PERCOBAAN 1
PENENTUAN KERAPATAN (DENSITY)
Kerapatan adalah massa per unit volume satu zat pada temperatur tertentu. Sifat
ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan sekaligus merupakan
salah satu sifat fisika yang paling definitif serta dapat digunakan untuk menentukan
kemurnian zat kimia.Hubungan antara massa dan volume tidak hanya menunjukkan
ukuran dan bobot molekul suatu komponen tetapi juga gaya-gaya yang mempengaruhi
sifat karakteristik pemadatan Dalam sistem metrik kerapatan diukur dalam mililiter
atau gam per sentimeter kubik.
V. Hasil Pengamatan
5 Volume piknometer
2
PRAKTIKUM FISIKA FARMASI
3
PRAKTIKUM FISIKA FARMASI
PERCOBAAN II
PENENTUAN BOBOT JENIS
I. Tujuan : Menentukan bobot jenis bermacam-macam zat cair dan zat padat
4
PRAKTIKUM FISIKA FARMASI
2. Bobot jenis zat cair x adalah = ( c – a ) gram
( b – a ) gram
V. Hasil Pengamatan
5 Bobot air
5
PRAKTIKUM FISIKA FARMASI
PERCOBAAN III
I. Tujuan : Mampu mengukur tegangan permukaan berbagai zat cair dengan metode
kenaikan kapiler
II. Teori :
Dalam zat cair, gaya kohesif antara molekul satu dengan molekul-molekul
tetangganya besar pengaruhnya. Kalau kita perhatikan tetesan zat cair yang tersuspensi
dalam udara (gambar di bawah), maka moleku1-molekul di dalam tetesan tersebut
dikelilingi oleh molekul-molekul Iainnya dari segala jurusan yang mempunym gaya tarik-
menarik sama. Namun, molekul-molekul yang berada di permukaan tetesan (yang
merupakan antar muka cair-udara) dari kanan, kiri dan bawahnya mereka menerima gaya
kohesif yang sama dari molekul-molekul tetangganya. Akan tetapi dari atas mereka
mengalami gaya tarik menarik adhesif dengan udara yang relatif kecil dibandingkan
dengan gaya kohesif antar molekul zat cair.
6
PRAKTIKUM FISIKA FARMASI
Gaya ini menyebabkan cairan naik ke atas, secara pasti dilawan oleh efek gravitasi yang
dapatdinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
Dengan menyamakan kedua gaya tersebut di atas didapatkan persamaan sebagai berikut :
γ. 2 π r = π r2 h ρ g atau γ= ½ r ρ h g
Sudut yang dibuat cairan dengan kapiler pada dapat memodifisir persamaan tersebut,
tetapi secara umum untuk cairan efeknya adalah sedemikian sehingga faktor ini dapat
diabaikan.
Pengukuran jari-jari kapiler adalah hal yang sukar dilakukan. Untuk itu dilakukan melalui
1
r . hu . u . g
γ uji 2
=
γ standar 1
r . hs . ρ s . g
2
γ uji γ s. hu. ρ u
=
hs. ρ s
Jadi dengan mengetahui kerapatan dan kenaikan cairan dalam kapiler yang sama,
tegangan mukacairan yang belum diketahui dapat ditentukan.
7
PRAKTIKUM FISIKA FARMASI
1. Timbang piknometer yang bersih dan kering dengan seksama
2. Isi piknometer denga air hingga penuh, kemudian timbang kembali.
3. Lihat dalam tabel berapa kerapatan air pada suhu percobaan, dan digunakan
untuk menghitung volume air ( volume piknometer )
4. Cara perhitungan :
Misalnya : Bobot piknometer kosong = a gram
Bobot piknometer + air = b gram
Bobot air = ( b – a ) gram
Dari tabel diketahui kerapatan air = ρ air
Volume Piknometer = Volume Air
( b−a )
V Piknometer = gram/ml
ρ air
8
PRAKTIKUM FISIKA FARMASI
5 Volume Piknometer
7. Kenaikan Kapiler
PERCOBAAN IV
PENENTUAN VISKOSITAS (KEKENTALAN)
Viskositas adalah suatu penyataan " tahanan untuk mengalir "dari suatu sistem
yang mendapat tekanan . Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan
untukmembuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Cairan mempunyai gaya gesek
yang lebih besar untuk mengalir dari pada gas, sehingga cairan mempunyai koefisien
Viskositas lebih besar dari pada gas. Viskositas gas bertambah dengan naiknya
temperatur, sedangkan viskositas cairan menurun dengan naiknya temperatur. Koefisien
viskositas gas pada tekanan tidak berlaku besar (tidak tergantung tekanan) tetapi untuk
cairan naik dengan naiknya tekanan.
Prinsip Kerja :
Benda yang jatuh mempunyai kecepatan yang makin lama makin besarTetapi
dalam medium ada gaya gesek yang makin besar bila kecepatan benda jatuh makitl
besar. Pada saat kesetimbangan, besarya kecepatan benda jatuh tetap (V tetap). Menurut
Hukum Stokes, untuk benda bulat tersebut gaya gesek pada kesetimbangan :
f2 = 6 π r ƞV
f1 = f2
4 3
π r ( ρ−ρm ) g = 6 π r ƞV
3
9
PRAKTIKUM FISIKA FARMASI
2r 2( ρ−ρ m)
Ƞ = g
9v
10
PRAKTIKUM FISIKA FARMASI
2) Kerapatan zat cair x = ( c – a ) gram
V Pikno ml
Ket :
t = waktu jatuh zat cair dari A – B
ρ = Kerapatan Zat Uji
mengukur kerapatan zat yang di uji sma dengan percobaan 1.
2. Viskosimeter Brokfield
A. Prosedur Viskosimeter Brokfield
1) Pasang alat sesuai dengan gambar
2) Setelah alat terpasang dengan benar pilih spindel dimulai dari ukuran yang
terkecil
11
PRAKTIKUM FISIKA FARMASI
3) Cairan yang akan diukur dimasukkan ke dalam becker glass 500 ml
4) Pasang spindel dan posisi spindel sehingga permukaan cairan berada tepat pada
tanda tengah batang
5) Atur rpm dimulai dari yang terkecil
6) Tekan tombol on biarkan berputar 2 sampai 3 kali putaran
7) Amati skala tetap dengan cara tuas belakang di tekan tahan dan tombol pada
posisi off
8) Skala yang diharapkan antara 10 sampai 100
9) Apabila skala di bawah 10 maka kecepatan (rpm) harus dinaikan
10) Apabila skala diatas 100 maka spindel diganti dengan nomor spindel yang
besar
11) Skala (dial reading) diamati dengan cara yang sama dengan poin 7
12) Viskositas dihitung / ditentukan dengan skala yang terbaca (dial reading) kali
faktor tertera pada alat (centipoises)
V. Hasil Pengamatan
5 Volume Piknometer
12
PRAKTIKUM FISIKA FARMASI
7 Waktu Tempuh
PERCOBAAN V
PENENTUAN SIFAT ALIR ZAT
Istilah rheology berasal dari Bahasa Yunani yaitu rheo yang berarti mengalir
dan logos yang berarti ilmu pengetahuan yang digunakan untuk memerikan aliran zat
cair dan deformasi zat padat. Jika zat diklasifikasikan menurut tipe alir dan
deformasinya maka pada umumnya zat dibagi menjadi dua kategori yaitu: system
Newton dan system non Newton.
1. Sistem Newton. Zat cair, lapisan dasar dianggap menempel pada tempatnya. Jika
lapisan bidang zat cair bergerak dengan kecepatan konstan maka lapisan bawahnya
bergerak dengan kecepatan yang berbanding lurus dengan jarak dari lapisan dasar
yang diam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa system Newton menghasilkan garis
lurus/linier. Ditinjau dari hukum Newton bahwa semakin besar viskositas zat cair
maka semakin besar tekanan geser yang dibutuhkan untuk menghasilkan kecepatan
geser tertentu. Dari hukum ini dapat disimpulkan bahwa kecepatan geser berbanding
lurus dengan tekanan geser.
2. Sistem non Newton. Zat bukan Newton adalah zat yang tidak mengikuti hukum alir
Newton. Zat bukan Newton terbagi menjadi dua bagian yaitu: yang dipengaruhi
waktu dan tidak dipengaruhi waktu. Adapun zat bukan Newton yang tidak
dipengaruhi waktu yaitu:
a. Plastis : Cairan non Newton yang dapat mengalir setelah melampaui nilai yield
value, dan setelah melampaui yield value viskositasnya akan sama dengan
cairan Newton
b. Pseudoplastis : Cairan non Newton yang viskositasnya menurun dengan
meningkatnya kecepatan geser
c. Dilatan : Cairan non Newton yang viskositasnya meningkat dengan
meningkatnya kecepatan geser
13
PRAKTIKUM FISIKA FARMASI
Cairan non Newton yang sangat dipengaruhi waktu adalah:
a. Thixotropi : didefinisikan sebagai suatu pemulihan keadaan yang berlangsung
secara isothermal dari suatu zat yang kehilangan konsistensi karena geseran
yang terjadi pada waktu didiamkan. Kurva thixotropic saat penurunannya kurva
akan menyimpang ke kiri dari kurva naiknya.
b. Antithixotropi : didefinisikan sebagai suatu penurunan konsistensi secara
komparatif pada waktu sampel didiamkan yang diperoleh sebagai hasil dari
geseran. Pada setiap kecepatan geser, tekanannya lebih besar pada kurva dari
pada kurva naik. Kurva antithixotropi saat penurunan kurva akan menyimpang
ke kanan dari kurva naiknya.
Viskosimeter Brokfield LV
1. Pasang alat sesuai dengan gambar dan sambungkan dengan aliran listrik
2. Setelah alat terpasang dengan benar pilih spindel dimulai dari ukuran yang
terkecil
3. Cairan yang akan diukur dimasukkan ke dalam becker glass 500 ml
4. Pasang spindel dan atur posisi spindel sehingga permukaan cairan berada tepat
pada tanda tengah batang spindel
5. Atur rpm dimulai dari yang terkecil
6. Tekan tombol on biarkan berputar 2 sampai 3 kali putaran setiap rpm, setiap
putaran didiamkan selama 5 menit
7. Amati skala tetap tiap rpm dengan cara tuas belakang di tekan tahan dan
tombol pada posisi off
8. Skala yang diharapkan antara 0 sampai 100
9. Apabila skala di atas 50 maka spindle diganti dengan nomor spindle yang lebih
besar
14
PRAKTIKUM FISIKA FARMASI
10. Jika skala sudah mencapai ≤ 100 maka turunkan rpm dari skala sebelumnya
hingga skala terendah
11. Viskositas dihitung/ditentukan dengan cara skala yang terbaca (dial reading)
tiap rpm dikali faktor tertera pada alat (centipoises)
12. Tekanan geser ( F ) dihitung dengan cara dial reading tiap rpm dikalikan
dengan Kv (673,7 dyne/cm2)
13. Gambar kurva hubungan antara :
a. Rpm dengan viskositas
b. Tekanan geser (F) dengan rpm
V. Hasil Pengamatan
15
PRAKTIKUM FISIKA FARMASI
PERCOBAAN VI
PENENTUAN TITIK LEBUR
Titik lebur suatu kristal padat adalah suhu dimana padatan mulai berubah
menjadi cair pada tekånan udara satu atmosfir. Jika suhu dinaikan molekul senyawa
akan menyerap energi. Makin tinggi suhu makin banyak energi yang diserap, maka
akan menaikkan gerakan vibrasi dan rotasi dari molekul. Jika suhu terus dinaikkan
mengakibatkan rusaknya molekul dan berubah dari padatan menjadi cairan. Pada
keadaan cair molekul masih terikat satu dengan lainnya tetapi sudah tidak teratur lagi.
Fakror-faktor yang mempengaruhi peleburan :
Alat Bahan
Melting Block β Naftol
16
PRAKTIKUM FISIKA FARMASI
V. Hasil Pengamatan
Coffein
Teofilin
17
PRAKTIKUM FISIKA FARMASI
PERCOBAAN VII
PENETAPAN KADAR ETANOL
Alat Bahan
Labu alas bulat Alkohol < 30%
Termometer Alkohol > 30 %
Pendingin liebig
Erlenmeyer
Klem
Statif
18
PRAKTIKUM FISIKA FARMASI
Kompor Listrik
Piknometer
Corong
Timbangan Digital
Gelas ukur
V. Hasil Pengamatan
No. Uraian Etanol
1 Bobot piknometer kosong
2 Bobot piknometer + air penuh
3 Bobot piknometer + zat cair
4 Bobot zat cair,
5 Bobot air
6 Bobot jenis zat cair
19