil sehingga jarak antara partikel kecil dan kerapatan meningkat.
Massa jika massa zat meningkat, volume tetap, jumlah partikel akan
meningkat sehingga jarak antar partikel kecil akibatnya kerapatan
semakin besar.
Keuntungan metode piknometer yaitu sampel yang dibutuhkan sedikit, adanya
termometer pada piknometer memudahkan pengukuran suhu, suhu dan prosesnya
relatif stabil karena piknometer ditutup, dapat digunakan untuk zat cair dan zat padat.
Kekurangan metode ini adalah pengukuran suhu membutuhkan waktu yang lama, alat
yang digunakan mudah pecah dan mahal harganya, kurang cocok jika digunakan
untuk zat-zat yang mudah menguap , perhitungannnya cukup rumit sehingga
diperlukan ketelitian yang tinggi, dan sangat bergantung pada suhu.
Dalam kefarmasian, kerapatan dan bobot jenis digunakan untuk menentukan
kemurnian suatu zat (dengan cara membandingkannya dengan literatur),
mengidentifikasi suatu senyawa karena kerapatan dan bobot jenis zat berbeda-beda.
Hal ini dimaksudkan agar sediaan obat bebas dari zat pengotor/kontaminasi bahan
kimia lain. Mengetahui stabilitas jenis obat sehingga dapat mengatur penyimpanan
zat. Selain itu dapat digunakan untuk menentukan formulasi yang sesuai khususnya
dalam proses pencampuran, jika diketahui bobot jenisnya dapat ditentukan urutan
memasukkannya yaitu dari bobot jenis terkecil sehingga campuran dapat homogen.
VI. KESIMPULAN
Kerapatan zat yang didapatkan antara lain:

etanol
= 0,805 g/ml

aseton
= 0,778 g/ml

kloroform
= 1,450 g/ml

peluru
= 6,578 g/ml

cera
= 0,688 g/ml


























Makalah Praktikum
FARMASI FISIKA



PERCOBAAN I
PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS

Disusun Oleh:
Emerentio Renola (138114056)
Anak Agung I. Oka W. A. (138114057)
Veronika Lauren (138114058)
Caecilia Desi Kristanti (138114059)
Kelompok Praktikum/ Kelas: B1.2 / B

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

Anda mungkin juga menyukai